Anda di halaman 1dari 20

HUKUM MENERIMA PESANAN KUE TART UNTUK

MERAYAKAN HARI RAYA NATAL MENURUT

PERSPEKTIF MAZHAB SYAFI’I

Proposal

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Agama (S. Ag.)

Program Studi Fiqh dan Ushul Fiqh; Ijtihad al-Nawāzil

Oleh:

MOH AMINUDDIN JAZULI

NIM 18.19.17.1.04.029

MA’HAD ALY FADHLUL JAMIL

QISMUL FIQHI WA USHULIHI; IJTIHĀD AL-NAWĀZIL

PONDOK PESANTREN MA’HADUL ULUM AS-SYAR’IYYAH

KARANGMANGU SARANG REMBANG JAWA TENGAH

2022 M/ 1444 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Natal adalah hari raya umat Kristiani untuk memperingati hari

kelahiran Yesus Kristus. Jika disebut hari Natal, maka konotasinya adalah

hari kelahiran Yesus, pada tanggal 25 Desember. Umat Nasrani merayakan

hari Natal dirayakan secara khidmat dan kebesaran baik di dalam gereja

ataupun di rumah-rumah.1

Kebanyakan orang Kristen memperingati hari Natal pada tanggal 25

Desember. Karena pada hari itu, orang-orang Kristen banyak yang pergi ke

gereja untuk mengikuti perayaan keagamaan khusus. Tradisi selama perayaan

Natal berlangsung adalah gereja-gereja dihias dengan mewah dan semegah

mungkin. Orang-orang Kristiani saling bertukar kado dan saling memberi

hadiah-hadiah, menghiasi rumah mereka dengan daun holly, mistletoe, dan

pohon Natal yang terbuat dari apapun.2

Dalam praktiknya biasanya seminggu sebelum Natal dirayakan,

mayoritas umat Kristiani telah menyiapkan berbagai persiapan dan kebutuhan-

kebutuhan, seperti membeli kado-kado yang akan diberikan kepada orang

spesial, menyiapkan tempat-tempat untuk berlibur, menyiapkan berbagai alat

peribadatan untuk persiapan malam Natalnya dan juga menyiapkan pernak-

pernik untuk digantungkan dalam pembuatan pohon Natal. Tradisi saling

1
Abu Jamin Roham, Ensiklopedi Lintas Agama, (Jakarta: Emerald, 2009), 535
2
Michael Keene, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 114

1
memberi dan bertukar kado berasal dari tradisi Barat yang ditandai dengan

bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga serta datangnya Santa

Claus atau Sinterklas3.

Dalam tradisi bertukar kado tidak jarang para umat Kristiani

mempersiapkannya dengan membuat kado itu sendiri maupun membeli serta

memesan kado kepada orang lain dan tidak jarang juga memesan kue tart

terhadap pengusaha muslim untuk diberikan kepada saudaranya yang memeluk

agama Kristen dalam rangka merayakan hari raya Natal.

Seorang muslim yang taat beragama selalu meyakini bahwa ajaran

Islam merupakan ajaran yang komplit dimana agama tersebut mengajarkan

seluruh aspek kehidupan manusia pada umumnya dan terkhusus terhadap

muslimin. Dalam Islam, ilmu yang mempelajari tuntunan aktifitas manusia

ialah ilmu fikih. Ilmu fikih merupakan ilmu tentang hukum- hukum syariat

yang bersifat praktis yang digali dari dalil-dalil bersifat terperinci.4 Adapun

objek ilmu fikih ialah aktifitas mukallaf ditinjau dari hukum-hukum syariat

yang telah ditetapkan bagi aktifitas mukallaf.5

Secara global, fikih membahas dua konsep pokok, yaitu konsep

ubudiyah yaitu konsep-konsep yang berkaitan dengan peribadahan seperti

tatacara bersuci, shalat, puasa dan lain sebagainya dan yang kedua ialah

konsep mu‟amalah yaitu konsep-konsep yang berkaitan dengan transaksi yang

terjadi antar manusia seperti jual beli, sewa menyewa, pemesanan dan lain

sebagainya. Konsep- konsep yang tertera dalam masalah ubudiyah maupun

3
Stan D. Widjaya, Hari Demi Hari Memperingati Natal, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 23
4
Abdul wahab kholaf, Ilmu Ushul Fikih, (t.tp, Maktabah ad-dakwah, t.th), 11
5
Ibid:12

2
mu‟amalah bertujuan untuk memandu manusia agar dapat meraih

kemaslahatan dunia maupun akhirat. Dalam konsep-konsep tersebut

pembahasannya mengenai rukun, syarat dan sah atau tidaknya aktifitas

ubudiyah serta mu‟amalah seseorang.

