Anda di halaman 1dari 9

Perayaan Hari Lahir menurut Perspektif Hadis

Muhammad Yalda Rifat Surya


Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
yaldaaraffat@gmail.com

Abstract

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa merayakan hari lahir setiap
tahunnya sudah menjadi budaya tersebar luas di masyarakat, baik muslim
maupun non muslim. Hari lahir atau biasa disebut milad secara bahasa
berasal dari kata walada yang berarti memperlahirkan ataupun
memperanakan, yang dimaksud dengan kelahiran adalah awal mula
seseorang dilahirkan di bumi. Merayakan ulang tahun berarti merayakan
hari kelahiran seseorang, biasanya dalam pelaksanaan hari lahir setiap
orang memiliki cara yang berbeda-beda. Sebagian orang merayakannya
dengan mengadakan pesta kecil bersama keluarga dan teman-teman,
berpuasa, tahlil, pengajian, dan sebagian orang tidak merayakannya
cukup dengan berdo'a serta mengevaluasi diri sendiri agar menjadi
pribadi yang lebih baik lagi. Pendapat ahli hadis mengenai perayaan hari
lahir jika dikaitkan dengan maulid Nabi maka dapat disimpulkan boleh
melakukannya sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah. Alasan
beberapa ulama melarang perayaan hari lahir adalah bid’ah yang
diciptakan dalam agama dan tidak memiliki asal usul dalam syariat Islam,
perayaan ulang tahun merupakan kebiasaan Yahudi dan Nasrani yang
suka bersenang-senang, berpesta, meniup lilin dan bahkan pencampuran
pria dan wanita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan
hadis-hadis yang berkaitan dengan perayaan hari lahir. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode
deskriptif-analisis melalui studi pustaka (library research).

Keywords: Perayaan hari lahir, Hadis, Syarah

Pendahuluan
Manusia adalah mahluk yang paling sempurna diantara makhluk
lainnya di muka bumi ini. Di mulai dengan penciptaan manusia pertama,
yaitu Adam dari tanah kering yang berasal dari lumpur hitam. 1 Lalu
penciptaan Hawa dan selanjutnya keturunannya yakni seluruh manusia
yang ada di muka bumi ini.2 Penciptaan manusia berasal dari sari pati
tanah yakni didahului dengan proses pembuahan, lalu berkembang
dalam Rahim seorang ibu dan setelah sampai pada waktunya manusia
dilahirkan ke muka bumi.3 Hari lahir atau biasa disebut milad secara
bahasa berasal dari kata walada yang berarti memperlahirkan ataupun
memperanakan yang dimaksud dengan kelahiran adalah awal mula
seseorang dilahirkan di bumi. Merayakan ulang tahun berarti merayakan
hari kelahiran seseorang, biasanya dalam pelaksanaanya setiap orang
memiliki cara yang berbeda-beda. Sebagian orang merayakannya dengan
mengadakan pesta kecil bersama keluarga dan teman-teman, berpuasa,
tahlil, pengajian, dan sebagian orang tidak merayakannya cukup dengan
berdo'a serta mengevaluasi diri sendiri agar menjadi pribadi yang lebih
baik lagi.
Nabi Saw berpuasa pada hari senin yakni hari kelahiran beliau.

‫و َح َّد َثِني ُز َهْيُر ْبُن َح ْر ٍب َح َّد َثَنا َع ْبُد الَّرْح َمِن ْبُن َم ْهِد ٍّي َح َّد َثَنا َم ْهِد ُّي ْبُن َم ْيُم وٍن َع ْن َغْياَل َن َع ْن‬
‫َع ْبِد ِهَّللا ْبِن َم ْع َبٍد الِّز َّم اِنِّي َع ْن َأِبي َقَتاَد َة اَأْلْنَص اِرِّي َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه‬
‫َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُس ِئَل َع ْن َص ْو ِم ااِل ْثَنْيِن َفَقاَل ِفيِه ُوِلْد ُت َو ِفيِه ُأْنِز َل َع َلَّي‬
Dan telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi, ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami Mahdi bin Maimun, dari Ghailan, dari
Abdullah bin Ma'bad az-Zimmani, dari Abu Qatadah al-Anshari
radhiallahu'anhu, bahwasanya Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah ditanya
mengenai puasa pada hari Senin, maka beliau pun menjawab: "Pada hari
itu aku dilahirkan, dan pada hari itu pula wahyu diturunkan kepadaku."
Perayaan ulang tahun melahirkan perbedaan pendapat di antara
para ulama, sebagian ulama membolehkan dan sebagian juga
melarangnya. Ulama yang memperbolehkannya adalah Ulama
Mutakaddimin Kerajaan Saudi Arabia yang bernama Syaikh Qais al-
1
Gina Handayani, 2018, Merayakan hari Ulang Tahun (Studi Pengaalan Hadis Tentang
Hari Lahir Masyarakat Kampung Pasir Konci Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi),
Skripsi Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, hlm. 1.
2
Bahrum Subagiya, Didin Hafidhuddin, Akhmad Alim, “Internalisasi Nilai Penciptaan
Manusia Dalam Al-Qur’an Dalam Pengajaran Sains Biologi, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
11, No. 2, Desember, 2018, hlm. 198
3
Ibid, hlm. 208
Mubarak menurutnya tidak masalah bagi umat Islam untuk mengadakan
perkumpulan dalam rangka memperingati suatu peristiwa yang dianggap
boleh dalam agama dengan syarat bahwa aktivitas tersebut tidak diyakini
sebagai bagian dari syiar Islam. Al-Mubarak mengatakan bahwa selama
ini masyarakat selalu mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan
keberhasilan seseorang atau keberhasilan salah satu anak memperoleh
gelar sarjana (menyelesaikan pendidikan), atau yang berkaitan dengan
ulang tahun atau acara lainnya. Patokan yang digunakan bahwa
perkumpulan seperti itu dibolehkan adalah tidak meyakini bahwa
keterkaitan itu adalah bagian dari sunnah yang dianjurkan atau termasuk
dalam syiar Islam.
Senada dengan beberapa alasan lain yakni pendapat Fakhruddin
Nur Syam, pertama dalam Islam hanya ada dua hari raya, Idul Adha dan
Idul Fitri. Jika seseorang merayakan hari lain itu berarti dia telah
melakukan bid’ah. Kedua : Perayaan hari ulang tahun tradisi orang-orang
kafir, sedangkan meniru orang-orang kafir adalah haram. Ketiga :
Pemborosan yang tidak bermanfaat sedangkan Islam melarang
pemborosan yang tidak bermanfaat.4 Menurut Syekh Abdul Karim al
Khudhoir merayakan ulang tahun adalah bid'ah dalam agama, tidak
boleh melakukannya, juga tidak diperbolehkan memakan makanan yang
dihidangkan di dalamnya, anggapan mereka bahwa makanan yang
disajikan pada hari ulang tahun untuk tamu tidak dilarang untuk
memakannya, menjamu tamu memiliki hukum tersendiri, semua perkara
tergantung tujuannya.5
Dalam beberapa tulisan masih terdapat perbedaan diantara para
ulama, salah satunya alasan mengapa kegiatan tersebut dilarang,
perayaan ulang tahun adalah kebiasaan orang barat yang suka bersenang-
senang tentunya yang bukan muslim. Umat Islam dilarang mengikutinya
karena dapat menurunkan tingkat keimanan. Para ulama memandang
bahwa perayaan ulang tahun identik dengan perilaku orang-orang kafir.
Jadi mereka melarang umat Islam merayakannya dengan ikut-ikutan.
Selain itu, oleh sebagian ulama, seringkali dibarengi dengan banyak
kemaksiatan. Seperti minuman keras, pesta musik, joget, dansa,
pencampuran pria dan wanita. Bahkan banyak yang meninggalkan shalat
dan kewajiban lainnya. Seringkali pihak-pihak tersebut melupakan niat

4
Gina Handayani, 2018, Merayakan hari Ulang Tahun (Studi Pengaalan Hadis Tentang Hari
Lahir Masyarakat Kampung Pasir Konci Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi), Skripsi
Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, hlm. 3.
5
Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid, Menghadiri Acara Ulang Tahun Seorang Anak Dan
Memakan Makanan Yang Disediakan; dikutip dari Soal Jawab Tentang Islam (islamqa.info)
utama, tergantikan dengan semangat ingin pamer dan menonjolkan
kekayaan. Beberapa muslim lainnya mencari jalan tengah, memilih
kompromi terhadap dua yang bertentangan. Kompromi-kompromi
tersebut sebenarnya dapat ditemukan dalam masyarakat muslim yang
mempraktikkan perayaan ulang tahun dengan menghilangkan unsur-
unsur yang tidak diperbolehkan dalam norma-norma Islam (hadis, fatwa,
ajaran,dll).
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
menerapkan metode deskriptif-analisis.UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, & Disertasi (Bandung: UIN
Sunan Gunung Djati Bandung, 2020). Jenis data penelitian ini merupakan
data kualitatif yaitu data yang bukan dalam jenis angka. Sumber data
penelitian ini meliputi sumber primer dan sumber sekunder. Sumber data
primer pada penelitian ini adalah Ensiklopedia Hadis Kitab 9 Imam
Saltanera, “Ensiklopedia Hadis Kitab 9 Imam.”. Sedangkan sumber data
sekunder merupakan literatur yang terkait dengan topik penelitian ini
yang bersumber dari artikel, jurnal, buku, dan lain-lain. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan (library
research). Teknik analisis data ditempuh melalui tahapan inventarisasi,
klasifikasi, dan interpretasi Wahyudin Darmalaksana, Panduan
Penulisan Skripsi Dan Tugas Akhir, 1st ed., vol. 21 (Bandung: Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2022),
https://doi.org/10.24912/tesla.v21i1.3257.. Secara khusus, metode
deskriptif-analisis dalam penelitian ini diambil dari bidang ilmu hadis,
diantaranya yaitu metode takhrij hadis dan metode syarah hadis.
Pembahasan
a. Pengertian Hari Lahir
Hari lahir atau biasa disebut milad dalam Bahasa Arab berasal dari
kata walada yang berarti memperlahirkan ataupun memperanakan yang
dimaksud dengan kelahiran adalah awal mula seseorang dilahirkan ke
muka bumi.6 Pengertian hari lahir secara istilah adalah suatu peristiwa
penting yang terjadi dan merupakan peringatan hari lahir seseorang serta
berdirinya suatu perkumpulan atau kelompok. Sama halnya dengan
maulid Nabi di mana kata ini berasal dari yang sama yaitu walada. Secara
etimologis Maulid Nabi bermakna hari tempat atau waktu kelahiran Nabi
yaitu hari peringatan kelahiran nabi Muhammad Saw. Hari lahir adalah
suatu yang spesial bagi kebanyakan orang. Hari yang mengajak untuk

6
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Munawwir, Surabaya, cetakan 14, hlm. 1580, 1997
membuang jauh kenangan ke belakang, ketika saat ia dilahirkan ke bumi,
atau saat ia masih dalam buaian dan saat-saat ia masih bermain dengan
bahagia menikmati masa kanak-kanak. Ketika hari itu tiba, manusia
mengangkat jarinya lagi, untuk menghitung kembali tahun-tahun yang
telah mereka lewati di dunia.7
b. Tema Hadis
Ada beberapa tema hadis yang berkaitan dengan perayaan hari
lahir, yaitu sebagai berikut:
1. Hadis riwayat Muslim No. 3242 tentang mengada-ngada sesuatu
yang baru dalam dalam urusan agama.
2. Menyerupai suatu kaum, dalam hadis riwayat Abu Daud No. 3512
3. Menjauhi bid’ah dan perdebatan, hadis riwayat Ibnu Majah No. 44
c. Hadis yang berkaitan tentang perayaan hari lahir
Dalam hal ini, hadis-hadis yang diteliti adalah hadis yang berkaitan
tentang perayaan hari lahir dan digambarkan dalam bentuk skema.
Hadis-hadis tersebut sebagai berikut:

1. Mengada-ngada sesuatu yang baru dalam urusan agama

‫َح َّد َث َن ا َأُبو َج ْع َفٍر ُم َح َّم ُد ْبُن الَّصَّباِح َو َع ْب ُد ِهَّللا ْبُن َع ْو ٍن اْل ِه اَل ِلُّي َج ِم يًع ا َع ْن ِإْب َر اِهيَم ْب ِن َس ْع ٍد َق اَل‬
‫اْبُن الَّصَّباِح َح َّد َث َن ا ِإْب َر اِهيُم ْبُن َس ْع ِد ْب ِن ِإْب َر اِهيَم ْب ِن َع ْب ِد الَّر ْح َم ِن ْب ِن َع ْو ٍف َح َّد َث َن ا َأِبي َع ْن‬
‫اْل َقاِس ِم ْب ِن ُم َح َّمٍد َع ْن َعاِئَش َة َق اَلْت َق اَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َم ْن َأْح َد َث ِفي َأْم ِر َن ا‬
‫َه َذ ا َم ا َلْي َس ِم ْن ُه َف ُهَو َر ٌّد‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Muhammad bin
Shabah dan Abdullah bin 'Aun Al Hilali semuanya dari Ibrahim
bin Sa'd. Ibnu Shabah berkata, telah menceritakan kepada kami
Ibrahim bin Sa'd bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf, telah
menceritakan kepada kami ayahku dari Al Qasim bin Muhammad
dari 'Aisyah dia berkata, "Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, "Barang siapa
mengada-ngada sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kami,
padahal kami tidak perintahkan, maka hal itu tertolak."8 (Hadis
riwayat Muslim No. 3242 )
2. Menyerupai dengan suatu kaum

7
Yusuf Maulana, 2020, Perayaan Hari Lahir Dalam Perspektif Hukum Islam, Skripsi Fakultas
Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Makassar, hlm. 10
8
Saltanera, “Ensiklopedia Hadis Kitab 9 Imam.”
‫َح َّد َث َن ا ُع ْث َم اُن ْبُن َأِبي َش ْي َب َة َح َّد َث َن ا َأُبو الَّن ْض ِر َح َّد َث َن ا َع ْب ُد الَّر ْح َم ِن ْبُن َث اِبٍت َح َّد َث َن ا َح َّساُن ْبُن‬
‫َعِط َّي َة َع ْن َأِبي ُمِنيٍب اْلُج َر ِش ِّي َع ْن اْب ِن ُع َمَر َق اَل َق اَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َم ْن‬
‫َتَش َّب َه ِبَقْو ٍم َف ُهَو ِم ْن ُهْم‬
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abi Syaibah, ia
berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu an-Nadhr, ia
berkata: Telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin
Tsabit, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Hassan bin
Athiyah, dari Abu Munib al-Jurasyi, dari Ibnu Umar, ia berkata:
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: "Barang siapa yang menyerupai
dengan suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka."9
(Hadis riwayat Abu Daud No. 3512)

3. Bid’ah adalah sesat

‫َح َّد َث َن ا ُس َو ْي ُد ْبُن َس ِعيٍد َو َأْح َم ُد ْبُن َث اِبٍت اْلَج ْح َد ِر ُّي َقااَل َح َّد َث َن ا َع ْب ُد اْلَو َّهاِب الَّث َقِفُّي َع ْن َج ْع َفِر ْب ِن‬
‫ُم َح َّمٍد َع ْن َأِبيِه َع ْن َج اِبِر ْب ِن َعْبِد ِهَّللا َق اَل َك اَن َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإَذ ا َخ َط َب‬
‫اْح َم َّر ْت َع ْي َن اُه َو َع اَل َص ْو ُتُه َو اْش َت َّد َغ َض ُبُه َك َأَّن ُه ُم ْن ِذُر َج ْي ٍش َي ُقوُل َص َّب َح ُك ْم َم َّساُك ْم َو َي ُقوُل ُبِع ْث ُت‬
‫ُأْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫َن ا َو الَّساَع َة َك َه اَت ْي ِن َو َي ْق ِر ُن َب ْي َن ِإْص َبَعْيِه الَّسَّب اَبِة َو اْلُو ْس َط ى َو َي ُقوُل َّما َب ْع ُد َف ِإَّن َخ ْي َر ا ُموِر‬
‫ِك َت اُب ِهَّللا َو َخ ْيُر اْلَه ْد ِي َه ْد ُي ُم َح َّمٍد َو َش ُّر اُأْلُموِر ُمْح َد َث اُتَه ا َو ُك ُّل ِبْد َع ٍة َض اَل َلٌة َو َك اَن َي ُقوُل َم ْن‬
‫َت َر َك َم ااًل َفَأِلْه ِلِه َو َم ْن َت َر َك َدْي ًن ا َأْو َض َي اًع ا َف َع َلَّي َو ِإَلَّي‬
Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa'id dan Ahmad bin
Tsabit Al Jahdari keduanya berkata, telah menceritakan kepada
kami Abdul Wahhab Ats Tsaqafiy dari Ja'far bin Muhammad dari
Bapaknya dari Jabir bin Abdullah ia berkata, "Rasulullah ‫ﷺ‬
apabila berkhotbah matanya menjadi merah, suaranya tinggi dan
emosinya menggebu-gebu, seakan-akan ia adalah seorang pemberi
peringatan pada pasukan, beliau berseru, "Waspadalah, musuh
akan datang di pagi hari, musuh akan datang di sore hari!" Dan
beliau berseru, "Aku diutus dengan datangnya hari kiamat seperti
(kedua jari) ini, " beliau menggandengkan antara dua jarinya; jari
telunjuk dan jari tengah. Beliau lalu bersabda, "'Amma ba'du;
sesungguhnya sebaik-baik perkara adalah kitabullah dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah
yang diada-adakan, dan setiap bid'ah adalah sesat." Dan beliau selalu
bersabda, "Barang siapa meninggalkan harta, maka bagi ahli
warisnya. Dan barang siapa meninggalkan utang atau amanah

9
Saltanera, “Ensiklopedia Hadis Kitab 9 Imam.”
maka akulah yang menanggungnya."10 (hadis riwayat Ibnu Majah
No. 44)
D. Hadis Penguat

‫َح َّد َث َن ا آَد ُم ْبُن َأِبي ِإَي اٍس َح َّد َث َن ا ُشْع َب ُة َأْخ َبَر َن ا َع ْم ُرو ْبُن ُمَّر َة َس ِمْع ُت ُمَّر َة اْلَه ْم َد اِنَّي َي ُقوُل َقاَل َع ْبُد ِهَّللا‬
‫ِإَّن َأْح َسَن اْلَح ِديِث ِك َت اُب ِهَّللا َو َأْح َسَن اْلَه ْد ِي َه ْد ُي ُم َح َّمٍد َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو َش َّر اُأْلُموِر ُمْح َد َث اُتَه ا َو‬
{ ‫}ِإَّن َم ا ُتوَع ُد وَن آَل ٍت َو َم ا َأْنُت ْم ِبُمْع ِج ِز يَن‬
Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas, telah menceritakan
kepada kami Syu'bah, telah mengabarkan kepada kami Amru bin Murrah,
aku mendengar Murrah Al Hamdani berkata, Abdullah berkata, "Sebaik-
baik pembicaraan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Muhammad ‫ﷺ‬, dan seburuk-buruk perbuatan adalah
perkara baru, " kemudian beliau mengutip ayat: '(Apa yang dijanjikan
untuk kalian pasti akan datang) ' (QS. Al-an'am: 134). (Hadis riwayat
Bukhari No. 6735)
E. Syarah Hadis
Hadis Aisyah ini termasuk salah satu dari dasar Islam. Maknanya
adalah; barangsiapa membuat suatu perkara dalam agama yang tidak
didukung oleh salah satu dasar Islam, maka ia tidak bernilai dan tidak
dapat dijadikan pedoman. Imam An-Nawawi berkata, "Hadis ini
termasuk hadis yang patut untuk dihafal serta digunakan dalam rangka
membatalkan kemungkaran." Ath-Thurqi berkata, "Hadis Aisyah ini patut
disebut setengah dari dalil syara', karena dalil selalu dibangun di atas 2
dasar pemikiran (tremise mayor dan minor) dan yang hendak dicapai
dengan dalil adalah penetapan hukum atau penafiannya. Sedangkan
hadis ini merupakan premise mayor dalam menetapkan setiap hukum
syar'i dan penafiannya, sebab pernyataan tekstual hadits itu menjadi
dasar pemikiran secara umum untuk setiap dalil yang menafikan suatu
hukum. Misalnya dalam masalah wudhu dengan air najis, perkara ini
tidak ada dalam syariat, dan setiap perkara yang tidak ada dalam syariat
harus ditolak. Kesimpulannya, berwudhu dengan air najis hukumnya
tidak sah. Dasar pemikiran kedua telah tetap berdasarkan hadits ini,
hanya saja terjadi perselisihan pada dasar pemikiran pertama. Kemudian
makna kontekstual hadits itu adalah semua amalan yang termasuk dalam
unrsan syariat adalah sah. Seperti dikatakan dalam masalah niat ketika
berwudhu perkara ini ada dalam syariat. dan semua perkara yang ada
dalam syariat adalah sah'. Dasar pernikiran kedua telah tetap berdasarkan
hadis ini. sedangkan yang pertama menjadi ruang perselisihan. Sekiranya
ditemukan satu hadis yang menjadi dasar pemikiran pertama dalam

10
Saltanera, “Ensiklopedia Hadis Kitab 9 Imam.”
menetapkan setiap hukum syariat dan penafiannya, niscaya kedua hadis
tersebut dapat berdiri sendiri tanpa dalil yang lain. Namun, hal itu tidak
ada, maka hadis pada bab di atas adalah separuh dari dalil-dalil syariat.11

Kesimpulan
Pendapat ahli hadis yakni Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Atsqolani dan
Imam Suyuthi mengenai hari lahir, jika dikaitkan dengan maulid Nabi
maka disimpulkan kebolehan mensyukuri nikmat Allah pada hari
tertentu atas nikmat yang diberikan Allah pada hari itu, adapun apa yang
dikerjakan di dalamnya, maka yang harus dilakukan hanyalah sebatas
perbuatan yang mengucap syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
seperti membaca Al-qur'an, memberi makan, bersedekah, berpuasa dan
tentang sifat zuhud yang dapat menggerakan hati untuk berbuat kebaikan
dan melakukan perbuatan baik untuk Akhirat. Lain halnya dengan
perbedaan pendapat beberapa ulama, salah satu alasan mengapa kegiatan
tersebut dilarang karena perayaan hari kelahiran adalah bid’ah yang
diciptakan dalam agama dan tidak memiliki asal usul dalam syariat Islam
dan juga perayaan ulang tahun adalah kebiasaan orang (Yahudi dan
Nasrani) yang suka bersenang-senang, berpesta, meniup lilin, berjoget,
pencampuran pria dan wanita bahkan banyak yang meninggalkan sholat
dan kewajiban lainnya.

Daftar Pustaka
Saltanera. “Ensiklopedia Hadis Kitab 9 Imam.” Lembaga Ilmu dan Dakwah
Publikasi Sarana Keagamaan, Lidwa Pustaka, 2015.
Gina Handayani, "Merayakan hari Ulang Tahun (Studi Pengaalan Hadis
Tentang Hari Lahir Masyarakat Kampung Pasir Konci Kecamatan
Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi)", Skripsi Fakultas Ushuluddin,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, tahun 2018.
Abdul Somad, Bid'ah Hasanah; Sebuah Pendekatan Baru Beberapa Sunnah
yang Dibid'ahkan Sebagian Umat Islam, (Yogyakarta: Arti Bumi Intara
(Anggota IKAPI).
Ade Wahidin, Tinjauan dan Hukum tasyabbuh Perspektif Empat Imam
Mazhab, Al Maslahah Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam.
Bahrum Subagiya, Didin Hafidhuddin, Akhmad Alim, “Internalisasi Nilai
Penciptaan Manusia Dalam Al-Qur’an Dalam Pengajaran Sains
Biologi, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 11, No. 2, Desember, 2018.

https://ia601900.us.archive.org/19/items/kitab-terjemah-ind/Fathul%20Baari
11

%2015.pdf
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Munawwir, Surabaya, cetakan
14, hlm. 1580, 1997.
Yusuf Maulana, "Perayaan Hari Lahir Dalam Perspektif Hukum Islam",
Skripsi Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah
Makassar, t ahun 2020
A. J. Weinsink, terj. Muhammad Fuad Abdul Baqi, al-Mu'jam al-Muhfaras
Li al-Fazhil Hadis an-Nabawi, (Leiden: E. J Brill, 1955 M), juz 7
Abdul Aziz bin Abdullah bin B. Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, dkk.
Fatwa-fatwa Terkini, (Darul Haq, 1421H),
Abdul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi an-Naisaburi,
al-Jami' al-Shahih, (Beirut: Dar-Jail, t.thn).
Abdul Muhsin Al-Abbad, Syarah Sunan Abu Daud, pada juz 13 halaman
240 diambil dari Maktabah Syamilah
Darmalaksana, Wahyudin. Panduan Penulisan Skripsi Dan Tugas Akhir. 1st
ed. Vol. 21. Bandung: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung
Djati Bandung, 2022. https://doi.org/10.24912/tesla.v21i1.3257.

Anda mungkin juga menyukai