a. Pengertian ijtihad
Menurut bahasa ijtihad berarti "pengerahan segala kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit".
Menurut istilah ijtihad adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja
yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al-qur’an maupun As-
sunah dengan syarat pengunaan akal sehat dan pertimbangan yang matang.
Pengertian ijtihad menurut bahasa ini ada relevansinya dengan pengertian ijtihad menurut istilah,dimana untuk
melakukannya diperlukan beberapa persyaratan yang karenanya tidak mungkin ijtihat dilakukan sembarang orang.
Dan disisi lain ada pengertian ijtihat yang telah diigunakan para sahabat nabi,mereka memberi batasan bahwa ijtihat
adalah "penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan sesuatu yang terdekat pada kitabbu’laah dan sunah rosul, baik
yang terdekat itu diperoleh dari nash, yang rerkenal dengan qiyas(ma’qul nash), atau yang terdekat itu diperoleh dari
maksud dan tujuan umum dari hikmah syari’ah,yang terkenal dengan ‘mash lahat". Dalam kaita pengrtian ijtihat
menurut istilah, ada dua kelompok ahli ushul fiqih (ushuliyyin),kelompok mayoritas dan kelopok minoritas. Mereka
berpendapat,ijtihat adalah pengerahan ssegenap kesanggupan dari seorang ahli fikih atau mujtahid untuk memperoleh
pengertian tingkat dhanni terhadap suatu hukum islam.
b. Kedudukan ijtihad
c. Cara-cara berijtihad
Dalam melaksanakan ijtihad para ulama telah membuat metode-metode antara lain sebagai berikut;
1) Qiyas,reasoning by analogy
yaitu menetapkan suatu hokum terhadap suatu hal yang belum diterangka oleh alkuran dan As-sunah dengan di
analogykan kepada hokum sesuatu yang sudah diterangkan hukumnya oleh Al-qur’an dan As-sunah, karena ada sebab
yang sama
contoh: menuru Al-qur’an surat Al-jum’ah 9 seseorang dilarang jual-beli pada saat orang mendengar adzan jum’at, maka
hendaknya kita berijtihad dengan jalan analogy. Yaitu: jual-beli dilarang karena dapat mengganggu sholat jum’at ,maka
demiian pula halnya perbuatan-perbuatan lain, yang dapat mengganggu sholat jum’at, juga dilarang.
2) Ijma’: konsensas (ijtihad kolektif), yaitu kesepakatan ulama-ulama islam dalam menentukanmasalah-masalah
ijtihadiyah. Ketika ‘Ali bin Abi Tholib mengemukakan kepada Rosullah Saw tentang kemungkinan adanya suatu masalah
yang tidak dibicarakan oleh Al-Qur’an dan as-Sunnah, maka Rosulullah mengatakan: "kumpulkan orang-orang yang
berilmu kemudian jadikan persoalan itu sebagai bahan musyawarah" yang menjadi persoalan untuk saat sekarang ini
adalah tentang kemungkinan dapat dicapai atau tidaknya ijma’ itu, karena umat islam sudah begitu besar dan berada
diseluruh pelosok bumi termasuk para ulama’nya
3) Istihsan (preference) yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu persoalan ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip
umum ajaran islam seperti keadilan, kasihsayang dan lain-lain. Oleh para ulama istihsan disebut sebagai qiyas khofi
(analogi samara-samar), atau disebut sebagai pengalihan hokum yang diperoleh dengan qiyas kepada hukum lain atas
pertimbangan kemaslahatan umum, apabila kita dihadapkan dengan keharusan memiliki salah satu diantara dua
persoalan yang sama-sama jelek maka kita harus mengambil yang paling ringan kejelekannya.dasar ihtisan antara lain
surat ajumar 18.
Yaitu menetapkan hokum terhadap sesuatu persoalan istihadiyah atas pertimbangan kegunaan dan kemanfaatan yang
sesuai dengan tujuan syariat. Perbedaan antara istihan dan mashalimul mursalah ialah istisan mempertimbangkan
kemaslata (kebaikan) itu disertai dengan dalil al-quran dan As-sunah yang umum, sedangkan mashalihul marsalah
mempertimbangkan dasar kepentingan dan kegunaan dan tanpa adanya dalil secara tertulis exsplisit dalam Al-qur’an
atau As-sunah.
Istihad banyak digunakan pada sahabat sebab setelah wafatnya Rosul tentusaja wahyu tidak diturunkan ddemikian
hadistpun tidak ditambah. Sementara disisilain problem ditengah umat makin bertambah, baik ragam maupun jumlah.
Akan tetapi maslahat mulai mengalami kemunduran sejak abad 14. muncul pendapat yang menyatakan pintu istihat
lantaran umat muslim merasa sudah cukup dengan pendapat mujtahid sebelumnya. Selain itu, tidak lagi muncul
mujtahid-mujtahid handal seperti mujtahid-mujtahid sebelumnya.
GERAKAN MUHAMMADIYAH
Tokoh Pendirinya
Pendiri Muhammadiyah KHA. Dahlan. Ia lahir di kampong kauman, yogyakarta pada tahun 1868 masehi dengan nama
muhamad darwis. Ayahnya adalah kh. Abu baker, ibunya bernama siti aminah. Muhamad darwis menunaikan ibadah
haji dan tiba dimekah pada bulan rajab 1308 H (1890 M). setelah menunaikah umroh ia bersilahturahmi dengan para
ulama Indonesia maupun arab yang telah dipesankan oleh ayahnya.
Pada th1896 M KH. Abu bakar wafat, jabatan khotib masjid besar oleh kesultanan yogyakarta lalu dilimpahkan kepada
KH. Ahmad Dahlan dengan gelar khotib Amin, yang diberi tugas:
1. khutbah jumat saling berganti dengan kawannya delapan orang khotib
2. piket diserambi masjid dengan kawannya enam oramg sekali seminggu
3. menjadi anggota Raad Agama Islam Hukum Kraton (lbid, 6)
untuk menghilangkan ketegangan, Khotib Amin untuk sementara perlu diasingkan. Pemerintah kesultanan
membiayainya kemekah dan bermukim dua tahun, ia setudi lanjut kepada para gurunya. Dalam ini beliau belajar:
ilmu fiqih kepada syeh Saleh Bapedal, syeh Sa’id Yamani
a) ilmu hadist kepada Mufti syafi’i
b) ilmu falaq kepada kyai Asya’ari Bawean
c) ilmu qiraat kepada syeh Ali Misri Mekkah
sepulang khotib Amin dari haji kedua, beliau membangun pondok untuk menampung murid-muridnya yang berasal dari
luar kota yogyakarta dan kota-kota dijawa tengah. Diangkatnya dua orang menjadi lurah podok, yaitu Muhamad Jalal
Suyuti dari magelang dan KH. Abu ‘Amar Jamsarea Sala. Diantara materi pengajian yang diistemewakan pemberiannya
kepada muridnya antara lain ilmu falaq, tauhid dan tafsir dari mesir (ibid, 13-140)
Memperluas wawasan
Pekerjaan KH. A. Dahlan sebagai hhotib Masjid Besar tidak banyak menyita waktu, giliran berkhutbahnya rata-rata dua
bulan sekali, dan piketnya diserambi Masjid Besar itu sekali seminggu. Beliau juga berdagang batik kekota-kota dijawa.
Pada tahun 1909 KH. A. Dahlan bertam kerumah Dr. Wahidin Sudirohusodo diketandan yogyakarta. Beliau menanyakan
berbagai hal tentang perkumpulan Budi Utomo dan tujuannya, setelah mendengar jawaban lengkap dan menurut
pikirannya secara umum sesuai dengan cita-citanya, maka beliau menyatakan ingin menjadi anggotanya.
Kehausan mempelajari organisasi memang ada pada diri KH. A. Dahlan. Pada tahun 1910 beliau menjadi anggota yang ke
770 perkumpulan Jami’at Khair Jakarta.
Arti pentingnya KH.A. Dahlan memasuki Jami’at Khair ini karena "beliaulah yang memulai organisasi dalam bentuk
modern dalam masyarakat islam, dan mendirikan sekolah-sekolah dengan cara-cara yang banyak sedikitnya telah
modern".
Berdirinya Muhammadiyah
Diantara para siswa kweekschool Jetis yang tiap Ahad pagi mengadakan dialog agama diruang tamu KH. A. Dhlan itu ada
yang memperhatikan susunan bangku, meja dan papan tulis,lalu menanyakan untuk apa, dijawab untuk sekolah anak-
anak Kauman dengan pelajaran agama Islam dan pengetahuan agama biasa. Mereka tertarik sekali dan akhirnya
menyarankan agar menyelenggarakan ditangani oleh suatu organisasi agar berkelanjutan sepeninggalan Kyai kelak.
Saran demikian tidak dating dari seorang dua orang saja, akan tetapi berkali-kali senada isinya. Kyai lalu merenung-
renungkan gambaran organisasi itu, mendiskusikanya dengan para santrinya sendiri yang telah dewasa. Ketika Kyai itu
menanyakan kepada mereka apakah mereka sanggup duduk sebagai pengurusnya, mereka menyatakan sanggup. Sudjak
17)
Untuk menyusun anggaran dasar muhammadiyah banyak mendapat bantuan dari R. Sosrosugondo, guru bahasa melayu
Kweekschool Jetis yang sejak tahun 1890 telah berhubungan dengan KH. A. Dahlan.
Pada tanggal 20 Desember 1912 diajukannyalah surat permohonan kepada Gubenur Jenderal Hindia Belanda, agar
perserikatan ini diberi izin resmi dan di akui sebagai suatu badan hukum. Surat permohonan tersebut dilampiri dengan
rancangan anggaran dasarnya. Akhirnya Gubenur Jenderal menyetujui permohonan Muhammadiyah itu. Dan
pemerintah Hindia Belanda mengakui Muhammadiyah sebagai badan hukum, tertuang dalam Gouverment Besluit
tanggal 22Agustus 1914, No.81, beserta lampiran setatutennya.
Arti Muhammadiyah
1) Faktor subjektif
Factor subjektif yang sangat kuat, bahkan dapat dikatakan sebagai factor utama dan faktor penentu yang mendorong
berdirinya muhammadiyah adalah hasil pendalaman KH. A. Dahlan terhadap Al-Qur’an baik gemar membaca maupun
menelaah, membahas dan mengkaji isi kandungannya.
2) Faktor objektif
Faktor objektif yang bersifat internal, yaitu:
a) Ketidak murnian amalan islam akibat tidak dijadikannya Al-Qur’an dan As-sunah sebagai satu-satunya rujukan
oleh sebagian besar umat islam Indonesia
b) Lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan generasi yang siap mengemban misi
selaku "Kholifah Allah diatas bumi"
4. Bentuk lambang
Lambang persyarikatan berbentuk matahari yang memancarkan dua belas sinar yang mengarah kesegala penjuru,
dengan sinar yang putih bersih bercahaya. Ditengah-tengah matahari terdapat tulisan dengan huruf Arab
(Muhammadiyah). Pada lingkaran atas yang mengelilingi tulisan Muhamdiyah terdapat tulisan kalimat syahadat tauhid
"Asyhadu anla ila-ha illa Allah" (saya bersaksi bahwasannya tiada Tuhan selain Allah), dan pada lingkaran bagian bawah
tertulis kalimat syahadat Rasul "Waasyhadu anna Muhammadan Rasullahi" (dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
utusan Allah). Seluruh gambar matahari dengan atributnya berwarna putih dan terletak atas dasar warna hijau daun.
Lambang Universitas Muhammadiyah Purworejo terdiri atas
a. Gambar matahari
b. Kata muhammadiyah(ditulis dengan bahasa arab)
c. Dua kalimat syahadat (ditulis dengan bahasa arab)
d. Gambar padi dan kapas
e. Frasa atau tulisan universitas muhammadiyah purworejo Adalah tuntunan Alloh Subhanahuwata’la dan Rosul Alloh
Shallahu alaihi wasalam . Gambar padi dan kapas, melambangkan bahwa universitas muhammadiyah purworejo
bergerak menuju cita-cita terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Alloh subhanahu wata’la .
