INTERNASIONAL
Salisatuz zuhro
email: Salisazuhro123@gmail.com
Abstract
Abstrak
I. Pendahuluan
.Analisis kebijakan anti korupsi pada tingkat nasional melibatkan pengkajian dan evaluasi
terhadap berbagai kebijakan, peraturan, dan langkah-langkah yang telah diambil oleh
pemerintah dalam upaya memerangi korupsi di negara tersebut. Tujuan utama dari analisis ini
adalah untuk memahami efektivitas kebijakan yang ada, mengidentifikasi kelemahan dan
celah yang perlu diperbaiki, serta merumuskan rekomendasi kebijakan yang lebih baik. Ada
beberapa elemen penting yang perlu dianalisis dalam kebijakan anti korupsi di tingkat
nasional. Pertama, struktur hukum dan regulasi yang mendukung pemberantasan korupsi
perlu dievaluasi. Hal ini meliputi peraturan mengenai pemberantasan korupsi, perlindungan
whistleblower, pengaturan transparansi dan akuntabilitas, serta mekanisme penegakan hukum
yang efektif.
Selain itu, analisis kebijakan anti korupsi juga harus mempertimbangkan isu-isu institusional,
seperti pembentukan lembaga anti korupsi yang mandiri dan berwenang, serta koordinasi
yang baik antara berbagai lembaga terkait. Pengawasan dan pemantauan terhadap lembaga
anti korupsi juga perlu dianalisis untuk memastikan integritas dan independensinya.
Selanjutnya, dalam analisis kebijakan anti korupsi di tingkat nasional, penting untuk
mempertimbangkan aspek sosial dan budaya. Faktor-faktor seperti pendidikan, kesadaran
masyarakat, partisipasi publik, serta peran media dalam memerangi korupsi harus
diperhatikan. Pendidikan dan kampanye anti korupsi juga penting untuk membangun
kesadaran dan mengubah perilaku masyarakat terhadap korupsi.
Selain analisis kebijakan anti korupsi di tingkat nasional, juga diperlukan analisis kebijakan
di tingkat internasional. Korupsi sering kali melibatkan transaksi lintas batas dan melibatkan
pihak-pihak dari berbagai negara. Oleh karena itu, kerjasama internasional dalam
pemberantasan korupsi sangat penting.
II. Metode
Penelitian adalah suatu kegiatan yang berusaha mencari kebenaran secara ilmiah dari
suatu pokok bahasan dengan menggunakan metode ilmiah. Penelitian yang dilakukan
memenuhi kriteria penelitian ilmiah jika memenuhi kriteria atau didasarkan pada metodologi
tertentu sebagai bentuk persepsi pengetahuan. Penelitian juga merupakan suatu cara untuk
menemukan dan memperoleh jawaban atas pertanyaan dan masalah secara sistematis dan
ilmiah. Tujuan penelitian adalah untuk mengubah pendapat dengan kesimpulan yang diterima
secara umum dan aplikasi baru untuk pendapat tersebut.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam analisis kebijakan anti korupsi di
tingkat nasional dan internasional. Berikut ini adalah beberapa metode yang umum digunakan:
Analisis Regulasi: Metode ini melibatkan analisis terhadap regulasi dan peraturan yang ada
terkait dengan pemberantasan korupsi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kelemahan
dan celah dalam regulasi yang dapat dieksploitasi untuk tindakan korupsi. Analisis ini juga
mencakup penilaian terhadap kepatuhan terhadap regulasi dan implementasinya.
Analisis Sosial: Metode ini berfokus pada aspek sosial dan budaya dalam pemberantasan
korupsi. Melalui analisis sosial, dapat diidentifikasi faktor-faktor sosial dan budaya yang
dapat mempengaruhi terjadinya korupsi, serta faktor-faktor yang dapat mendukung atau
menghambat upaya pemberantasan korupsi. Metode ini melibatkan pengumpulan data
melalui wawancara, survei, dan studi kasus.
kasus tersebut dianalisis dari berbagai aspek, termasuk faktor penyebab, kelemahan
sistem, pelaku, dan dampaknya. Studi kasus ini dapat memberikan wawasan yang lebih detail
dan konkrit tentang tantangan dan strategi dalam pemberantasan korupsi.
Dalam melakukan analisis kebijakan anti korupsi, seringkali digunakan pendekatan yang
kombinatif dari beberapa metode di atas untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif
dan mendalam tentang masalah korupsi serta upaya penanggulangannya.
