Bahrianpro,+7 +Blacius+Dedi-1
Bahrianpro,+7 +Blacius+Dedi-1
Abstrak
Perilaku caring belum diaplikasikan optimal dalam pelayanan keperawatan. Studi grounded theory ini bertujuan memperoleh
gambaran perilaku caring perawat pelaksana sebuah RS di Bandung. Enam perawat pelaksana dari enam ruangan rawat inap
di rumah sakit tersebut diobservasi dan diwawancara mendalam. Data dianalisis secara tematik. Penelitian menemukan tujuh
tema yaitu sikap peduli terhadap pemenuhan kebutuhan klien, bertanggung jawab memenuhi kebutuhan klien, ramah dalam
melayani, sikap tenang dan sabar dalam melayani klien, selalu siap sedia memenuhi kebutuhan klien, memberikan motivasi
kepada klien, dan sikap empati dengan klien dan keluarganya. Penelitian ini merekomendasikan perlunya membudayakan
perilaku caring melalui pendidikan berkelanjutan, supervisi, dan pengarahan intensif.
Kata kunci: caring, perawat pelaksana, perilaku
Abstract
The caring behavior is still partially performed by nurses. This grounded theory study examined the caring behavior of the
nurses. Six nurse staffs from the six different wards at a hospital in Bandung were observed and deeply interviewed. The data
was analyzed thematically. The result identified seven themes namely concern on fulfilling client’s need, responsibility on
fulfilling client’s need, friendly and hospitality, calm and patient in helping client, readiness and willing to help client, give
motivation to client, and empathy to the client and the family. This research suggested the importance of continuing
education, effective direction and supervision to establish the culture of caring behavior among nurses.
Key words: behavior, caring, nurse staff
LATAR BELAKANG
Citra perawat di mata sebagian besar
METODOLOGI
masyarakat Indonesia saat ini belum terbangun Penelitian ini berdesain kualitatif dengan
dengan baik. Keadaan ini disebabkan oleh nilai- pendekatan grounded theory. Partisipan
nilai profesionalisme perawat yang belum berjumlah enam perawat pelaksana dari enam
diaplikasikan dalam kegiatan pelayanan ruangan rawat inap sebuah RS di Bandung.
keperawatan, termasuk perilaku caring sebagai Pengumpulan data dilakukan melalui observasi
inti keperawatan. Kinerja perawat yang tidak dan wawancara mendalam dengan pedoman
berkualitas akan berdampak pada rendahnya observasi dan wawancara. Observasi dilakukan
penghargaan bagi profesi keperawatan. selama satu bulanuntuk mengamati perilaku
caring perawat dalam memberikan pelayanan
Masyarakat mempersepsikan perawat
keperawatan kepada klien. Pelaksanaan observasi
profesional apabila perawat memiliki etik dan
dilakukan selama enam partisipan bertugas di
caring dalam pelayanan keperawatan (Liu,
ruang perawatan, yaitu ketika dinas pagi, sore,
Moke, & Wong, 2006). Keluhan klien dan
maupun malam. Instrumen pengumpulan data
keluarga tentang perilaku perawat yang tidak
lain yang digunakan adalah pedoman wawancara
ramah, judes, dan bersikap kasar dalam melayani
mendalam. Pedoman ini terdiri dari enam
klien juga terjadi di sebuah rumah sakit/RS di
pertanyaan seputar perilaku caring. Instrumen
Bandung yang dijaring melalui survei lembar
disusun oleh peneliti dengan menggunakan
pengaduan pelanggan. Penelitian ini bertujuan
formulasi beberapa teori caring dari Watson,
memperoleh gambaran perilaku caring perawat
Leininger, dan lain-lain. Data dianalisis
pelaksana.
menggunakan analisis tematik Colaizzi.
4 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 1, Maret 2008; hal
“Halo bapak met sore, apa yang dirasa Ada keluarga klien menemui, partisipan tetap
sekarang?… berdarah ya infusnya?” (tampak menulis dokumentasi dan tidak sempat
dengan tersenyum) menjawab.
4. Sikap tenang dan sabar dalam melayani 2. Sikap kurang tulus dalam melayani klien
klien yang membutuhkan
“Mungkin kalau saya ini pak lebih cenderung “Biasanya kadang ada keselnya juga….
sabar...ketika menerima keluhan atau komplain Mungkin karena kita sibuk…. Jadi kesel!… Tapi
dari klien dan keluarganya. kita klarifikasi pada kadang kasihan juga…. Ada orangtuanya yang
klien dan keluarganya...mengenai pelayanan, udah dijelaskan berkali-kali… tapi ga ngerti
fasilitas, dan lain-lain, lalu kita usahakan juga…. Itu yang membuat kesal.”
memenuhi tuntutannya...kalau itu bisa kita
3. Kurang terampil
lakukan.”