Melaksanakan aktifitas sesuai fikih merupakan suatu keharusan

masyarakat muslim. Karena seseorang yang beraktifitas tanpa menggunakan

fikih dapat menyebabkan amal tersebut tidak sah dan dianggap tidak ada

aktifitas apapun. Dalam bermu‟amalah, seseorang dapat dikakatan sah

menerima kepemilikan barang yang ditransaksikan jika memenuhi rukun dan

syarat dari akad yang dilakukan. Pemesanan kue tart yang terjadi antara kaum

Nasrani dan kaum muslim merupakan bagian dari mu‟amalah yang masuk

dalam kategori akad salam. Praktik akad salam yaitu seorang pemesan

(muslim) memberikan uang muka (ro‟sul mal) kepada orang yang menerima

pesanan (muslam ilaih) dengan menyebutkan sifat-sifat barang yang dipesan

(muslam fihi) yang selanjutnya muslam ilaihi mewujudkan perkara yang

dipesan.

Dalam skripsi ini, peneliti memilih judul “Hukum Menerima Pesanan

Kue Tart Untuk Merayakan Hari Raya Natal Menurut Perspektif Madzhab

Syafi‟i” memandang adanya informasi peningkatan pesanan kue tart dalam

rangka hari raya Natal yang mencapai 50% bahkan 75%. Peneliti menemukan

data bahwa perayaan Natal 2019 dan tahun baru 2020, menjadi berkah bagi

penjual kue tart di Bojonegoro, Jawa Timur. Omset penjualan mereka

3
meningkat hingga 50%.6 Data yang kedua bahwa salah seorang penjual kue

tart di Kota Semarang meraup keuntungan yang meningkat hingga 75%.7

Disamping pengusaha kue tart yang meningkat orderan menjelang

Natal, ada juga kasus yang pernah terjadi yaitu anggapan deskriminatif

terhadap salah satu toko kue karena menolak menulis selamat Natal. Satu

toko kue di Makassar, Sulawesi Selatan menjadi perbincangan di media sosial

karena menolak menulis Selamat Natal permintaan pelanggannya. Yayasan

Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memandang toko tersebut bertindak

diskriminatif terhadap konsumennya. 8 Dari kontradiksi kedua data tersebut,

dipandang perlunya pendalaman pemahaman tentang pemesanan kue tart

untuk merayakan hari raya Natal sehingga masyarakat dapat menyikapi

masalah tersebut sesuai syari‟at. Disamping itu adanya kosnsep wajibnya

seorang mukallaf dalam mengetahui perkara antara halal dan haram dalam

bermu‟amalah sebelum ia melaksanakan aktifitas bermu‟amalah. Syeikh

Nawawi al-Bantani berpendapat bahwa :

‫جيب على كل مسلم مكلف اي ابلغ عاقل أن ال يدخل يف شيء من املعامالت‬


9
‫حىت يعلم ما أحل هللا تعاىل منه وما حرم‬
Artinya : Wajib bagi seluruh muslim yang mukallaf dalam artian telah

