Artikel Strategi Bisnis 12345

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dapur Lavito merupakan salah satu UMKM di Yogyakarta yang telah berdiri sejak
tahun 2011. Terletak di Jalan Besi Jangkang Km. 1,5 Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dapur Lavito didirikan oleh ibu Wahyu Indah
Haryati dan suaminya, yang berawal dari hobi membuat kue dan mencoba
menawarkan ke saudara dan teman-teman beliau, tak disangka ternyata produk
jajanan yang dibuat oleh ibu Indah mendapatkan respon yang baik. Kemudian bu
Wahyu pun mulai berkreasi membuat berbagai macam menu. Saat ini Dapur Lavito
memiliki beberapa produk jajanan seperti bolu, klapertart, risol, kue sus, donat, kue
kering dan lain-lain. Dapur Lavito sendiri menggunakan bahan berkualitas, tanpa
pengawet, tanpa pemanis buatan serta pewarna berbahaya sehingga mampu
memberikan cita rasa yang sangat istimewa.
Dalam menawarkan produk jajanannya, Dapur Lavito menjangkau semua
kalangan dari berbagai macam usia dan latar belakang, terutama konsumen yang
membutuhkan jasa catering jajanan untuk berbagai macam acara. Selain menerima
pesanan, Dapur Lavito juga rutin menitipkan jajanannya di kantin kampus seperti di
kantin UGM. Meskipun begitu, pemesanan yang ada di Dapur Lavito masih terbatas
pada konsumen di sekitar tempat usaha dan konsumen yang sudah pernah memesan
produk dari Dapur Lavito itu sendiri. Sehingga masih cukup banyak konsumen yang
belum terjangkau oleh Dapur Lavito.
Karakteristik dari Dapur Lavito itu sendiri yaitu mereka menawarkan
bermacam-macam varian jajanan yang diproduksi sendiri, bahkan konsumen juga bisa
meminta atau me-request jika ingin dibuatkan jajanan atau kue tertentu. Harga dari
berbagai produk mereka juga bervariatif dan bisa disesuaikan dengan budget
konsumen, hal ini menjadi salah satu pembeda antar Dapur Lavito dengan para
pesaing lainnya. Karena Dapur Lavito hanya dipegang oleh Ibu Wahyu dan suaminya
sendiri, alat produksi yang digunakan masih terbatas jumlahnya. Selain itu, dalam
bidang marketing dan komunikasi Dapur Lavito masih belum maksimal
menjalankannya, hal ini dikarenakan kurangnya keahlian ibu Wahyu dalam
menggunakan teknologi dan tidak tersedianya SDM yang mahir di bidang tersebut
juga menjadi penyebab kurang maksimalnya kegiatan marketing dan komunikasi
yang dilakukan oleh Dapur Lavito.
Layout dari tempat produksi Dapur Lavito juga masih terkesan kurang tertata
dengan baik karena tempat produksi dan lokasi tokonya yang masih menjadi satu.
Dalam melakukan usahanya, Dapur Lavito masih terhalang modal yang terbatas yang
hanya berasal dari owner sendiri. Karena modalnya hanya berasal dari owner
sehingga pembukuan yang dilakukan masih sederhana dan tercampur antara
kebutuhan pribadi dan kebutuhan operasional.
Keunggulan Dapur Lavito ini terletak pada waktu pengerjaan pesanan yang
relatif lebih cepat, karena ketika Dapur Lavito mendapatkan pesanan maka mereka
akan memfokuskan kegiatan di hari itu pada pengolahan dan pembuatan kue yang
telah dipesan. Selain itu pesanan konsumen juga bisa disesuaikan dengan budget dan
selera konsumen masing-masing. Tetapi karena terlalu fokus dalam mengolah
pesanan dari konsumen tentunya berdampak pada kegiatan lainnya seperti marketing
dan komunikasi online yang akhirnya kurang maksimal dilakukan.
Konsep dari Dapur Lavito sendiri tidak menyediakan produk display di tokonya,
mereka hanya menerima pesanan sesuai dengan permintaan konsumen. Jika ada
produk ready, maka itu adalah produk-produk yang siap untuk dititipkan di kantin
kampus UGM, bukan sebagai pajangan di toko mereka. Dapur Lavito juga
menerapkan sistem delivery order dimana ketika produk sudah selesai diproduksi
maka selanjutnya akan diantarkan sampai ke alamat pemesanan. Tetapi dengan
mereka tidak menyediakan produk ready stok di toko, para konsumen tidak bisa
merasakan ataupun melihat produk yang mereka ingin beli yang ditakutkan bisa
menurunkan minta beli dari konsumen karena pastinya ada beberapa tipe konsumen
yang tidak puas jika belum melihat produknya secara langsung.
Setiap hari secara teratur Dapur Lavito memasarkan produknya dengan cara
menitipkan jajanan ke kantin kampus UGM.(jalan brp tahun) Pagi hari digunakan
untuk mengantarkan jajanannya, sedangkan sore hari digunakan untuk mengambil
sisa jajanan yang sudah dititipkan tadi paginya. Sedangkan untuk pemasaran online
Dapur Lavito mengandalkan Sibakul Jogja dan juga media sosial seperti Whatsapp.
Dalam pemasarannya, Dapur Lavito memiliki kelemahan terutama pada pemasaran
online yang masih kurang efektif dikarenakan ibu Wahyu sendiri yang kurang
memiliki keterampilan dibidang teknologi dan belum tersedianya SDM yang mahir
dalam bidang tersebut.
Rumusan Masalah dari analisis diatas Dapur Lavito kurang dikenal luas, tidak
menyiapkan produk ready stock, masalah perekrutan, tempat untuk display produk
Dapur Lavito itu sendiri, masalah pengelelolaan keuangan, dan banyak permintaan
dari pelanggan yang memberi saran untuk membuat variant yang memiliki cita rasa
lokal, tetapi mereka belum bisa menemukan.
Tujuan dari masalah diatas adalah Dapur Lavito kurang dikenal luas masyrakat,
maka dari itu mereka berinisiatif untuk memanfaatkan program SIBAKUL DIY.
Sibakul sendiri merupakan wadah bagi UMKM untuk
mengembangkan produk mereka agar dapat dikenal luas. Kami juga menyarankan
Dapur Lavito untuk memanfaatkan media sosial seperti instagram, tiktok, dll untuk
memasarkan dan mempromosikan produk agar dikenal lebih luas. Dapur Lavito bisa
menambah varian baru yang sedang tren sekarang dikalangan masyarakat
seperti cromboloni, croissant, dll.