“… belum merasa terampil karena masih belum
5. Selalu siap sedia memenuhi kebutuhan klien optimal, terutama dalam menangani klien
“Kepentingan klien diutamakan daripada kritis.”
kepentingan lain,...sebelum klien meminta “… Saya merasa belum terampil, karena masih
sebaiknya kita sudah tahu kebutuhan klien kita banyak yang harus ditingkatkan.”
apa?...kalau istirahat tergantung situasi...
mungkin kalau jumlah klien sedikit...atau ada
rekan kita yang lebih santai, bisa untuk
menghandle pasien yang menjadi
tanggungjawab
Perilaku caring perawat pelaksana di sebuah rumah sakit di Bandung: Studi grounded theory (Blacius Dedi, Setyowati, Yati 4
menghormati pendapat dan keputusan klien terkait “Aduh.... bapak makannya sudah banyak,...nanti
pengobatan dan perawatannya, 6) menghargai cepat sembuh! Bapak hebat sudah bisa duduk,...
dan mengakui sistem nilai yang dimiliki klien, 7) besok tinggal latihan jalan ya..pak nanti cepat
melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan klien pulang.”
baik fisik, psikologis, spiritual, dan budaya. Hasil
Ungkapan ini sangat mendukung kondisi
observasi menunjukkan butir sikap 1-5 telah
mental klien dalam menghadapi berbagai
dilakukan oleh perawat.
kelemahan fisik, psikologis, dan sosial akibat
Hasil penelitian menunjukkan fakta bahwa penyakitnya. Perawat pelaksana menunjukkan
inti moral dari sikap caring ini menunjukkan perilaku caring dengan memberikan motivasi
perawat mengetahui kebutuhan klien tanpa kepada klien. Pengatur ruangan dan ketua tim
diminta, mengunjungi kamar klien sebelum bel sebagai manajer lini pertama perlu memberi
berbunyi akan memberikan kepuasan kepada dukungan bagi para perawat pelaksana untuk
semua klien yang dilayani sebagai customer dari selalu memberikan motivasi dengan jalan
rumah sakit. Kesiapsediaan perawat memenuhi menciptakan situasi dan kondisi lingkungan kerja
kebutuhan klien akan membuat citra rumah sakit yang kondusif.
meningkat dan dampak terhadap citra profesi
7. Sikap empati terhadap klien
perawat di mata klien akan semakin baik.
Hasil penelitian ini menunjukan sikap
6. Memberi motivasi kepada klien
empati partisipan terhadap klien serta
Empat dari enam partisipan selalu keluarganya. Hal tersebut tergambar dari
memberikan dukungan moral kepada klien pernyataan mereka yang ikut merasakan ketika
sehingga motivasi klien untuk sembuh dan klien mengalami rasa sakit, sesak nafas, dan
menghadapi sakitnya lebih besar. Klien akan turut empati dengan kesedihan keluarga yang
tumbuh motivasinya apabila ada dukungan dari berduka karena klien sebagai anggota
orang-orang disekitarnya, termasuk perawat. keluarganya meninggal di rumah sakit. Hasil
observasi menunjukkan perawat
Motivasi klien seringkali bersifat fisik. Klien
mengucapkan bela sungkawa, menepuk
dengan perubahan fungsi fisik mungkin
punggung keluarga yang berduka, dan mengelus
termotivasi untuk mencapai kesembuhan.
tangan klien yang kesakitan. Sikap empati ini
Klien yang termotivasi akan tertarik untuk
merupakan indikator perilaku caring perawat
mempertahankan atau meningkatkan kondisi
pelaksana.
kesehatannya, dengan memberikan kerjasama
yang baik dalam tindakan keperawatan yang Hal ini didukung studi grounded theory
diterimanya, sehingga klien akan patuh dan taat tentang faktor determinan perilaku caring
dalam tindakan dan pengobatan yang dijalaninya perawat oleh Rafii, Oskouie, dan Nikravesh
(Potter & Perry, 2005). (2004) bahwa karakteristik pribadi yang
khusus dan sifat kepribadian termasuk emosi
Pernyataan teori ini menunjukan betapa
perawat, sikap, empati, dan respon organisasi.
pentingnya dukungan yang diberikan perawat.