Frasa atau Tulisan universitas muhammadiyah purworejo :merupakan nama perguruan tinggi. Gambar matahari :
ciptaan Alloh yang selalu diperlukan oleh semua makhluk .dengan demikian, gambar matahari pada logo melambangkan
bahwa universitas muhammadiyah purworejo dapet menjadi perguruan tinggi yang selalu diperlukan oleh semua
makhluk Alloh. Kata muhammadiyah, melambangkan bahwa universitas muhammadiyah purworejo berada dalam
kesatuan organisasi perserikatan muhammadiyah. Dua kalimat syahadat melambangkan bahwa universitas
muhammadiyah purworejo pada
5. maksud lambing
Matahari adalah salah satu benda langit ciptaan (makhluk) Allah. Dalam sistem tata surya matahari menempati posisi
sentral (heliosentris) yaitu menjadi titik pusat dari suatu planet-planet lain. Matari merupakan benda langit yang dari
dirinya sendiri memiliki kekuatan memancarkan sinar panas yang sangat berguna bagi kehidupan biologis semua
mahlukhidup yang ada di bumi. Dan tanpa panas matahari bumi akan membeku dan gelap gulita, sehingga semua
mahluk hidup tidak mungkin dapat meneruskan hidupnya.
Muhammadiyah menggambarkan jati diri, gerak serta manfaatnya sebagai matahari. Kalo matahari menjadi penyebab
lahiriyah berlangsungnya kehidupan secara biologis bagi seluruh mahluk hidup yang ada di bumi, maka Muhammadiyah
akan menjadi penyebab lahirnya, berlangsungnya hidup secara spiritual, rohaniyah bagi semua orang yang mau
menerima pancaran sinarnya yang berupa ajaran agama islam sebagaimana yang termuat dalam Al-Qur’an dan As-
sunah. Ajaran islam yang hak dan lagi sempurna itu seluruhnya berintikan dua kalimat syahadat.
Dua belas sinar matahari yang memancar keseluruh penjuru mengibaratkan tekad dan semangat pantang menyerah dari
warga Muhammadiyah dalam memperjuangkan Islam ditengh-tengah masyarakat bangsa Indonesia sebagai tekat dan
semangat pantang mundur dan menyerah dari kaum Hawary, yaitu sahabat Nabi Isa as. yang jumlahnya dua belas orang.
Karena tekat dan semangatnya telah teruji secara meyakinkan maka Allah pun berkenan mengabadikan mereka dalam
salah satu ayal Al- Qur’an, yaitu sutat as-Shaf ayat 14.
Warna putih pada seluruh gambar matahari melambangkan kesucian dan keikhlasan Muhammadiyah dalam berjuang
untuk menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam tidak ada motif lain kecuali semata-mata mengharapkan ridho
Allah. Keiklasan yang menjadi inti (nucleus) ajaran ikhsanan sebagaimana yang diajarkan Rosullah benar-benar dijadikan
jiwa dan ruh perjuangan Muhammadiyah, dan yang sejak awal kelahiran Muhammadiyah sudah ditanamkan oleh KH. A.
Dahlan. Sebab telah diyakini secara sungguh-sungguh bahwa setiap perjuangan yang didasari oleh iman dan ikhlas maka
kekuatan apapun tidak ada mampu mematahkannya.
Warna hijau menjadi warna dasar lambang kedamaian dan kesejahteraan. Muhammadiyah berjuang ditengah-tengah
masyarakat bangsa Indonesia dalam rangka merealisasikan ajaran agama Islam yang penuh kedamaian, selamat dan
sejahtera bagi umat manusia (al-Anbiya’ayat 107).
a. Sejarah perumusan
Pertama:
Pada waktu permulaan berdirinya dirumuskan sebagai berikut:
Ø Menyebarkan ajaran kanjeng Nabi Muhammad saw. kepada penduduk bumi-putra, didalam residensi Yogyakarta.
Ø Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya.