baligh dan berakal untuk tidak melaksanakan mu‟amalah keuali ketika ia telah

6
Nugroho, “Berkah Natal dan Tahun Baru, Penjualan Kue Tart di Bojonegoro Meningkat”,
dalam https://www.suarabanyuurip.com/ekonomi/read87057/berkah-natal-dan-tahun-baru-
penjualan-kue-tart-di-bojonegoro-meningkat, (diakses pada 26 Desember 2019)
7
Audrian Firhannusa, “Nataru 2021, Pembuat Kue Tart di Kota Semarang Kebanjiran
Order”, dalam https://www.ayosemarang.com/bisnis/pr-772253736/nataru-2021-pembuat-kue-
tart-di-kota-semarang-kebanjiran-order?page=all, (diakses pada 24 Desember 2021.)
8
Bbc News Indonesia, “Natal: 'Hari ini kue pun sudah diradikal,' 'perlakuan 'diskriminatif'
terhadap konsumen”, dalam https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42472844, (diakses
pada 24 desember 2017)
9
Nawawi al-Bantani, Mirqotu Shu‟ud at-Tashdiq Syarh Sullam at-Taufiq, (t.tp, Maktabah
Anwariyah, 2017), 125.

4
mengetahui apa-apa yang dihalalkan oleh Allah dalam mu‟amalah tersebut

dan apa-apa yang diharamkan oleh Allah.

Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti masalah tersebut dan peneliti

memfokuskan hukum dari sudut pandang madzhab Syafi‟i dikarenakan

mayoritas muslim Indonesia bermadzhab Syafi‟i. Selain itu, peneliti dalam

menentukan suatu hukum menggunakan dalil-dalil valid yang terdapat dalam

kitab kitab bermadzhab Syafi‟i.

Berdasarkan uraian – uraian diatas, peneliti tertarik meneliti hukum

dan menjawab problematika dengan judul diatas dengan harapan dapat

membantu masyarakat muslim dalam bermu‟amalah sesuai syariat Islam

madzhab Syafi‟i.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana konsep akad salam menurut madzhab Syafi‟i ?

2. Bagaimana hukum menerima pesanan kue tart untuk merayakan hari

raya Natal menurut madzhab Syafi‟i ?

C. TUJUAN PENELITAN

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui konsep akad salam menurut madzhab Syafi‟i.

2. Untuk mengetahui hukum menerima pesanan kue tart untuk merayakan

hari raya Natal menurut madzhab Syafi‟i.

5
D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan rumusan diatas, manfaat yang ingin di capai dari penelitian

ini ialah :

1. Manfaat akademis

Hasil penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai syarat menyelesaikan

tugas strata 1 (s1) di ma‟had aly Fadhlul Jamil Sarang Rembang program

studi fiqh dan ushul fiqh; ijtihad al-nawazil.

2. Manfaat teoritis

Menambah khazanah keilmuan dan sumbangsih pemikiran untuk

menambah ilmu pengetahuan tentang hukum menerima pesanan kue tart untuk

merayakan hari raya natal menurut perspektif madzhab Syafi‟i.

3. Manfaat praktis

a. Diharapkan menjadi salah satu rujukan bagi masyarakat dalam

bertransaksi pada barang yang berkaitan dengan perayaan hari raya Natal

secara khusus dan hari raya non muslim secara umum.

b. Diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan sekaligus

pendalaman pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang menyinggung tentang

transaksi komoditi yang berkaitan dengan perayaan hari raya Natal dan hari

raya non muslim secara umum.

E. TINJAUAN PUSTAKA

Adapun penelitian terdahulu, peneliti belum menemukan penelitian

yang secara khusus membahas mengenai hukum menerima pesanan kue tart

untuk merayakan hari raya natal menurut perspektif madzhab syafi‟i, namun

6
ada beberapa skripsi yang pembahasannya ada keterkaian dengan fokus

penelitan dari peneliti diantaranya :

1. Skripsi karya Anggi Kusumaningrum dengan judul Hukum Jual Beli

Atribut Untuk Hari Raya Natal Perspektif Madzhab Syafi‟i (Studi

Kasus di Kameraad Brand and Store Boyolali Tahun 2020). Skripsi

ini membahas secara detail akad jual-beli dan akad ijaroh yang

berkaitan dengan atribut untuk hari raya natal dalam perspektif

madzhab syafi‟i yang berlaku di kameraad brand store Boyolali

tahun 2020 serta membahas hukum yang terkait dengan akad

tersebut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam hal seseorang

menolong dari penjualan atribut untuk hari raya Natal seperti pekerja

yang contohnya menjadi seorang pegawai kasir dalam penjualan

atribut untuk hari raya Natal, maka yang dilakukan oleh pekerja

tersebut adalah haram.10

Terdapat kesamaan antara skripsi ini dengan skripsi peneliti yaitu

sama-sama membahas tentang transaksi untuk perayaan Natal dan

sama-sama memakai perspektif madzhab syafi‟i.

Perdedaan yang ada ialah bahwa skripsi ini memakai penelitian

lapangan (field research), sedangkan skripsi peneliti menggunakan

penelitian kepustakaan (library research) dan perbedaan sekanjutnya

ialah pemokusan terhadap akad yang dibahas yaitu skripsi ini fokus

dalam akad ba‟i dan ijaroh, sedangkan peneliti berfokus terhadap

akad salam.
10
Anggi Kusuma Ningrum, “Hukum Jual Beli Atribut Untuk Hari Raya Natal Perspektif
Mazhab Syafi‟i (Studi Kasus di Kameraad Brand And Store Boyolali Tahun 2020)” ,
(Skripsi di IAIN Surakarta, 2020), 52.

7
2. Skripsi karya Yuni Tri Hastuti dengan judul Hukum Akad Salam

Dalam Katering Perspektif Madzhab Syafi‟i. Dalam skripsi ini

peneliti membahas secara detail akad salam menurut perspektif

madzhab Syafi‟i dengan hasil dari penelitian menunjukan bahwa

hukum melaksanakan akad salam dengan adanya proses pengapian

dan pencampuran berbagai macam jenis bahan diperbolehkan

menurut mazhab Syafi‟i. walaupun memang syarat syaratnya tidak

terpenuhi seluruhnya. Namun semua itu dibolehkan dengan dasar

kemaslahatan dan telah menjadi adat dimana adat tersebut dapat

digunakan menjadi hukum dari kebiasaan masyarakat tersebut. 11

Persamaaan antara skripsi ini dan skripsi peneliti ialah sama-sama

membahas tentang hukum akad salam terhadap komoditi yang

terdapat proses pengapian dan pencampuran berbagai jenis bahan

secara madzhab Syafi‟i. Adapun perbedaanya ialah skripsi ini lebih

umum dalam masalah konteks tanpa menyinggung tujuan pemesanan,

sedangkan skripsi peneliti lebih memokuskan konteks pemesanan

untuk merayakan hari Natal.

F. METODE PENELITIAN

Agar penelitian mencapai tujuannya dengan tetap mengacu pada standar

keilmiahan sebuah karya akademis, maka diperlukan suatu metode yang

sesuai dengan objek yang dikaji, karena metode itu sendiri berfungsi sebagai

pedoman mengerjakan sesuatu agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan

dan maksimal. Dalam sebuah penelitian terdapat metodologi penelitian.

11
Yuni tri hastuti, “Hukum Akad Salam Dalam Katering Perspektif Mazhab Syafi‟i”,
(Skripsi di IAIN Purwokerto, 2019), v.

8
Metodologi penelitian merupakan suatu pemecahan masalah penelitian yang

dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta

dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan

mengendalikan keadaan. Memahami cara kerja dan mendalami objek sebagai

sasaran merupakan salah satu metode.12

Dalam pengertian lain, metode penelitian adalah serangkaian tata cara

tertentu yang diatur dan ditentukan berdasarkan kaidah ilmiah dalam

menyelenggarakan suatu penelitian dalam koridor keilmuan tertentu yang

hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.13

Adapun metode penelitian yang digunakan peneliti dalam skripsi ini

adalah:

1. Jenis data penelitian

Jenis data yang peneliti pakai ialah kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati14. Dan seluruh data

yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari kata-kata yang merangkai

kalimat, bukan angka-angka.