Karakteristik pribadi seperti kata hati, relijius,
Caring juga dikemukakan sebagai cara yang
kepercayaan, filosofi, komitmen, respons,
memiliki makna, dimana perawat dalam setiap
dan altruisme berkontribusi terhadap perilaku
melakukan intervensi kepada klien selalu
caring perawat. Perawat yang mempunyai
memberikan motivasi untuk mencapai
karakteristik demikian akan lebih banyak sabar
kesembuhan (Marriner-Tomey, 1994, dalam
dan empati serta bertanggungjawab dalam
Nurachmah, 2001).
melayani klien.
Hasil penelitian ini menyimpulkan beberapa
Perilaku perawat yang tidak caring yaitu:
contoh ucapan perawat dalam memotivasi klien
sebagai berikut. 1. Komunikasi yang dilakukan tidak terapeutik
Perilaku caring perawat pelaksana sebagian
Perilaku caring perawat pelaksana di sebuah rumah sakit di Bandung: Studi grounded theory (Blacius Dedi, Setyowati, Yati 4
besar sudah dilaksanakan, hanya ada
komunikasi yang masih tidak terapeutik.
4 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 1, Maret 2008; hal
Prosedur yang lengkap sesuai dengan SOP Hamid, A.Y. (2001). Legislasi dan etika praktek
yang berlaku di rumah sakit dalam melakukan profesi keperawatan di Indonesia. Makalah
intervensi keperawatan adalah suatu keharusan Seminar. Malang: makalah tidak
dan sangat diperlukan dari seorang perawat dipublikasikan.
pelaksana. Prosedur yang tidak lengkap dalam
intervensi merupakan salah satu indikator Liu, J.E., Moke, E., & Wong, T. (2006). Caring
kurangnya kemampuan teknikal dari perawat. in nursing. http://search.epnet.com diperoleh
Perawat sebagai praktisi klinik di unit pelayanan 15 Februari 2007.
keperawatan dituntut untuk mempunyai Nurachmah, E. (2001). How nurses express their
kemampuan teknikal yang memadai dalam caring behavior to client with special needs.
melakukan berbagai intervensi keperawatan. http://www. pdpersi. co.
Kemampuan teknikal membutuhkan pengalaman id/pdpersi/news diperoleh 2 Desember
lapangan yang cukup untuk melatih psikomotor 2006.
perawat.
Potter & Perry. (2005). Fundamental of nursing:
Concept, process and practice. 4th ed. Alih
KESIMPULAN bahasa: Yasmin, A., dkk. Jakarta: EGC.
Perawat pelaksana khususnya di sebuah Rafii, F., Oskouie, F. & Nikravesh, M. (2004).
rumah sakit di Bandung sebagian besar sudah Major determinant of caring behavior. http://
melakukan sepuluh faktor caratif caring dari www.hcs.harvard.edu diperoleh 04 April
Watson. Namun demikian, masih ada 3 faktor 2007.
caratif yang belum dilakukan, yaitu komunikasi Rauner, D. M. (2006). Caring research and
yang dilakukan tidak terapeutik, kurang tulus, ideas.
dan kurang terampil. Penelitian ini http://en.wikipedia.org/wiki/nursing_theory
merekomendasikan perlunya membudayakan diperoleh 28 Maret 2007.
perilaku caring melalui pendidikan
berkelanjutan, supervisi, dan pengarahan Tappen, R.M., Sally, A.W., Diana, K.W. (2004).
yang intensif (HR, AS). Essensial of nursing leadership and
management. 3th ed . Philadelphia: F.A.
* Staf Akademik DKKD STIKES Immanuel Davis.
Bandung. Mahasiswa Program Doktoral
Thomas, Linda, Finch, Schoenhofer, dan Green
FIK UI
(2005) J.D, Finch.L.P., Schoenhofer.S.O.
** Staf Akademik Keperawatan Maternitas FIK
(2005). The caring relationship created by
UI
nurse practitioners and the ones nursed:
*** Staf Akademik Keperawatan Maternitas FIK
Implication for practice. http://
UI
www.medscape.com diperoleh 18 April
2007.
KEPUSTAKAAN Watson, J. (2004). Original center for human
caring. http://www2.uchsc.edu diperoleh 18
Farland, M. & Leininger, M. (2002).
April 2007.
Trancultural nursing: Concept, theories,
research & practice. New York: Mc. Grow- Witri, Pahria, T., & Ana, A. (2006). Makna caring
Hill. menurut perawat di RS Al Islam Bandung.
Nursing Journal University of Padjajaran.
Green, A. (2004). Caring behavior as perceived
7. 13. 47.
of nurse practitioners. Journal of the
American Academy of Nurse Practitioners.
http:// www.medscape.com diperoleh 4
April 2007.