KATA KUNCI A B S T R A K
PAMSIMAS, Efektivitas, Nagari Ketersediaan atas pengaksesan air minum dan sanitasi yang
bagus dan tepat adalah satu diantara komponen akan
Cubadak, Tanah Datar persyaratan syarat untuk kelangsungan hidup masyarakat
Indonesia yang mempunyai Kesehatan yang baik dan
KORESPONDEN sejahtera. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menentukan
efektivitas pelaksanaan program PAMSIMAS di Nagari
E-mail: Cubadak Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar.
yusranrdy@fis.unp.ac.id Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan
data berupa hasil wawancara yang didukung dengan
tinjauan pustaka. Data dikumpulkan melalui wawancara
serta dokumentasi yang kemudian diuji keabsahannya
menggunakan triangulasi data sumber. Analisis untuk data
dilaksanakan melalui teknik yakni mengumpulkan,
mereduksi, menyajikan serta memverifikasi data. Hasil
penelitian menemukan: program sudah dilaksanakan
dengan adanya sosialisasi dan pelaksanaan pembangunan
resevoar serta distribusi air bersih; program dapat berjalan
dikarenakan faktor pendukung berupa antusiasme
masyarakat, sumber air yang memadai, sumber daya
peralatan dan sasaran program; faktor yang bisa
menimbulkan hambatan pada terlaksananya program yakni
sumber daya dari manusia, sumber daya alam dan keadaan
sosial dan juga ekonomi dari masyarakat. Hasil dari
penelitian menunjukan pelaksanaan program PAMSIMAS di
Nagari Cubadak sudah berjalan, namun belum efektif. Perlu
dilakukan sosialisasi yang meluas serta pengawasan dari
pihak pemerintah sehingga program dapat terlaksana
dengan efektif.
PENDAHULUAN
Air minum dan sanitasi adalah bagian akan infrastruktur yang mempunyai peran besar
pada menunjang peningkatan akan derajat demi terwujudnya masyarakat yang sehat, terkhusus
pada membuat turunnya jumlah penyakit yang bisa menyebar lewat air dan juga lingkungan.
Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 2014 mengenai Pemerintahan Daerah, Pemerintah
Daerah memegang tanggunng jawab dalam pemberian layanan terhadap masyarakat melalui
pemberian layanan air untuk minum dan juga sanitasi. Tujuan Pembangunan Milenium
(MDGs) yang memiliki tujuan dalam menunjang peninngkatan untuk kesejahteraan manusia
dan membangun masyarakat, menjadi prioritas dari pemerintah Indonesia. Satu diantaranya
436
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development
yakni perbaikan sanitasi dan air minum. Diantara syarat hidup sehat dan sejahtera bagi
masyarakat Indonesia salah satunya yakni ketersediaan akses air minum dan sanitasi yang baik.
Program Pamsimas di Indonesia adalah stau diantara upaya Pemerintah Indonesia
dalam membentuk bagian atas tujuan dari SDG’s yakni Air Bersih dan juga Sanitasi Layak.
Program tersebut sudah menjadi program yang bisa diandalkan pada tingkat nasional
(Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah) yang memiliki tujuan supaya menunjang
peningkatan akan akses penduduk di desa-desa dalam memenuhi kebutuhan akan air minum
dan juga sanitasi yang mempunyai kelayakan tinggi melalui penggunaan pendekatan dengan
basis masyarakat (K. Yasmin, 2020). Dalam rangka memenuhi target Universal Access 2019,
Satu diantara program untuk memberdayakan masyarakat di bidang air minum dan sanitasi
yang dikenal dengan PAMSIMAS yang memiliki tujuan guna menunjang peningkatan
banyaknya masyarakat yang kurang terlayani, terkhusus masyarakat memiliki penghasilan
rendah di pedesaan dan pinggiran kota, yang bisa melakukan pengaksesan layanan air minum
dan sanitasi yang berkesinambungan.
Program PAMSIMAS telah berjalan hampir 11 tahun dan tersebar diseluruh wilayah
Indonesia. Program dari PAMSIMAS I diawali ketika Tahun 2008 hingga pada Tahun 2012
dan PAMSIMAS II diadakan diawali Tahun 2013 hingga pada Tahun 2015 sudah sukses
menunjang peningkatan akan banyaknya masyarakat miskin di desa-desa dan pinggiran kota
bisa melakukan pengaksesan akan layanan air minum dan sanitasi. Program PAMSIMAS III
diadakan guna memberikan dukungan akan dua agenda Nasional guna menunjang peningkatan
akan cakupan penduduk akan layanan air minum dan sanitasi yang layak dan
berkesinambungan yakni (1) 100-100 sebesar 100% akses atas air minum dan 100% akses
untuk sanitasi dan sanitasi total dengan basis masyarakat (Pedoman Umum Pengelolaan
Program Pamsimas, 2016).