Hasil pembahasan analisis kebijakan anti korupsi di tingkat nasional dan internasional
akan sangat bervariasi tergantung pada konteks dan kondisi masing-masing negara. Namun,
berikut ini adalah beberapa hasil yang umum dapat ditemukan dalam analisis tersebut:
Identifikasi kebijakan dan peraturan yang efektif: Analisis kebijakan dapat membantu
mengidentifikasi kebijakan dan peraturan yang telah terbukti efektif dalam pemberantasan
korupsi. Ini dapat meliputi pengenalan regulasi anti korupsi yang kuat, pendirian lembaga
anti korupsi yang independen dan berwenang, serta implementasi mekanisme transparansi
dan akuntabilitas yang efektif.
dihadapi, serta pelajaran yang dapat dipetik untuk meningkatkan kerjasama di masa
mendatang.
Pengaruh faktor sosial dan budaya: Analisis kebijakan juga dapat menyoroti peran faktor
sosial dan budaya dalam pemberantasan korupsi. Misalnya, dapat diidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat toleransi terhadap korupsi dalam masyarakat, serta upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran, pendidikan, dan partisipasi publik dalam
upaya pemberantasan korupsi.
IV. Kesimpulan
Kesimpulan dari kebijakan anti korupsi di tingkat nasional dan internasional adalah
sebagai berikut: korupsi merupakan masalah serius yang merugikan pembangunan, merusak
kepercayaan masyarakat, dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, upaya
pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi prioritas di tingkat nasional dan
internasional.
Kebijakan anti korupsi yang efektif memerlukan adopsi dan implementasi regulasi yang kuat.
Regulasi tersebut harus mencakup aspek transparansi, akuntabilitas, serta penegakan hukum
yang efektif.
Lembaga anti korupsi yang independen, mandiri, dan berwenang sangat penting dalam upaya
pemberantasan korupsi. Lembaga-lembaga ini harus memiliki sumber daya yang memadai,
integritas yang tinggi, dan kewenangan yang cukup untuk menyelidiki, mengungkap, dan
menindak tindak korupsi.
Kolaborasi internasional menjadi kunci dalam memerangi korupsi yang melintasi batas
negara. Pertukaran informasi, repatriasi aset hasil korupsi, dan kerjasama antar negara dalam
penegakan hukum harus ditingkatkan.
melibatkan mereka dalam pengawasan dan pengambilan keputusan dapat memperkuat upaya
anti korupsi.
Sinergi dan koordinasi antara tingkat nasional dan internasional dalam upaya anti korupsi
dapat memperkuat kebijakan dan mempercepat penanggulangan korupsi secara efektif.
Kesimpulan ini menekankan pentingnya regulasi yang kuat, lembaga anti korupsi yang
independen, kolaborasi internasional, pendidikan dan partisipasi publik, evaluasi
berkelanjutan, serta sinergi antara tingkat nasional dan internasional. Dengan
mengimplementasikan langkah-langkah ini, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang
bersih, menjaga integritas, dan memerangi korupsi dengan lebih efektif di tingkat nasional
dan internasional.
Daftar Pustaka
Buku
HADIN, A. F. (2021). Editor: Korupsi, Pemilu dan Sumber Daya Alam Problem dan
Tantangan di Indonesia.
Irawan, A., Dahlan, A., Fariz, D., & Putri, A. G. KORUPSI PEMILU.
Jurnal
Mulyono, H. A. D., & Raharja, S. (2023). Determinan Pengungkapan Kebijakan Anti Korupsi. E-Jurnal
Akuntansi, 33(2), 515 Budiman, M. (2020). MODEL PEMBERANTASAN TINDAK
Darmawan, W. B., Manan, F., & Amsari, F. Malpraktik dan Korupsi Pemilu di Indonesia:
Analisis terhadap Proses Penghitungan dan Rekapitulasi pada Pemilu 2019.
Paskarina, C. (2018). Korupsi Politik dalam Kompetisi Elektoral. Prisma, 37(3), 37-50.
Riwanto, A. (2015). Korelasi pengaturan sistem pemilu proporsional terbuka berbasis suara
terbanyak dengan korupsi politik di Indonesia. Yustisia Jurnal Hukum, 4(1), 89-102.
Sacipto, R. (2019). Kajian Praktik Money Politics Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum
Sebagai Cikal Bakal Tindak Pidana Korupsi. ADIL Indonesia Journal, 1(2).
Satria, H. (2019). Politik Hukum Tindak Pidana Politik Uang dalam Pemilihan Umum di
Indonesia. Integritas: Jurnal Antikorupsi, 5(1), 1-14
Ghofari, G. (2016). Analisis Kebijakan Anti-Korupsi Cina Di Era XI Jinping (Doctoral dissertation,
Universitas Gadjah Mada).