2. Sifat penelitian

Sifat penelitian ini ialah deskrptif, yaitu penelitian yang berusaha

memberikan gambaran dengan sistematis dan cermat terhadap fakta-fakta

12
Syamsuddin dan Vismaia S. Damianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), 14.
13
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, cet. 3, 2012), 2.
14
Rahmadi, Pengantar MetodologI Penelitian, (Banjarmasin: Antasari, 2011), 14

9
aktual dan sifat-sifat populasi tertentu15 dan menggambarkan data secara apa

adanya.

a. Bahan-bahan dan objeknya

Bahan dan objek penelitian ini ialah penelitian kepustakaan (library

research), yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan tertulis seperti

manuskrip, buku, majalah, surat kabar dan dokumen lainnya.16 yaitu suatu

cara kerja yang bermanfaat untuk mengetahui pengetahuan ilmiah dari suatu

dokumen tertentu atau berupa literatur lain yang diungkapkan oleh para

ilmuwan atau cendekiawan di masa sekarang ini.17 Seperti buku-buku, jurnal,

kitab turāts, artikel, makalah dan lain lain yang masih ada hubungan dengan

penelitian yang dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

adalah penelitian yang bersumber pada literatur kepustakaan dan serangkaian

kegiatan yang berhubungan dengan metode pengumpulan data pustaka, baik

membaca, mencatat, serta mengolah bahan penelitian. Data yang diambil ialah

dari buku-buku, majalah, jurnal, artikel, makalah, kutub al-turāts, dan yang

berkaitan dengan membaca, memahami, serta menganalisis isi dari materi

tersebut.

b. Pendekatan penelitian

Berdasarkan program studi ma‟had aly Fadhlul Jamil, yaitu fiqh dan

ushul fiqh; ijtihad al-nawazil, peneliti dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan normatif syar‟i. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan ilmu hukum Islam yaitu pendekatan yang didasarkan atau

15
Ibid : 13
16
Ibid : 15
17
Masri Sungarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1989), 45.

10
menggunakan teori-teori hukum Islam dalam menganalisis permasalahan.

Dengan demikian, penelitian ini merupakan penelitian hukum Islam. Lebih

lanjut, ia merupakan penelitian hukum Islam normatif.18

Penelitian hukum Islam normatif adalah penelitian ilmiah untuk

menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum Islam dari sisi

normatifnya. Logika keilmuan yang ajeg dalam penelitian hukum normatif

dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum

normatif, yaitu ilmu hukum yang objeknya hukum itu sendiri. 19 Berbeda

dengan penelitian hukum sosiologis di mana seorang peneliti melihat dan

mengaitkan hukum Islam dengan fenomena non hukum, maka dalam

penelitian hukum normatif seorang peneliti melihat hukum Islam dari dalam.

Seorang peneliti hukum Islam akan beranjak dari norma-norma hukum Islam.

Nama lain dari penelitian hukum normatif ini adalah penelitian hukum

doktriner. Disebut penelitian hukum doktriner karena penelitian ini dilakukan

atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan-bahan

hukum Islam yang lain. Penelitian hukum Islam normatif berhubungan

langsung dengan praktik hukum yang mengangkat dua aspek utama yaitu

pembentukan hukum dan penerapan hukum.

18
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif (Jakarta: Bayu Media
Publishing, 2006),56.
19
Faisar Ananda Arfa, Metodologi Penelitian Hukum Islam, h. 34. Bambang Sunggono,
Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h. 83.

11
G. SUMBER DATA

1. Jenis data dilihat dari derajat datanya, terbagi dua, yaitu:

a. Data primer

Menurut Bungin, data primer adalah data yang langsung diperoleh dari

sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Menurut

Amirin, data primer adalah yang diperoleh dari sumber-sumber primer atau

sumber asli yang memuat informasi atau data penelitian. Sumber asli yang

dimaksud Amirin di sini adalah sumber pertama sebagaimana yang disebut

oleh Bungin.

b. Data sekunder

Menurut Bungin, data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber

kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Menurut Amirin, data

sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli memuat

informasi atau data penelitian. Sumber yang bukan asli yang dimaksud

Amirin di sini sebenarnya adalah sumber kedua sebagaimana yang disebut

oleh Bungin.20

Sumber data merupakan tempat diperolehnya data. Sumber data dalam

penelitian hukum normatif hanya diperoleh dari jenis data sekunder. jenis data

sekunder, yakni data yang diperoleh dari bahan kepustakaan atau literatur

yang ada hubungannya dengan objek penelitian.21

Jenis data sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan

merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-

20
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitia, ( Banjarmasin: Antasari, 2011), 71.
21
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penelitan Skripsi, Tesis, serta Disertasi, (Bandung,
Alfabeta, 2017),67 .

12
buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar komentar

atas putusan pengadilan.22

2. Jenis data dilihat dari sumber atau tempat memperoleh data

adalah sebagai berikut:

a. Data kepustakaan atau data literatur

Data kepustakaan adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber

tertulis atau bahan-bahan bacaan baik berupa buku (buku teks, kamus,

ensiklopedi dan lainnya), jurnal, majalah maupun dalam bentuk laporan

penelitian (skripsi, tesis, dan disertasi), baik yang tersimpan di perpustakaan

maupun tidak. Dengan demikian istilah kepustakaan di sini lebih bermakna

bahan bacaan tertulis daripada tempat bahan pustaka atau perpustakaan.

Sebab, tidak mesti literatur yang menjadi bahan bacaan itu hanya bisa

diperoleh di perpustakaan, tetapi di tempat-tempat lain di luar perpustakaan

literatur yang menjadi sumber penelitian juga dapat diperoleh. Data

kepustakaan pada umumnya digunakan oleh para peneliti yang menggunakan

jenis penelitian library research.

b. Data dokumenter

Data dokumenter adalah data yang diperoleh dari berbagai dokumen

baik berupa dokumen tertulis (printed) seperti arsip, otobiografi, catatan

harian, catatan kasus, laporan, surat dan sejenisnya; dokumen terekam

(recorded) seperti rekaman kaset, CD, video, film, dan sejenisnya; dokumen

verbal seperti cerita rakyat, dongeng, dan sejenisnya; maupun berupa

22
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,(Jakarta: Kencana, 2009), 141.

13
dokumen material seperti artefak, alatalat rumah tangga, buku-buku koleksi

pribadi, Meperhiasan, kendaraan pribadi, rumah tempat tinggal dan sejenisnya.

c. Data online

Data online adalah data yang diperoleh melalui pencarian di internet

baik melalui browsing, mengakses alamat situs-situs tertentu, mengakses blog

tertentu, atau mengakses ebook atau e-journal dan sebagainya.23

Berdasarkan keterangan diatas penelitian ini akan menggunakan kitab

kitab fikih madzhab Syafi‟i, kitab-kitab ushul fikih, kitab-kitab qowaid fikh,

kitab-kitab fatwa, buku-buku, dan berbagai literatur yang disebut sebagai

karya ilmiah lainnya, seperti jurnal, skripsi, tesis, desertasi, dan semua yang

bisa di akses di perpustakaan dan internet yang memuat data data mengenai

hukum menerima pesanan kue tart untuk merayakan hari raya Natal menurut

perspektif madzhab Syafi‟i.

H. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Data

diambil dari kepustakaan baik berupa buku, dokumen, maupun artikel

sehingga teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui pengumpulan

sumber-sumber kepustakaan seperti halnya metode dokumentasi yang mencari

data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya.

Untuk itu peneliti melakukan langkah-langkah identifikasi, pengumpulan,

pengolahan, dan pengkajian terhadap data-data yang telah ada terkait masalah

23
Rahmadi, Pengantar Metodologi penelitian, (Banjarmasin: Antasari, 2011), 73

14
hukum menerima pesanan kue tart untuk merayakan hari raya Natal menurut

perspektif madzhab Syafi‟i.

I. ANALISIS DATA

Analisis artinya menguraikan suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh

pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Sifat Pendekatan

dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu penilitian yang bertujuan

memaparkan serta menganalisa pendapat para tokoh. Penelitian ini akan

memaparkan serta menganalisa pendapat madzhab Syafi‟i mengenai praktek

dan tata cara berakad salam serta pendapat pendapat yang mengarah pada

pembahasan tersebut diatas untuk kemudian ditarik kesimpulan hukumnya.

Serta menggunakan content analisis yaitu analisis kajian data. Dengan metode

ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis berbagai data tentang masalah

hukum menerima pesanan kue tart untuk merayakan hari raya Natal menurut

perspektif mazhab Syafi‟i .

J. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan adalah narasi tentang daftar isi yang akan

dimuat dalam bagian awal, bagian inti maupun bagian akhir skripsi.24 Urutan

pembahasan dalam penelitian ini bisa dibagi menjadi tiga bagian utama yakni

24
Buku Panduan Risalah/Skripsi Ma‟had Aly Fadhlul Jamil, 11.

15
1. Bagian awal berisi sampul, halaman judul, halaman pernyataan

keaslian, nota dinas pembimbing, persetujuan tim penguji, halaman

pengesahan, pedoman transliterasi, abstrak, motto, persembahan, kata

pengantar, dan daftar isi.

2. Bagian tengah (inti skripsi), mendiskripsikan bahwa skripsi ini tersusun

atas empat bab. Adapun sistematikanya ialah sebagai berikut:

a. Bab pertama, di dalamnya menerangkan pendahuluan yang akan memuat

beberapa sub yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika

pembahasan.

b. Bab kedua, berisikan deskripsi dan gambaran umum tentang :

1). Hukum, yaitu menerangkan tentang pengertian dan pembagian

hukum syari‟at.

2). Akad Salam, yaitu menerangkan tentang pengertian, landasan hukum

akad salam, rukun dan syarat akad salam menurut perspektif madzhab Syafi‟i.

3). Kue Tart, yaitu menerangkan tentang pengertian, komposisi, dan cara

membuatnya.

4). Natal, yaitu menerangkan tentang pengertian, sejarah, praktek dan

hukum merayakan Natal.

16
c. Bab ketiga, berisikan tentang penerapan kasus yaitu :

1). Menerapkan hukum memesan kue tart dalam akad salam perspektif

madzhab Syafi‟i beserta khilafiah yang ada.

2). Menerapkan hukum menerima pesanan kue tart untuk merayakan

hari raya Natal perspektif madzhab Syafi‟i.

d. Bab keempat, berisi penutup dan merupakan akhir dari proses penelitian

atas hasil penelitian yang berpijak pada bab-bab sebelumnya dan kemudian

diikuti dengan kesimpulan, saran-saran maupun kritik yang relevan dengan

objek penelitian. Disini peneliti mengemukakan kesimpulan dan saran dari

seluruh hasil penelitian.

3. Bagian akhir, berisikan tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran

serta daftar riwayat hidup peneliti.

K. DAFTAR PUSTAKA TENTATIF

Daftar pustaka memuat referensi pustaka yang akan dijadikan acuan dalam

penelitian skripsi. 25 Dalam hal ini, peneliti akan menggunakan referensi kitab-

kitab fikih madzhab Syafi‟i, kitab-kitab qowaidul fiqhi, dan kitab-kitab ushul

fiqh, beserta kitab-kitab lain yang membantu peneliti menguraikan serta

menjawab rumusan masalah dari penelitian ini. Berikut daftar pustaka tentatif

yang peneliti ajukan untuk penelitian ini :

25
Buku Panduan Risalah/Skripsi Ma‟had Aly Fadhlul Jamil, 11

17
„Abd al-„Azῑz,„Izz al-Dῑn. Qawᾱ‟id al-Aḥkᾱm Fῑ Maṣᾱliḥ al-Anᾱm. Cairo:

Maktabah al-Kulliyyah al-Azhariyyah, 1991.

Anṣᾱrῑ (al), Zakariyya bin Muḥammad bin Zakariyya. Fatḥ al-Wahhᾱb. t.tp.: Dᾱr

al-Fikr, 1994.

Anṣᾱrῑ (al), Zakariyya bin Muḥammad bin Zakariyya. Ghᾱyat al-Wuṣūl. Mesir:

Dᾱr al-kutb al-„Arabiyyah al-Kubrᾱ)

Bakrῑ (al), Abū Bakr „uthman bin Muḥammad Shaṭᾱ al-Dimyaṭῑ. Ḥᾱshiyyah

I‟ᾱnat al-ṭᾱlibῑn. Beirut: Dᾱr al-Fikr, 1997.

Bujayramῑ (al), Sulaymᾱn bin Muḥammad bin „Umar. ḥᾱshiyyat al-Bujayramῑ.

Burullusi(al), Ahmad „Umayrah. Ḥᾱshiyyah „Umairah. Bairut: Dᾱr al-Fikr, 1995.

Ghazali(al), Abu Ḥᾱmid muḥammad bib muḥammad bin muḥammad. Iḥyᾱ „Ulūm

al-Dῑn. Beiru: Dᾱr al-Ma‟rifah.

Haytamῑ (al), Aḥmad bin Muḥammad bin Ali bin Ḥajr. Tuḥfat al-muḥtaj fῑ sharḥ

al-minhᾱj. Beirut:Dᾱr Iḥyᾱi al-Turᾱth al-„Arabῑ, 1983.

Ḥiṣni (al), Abū Bakar bin Muḥammad al-Ḥusaynῑ. Kifᾱyat al-Akhyᾱr .Damaskus:

Dᾱr al-Khayr, 1994.

Ibnu Qasim, Muhammad. Fatḥ al-Qarῑb. Lebanon: Dar ibn Hazm, 2005.

Ibnu al-Rif‟ah, Aḥmad bin Muḥammad bin Ali al-Anṣᾱrῑ. kifᾱyat al-nabῑh fῑ sharḥ

al-tanbῑh. T.tp.: dᾱr al-kutub al-„ilmiyyah, 2009.

18
Ibnu Sᾱlim bin Sa‟ῑd, Muḥammad. Is‟ᾱd al-Rafῑq Sharaḥ Sullam al-Tawfῑq. t.tp.:

al-Haramayn.

Jamᾱl (al), Sulaymᾱn bin „Umar bin Manṣūr. futūḥᾱt al-wahhᾱb bi tauḍῑḥ sharḥ

manhaj al-ṭullᾱb. T.tp: dᾱr al-fikr.

Khalaf, „Abd al-Wahhᾱb. „Ilm Ushūl al-Fiqh. t.tp.: Maktabah ad-Dakwah.

Lasatira,Frejhon Cleimen. Semua Tentang Natal. t.tp: Kbm Indonesia, 2020.

Maḥallῑ (al), Jalᾱl al-Dῑn Muḥammad bin Aḥmad bin Muḥammad bin Ibrᾱhῑm.

Kanz al-Rᾱghibῑn. Bairut: Darul Fikr, 1995.

Malῑbᾱrῑ (al), Zayn al-Dῑn Aḥmad bin „abd al-„Aziz bin Zayn al-dῑn bin „Ali bin

aḥmad. Fatḥ al- Mu‟ῑn. t.tp.: Dar ibn Hazm.

Nawawi(al), Abu Zakariyya Muhyi al-Dῑn Yaḥya bin Sharaf. Al-Majmū‟ Sharḥ

al-Muhadhdhab. T.tp. : dᾱr al-fikr.

Qalyūbῑ (al), Aḥmad Salᾱmah. Ḥᾱshiyyah Qalyūbῑ. Bairut: Darul Fikr, 1995.

Ramli (al), shams al-Dῑn Muḥammad bin Abi al-„Abbas Aḥmad ḥamzah shihᾱb

al-Dῑn. Nihᾱyat al-Muḥtaj ilᾱ Sharḥ al-Minhᾱj. Beirut: dᾱr al-fikr, 1984.

Shirbinῑ (al), shams al-Dῑn Muḥammad bin Aḥmad al-Khatῑb. Mughni al-muḥtᾱj

ilᾱ ma‟rifat ma‟ᾱni alfᾱẓ al-minhᾱj. T.tp.: Dᾱr al-Kutb al-„Ilmiyyah, 1994.

Suyūṭi (al), „Abd al-Raḥmᾱn bin Abū Bakar Jalᾱl al-Dῑn. Al-Ashbᾱh Wa al-

Naẓᾱir. t.tp.: Dᾱr al-Kutb al-„Ilmiyah, 1990.

19

Anda mungkin juga menyukai