Di Provinsi Sumatera Barat terkhusus pada Kabupaten Tanah Datar menjadi salah satu
Kabupaten di Indonesia yang ikut menerapkan Program PAMSIMAS. Satu diantara daerah
pada Kabupaten Tanah Datar yang sudah menerapkan program Pamsimas yaitu Nagari
Cubadak yang terletak di Kecamatan Lima Kaum. Program PAMSIMAS di Nagari Cubadak
telah berjalan dari tahun 2009. Selanjutnya Nagari Cubadak khususnya Jorong Cubadak
mendapatkan bantuan program Tahap III yang dilaksanakan pada tahun 2021 sampai awal
tahun 2022. Di Jorong Cubadak program PAMSIMAS dilaksanakan dalam dua bentuk, yaitu
Pertama Sosialisasi dalam bentuk musyawarah dengan masyarakat. Kedua, melakukan
pengelolaan air bersih yang dimulai dari pembangunan reservoar air, lalu melakukan
pendistribusian serta melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana PAMSIMAS oleh
masyarakat dan KP-SPAMS. Akan tetapi, pelaksanaan program ini masih beluk efektif. Hal
ini dilihat dari beberapa permasalahan berikut:
Pertama, pendistribusian air dikalangan masyarakat berbendapatan rendah belum
merata. Kedua, partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program masih relatif rendah.
Ketiga, kurangnya sumber daya dari manusia yang mencukupi dalam melakukan pengelolaan
air bersih dari PAMSIMAS sehingga banyak masyarakat yang mengeluhkan air mereka yang
tidak mengalir ke rumahnya karena kurangnya tenaga yang memadai dari pengurus
PAMSIMAS di Jorong Cubadak. Inilah beberapa permasalahan yang menyebabkan tidak
tercapainya tujuan dan sasaran dari PAMSIMAS.
437
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development
METODE PENELITIAN
Metode yang dipakai pada penelitian ini yakni metode kualitatif melalui pendekatan
desriptif. Lokasi penelitian diadakan pada Nagari Cubadak yang bertepatan di Jorong Cubadak.
Dalam menetukan informan penelitian dilaksanakan melalui cara purposive sampling, artinya
informan dilakukan dengan direncanakan melalui karakteristik tertentu dan mereka benar-
benar paham dengan permasalahan yang diteliti demi keakuratan data yang hendak diperoleh.
Informan dalam peneliti ini Wali Nagari Cubadak, Wali Jorong Cubadak, Fasilitator Lapangan
PAMSIMAS, Anggota KP-SPAMS, Anggota KKM dan Satlak, Serta Masyarakat. Teknik
untuk mengumpulka data pada penelitian ini yakni lewat wawancara dan dokumentasi. Untuk
melihat abash atau tidaknya data yang dipaka yakni triangulasi sumber. Analisis untuk
dilaksanakan melalui berbagai cara yakni lewat kegiatan mengumpulkan data, mereduksi data,
menyajikan data, dan menarik kesimpulan.
438
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development
bekerja sama dengan nagari untuk melaksanakan program ini di Nagari Cubadak dengan di
bantu oleh Masyarakat Nagari. Ibu Hanifah selaku Tim Fasilitator Masyarakat yang ditugaskan
untuk membantu Pamsimas di Jorong Cubadak bertugas sebagai pendamping dalam
perencanaan kegiatan mulai dari sosialisasi, pembentukan pengurus, IMAS (Identifikasi
Masalah dan Analisis Situasi), pembuatan peta social, dan penyusunan RKM (Rencana Kerja
Masyarakat).
Pada penelitian ini peneliti memakkai teori Lubis dan Martani (1987) pada pelaksanaan
sebuah program ataupun strategi:
Pendekatan sumber mengukur efektifitas dengan melihat kesuksesan organisasi untuk
meraih bermacam macam sumber yang diperlukan dan juga pemeliharaan kehandalan sistem
organisasi supaya bisa menuju pada yang namanya efektif, dengan mengutamakan
keberhasilan dari organisasi guan membentuk sumber daya baik itu dari segi fisik ataupun non
fisik sesuai terhadap apa yang dibutuhkan organisasi.
