Anda adalah seorang pegawai di instansi pemerintahan yang memiliki otoritas untuk
memberikan atau menolak izin usaha. Dengan otoritas yang Anda miliki, banyak
pengusaha yang mendekati Anda dengan maksud memperlancar proses perizinan.
Mereka melakukan berbagai upaya seperti menawarkan hadiah, uang, dsb. Sementara
disisi lain, gaji dan tunjangan yang Anda terima secara resmi setiap bulannya sangat
kecil, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda.
Bagaimana sikap Anda dalam menghadapi situasi tersebut? Apa alasannya, sertakan dalil
yang mendasarinya!
Jawaban :
2. Jika suatu saat Anda harus bekerja di luar kota dan kebetulan Anda bertetangga dengan
orang non-muslim. Tetangga Anda ini sangat baik, bahkan ketika menjelang hari raya
idul fitri selalu membagikan THR berupa sembako dan uang kepada tetangga-
tetangganya, termasuk Anda.
a. Sikap apa yang akan Anda ambil ketika tetangga Anda yang non-muslim ini
memberikan THR kepada Anda? Apa alasannya? sertakan dalil yang
mendasarinya!
b. Ketika tetangga Anda yang non-muslim ini merayakan natal, sikap apa yang akan
Anda lakukan? sertakan dalil yang mendasarinya!
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
multikultural, sebab ia terdiri dari berbagai agama dan
kepercayaan. Namun, ada kalanya kemajemukan ini
menimbulkan polemik tertentu pada masyarakat. Di
antaranya adalah terkait hukum ucapan selamat natal
bagi umat Islam yang diucapkan kepada umat Nasrani
(kristiani). Polemik ini hampir terjadi di setiap tahun.
Berhubung kasus ini erat kaitannya dengan istinbath al-
hukmi, maka penulis akan mengulas hukum ucapan
selamat natal dengan menggunakan perspektif fiqih yang
akan dikaitkan juga dengan akidah dan akhlak.
Jawaban :
a)
Dasar Pemahaman
Di bulan puasa yang penuh berkah ini mari kita saling berbagi kepada sesama..
Salah satunya bisa diwujudkan dengan saling memberikan hadiah. Sebab hal
pemberian hadiah itu bisa menjadi sarana untuk menumbuhkan kembangkan benih
kasih sayang, menghilangkan permusuhan, dan menguatkan tali persaudaraan.
Menerima hadiah dari non-muslim adalah boleh. Salah satu dalilnya adalah hadits
sahih riwayat Imam Bukhari yang dapat kita baca dalam bab qabulu hadiyyah al-
musyrikin (tentang menerima hadiah dari orang-orang musyrik/non-muslim) yang
terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari berikut ini:
َو َقاَل َسِع يٌد َع ْن َفَناَد ًة َع ْن َأٍس ِإَّن َأَك ِثيَر ُدوَم ُه أْهَدى ِإلى الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلم
"Said berkata, dari Qatadah dari Anas ra, sesungguhnya Ukaidira Dumah pernah
memberikan hadiah kepada Nabi saw". (HR. Bukhari).
Dalil lain yang bisa dijadikan sebagai landasan kebolehan menerima hadiah dari
non-muslim adalah kisah sahabat Salam al-Farisi ra dimana sebelum masuk Islam
pernah memberikan hadiah kepada Rasulullah SAW dan beliau menerima
pemberian tersebut. Hal ini sebagaimana yang dipahami dari yang dikemukakan
Imam Zainuddin al-'Iraqi dalam kitab Tharh at-Tatsrib fi Syarh at- Taqrib berikut
ini:
3. Suatu ketika, Anda mendapat tugas dari kantor untuk pergi ke luar kota selama
beberapa minggu. Setelah beberapa hari di kota tersebut, tiba - tiba orang tua Anda
menelepon, meminta Anda untuk segera pulang saat itu juga tanpa menyebutkan
alasannya. Disisi lain, atasan Anda sangat mempercayakan pekerjaan ini kepada Anda.
Bagaimana sikap Anda dalam menghadapi situasi tersebut? Apa alasannya, sertakan dalil
yang mendasarinya!
Jawaban :
ِاَّن الّٰل َه َيْأ ُمُر ُك ْم َاْن ُتَؤ ُّدوا اَاْلٰم ٰن ِت ِآٰلى َاْه ِلَهۙا َو ِاَذا َح َك ْم ُتْم َبْيَن الَّناِس َاْن َتْح ُك ُمْو ا ِباْل َعْد ِل ۗ ِاَّن الّٰل َه ِنِعَّما َيِع ُظُك ْم ِبٖه ۗ ِاَّن الّٰل َه َك اَن َسِمْيًع ۢا َبِص ْيًر ا
Terjemahan
Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia
hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik
yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha
Melihat.