Kedua:
Sesudah Muhammadiyah meluas keluar daerah Yogyakarta dan berdiri beberapa cabang di beberapa tempat diwilayah
Hindia Belanda (Indonesia), maka rumusnya disempurnakan menjadi:
Ø Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda, dan
Ø Memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan agama Islam kepada sekutu-sekutunya.
Ketiga:
Sewaktu pemerintahan dan pendudukan facis Jepang (1942-1945), dimana segala macam dan bentuk pergerakan
mendapat pengawasan yang sangat keras, tak terkecuai Muhammadiyah, maka pada masa itu Jepang ikut berusaha
mendikte rumusan maksud dan tujuan Muhamadiyah menjadi:
"sesuai dengan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran bersama seluruh Asia Timur Raya dibawah pimpinan Dai
Nippon, dan memang diperintahkan oleh Tuhan Allah, maka perkumpulan ini.
Ø Hendak menyiarkan ajara agama Islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan tuntunanya:
Ø Hendak melakukan pekerjaan kebaikan umum
Ø Hendak memajukan pengetahuan kepandaian serta budi pekerti yang baik kepada anggota-anggotanya.
Kesemuanya itu ditujukan untuk berjaya mendidik masyarakat ramai.
Keempat:
Setelah masa kemerdekaan, dalam Muktamar Muhammadiyah ke 31 di Yogyakarta tahun 1950, rumusan maksud dan
tujuan diubah dan disempurnakan sehingga lebih mendekati jiwa dan gerak yang sesungguhnya dari Muhammadiyah.
Rumusan berbunyai:"maksud dan tujuan persyarikatan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agam Islam sehingga
dapat mewujudkan masyarakat Islam yang senenar-benarnya".
Kelima:
Pada waktu Muktamar Muhamadiyah ke 34 yang berlangsung pada tahuan 1959 diyogyakarta rumusan maksud dan
tujuan Muhammadiyah hasil rumusan Muktamar Muhammadiyah ke 31 disempurnakan redaksionalnya. Terhadap ‘dua
kata’ yang terdapat dalam rumusan yang terdahulu, yaitu kata-kata ‘dapat mewujudkan’ diubah menjadi ‘terwujud’.
Dengan perubahan tersebut akhirnya rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah yang kelima adalah sebagai berikut:
"menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-sebenarnya.
Keenam:
Muktamar Muhammadiyah ke 41 yang diselenggarakan dikota Surakarta pada tahun 1985 tercatat sebagai Muktamar
Muhammadiyah yang sangat bersejarah. Dikatakan bersejarah pada waktu Muktamar tersebut, disamping memutusksn
hal-hal pokok yang bersifat rutin, seperti merumuskan program Persyarikatan Muhammadiyah, adapula keputusan yang
sangat prinsip bagi Persyarikatan Muhammadiyah. Keputusan tersebut adalah menyangkut perubahan Anggaran Dasar
Muhammadiyah, antara lain pada rumusan nama dan kedudukan, azas dan maksud tujuan perserikatan.
Ketujuh:
Kemakmuran Muhammadiyah ke 44 berlangsung di Jakartapada tanggal 7 sampai 11 juli 2000 dalam salah satu
keputusannya telah mengembalikan islam sebagai asas perserikatan. Hanya saja perumusan asa Islam dalam Anggaran
Dasar Muhammadiyah yang diubah dalam Muktamar ini tidak dicantumkan secara eksplisit dalam salah satu pasal,
melainkan dimaksudkan kedalam pasal 1 ayat 2, yang berbunyi: "Muhammadiyah adalah gerakan Islam, Dakwah Amar
Makruf Nahi Munkar, berasaskan Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-sunah".
Dengan maksud dan tujuan muhammadiyah yang luas dan besar itu, maka luas dan besar pula amal usaha
muhammadiyah. Banyak rintangan dan halangan yang dihadapi, baik dari ulama-ulama yang belum dapat menerima
cara pemahaman agama islam KHA. KH. Ahmad Dahlan sendiri memiliki tekad dan semangat yang takkunjung padam.
Untuk menjaga agar tak gentar menghadapi segala tantangan, diantaranya beliau menulis suatu hadis nabi ditembok
rumahnya, yang artinya"niscaya yang perpegang pada sunahku ketika umatku telah rusak, ibarat seseorang yang
menggenggam bara api", dan dibawahnya diberi catatan komentar sebagai berikut: "karena tidak ada yang mendukung
untuk menyetujuinya".
Dengan pengajian-pengjian dan tabligh-tablighnya, beliau selalu menekankan agar menegakkan islam yang benar,
jangan sampai dirusak oleh berbagai macam bid’ah dan khurafat meskipun hanya sedikit.
Kelebihan KH. Ahmad Dahlan .dalam setiap pengjian beliau selalu menganjurkan sekaligus melaksanakan bersama-sama
isi pengajiannya, sehingga islam tidak hanya bersifat ucapan akan tetepi nyata-nyatamenjadi bukti amalan yang konkrit.
Usaha yang mula-mula, disamping dalam bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah muhammadiyah lebih banyak
ditekankan pada pemurnian taukhid dan ibadah dalam islam separti:
Meniadakan kebiasaan menujuhbulani (jawa = Tingkep ): yaitu selamatan bagi orang yang hamil pertamakali memasuki
bulan ketujuh.
Menghilangkan tradisi keagamaan yang tumbuh dari kepercayaan islam sendiri, seperti: selamatan untuk menghormati
Syekh Abdul Qadir Jaelani, Syekh Saman dan lain-lain yang dikenal dengan manakiban ;perayaan manakiban banyak diisi
dengan puji-pujian serta meminta syafaat (pertolongan) kepada tokoh yang sedang diperingtinya. Selain itu terdapat
pula kebiasaan membaca barzanji, yaitu suatu karya puisi serta syair-syair yang mengandung banyak pujaan kepada Nabi
Muhamad saw yang disalahartikan.Begitu pula perayaan, "Khaul ", atau yang lebih popular dengan sebutan Khal, yaitu
memperingti hari dan tanggal kematian seseorang setiap tahun sekali, dengan melakukan ziarah dan penghormatan
secara besar-besaran terhadap arwah orang-orang ‘alim, dengan upacara yang berlebih-lebihan, dipandang dapat
mengeruhkan jiwa tauhid. Dan dalam hal serupa diberantas kebiasaan memint-minta rejeki, keselamatan, jodoh dan
lain-lain kepada kubura-kubura keramat.
Bacaan surat Yasin dan bermacam-macam dzikir yang hanya khusus dibaca pada malem jum’at, dan hari-hari tertentu
adalah suatu bid’ah begitu pula ziarah pada waktu-waktu tertentu dan pada kubura-kuburan tertentu; ibadah yang tak
ada dalam agama, juga harus ditinggalkan , yang boleh ialah ziarah kubur untuk mengingat adanya kematiaan pada
setiap makhluk Alloh.
Mendoakan pada orang yang masih hidup ataupun yang sudah mati justru sangat dianjurkan oleh islam. Demikian juga
memperbanyak dzikir adalah merupakan amalan yang utama sekali yang dianjurkan oleh agama.
Dzikir atau ingat kepada Alloh dapat berbentuk ta’awudz, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, hauqalah. Sebagus-bagus ingat
kepada Alloh adalah mengucapkan tahlil (La:ila:hailallah). Menurut tuntutan islam dzikir kepada Alloh dilakukan
seseorang dalam upaya untuk mensucikan batin (taskiyatun nafsi) dan menentramkan hati.
Akan tetapi kalau niat membaca Al-Qur’an atau bacaan lain seperti tahlil dimaksudkan agar pahala yang didapatkannya
bias dihadiahkan kepada jenazah yang ada dalam kubur jelas tidak berdasarkan pada ajaran agama, oleh karena itu
harus ditinggalkan.Demikian juga tahlilan dan salawatan pada hari kematian ke-3, ke-7, ke-40,ke-setahun dan keseribu
hari merupakan bid’ah yang mesti ditingglkan dari peribadatan islam.
Sudah menjadi ciri dalam Muhammadiyah adanya semboyan "sedikit bicara banyak bekerja".Oleh karena itu tidak
mengherankan, bila Muhammadiyah yang hanya memiliki jumlah anggota yang tidak begitu banyak, tetapi cukup
banyak dan luas amal usaha serta hasil-hasilnya.Hal ini dapat dibuktikan, sebagai berikut:
Bidang Keagaman
Pada bidang inilah sesungguhnya pusat seluruh kegiatan Muhammadiyah, dasar dan jiwa setiap amal usaha
Muhammadiyah.
1. Terbentuknya Majlis Tarjih(1927), suatu lembaga yang menghimpun ulama- ulama dalam Muhammadiyah yang
secara tetap mengadakan permusyawaratan dan memberi fatwa-fatwa dalam bidang keagamaan serta memberi
tuntunan mengenai hokum yang sangat bermanfaat bagi khalayak umum.
2. Memberi tuntunan dan pedoman dalam bidang ubudiyah sesuai dengan contoh yang telah diberikan oleh Rasulullah.
3. Memberi pedoman daldm penentuan ibadah Puasa dan Hari Raya dengan jalan perhitungan "Hisab atau "astronomi"
sesuai dengan jalan perkembangan ilmu pengetahuan modern.
4. Mendirikan mushalla khusus bagi kaum wanita, yang merupakan usahs pertama kali yang diselenggarakan oleh umat
Islam Indonesia.
5. Melaksanakan mensponsori pengeluaran zakat pertanian,perikanan,peternakan dan hasil perkebunan; serta
mengatur pengumpulan dan pembagian zakat fitrahsehingga benar-benar sampai ketangan yang berhak.
6. Memberi dan tuntunan dalam bidang keluarga sejahtera dan keluarga berencana.
7. Terbentuknya Departemen Agama Republik Indonesia bias dipisahkan dari kepeloporan pemimpin Muhammadiyah.
8. Tersusunnya rumusan tentang "Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah" adalah suatu hasil yang sangat
besar, penting dan belum ada duanya di Indonesia sampai dewasa ini.
9. Penanaman kesadaran dan kenikmatan beragama, beramal dan berorganisasi.
Bidang Pendidikan
Salah satu sebab didirikannya Muhammadiyah ialah karena lembaga-lembaga di Indonesia sudah tidak memenuhi lagi
kebutuhan dan tuntutan zaman.Saat ini masih ada sekolah-sekolah yang bersifat netral terhadap agama, di mana
akhirnya tidak sedikit para siswanya hanya memiliki keahlian dalam bidang umum dan tidak mempunyai keahlian daldm
bidang agama.Dengan kenyataan ini banyak orang yang mudah goyah dan goncang hidupny daldm menghadapi
bermacam-macam cobaan.
Karene tidak mungkin menghapus sama sekali system sekolah umum dan system pesantren, maka ditempuh usaha
perpaduan antara keduanya,yaitu dengan:Mendirikan sekolah-sekolah umum dengam memesukkan kedalamnya ilmu-
ilmu keagamaan. Mendirikan madrasah-madrasah yang juga diberi pendidikan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan
umum.
Bidang Kemasyarakatan
Muhammadiyah adalah suatu gerakan Islam yang mempunyai tugas dakwah Islam dan maar makruf nahi munkar dalam
bidang kemasyarakatan,seperi:
a) Mendirikan rumah-rumah sakit modern ,lengkap dengan segala peralatan, membanagun balai-balai
pengobatan,rumah bersalin, apotik dan sebagainya.
b) Mendirikan panti-panti asuhan anak yatim baik putra maupun putrid, untuk menyantuni mereka.
c) Mendirikan perusahaan percetakan, penerbitan dan toko buku, yang banyak mempublikan majalah-majalah,
brosur dan buku-buku yang sangat membantu penyebaralasan faham-faham keagamaan, ilmu dan budaya islam
d) Pengusahaan dana bantuan hari tua, yaitu dana yang diberikan pada saat seseorang tidak lagi dapat bekerja
karena usia telah tua atau cacat jasmani sehingga memerlukan pertolongan.
e) Memberikan bimbingan dan penyuluhan keluarga mengenai hidup panjang turunan Ilahi. Muhammadiyah
berusaha mewujudkan usaha keluarga yang sejahtera lahir dan batin, dengan membentuk unit-unit
perencanaan keluarga ditiap-tiap wilayah dan daeraah diseluru Indonesia.
Muhammadiyah bukan suatu organisasi politik dan tidak akan menjadi partai politik, karena agama Islam adalam agama
yang mengatur segenap kehidupan manusia didunia ini maka dengan sendirinya segala hal yang berhubungan dunia juga
menjadi bidang garapannya, tak terkecuali soal-soal politik kenegaraan. Akan tetapi, jika Muhammadiyah ikut bergerak
dalam urusan kenegaraan dan pemerintahan tetap dalam batas-batasnya sebagai Gerakan Dakwah Islam Amar Makruf
dan Nahi Munkar, dan sama sekali tidak bermaksud menjadi sebuah partai politik. perjuangan yang dapat digolongkan
kedalam bidang politik kenegaraan, beberapa diantaranya:
pemerintah belanda selalu berusaha agar perkembangan agama islam bias dikendalikan dengan cara hewan
qurban harus dibayar pajaknya. Hal ini ditentang oleh Muhammadiyah dan akhirnya berhasil.
pengadilan agama di zaman Belanda dalam kekuasan Belanda yang beragama Kristen. Muhammadiyah berjuang
agar semua urusan agama Islam dipegang oleh agama Islam sendiri.
ikut mempelopori berdirinya partai Islam di Indonesia.
ikut menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air dengan cara mengunakan bahasa Indonesia dalam
tablig-tablignya.
menentang sei-kerai pada waktu Jepang berkuasa di Indonesia.
aktif keanggotaan MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia) dan menyokong sepenuhnya tuntutan Gabungan Politik
Indonesia (GAPI).
Pemimpin-pemimpin Muhammadiyah yang berkesempatan tampil sebagai pucuk pimpinan gerakan, serta cirri-ciri yang
menonjol pada saat mereka memimpin, yaitu:
l. Priode Pof. DR. H.M. Amien Rais/prof. H.A. Syafii Maarif (1995-2000)
pada Priode Pof. DR. H.M. Amien Rais, telah dirumuskan program Muhammadiyah tahun 1995-2000, dengan mengacu
kepada:
Masalah global
Masalah dunia Islam
Masalah nasional
permasalahan Muhammadiyah
Pengembangan pemikiran, yang terdiri atas:
- pemikiran keagamaan
- ilmu dan Teknologi
- Pengembangan basis ekonomi
- gerakan sosial
- PTM sebagai basis gerakan keilmuan/pemikiran
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, telah dirumuskan program Muhammadiyah tahun 1995-2000 sebagai berikut:
· Tujuan Program
Peningkatan konsolidasi pergerakan dan peningkatan kualitas gerakan dakwah dalam era industrialisasi dan globalisasi
dengan memperluas sasaran dan sarana dakwah
· Arah Prgram
Prgram Muhammadiyah peride1995-2000 diarahkan pada empat hal, sebagai berikut:
- pengembangan pemikiran dan wawasan
- peningkatan kualitas sumberdaya manusia
- peningkatan kualitas dan pengembanga amal usaha sebagai sarana dakwah
- perluasan sasaran dakwah
· Jenis program
Dengan merujuk pada berbagai pokok pikiran yang disampaikan dalam muthamar Muhammadiyah ke 43, program
Muhammadiyah peride1995-2000 disusun menurut empat bidang utama sebagai berikut:
- pengembangan manajemen Muhammadiyah
- pendidikan, perkaderan dan pengembangan sumberdaya manusia
- dakwah pengembangan masyarakat, pembinaan kesejahteraan sosial dan ekonomi
- peningkatan dan Muhammadiyah
Pada priode ini terjadi pergantian ketua pemimpin pusat Muhammadiyah dari Pof. DR. H.M. Amien Rais kepada Prof.
H.A. Syafii Maarif.