Menurut Martani dan Lubis (1987) mengatakan pendekatan dari sumber yang
melakukan pengukuran efektivitas pada program PAMSIMAS dengan melihat bagaimana
program tersebut bisa mendapatkan sumber daya yang baik dari segi fisik ataupun non fisik
sesuai terhadap apa yang dibutuhkan dari program PAMSIMAS.
Dalam kasus PAMSIMAS mendapatkan sumber daya fisik ataupun non fisik yakni
meninjau bagaimana partisipasi masyarakat untuk ikut serta sebagai tim pengelola
PAMSIMAS di Jorong Cubadak, kerja sama masyarakat dalam pelaksanaan PAMSIMAS serta
kontribusi masyarakat dalam kegiatan PAMSIMAS baik dimulai dari sosialisasi sampai
kontribusi dana berupa tunai (in-cash) dan para pekerja/ material (in-kind).
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah peneliti lakukan, dapat diketahui bahwa
dalam mendapatak sumber baik fisik maupun non fisik dilakukan dengan melakukan sosialisasi
dalam bentuk musyawarah dengan masyarakat. Dalam pelaksanaannya Tim Pamsimas baik
dari Kabupaten dan Nagari serta masyarakat agar dapat ikut aktif pada upaya melaksanakan
program untuk menyediakan air minum dan juga sanitasi dengan basis masyarakat
(PAMSIMAS) di Nagari Cubadak ini.
Namun, dalam pelaksanaannya belum efektif dilakukan oleh Tim PAMSIMAS Di
Nagari Cubadak. Berdasarkan dari penuturan informan kepada peneliti dilapangan belum
seluruh masyarakat ikut dalam kegiatan sosialisasi yang diadakan oleh pamsimas. Selain itu
tidak seluruh masyarakat yang ikut tergabung dalam program PAMSIMAS ini. Hal tersebut
diakibatkan minimnya informasi yang diberikan terhadap masyarakat, tidak meratanya
pemberian informasi kepada masyarakat mengenai pelaksanaan sosialisasi yang diadakan oleh
PAMSIMAS. Selain itu karena pelaksanaan sosialisasi yang sering bertabrakan dengan jadwal
kegiatan masyarakat membuat masyarakat tidak hadir dalam sosialisasi yang dilakukan oleh
PAMSIMAS.
Kurangnya sumber daya mencakup banyaknya staff yang mencukupi lewat keahlian
yang sudah mahir masih kurang terlihat dalam pengelolaan PAMSIMAS di Jorong Cubadak
masih tergolong minim, dimana pada tahap operasional dan pemeliharaan yang bertanggung
jawab hanya KP-SPAMS yang berjumlah tiga orang, untuk melakukan pendistribusian air,
pemungutan iuran dan pemeliharaan sarana. Seharusnya untuk staff PAMSIMAS harus lebih
banyak karena akan dapat dikatakan organisasi berhasil mendapatkan sumber fisik maupun
non fisik jika pada bagian sumber daya manusia dapat terpenuhi. Dan kurangnya pengawasan
439
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development
rutin dari pemerintah, yang seharusnya dilaksanakan selama 3 bulan sekali untuk memantau
pelaksanaan program. Serta seharusnya pihak pengurus KP-SPAMS harus tetap diperhatikan
oleh pemerintah dengan memberikan pelatihan dan pembimbingan rutin.
Pendekatan proses yang di jelaskan oleh Martani dan Lubis (1987) yakni meninjau
sudah sampai mana efektivitas dilaksanakannya program atas segala aktivitas proses internal
atau mekanisme dari organisasi, pendekatan tersebut melakukan pengukuran akan efektivitas
melalui peninjauan bagaimana proses dari program PAMSIMAS dapat berjalan dari awal
pembangunan dan proses pelaksanaannya sampai saat ini.
Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah peneliti laksanakan dikatakan program
PAMSIMAS belum efektif karena kendala yang dihadapi saat pengerjaan pembangunan
PAMSIMAS dilapangan yang terkendala oleh cuaca dan sulitnya koordinasi dengan suplier
bahan. Seharusnya sebelum pembangunan tim PAMSIMAS dan suplier bahan seharusnya
benar-benar sudah berkoordinasi untuk pendatangan bahan untuk pembangunan ini.
Selain itu dalam pengelolaan air masih ditemukan permasalahan yang mana air tidak
lancar didapatkan oleh masyarakat. Seringnya masyarakat mengeluh karena keterlambatan
penghidupan air membuat program ini tidak berjalan dengan efektif. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya pengurus dalam pengelolaan air serta kurangnya koordinasi pengurus dengan
pengurus lain dalam pengisian air ke penampungan sehingga air kadang tidak mengalir dan
pengelola PAMSIMAS juga tidak menanggapi dengan cepat keluhan masyarakat, masyarakat
yang mengeluh tidak diberikan kejelasan.
Dalam upaya menunjang peningkatan dari banyaknya masyarakat yang mengakses air
minum dan juga sanitasi yang ebrkelanjutan amsih sangat kecil kemungkinan untuk
mewujudkannya dilihat dari kondisi yang terjadi dilapangan, penyediaan air belum bisa
memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baik karena air yang tersedia di putuskan menjadi
dua aliran untuk pompa dan gravitasi, dari 2 jalur tersebut diberilah jadwal penghidupannya.
Namun karena seringnya keterlambatan dalam penghidupan air dari jadwal yang sudah
ditetapkan, dan beberapa rumah masyarakat jauh dari sumber air dan penampungan air yang
hanya mendapatkan sedikit air bahkan ada yang sudah sama sekali tidak lagi mendapatkan air
dalam waktu yang cukup lama.
Berdasarkan teori pendekatan proses yang dikemukakan oleh Martini dan Lubis (1987)
Program PAMSIMAS di Jorong Cubadak jika dilihat dari pendekatan proses masih belum
efektif dilihat dari kasus yang terjadi berasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan.
Pendekatan atas apa yang dituju pada proses mengukur efektifitas diawali terhadap
identifikasi dari sasaran organisasi dan melakukan pengukuran akan tingkat kesuksesan
organisasi pada upaya meraih apa yang dituju tersebut, adapun tujuan program PAMSIMAS
secara umum Khususnya masyarakat miskin, terpinggirkan (juga dikenal sebagai masyarakat
adat), dan masyarakat adat terpencil yang diidentifikasi oleh masyarakat desa/kelurahan itu
sendiri, disepakati, dan ditentukan bersama oleh masyarakat desa/kelurahan melalui proses
musyawarah masyarakat, pendekatan ini mencoba untuk mengukur sejauh mana organisasi
telah berhasil mewujudkan tujuan.
Berdasarkan dari tujuan dan apa yang menjadi sasaran program PAMSIMAS dalam
upaya menunjang peingkatan akses layanan akan air minum dan juga sanitasi untuk masyarakat
yang miskin di desa-desa terkhhusus masyarakat desa yang dinilai tertinggal dan amsyarakat
dipinggiran kota, salah satu prinsip program PAMSIMAS juga menjelaskan bahwa
440
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development
441
Ranah Research : Journal of Multidicsiplinary Research and Development
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dan juga pembahasan, maka bisa diambil kesimpulan
dimana Program Penyediaan Air Minum dan juga Sanitasi dengan basis Masyarakat
(PAMSIMAS) pada Nagari Cubadak Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar belum
efektif. Hal tersebut diakibatkan kurangnya sumber daya manusia yang memadai untuk
melakukan pengelolaan air bersih serta pelaksanaan program belum didukung sepenuhnya oleh
masyarakat sehingga tujuan dan sasaran dari program ini belum tercapai.
DAFTAR RUJUKAN
Hasanah, L. (2019). Partisipasi Masyarakat Dalam Keberlanjutan Program (PAMSIMAS)
Penyediaan Air Bersih Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Di Desa Aeng Dake
Kecamatan Bluto Tahun 2019. Keslingmas, 38(1).
K. Yasmin, M. R. (2020). Kajian Manfaat Implementasi Program Pamsimas di Desa Pekuncen,
Kecamatan Pengandon, Kabupaten Kendal. Jurnal Teknik Perencanaan Wilayah Dan
Kota, 9(3).
Lubis, S. H., & Martani, H. (1987). Teori Organisasi (Suatu Pendekatan Makro). Jakarta: Pusat
Antar Universitas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia.
Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YPKN.
Martani, L. H. (1987). Teori Organisasi Suatu Pendekatan Makro. Jakarta: Pusat antar
Universitas Ilmu-Ilmu Sosial. Universitas Indonesia.
Nengsi, S. (2018). Analisis Keberlangsungan Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi
berbasis Masyarakat (PASCA PAMSIMAS) Di Desa Lilli Kecamtan Matangnga
Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1).
Sutrisno, E. (2011). Budaya Organisasi . Jakarta: Kencana.
Wangka, A. S., & dkk. (2018). Efektifitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam
Menanggulangi Bencana Banjir Bandang di Kecamatan Tahuna Barat Kabupaten
Kepulauan Sangihe. Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan, 1(1).
Pedoman Umum Pengelolaan Program PAMSIMAS, 2016
442