Anda di halaman 1dari 8

RPP BIODIVERSITAS

TINGKAT EKOSISTEM DARAT

disusun guna memenuhi Persyaratan Tes Microteaching


Penerimaan Dosen Universitas Ahmad Dahlan

Calon Dosen Pengampu: Dr. Santhyami, M.Si.

PROGRAM STUDI BIOLOGI, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM, UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
TAHUN 2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Identitas
- