Fin - 250923 - 14.04 - Orientasi Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2025-2045
Fin - 250923 - 14.04 - Orientasi Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2025-2045
2
Ketimpangan PDRB Per Kapita Antar-Provinsi Perlu Menjadi Perhatian…..
PDRB Per Kapita 2022 (USD per Kapita)*
DKI JAKARTA 20103
KALIMANTAN TIMUR 16083
Selain Jakarta, KALIMANTAN UTARA
RIAU 10101
12843
High Income
resource-based KEP. RIAU 9546
SULAWESI TENGAH 7112 Upper-Middle Income
provinces (Batu Bara PAPUA BARAT 5198
5127
dan CPO) cenderung
JAMBI
KALIMANTAN TENGAH 4915 Lower -Middle Income
4786
memiliki PDRB per
INDONESIA
SUMATERA SELATAN 4605
4472
kapita tinggi
JAWA TIMUR
SULAWESI SELATAN 4420
KEP. BANGKA BELITUNG 4296
4258
20 Provinsi berada dalam
SUMATERA UTARA
BANTEN 4109
4048
kategori Lower-Middle Income
KALIMANTAN SELATAN
PAPUA 4003
SULAWESI UTARA 3978
Sulawesi Selatan SULAWESI TENGGARA 3959
3743
masuk dalam
BALI
3621
Pertumbuhan ekonomi
MALUKU UTARA
3409
kategori Upper-
SUMATERA BARAT
JAWA BARAT 3304
Middle Income
KALIMANTAN BARAT
LAMPUNG
3110
3041 yang Lebih tinggi perlu
diprioritaskan di wilayah
DI YOGYAKARTA 2968
BENGKULU 2947
JAWA TENGAH
GORONTALO
2840
2688 yang berstatus
Lower-Middle Income
ACEH 2638
SULAWESI BARAT 2498
NUSA TENGGARA BARAT 1932
MALUKU 1923
*PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku NUSA TENGGARA TIMUR 1463
Sumber: BPS (diolah)
- 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00
© Kementerian PPN/Bappenas | 2023 3
3
Potret Pembangunan Wilayah Sulawesi
Potret Indikator Makro Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia Tahun 2022
Nasional
Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Per-Pulau Rata–rata LPE
20,00 2018 - 2022
Tahun 2018 - 2022 7,78% Tingkat
Tingkat Gini Rasio Kota
15,00 Rata–rata LPE
Rata–rata LPE
Rata–rata LPE
Pengangguran
Terbuka
IPM
Kemiskinan dan Desa
2018 - 2022
2018 - 2022 2018 - 2022
10,00 3,46% 5,33% 5,86% 72,91 9,57% 0,381
2,78%
5,00
Kepulauan Maluku
0,00 Pulau Kalimantan Tingkat
Tingkat Gini Rasio Kota
(5,00) Tingkat Gini Rasio
Pengangguran
Terbuka
IPM
Kemiskinan dan Desa
Tingkat
Pengangguran IPM Kota dan
(10,00) Terbuka
Kemiskinan
Desa 5,43% 69,85 11,30% 0,308
4,78% 72,27 5,99% 0,303
mengalami kontraksi akibat pandemi COVID-19. 3,73% 70.98 11,17% 0,365 Tingkat
Pengangguran IPM
Tingkat Gini Rasio Kota
Kemiskinan dan Desa
Terbuka
• Wilayah Maluku memiliki nilai LPE yang paling baik pada tahun 2022 4,10% 63,64 24,12% 0,389
dibandingkan Wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Hal ini disebabkan
adanya pengaruh signifikan keberadaan Kawasan Industri (KI) Teluk Weda dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Tingkat Kemiskinan
Obi di Provinsi Maluku Utara yang membantu meningkatkan kinerja • Wilayah Maluku dan Papua memiliki tingkat kemiskinan • Wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
perekonomian provinsi. yang berada di atas nasional. dan Papua memiliki TPT yang lebih rendah
Laju Pertumbuhan Ekonomi Per-Pulau Tahun 2022 14,03 • Tingginya angka kemiskinan dipengaruhi oleh dibandingkan nasional.
15,00 • Kemiskinan tinggi tidak selaras dengan
rendahnya kapasitas SDM yang berdaya saing, belum
optimalnya pengembangan komoditas unggulan, serta TPT yang rendah disebabkan mayoritas
10,00 5,31 belum optimalnya pemanfaatan Kawasan-Kawasan masyarakat bekerja di sektor informal
6,26
4,63 5,20 5,00 5,29 5,49 strategis dengan upah yang rendah
5,00
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
0,00 • Wilayah Maluku dan Papua memiliki nilai IPM yang cukup rendah dibandingkan IPM nasional.
Pulau Pulau Jawa- Pulau Nusa Pulau Pulau Kepulauan Pulau Papua • IPM yang rendah menunjukkan bahwa peningkatan LPE belum berdampak signifikan terhadap peningkatan
Sumatera Bali Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku IPM.
• Masih rendahnya aksesibilitas dan konektivitas di Wilayah Maluku dan Papua serta infrastruktur kesehatan
LPE Per-Pulau Tahun 2022 LPE Nasional dan Pendidikan yang belum merata di Wilayah Papua menyebabkan rendahnya kualitas SDM.
© Kementerian PPN/Bappenas | 2023 4
4
Potret Pembangunan Wilayah Sulawesi
Sektor Kunci Wilayah Sulawesi
Pertanian, Kehutanan, dan
Di Wilayah Sulawesi sektor-sektor kuncinya Perikanan
Kinerja pembangunan wilayah Pulau Sulawesi masih tidak dapat dipisahkan dari sumber daya alam sebagai
potensi utama yang dimiliki. Pada tahun 2022, Provinsi Sulawesi Selatan mendominasi perekonomian
Wilayah Sulawesi dengan peran sekitar 45,3 persen, sedangkan peran terkecil dikontribusikan oleh
Provinsi Gorontalo sebesar 3,8 persen. Pengembangan Kawasan Industri yang tersebar di hampir seluruh
provinsi di Pulau Sulawesi menjadi potensi untuk mendukung proses hilirisasi industri dan daya saing
wilayah.
• Kinerja pembangunan yang lebih buruk dibandingkan capaian nasional di sebagian besar provinsi di Sulawesi
ditunjukkan oleh berbagai indikator pembangunan di bidang sarana prasarana, seperti penanganan sampah, permintaan
listrik perkapita, jangkauan 4G di kawasan permukiman dan kemantapan jalan nasional.
• Secara umum, data menunjukkan bahwa pembangunan belum dirasakan secara merata di Wilayah Sulawesi.
SULAWESI SULAWESI
INDIKATOR NASIONAL INDIKATOR NASIONAL
SELATAN SELATAN
Bidang Ekonomi Bidang Sarana Prasarana
1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,34 5,09 16 Tampungan per Kapita 57,53 70,62
2 Persentase Penduduk Miskin (%) 9,57 8,66 17 Air Minum Jaringan Perpipaan (%) 19,47 25,15
3 Rasio Gini 0,381 0,365 18 Sanitasi Aman (%) 10,16 12,92
4 Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif (IPEI) 6 6,11 19 Penanganan Sampah*** 33,27 30,85
Bidang Sosial 20 Rumah Layak Huni 60,66 69,90
5 Indeks Pembangunan Manusia 72,91 72,82 21 Pemenuhan kebutuhan listrik perkapita (kWh) 1122 727,15
6 Tingkat Pengangguran Terbuka 5,86 4,51 22 Porsi kapasitas pembangkit listrik terbarukan (%) 15,47 33,78
Kondisi Kesehatan 23 Jangkauan 4G di Kawasan pemukiman (%) 96,97 98,07
7 Umur Harapan Hidup (UHH) (Tahun) 71,85 70,97 Kemantapan Jalan*
8 Prevalensi Stunting (%) 21,6 27,2 Nasional (%) 91,81 95,02
9 Jumlah Kab/Kota Belum Tereliminasi Malaria (Kab/Kota) 196 3 24 Provinsi (%) 74,12 66,12
Kondisi Pendidikan Kabupaten (%) 60 64,86
10 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) (Tahun) 8,69 8,63 Kota (%) 81,2
11 Harapan Lama Sekolah (HLS) (Tahun) 13,1 13,53 Bidang Tata Kelola
Angka Partisipasi Murni (APM) 25 Indeks Pelayanan Publik Sangat Baik
- SD/sederajat (%) 97,88 98,41 74,43 (data
12 26 Indeks Keterbukaan Informasi Publik
- SMP/sederajat (%) 80,89 77,42 komisi info) 70,58
- SMA/sederajat (%) 61,97 60,44 27 Indeks Integritas 72,43 70,61
Jaminan Sosial Bidang Lingkungan Hidup dan Kebencanaan
13 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) (%) 86,9 96 28 Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 135,56 150,07
Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsos
29 Indeks Ketahanan Pangan 60,2 81,38
Naker)
14 30 Prevalensi Ketidakcukupan Pangan (%) 10,21 10,79
- Pekerja Formal (%)* 56,19 11,26
Keterangan:
- Pekerja Informal (%)* 13,06 47,47 font merah: kinerja lebih buruk dibandingkan capaian nasional
*data tahun 2021
**data tahun 2020
font biru: kinerja lebih baik dibandingkan capaian nasional ***data tahun 2019
Sumber: BPS 2022 (berdasarkan semester 1 setiap tahunnya), SSGI 2021, KemenPANRB (diolah),
Komisi Informasi Pusat RI, SPI, jaga.id, BNPB-IRBI 2021, Kementan 2021
10
8,87
8,13
7,62 7,54 7,42
8 7,19 7,21 7,04 6,91
6 5,09
4,64
0 -0,71
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Struktur PDRB Provinsi Sulawesi Selatan
-2 Data Tahun 2022 (%)
Tingkat Kemiskinan Nasional dan Provinsi Sulawesi Selatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Nasional dan Provinsi
Data Tahun 2017-2022 (%) - Maret Sulawesi Selatan Data Tahun 2017-2022 (%)
25 8
7,07
10,64 5,61 5,34
7 6,49
9,82 9,78 10,14
20 9,41 9,54 5,86
6 5,23 6,31
15 5 5,72
Kabupaten/Kota Peringkat IPM PP UHH RLS HLS Provinsi Peringkat IPM PP UHH RLS HLS
Kota Makasar 11 83,12 17406 72,4 11,55 15,59 DKI Jakarta 1 81.11 18,520.0 73.01 11.17 13.07
Kota Palopo 56 78,91 13404 71,18 11,09 15,1 DI Yogyakarta 2 80.22 14,111.0 75.04 9.64 15.64
Kota Parepare 60 78,54 14027 71,57 10,66 14,52 Kalimantan Timur 3 76.88 12,116.0 74.61 9.84 13.81
Luwu Timur 126 73,92 13058 70,94 8,92 13 …...... … … … … …
Enrekang 139 73,39 11183 71,17 8,93 13,86 Sulawesi Utara 6 73,81 11179 72,08 9,68 12,95
Sidenreng Rappang 181 72,06 12379 70,41 8,04 13,01 Sulawesi Selatan 11 72,82 11,430 70,97 8,63 13,53
Pinrang 184 71,97 12102 70,15 8,04 13,25
Sulawesi Tenggara 17 72,23 9708 71,37 9,25 13,69
Barru 200 71,53 11275 69,35 8,25 13,61
Sulawesi Tengah 25 70,28 9696 68,93 8,89 13,32
Luwu 208 71,36 10308 70,75 8,48 13,4
Gorontalo 27 69,81 10687 68,51 8,02 13,12
Maros 224 71 11403 69,28 8,02 13,3
…...... … … … … …
Gowa 226 70,99 9812 70,7 8,4 13,66
Luwu Utara 245 70,51 12105 69,03 7,87 12,58 Sulawesi Barat 31 66,92 9358 65,63 8,08 12,87
Toraja Utara 251 70,36 8494 73,65 8,26 13,41 • Capaian Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan (peringkat
Bulukumba 253 70,34 10941 68,51 8,01 13,42 11) termasuk dalam kategori IPM tinggi. Jika dibandingkan dengan lingkup
Wajo 260 70,26 12729 67,82 7,16 13,3 Pulau Pulau Sulawesi peringkat tersebut terbaik kedua, menyusul Provinsi
Tana Toraja 278 69,88 7584 73,72 8,52 13,87 Sulawesi Utara (peringkat 6). Kinerja capaian indikator Rata-Rata Lama
Pangkajene dan Sekolah perlu menjadi perhatian karena nilai tersebut merupakan terendah ketiga
69,79 11817 67,12 8,05 12,78
Kepulauan 281 se-Sulawesi.
Soppeng 290 69,7 9756 70,2 7,96 13,2
• Pada konteks intrawilayah, terdapat kesenjangan IPM, terutama di wilayah kota
Bantaeng 291 69,69 12133 70,88 6,81 12,3
dan kabupaten. Kota Makassar, Kota Palopo, Kota Pare-Pare dan Kabupaten
Kepulauan Selayar 348 68,35 9446 68,81 8,09 12,67 Luwu Timur masuk ke dalam kelompok 25 persen teratas, sementara Kabupaten
Sinjai 350 68,33 9726 67,68 7,79 13,25 Bone dan Kabupaten Jeneponto masuk ke dalam kelompok 25 persen terbawah.
Takalar 351 68,31 10746 67,64 7,64 12,48
• Ke depan, percepatan kualitas pendidikan dan kesehatan diharapkan dapat
Bone 401 67,01 9277 67,57 7,36 12,99
mendorong kenaikan nilai IPM lebih cepat dan mengurangi selisih (gap) antar
Jeneponto 454 65,13 9425 66,81 6,75 12,11
daerah. Salah satu aspek penting dalam konteks pengembangan sumber daya
Sumber : Badan Pusat Statistik manusia adalah menyangkut pemerataan pelayanan dasar.
Isu dan Potensi Wilayah Sulawesi Selatan
16
Setting the Context:
RPJPN sebagai Strategic Direction dalam Pembangunan Nasional
• Perlu kontribusi
Kawasan Timur
Indonesia (KTI) lebih
besar ke depan
• Transformasi
pembangunan
perdesaan dan
perkotaan
• Transmigrasi
model baru yang
inovatif
• Pengembangan
perkotaan yg
berkelanjutan
Pembangunan Perdesaan,
termasuk kawasan • Tanpa peningkatan
transmigrasi, dan daerah jumlah penduduk secara
afirmasi belum optimal
signifikan share
pertumbuhan tinggi di
KTI sulit diharapkan
• Pulau Sulawesi berpotensi besar, baik sebagai penggerak ekonomi maupun sumber keanekaragaman
hayati Indonesia.
• Pengembangan sektor pertanian diarahkan untuk mewujudkan lumbung pangan padi nasional di
bagian selatan Pulau Sulawesi dan lumbung pangan jagung nasional di bagian utara Pulau Sulawesi
serta pusat perkebunan kakao berbasis bisnis di bagian tengah Pulau Sulawesi.
• Peningkatan peran di sektor jasa didorong dengan pengembangan kawasan metropolitan di Kota
Makassar dan Kendari serta pengembangan akses dan infrastruktur perdagangan dari Manado-Bitung
dengan luar Indonesia.
Pengembangan Kawasan Pariwisata Bunaken dan Wakatobi serta Tana Toraja diharapkan dapat
mendorong peningkatan sektor jasa.
Peningkatan sektor industri pengolahan dengan industri pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan
kakao dan pengembangan industri barang rotan serta pembangunan industry pengolahan logam dasar
dan non logam dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Beberapa kawasan strategis industri pengolahan antara lain Kawasan Industri Bantaeng dan Morowali
Sumber : Background Studi Visi Indonesia 2045, Bappenas (2019) serta Kawasan Ekonomi Khusus Bitung dan Palu.
Kontribusi 78,5 76,7 74,7 72,9 71,5 KALIMANTAN Kontribusi* 21,5 23,3 25,3 27,1 28,5
Pertumbuhan 4,7 5,0- 6,7-7,7 6,0-7,1 5,2- 2022 2025- 2030- 2035- 2040-
5,4 6,4 2029 2034 2039 2045
Kontribusi* 22,0 22,2 22,9 23,0 23,2 Pertumbuhan 7,1 7,6-8,4 9,0-10,5 8,6- 6,4-8,1
10,3 PAPUA
Kontribusi* 7,0 7,6 7,8 8,1 8,1
2022 2025- 2030- 2035- 2040-
2029 2034 2039 2045
1. PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM), terutama untuk 3. PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KONEKTIVITAS untuk mendukung fungsi
mendukung peningkatan kualitas kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan hub dan pintu gerbang internasional KTI dengan memanfaatkan ALKI II dan III serta
serta mendorong pembangunan ekosistem riset dan inovasi. peningkatan infrastruktur ketenagalistrikan dan digital.
2. PEMBANGUNAN EKONOMI yang diarahkan untuk penguatan rantai produksi 4. PERBAIKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN termasuk penataan keuangan daerah untuk
dan rantai nilai, serta peningkatan produktivitas dan daya saing perekonomian mewujudkan good governance dan kemandirian fiskal, serta penguatan stabilitas pertahanan
wilayah secara berkelanjutan yang difokuskan pada kawasan industri dan keamanan di wilayah Sulawesi khususnya kawasan perbatasan
pertambangan, kawasan industri galangan kapal, kawasan ekowisata,
kawasan perikanan tangkap dan budidaya serta industri pengolahannya, 5. PENINGKATAN KETAHANAN SOSIAL, BUDAYA DAN, EKOLOGI , termasuk penguatan
kawasan pertanian tanaman pangan, serta kawasan perkebunan kakao, pengendalian rencana ruang wilayah dengan mempertimbangkan risiko bencana serta
kelapa dan kopi. penuntasan RDTR kab/kota untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berbudaya.
▪ Ketenagalistrikan
1. Pasokan listrik terintegrasi
2. Energi baru dan terbarukan
Pengembangan Kawasan
• Kawasan Industri • Kawasan Pertanian Tanaman
Pertambangan* Pangan*
• Kawasan Industri Perkapalan* • Kawasan Perkebunan Kakao*
• Kawasan Industri Perikanan • Kawasan Perkebunan Kopi
• Kawasan Ekowisata* • Kawasan Perkebunan Kelapa
• Kawasan Perikanan Tangkap*
• Kawasan Perikanan Budidaya
Pengembangan Perkotaan
• Wilayah Metropolitan Makassar* • Kota Palu
• Wilayah Metropolitan Manado
• Kota Besar Kendari
• Kota Besar Gorontalo
Pengembangan Simpul • Angkutan umum massal
Transportasi perkotaan wilayah Metropolitan
• Bandara Sam Ratulangi Makassar, Manado, Kendari,
• Bandara Sultan Hasanuddin* Gorontalo*
• Pengembangan jalan tol dan • Pelabuhan Makassar*
penyelesaian Trans Sulawesi* • Pelabuhan Bitung
• Kereta antarkota Makassar- • Pelabuhan Gorontalo/Anggrek
Parepare • Pelabuhan Pantoloan
• Pelabuhan Kendari
*) merupakan Lokasi Prioritas di Wilayah Sulawesi Selatan
TRANSFORMASI SOSIAL
1. Perluasan upaya promotif-preventif dan 6. Wajib PAUD 1 tahun dan sekolah 12 tahun untuk 12.Pembangunan ekosistem riset dan inovasi, serta
pembudayaan perilaku hidup sehat; meningkatkan rata rata lama sekolah dan kualitasnya ekosistem pariwisata yang berbasis digital untuk
2. Percepatan penanganan stunting, khususnya di 7. Pemerataan kualitas antarsatuan Pendidikan dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja; Pengentasan
Provinsi Sulawesi Barat serta percepatan antardaerah untuk memastikan lulusan dengan kemiskinan terutama pada perdesaan dan daerah
eliminasi penyakit menular di daerah endemis, kualitas yang setara dan tingkat kebekerjaan tinggi; afirmasi 3T melalui perlindungan sosial adaptif;
seperti malaria, sistosomiasis di Provinsi 8. Percepatan peningkatan partisipasi Pendidikan tinggi, serta
Sulawesi Tengah melalui pendekatan integrasi serta pengadaan prodi Perguruan Tinggi (STEAM) 13.Perlindungan sosial yang adaptif bagi seluruh
multisektor dan rekayasa lingkungan habitat yang sesuai dengan komoditas unggulan wilayah masyarakat terutama kelompok marginal melalui
vektor; seperti pertambangan, industri pengolahan hasil antara lain penyediaan insentif jaminan
3. Penyediaan pelayanan kesehatan bergerak pertambangan, perikanan, dan pariwisata; ketenagakerjaan bagi usia pekerja, perlindungan
(mobile health services), khususnya untuk 9. Perkuatan pengelolaan tenaga pendidik dengan dan keamanan ekonomi untuk penduduk lansia,
daerah kepulauan dengan moda yang sesuai meningkatkan kualitas dan kompetensi pendidik yang serta bantuan sosial terhadap penyandang
dengan karakteristik alam; modern dan adaptif, serta peningkatan proporsi dosen disabilitas.
4. Perkuatan pemenuhan tenaga medis dan kualifikasi Strata-3;
kesehatan yang didukung dengan pemberian 10.Peningkatan akses dan kualitas Pendidikan vokasi
bantuan/insentif dan afirmasi pendayagunaan sesuai dengan potensi ekonomi seperti
tenaga medis dan kesehatan dari masyarakat pertambangan, industri pengolahan hasil
lokal terutama di daerah sulit akses dan daerah pertambangan, dan perikanan serta keterkaitan
afirmasi 3TP; dengan DUDI;
5. Pengembangan sistem telemedicine yang 11.Penyediaan afirmasi akses pendidikan, terutama untuk
didukung oleh peningkatan cakupan jaminan daerah yang masih belum terjangkau termasuk
sosial masyarakat (kesehatan dan pengembangan sistem pembelajaran jarak jauh
ketenagakerjaan); melalui pemanfaatan TIK yang menjangkau daerah
terpencil, penyediaan asrama siswa dan guru, dan
© Kementerian PPN/Bappenas | 2023 penguatan sekolah terbuka; 25
Upaya Transformasi Wilayah Sulawesi
TRANSFORMASI EKONOMI
1. Peningkatan nilai tambah dan kompleksitas 7. Optimalisasi peran perdesaan dalam upaya peningkatan 14. Pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan skala
industri, termasuk hilirisasi industri berbasis diversifikasi ekonomi yang inklusif; kecil (isolated mini-grid) guna memperluas
sumber daya alam mineral seperti nikel dan 8. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) penyediaan layanan yang lebih berkualitas;
aspal, serta peningkatan daya saing sektor dan inovasi untuk pengembangan komoditas unggulan; 15. Pengembangan jaringan listrik cerdas (smart grid)
pertanian dan perikanan berikut pengembangan 9. Pengembangan ekonomi biru berbasis keunggulan dalam mendukung peningkatan keandalan dan upaya
teknologi dan efisiensi rantai distribusinya; wilayah; dekarbonisasi pasokan tenaga listrik; serta
2. Peningkatan daya saing sektor tradisional untuk 10. Penguatan kemandirian pangan dan ketahanan air, 16. Mengembangkan sistem interkoneksi dalam
pertumbuhan berkelanjutan (sektor perikanan antara lain melalui pertanian regeneratif; meningkatkan kestabilan dan keandalan pasokan
budidaya, perikanan tangkap, wisata bahari, dan 11. Peningkatan rantai nilai global melalui skema-skema listrik
industri galangan kapal); kerja sama regional dengan Asia Timur, Pasifik dan Digital
3. Penumbuhan dan peningkatan kapasitas Australia; 14. Penuntasan dan penguatan infrastruktur teknologi
emerging sectors (bioekonomi dan bioteknologi, 12. Peningkatan up-skilling dan re-skilling SDM utamanya informasi dan komunikasi (TIK) melalui upaya
pendidikan dan riset, serta manajemen sumber terkait pariwisata, pertanian, pertambangan dan industri; memperluas jaringan broadband hingga menjangkau
daya); serta ke seluruh pelosok;
4. Optimalisasi peran pusat-pusat pertumbuhan 13. Pengembangan kawasan perkotaan, termasuk Wilayah 15. Peningkatan utilisasi dan pemanfaatan TIK di
baru untuk pengembangan produk unggulan Metropolitan, yang terintegrasi dan berkelanjutan berbagai sektor prioritas melalui upaya meningkatkan
dalam mendukung pengembangan wilayah; berbasis karakter wilayah dengan memperhatikan daya digitalisasi di sektor strategis;
5. Peningkatan produktivitas dan nilai tambah, serta dukung dan daya tampung. 16. Peningkatan fasilitas pendukung transformasi digital
efisiensi rantai distribusi komoditas pertanian, Ketenagalistrikan melalui upaya meningkatkan literasi digital bagi
perkebunan, dan perikanan; 14. Pengembangan pasokan listrik terintegrasi dengan masyarakat, menciptakan keamanan informasi dan
6. Peningkatan nilai tambah dan penerapan industri melalui pemanfaatan sumber energi tersedia; siber serta kemampuan SDM digital atau digital skill
pariwisata berkelanjutan termasuk 15. Mendorong pemanfaatan energi baru dan energi (antara lain melalui pelatihan talenta digital dasar,
pengembangan wilayah konservasi alam sebagai terbarukan untuk memperbaiki bauran pembangkit menengah, dan tinggi, serta kepemimpinan digital);
sumber pertumbuhan ekonomi (eco-tourism); listrik; 17. Peningkatan anggaran IPTEKIN nasional menuju
komersialisasi oleh industry; serta
© Kementerian PPN/Bappenas | 2023 18. Pembangunan Ibukota Nusantara (IKN). 26
Upaya Transformasi Wilayah Sulawesi
IMPLEMENTASI TRANSFORMASI
5. Pengembangan konektivitas feeder angkutan laut 6. Pengembangan transportasi perkotaan 12. Eliminasi praktik BABS di seluruh rumah tangga
termasuk melalui pembangunan infrastruktur dan sarana termasuk sistem angkutan umum massal melalui pemicuan perubahan perilaku masyarakat
kapal RoRo (Roll-On/Roll-Off) angkutan barang sebagai perkotaan di Wilayah Metropolitan Makassar serta penyediaan sarana dan prasarana rantai layanan
bagian transportasi multimoda untuk menjangkau dan Manado serta kota-kota besar dan sedang sanitasi yang aman; serta
seluruh Wilayah Sulawesi; lain seperti Kendari dan Gorontalo yang andal 13. Penyediaan pengelolaan persampahan yang terpadu
6. Pengembangan bandara utama (Sultan Hasanuddin di serta modern dalam melayani mobilitas dari hulu hingga ke hilir dengan target pemilahan
Sulawesi Selatan dan Sam Ratulangi di Sulawesi Utara) penumpang. sampah sejak dari rumah tangga dengan target 100
serta bandara lainnya dan integrasi dengan 7. Pemenuhan rumah layak huni yang disesuaikan persen sampah terangkut dan tertangani di TPST
pengembangan wilayah termasuk aerocity serta dengan karakteristik budaya dan adat, risiko dengan berorientasi pada prinsip ekonomi sirkuler.
pengembangan bandara perairan dan seaplane bencana, dan kondisi geografis wilayah pesisir Sinkronisasi substansi dan periodisasi dokumen
termasuk untuk mendukung pariwisata dan aksesibilitas; dan kepulauan; perencanaan pusat dan daerah;
7. Pembangunan jalan tol dan penyelesaian Trans 8. Pengembangan hunian vertikal, terutama di 14. Sinkronisasi periodisasi RPJPD dan RTRW Provinsi;
Sulawesi serta pembangunan dan peningkatan wilayah perkotaan dan sekitar pusat 15. Peningkatan akuntabilitas kinerja pemda berdasarkan
kapasitas jalan daerah pada koridor utama untuk pertumbuhan; sasaran prioritas nasional;
mendukung integrasi rantai pasok domestik 9. Penataan kawasan permukiman, terutama di 16. Perkuatan pengendalian pembangunan, melalui
(menghubungkan kawasan ekonomi dan wilayah perkotaan dan sekitar pusat penerapan manajemen risiko;
pelabuhan/bandara); pertumbuhan; 17. Peningkatan sistem elektronik terpadu dan tata kelola
8. Penyelesaian kereta antarkota Makassar – Parepare, 10. Pemenuhan akses air minum aman serta data pembangunan; serta
serta pengembangan kereta angkutan barang terpadu sanitasi aman, berkelanjutan, dan inklusif sesuai 18. Pengembangan pembiayaan inovatif, termasuk KPBU
dengan pengembangan kawasan, simpul transportasi karakteristik daerah; dan blended finance.
utama (pelabuhan), dan fasilitas antarmoda; serta 11. Optimalisasi sumber daya air dan
pengembangan teknologi yang efektif dan
efisien dalam pemenuhan akses air minum
aman terutama untuk daerah kepulauan dan
© Kementerian PPN/Bappenas | 2023 rawan air; 29
Sinkronisasi RPJPN dan RPJPD Provinsi Sulawesi
Selatan
30
Kaidah Pelaksanaan Untuk Menjaga Konsistensi Pembangunan
INDIKATOR DAERAH
Transformasi Indonesia
Untuk Menjaga Substansi Transformasi,
maka perlu penyelarasan indikator-indikator
1. Transformasi Sosial (10 Indikator)
utama pembangunan di level nasional yang
2. Transformasi Ekonomi (13 Indikator) dapat diturunkan ke daerah.
3. Transformasi Tata Kelola (4 Indikator)
Koridor Penajaman Indikator
35
Penutup
• Perlu dilakukan penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi dengan RPJP Nasional Tahun 2025-2045.
Penyelarasan RPJP Daerah Provinsi dengan RPJP Nasional Tahun 2025-2045 bertujuan untuk:
1. Mencapai tujuan pembangunan daerah yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional.
2. Menciptakan integrasi, keselarasan, konsistensi, dan sinergi antar dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang di
tingkat pusat dan daerah provinsi.
3. Mewujudkan RPJP Daerah Provinsi yang harmonis dan selaras dengan RPJP Nasional Tahun 2025-2045, baik dari segi
periodisasi maupun substansi pengaturan.
4. Menjamin sinkronisasi kebijakan-kebijakan di dalam RPJP Daerah Provinsi dengan RPJP Nasional Tahun 2025-2045.
5. Menjamin terciptanya dukungan perencanaan daerah terhadap pencapaian visi, sasaran visi, misi, arah pembangunan dan
indikator utama pembangunan nasional.
6. Memastikan ruang yang memadai bagi pemerintah provinsi untuk merencanakan dan menjalankan pembangunan sesuai
prioritas pembangunan dan hak keotonomian daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Penyelarasan RPJP Daerah Provinsi dengan Rancangan Akhir RPJP Nasional Tahun 2025-2045 sesuai dengan karakteristik, inovasi,
dan pengembangan daerah, dengan wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengikuti periode Rancangan Akhir RPJP Nasional Tahun 2025-2045;
2. Berpedoman pada Rancangan Akhir RPJP Nasional Tahun 2025-2045; dan
3. Memastikan keselarasan muatan RPJP Daerah Provinsi dengan:
• Visi, 5 (lima) sasaran visi, 8 (delapan) misi pembangunan, dan 17 (tujuh belas) arah pembangunan;
• Arah kebijakan kewilayahan dan sarana prasarana; dan
• 45 (empat puluh lima) indikator utama pembangunan,
sebagaimana termuat dalam Rancangan Akhir RPJP Nasional Tahun 2025-2045,
© Kementerian PPN/Bappenas | 2023 36
Penutup
• Dengan perannya yang besar bagi Pulau Sulawesi, maka perencanaan perlu diarahkan sebagai dasar dari upaya transformasi
perekonomian wilayah menjadi basis hilirisasi komoditas unggulan wilayah serta memantapkan peran Sulawesi sebagai hub
dan pintu gerbang perdagangan internasional dan kawasan timur indonesia. Oleh karena itu, dalam jangka panjang diperlukan
penguatan sektor pertanian dan perikanan serta pengembangan industri pengolahan dan jasa dengan memanfaatkan
kawasan industri yg telah dikembangkan.
• Beberapa Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi kebijakan dalam RPJPN 2025-2045 antara lain
• Pengembangan Pelabuhan Makassar sehingga dapat berperan sebagai hub komoditas untuk Kawasan Timur Indonesia
• Pengembangan Bandara Utama Sultan Hasanuddin di Sulawesi Selatan yang terintegrasi dengan pengembangan wilayah
termasuk aerocity serta pengembangan bandara perairan dan seaplane termasuk untuk mendukung pariwisata dan
aksesibilitas
• Pembangunan jalan tol dan penyelesaiannya Trans Sulawesi serta pembangunan dan peningkatan kapasitas jalan daerah
pada koridor utama untuk mendukung integrasi rantai pasok domestik (menghubungkan kawasan ekonomi dan
pelabuhan/bandara)
• Penyelesaian kereta antar kota Makassar - Parepare, serta pengembangan kereta angkutan barang terpadu dengan
pengembangan kawasan, simpul transportasi utama (pelabuhan), dan fasilitas antarmoda
• Dalam perannya sebagai “Penunjang Ekonomi IKN dan Industri Berbasis SDA” maka diperlukan penguatan sektor pertanian,
peningkatan produktivitas sektor perkebunan, serta pengembangan industri pengolahan sebagai penunjang ekonomi
pembangunan IKN
• Untuk mendukung pengembangan wilayah diperlukan peningkatan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru di
Sulawesi Selatan, antara lain PKN (Mamminasata) dan PKW (Palopo, Watampone, Parepare, Barru, Pangkajene, Jeneponto dan
Bulukumba)
• Dalam menghubungkan rantai pasok/nilai domestik dan global, diperlukan optimalisasi pemanfaatan ALKI II disisi wilayah
Sulawesi bagian barat
© Kementerian PPN/Bappenas | 2023 37
TERIMA KASIH
DIREKTORAT REGIONAL II
Kementerian PPN/Bappenas
Menara Bappenas Lantai 9, Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-2
Kuningan, Jakarta Selatan