Disusun oleh :
Hoerunysa 10122068
Rija Arsena
Tendi Barkah M
PEMBAHASAN
Penyimpangan Adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma di
lingkungan Manyarakat. Penyimpangan terhadap nilai dan norma dalam masyarakat di sebut
dengan deviasi. Sedangkankan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut
divian.
َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِإْل ْنَس ِإاَّل ِلَيْعُبُدوِن َم ا ُأِر يُد ِم ْنُهْم ِم ْن ِر ْز ٍق َو َم ا ُأِريُد َأْن ُيْطِعُم وِن
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya
mereka memberi-Ku makan.” (QS. Adz-Dzâriyât: 56-57).
Manusia secara fitroh mengakui sifat uluhiyyah Alloh, yaitu bahwa Alloh yang berhak
untuk disembah. Dia akan mencintai Alloh, menyembahnya serta tidak mensyirikkannya
dengan suatu apapun. Akan tetapi fitroh tersebut terusak dan disimpangkan oleh syetan dari
kalangan jin dan manusia. Tauhid telah tertanamkan di dalam fitroh manusia, sedangkan
kesyirikan datang dan merusaknya. Alloh berfirman:
َفَأِقْم َو ْج َهَك ِللِّديِن َحِنيًفا ِفْطَر َت ِهَّللا اَّلِتي َفَطَر الَّناَس َع َلْيَها اَل َتْبِد يَل ِلَخ ْلِق ِهَّللا َذ ِلَك الِّديُن اْلَقِّيُم َو َلِكَّن َأْكَثَر الَّناِس اَل َيْع َلُم وَن
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Alloh; (tetaplah atas) fitroh
Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitroh itu. Tidak ada peubahan pada fitroh
Alloh. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-
Rûm: 30)
Rosululloh bersabda:
ُك ُّل َم ْو ُلوٍد ُيوَلُد َع َلى اْلِفْطَر ِة َفَأَبَو اُه ُيَهِّو َداِنِه َو ُيَنِّص َر اِنِه َأْو ُيَم ِّج َس اِنِه
“Setiap anak yang dilahirkan berada di atas fitroh, lalu kedua orang tuanya yang
menjadikannya yahudi, nasroni atau majusi.”
1
2.2 Ciri Perilaku Penyimpangan Sosial
Suatu perilaku bisa disebut sebagai penyimpangan bila perilaku tersebut dinyatakan
sebagai perilaku yang menyimpang dari nilai dan norma di masyarakat.
Pada masyarakat modern, kebanyak orang tidak termasuk dalam kategori patuh
seutuhnya atau penyimpangan seutuhnya.
Budaya ideal sendiri terdiri dari kepatuhan kepada seluruh peraturan hukum, akan tetapi
dalam kenyataannya jarang orang yang patuh secara penuh terhadap hukum.
Budaya ideal adalah budaya yang dipegang secara tersirat ataupun dinyatakan secara
tegas.
Maka dari itu, diperlukan landasan normatif agar tidak terjadi kesenjangan nilai-nilai
utama antara budaya ideal.
Saat nilai adat atau peraturan hukum melarang perbuatan yang ingin sekali dilakukan
oleh banyak orang, maka akan muncul norma penghindaran.
Norma penghindaran adalah pola perbutan yang dilakukan orang untuk memenuhi
keinginan mereka tanpa menentang nilai tata kelakuan secara terbuka.
2
“Norma penghindaran akan muncul jika banyak orang ingin melakukan perbuatan
yang dilarang nilai adat atau peraturan hukum.”
Penyimpangan adalah sebuah ancaman, tetapi juga bisa menjadi alat pemelihara
kestabilan sosial.
Tidak ada masyarakat yang bisa bertahan dalam kondisi yang statis pada jangka
waktu lama.
Hal ini terjadi karena adanya keharusan bagi banyak orang untuk menerapkan
norma-norma yang baru.
Secara bahasa kata kufur berasal dari kata kafara yakfuru kufran wa kufuran wa
ًا
kufranan ( ) وكف را وكفىرا كف را كفر ٌكفر. berarti menutupi sesuatu, menyembunyikan kebaikan yang
telah diterima atau tidak berterima kasih.
Sedangkan menurut syara’ kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, baik
dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya. Maksud dari mendustakan berarti
menentang atau menolak sedangkan tidak mendustakan artinya hanya sekadar tidak iman dan
tidak percaya. Sedangkan orang yang kufur disebut kafir.
Kufur at-tauhid (Menolak Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Esa)
Arti kata kufur adalah menolak tauhid, atau menolak bahwa Tuhan itu Esa. Seperti yang
terkandung dalam Surat Al-Maidah ayat 73, berikut:
َلَقْد َكَف َر اَّلِذْي َن َقاُلْٓو ا ِاَّن َهّٰللا َث اِلُث َث ٰل َث ٍةۘ َو َم ا ِمْن ِاٰل ٍه ِآاَّل ِاٰل ٌه َّو اِح ٌد ۗ َو ِاْن َّلْم َي ْن َت ُهْو ا َع َّما َي ُقْو ُلْو َن َلَيَمَّسَّن اَّلِذْي َن َكَف ُرْو ا ِم ْن ُهْم َع َذ اٌب َاِلْي ٌم
3
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang
dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka
tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka
akan ditimpa siksaan yang pedih. (Al-Maidah ayat 73)
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (la takfurun). (Al-Baqarah ayat 152
Kufur al-inkar mengingkari Allah dengan lisan, tindakan, tidak mengenal ketauhidan
Kafir Al-Juhud. Mengkari Allah dalam hati, tetapi tidak mau mengingkarinya dengan
lidah
Kafir Al-Mua‟nadat, mengenal Allah dalam hati, mengakuinya dengan lidah tetapi
tidak mau menjadikan suatu keyakinan
Kafir An-Nifak, mengakui Allah, Rosul dan ajaran-ajaranya dengan lidah tetapi
mengingkarinya dalam hati.
. Kafir Al-Irtidat (murtad) kembali kepada kafir sesudah beriman keluar dari Islam.
4
2.6 Kufur Besar dan Kufur Kecil
Kufur juga dibedakan menjadi kufur besar dan kufur kecil, berikut ini penjelasannya.
Kufur Besar
Kufur besar adalah perbuatan yang disengaja tanpa ada paksaan dari orang lain yang
dapat membatalkan keimanan, mengeluarkan pelakunya dari Islam, dan membuatnya kekal di
Neraka.
Kufur Kecil
Kufur kecil adalah perbuatan dosa yang tidak melampaui batas kehilangan iman,
tetapi dapat mengurangi kesempurnaannya. Menurut syariat, orang yang menyandang kufur
jenis ini dinilai tercela. Mereka layak mendapatkan siksaan di neraka, meskipun tidak kekal
di dalamnya.