2. Tinjauan Pustaka

Strategi bisnis digital merupakan metode pendekatan untuk menarik konsumen


membeli produk atau jasa melalui internet. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir
semua orang mengakses internet setiap hari. Misalnya saja untuk membuka media
sosial atau mencari hiburan.
Perubahan kebiasaan ini yang dapat dimanfaatkan untuk marketing bisnis. Tidak
hanya sekedar promosi melalui media sosial saja. Tapi strategi mengelola bisnis di era
digital juga bisa mewadahi lapak berjualan secara virtual.

Karakteristik dari Dapur Lavito itu sendiri yaitu mereka menawarkan bermacam-
macam varian jajanan yang diproduksi sendiri, bahkan konsumen juga bisa meminta
atau me-request jika ingin dibuatkan jajanan atau kue tertentu. Harga dari berbagai
produk mereka juga bervariatif dan bisa disesuaikan dengan budget konsumen, hal ini
menjadi salah satu pembeda antar Dapur Lavito dengan para pesaing lainnya. Karena
Dapur Lavito hanya dipegang oleh Ibu Wahyu dan suaminya sendiri, alat produksi
yang digunakan masih terbatas jumlahnya. Selain itu, dalam bidang marketing dan
komunikasi Dapur Lavito masih belum maksimal menjalankannya, hal ini
dikarenakan kurangnya keahlian ibu Wahyu dalam menggunakan teknologi dan tidak
tersedianya SDM yang mahir di bidang tersebut juga menjadi penyebab kurang
maksimalnya kegiatan marketing dan komunikasi yang dilakukan oleh Dapur
Lavito. Konsep dari Dapur Lavito sendiri tidak menyediakan produk display di
tokonya, mereka hanya menerima pesanan sesuai dengan permintaan konsumen. Jika
ada produk ready, maka itu adalah produk-produk yang siap untuk dititipkan di
kantin sekolah atau kampus bukan sebagai produk yang ready stock di toko mereka.

3. Metodologi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai