Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mohammad Jibran Janwannajihi

Kelas : XI MIIA 3

No. Absen : 17

FIKIH ( Tugas Mid Semester)


1. Pembunuhan
Contoh kasus : Seorang suami siri yang membunuh istrinya karena sakit hati.
Analisa hukuman : Menurut hukum Islam, hukuman pokok dari tindak
pembunuhan sengaja adalah qisash. Qisash diartikan sebagai keseimbangan atau
kesepadanan, maksudnya yaitu membalas pelaku sesuai dengan apa yang
dilakukan. Artinya jika pelaku membunuh , maka si pelaku juga harus dibunuh.
Hukuman qisash wajib atas orang yang melakukan pembunuhan disengaja.
Di Indonesia memang hukuman paling berat bagi pembunuhan berencana adalah
hukuman mati tetapi dalam pelaksanaannya kasus pembunhan berencana di
Indonesia banyak menggunakan hukuman penjara seumur hidup atau penjara
sementara 20 tahun.
Saran : Untuk menghindari terjadinya kasus pembunuhan seperti ini sebaiknya
semua masalah diselesaikan dengan musyawarah dan kepala dingin, karena emosi
selalu membuat kita terpancing untuk melakukan hal hal yang tidak baik dan
merugikan.
2. penganiayaan
Contoh kasus : Ayah cabut kuku anak sendiri karena kesal melihat kelakuan anak
nya yang jengkel dan suka mencuri barang milik tetangga serta memukuli adiknya.
Analisa hukuman : Dalam islam pelaku harus menerima hukuman qisahash yang
di berikan korban karna memenuhi ketiga kategori penaniayaan, perbuatan yang
menimbulkan rasa sakit atau luka pada tubuh korban, tidak dalam batas patut atau
melewati batas, perbuatan diiringi dengan niatan ingin menyakiti orang lain.
Karena pelaku melakukannya terhadap anak, maka pelaku diancamkan aturan
yang terdapat dalam UU PA, yakni Pasal 80 ayat (1) yang merumuskan: Setiap
orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau
penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh
puluh dua juta rupiah).
Saran : Sebaiknya orang tua selalu sabar dalam mendidik anaknya dan selalu
dengan cara yang lembut karena jika anak diperingatkan atau dinasehati dengan
cara yang kasar maka mereka akan susah untuk berubah ke arah yang lebih baik
dan sebaliknya akan semakin memberontak ke orang tuanya.

3. perbuatan zina
Contoh kasus : Satu pasangan remaja non-muhrim di Banda Aceh dicambuk 100
kali setelah terbukti berzina. Keduanya mengaku dan bersumpah di depan hakim
telah bersetubuh di sebuah rumah kos di kawasan Beurawe, Kecamatan Kuta
Alam.
Analisa hukuman : Karena perbuatan tersebut termasuk zina Ghairu Makhsan
yaitu zina yang dilakukan seseorang yang belum menikah, maka dalam islam,
hukuman yang diperoleh adalah cambukan sebanyak 100 kali.
Saran : Agar terhindar dari perbuatan zina sebaiknya laki laki dan perempuan
yang bukan mahram jangan terlalu dekat dalam bergaul karena bisa jadi diantara
keduanya bergaul dengan syahwat. Dan untuk remaja sebaiknya menjauhi hal hal
yang berbau pornografi karena hal tersebut bisa merusak fikiran.
4. pencurian
Contoh kasus : Seorang pria bernama Reza (26) babak belur diamuk
massa lantaran kedapatan mencuri perhiasan di rumah warga di kawasan
Jalan Malaka, Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta
Timur.
Analisa hukuman : menurut pandangan islam, hukuman bagi seorang pencuri
adalah potong tangan. Seperti yang dijelaskan dala surat Al-Maidah ayat 38.
Secara umum sanksi pidana bagi pelaku tindak pidana pencurian diatur di Pasal
362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yang berbunyi: “Barang
siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang
lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena
pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling
banyak sembilan ratus rupiah.”
Saran : Selalu optimis bahwa rezeki sudah di atur oleh Alah SWT dan selalu
berusaha dan percaya diri bahwa usaha tidak pernah menghianati hasil.
5. perampokan
Contoh kasus : Unit Reskrim Polsek Kebon Jeruk dibantu warga menggagalkan
aksi komplotan perampok saat menggasak uang di meja kasir salah satu
minimarket di Jalan Panjang, Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Analisa hukuman : Dalam analisa ukum islam, karena pelaku hanya mengancam
namun berhasil merampok harta korban, pelaku terancam hukuman potong tangan
dan kaki secara menyilang. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
pelaku dijerat pasal 365 kuhp jo pasal 53 kuhp jo pasal 2 uu darurat Nomor 12
tahun 1951, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.
Saran : Menghindari kasus perampokan, tak jauh beda dengan kasus pencurian
yang dapat dihindari dengan menanamkan kepercayaan bahwa rezeki sudah diatur
oleh Allah SWT.
6. peminum khamer
Contoh kasus : Sebanyak 18 orang dicambuk di halaman Meunasah Rukoh,
Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, karena terbukti melanggar syariat Islam
berupa meminum minuman keras (miras atau khamar)
Analisa hukuman : dalam islam para ulama berbeda pendapat terhadap berapa
banyaknya cambuk bagi peminum khamar. Menurut Abu Hanifah dan Imam
Malik, hukum peminum khamar adalah cambukkan sebanyak delapan puluh kali.
Indonesia tidak mengatur secara khusus pada Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) perihal tindak pidana dan sanksi bagi peminum minuman keras.
Peminum minuman keras baru dianggap melakukan tindak pidana ketika
perbuatan tersebut berakibat buruk terhadap orang lain, misalnya membuat orang
terluka, mengganggu ketertiban umum, dan sebagainya. Ketentuan tersebut dapat
di lihat pada Pasal 300, Pasal 492, dan Pasal 536 hingga Pasal 539. Pasal 300 ayat
(1) KUHP menyebutkan, “Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun
atau denda paling banyak empat ribu rupiah: (1) Barangsaiapa dengan sengaja
menjual atau memberikan minuman yang memabukkan kepada seseorang yang
telah kelihatan mabuk; (2) Barangsiapa dengan sengaja membikin mabuk seorang
anak yang umurnya belum cukup 16 tahun; (3) Barangsiapa dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan memaksa orang untuk minum-minuman yang memabukkan.”
Saran : Agar terhindar dari godaan khamr sebaiknya kita menjaga pergaulan dan
menjauhkan diri dari rasa penasaran dengan rasa khamr karena kebanyakan orang
berawal dari coba coba dan akhirnya kecanduan untuk menenangkan diri.
7. Bughat
Contoh kasus : Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang
diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950 dengan maksud untuk
memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa
Republik Indonesia Serikat).
Analisa hukuman : Dalam islam bughat (pembangkang) dikenai teguran agar
mau taat kembali, namun jika teguran tersebut tidak mempan maka dapat
dilakukan melalui tindakan yang lebih tegas, seperti ancaman atau diperangi.
Dalam kasus tersebut dinyatakan bahwa untuk menumpas gerakan Permesta,
pemerintah melakuakan operasi militer beberapa kali.
Saran : Untuk menghindari bughat di suatu negara, sebaiknya pemerintah
mendengar aspirasi dan kritikan rakyat agar semua pemerintahan berjalan dengan
adil dan transparan sehingga tidak ada rakyat atau wilayah yang merasa
terdeskriminasi sehingga memicu mereka untuk memberontak

Anda mungkin juga menyukai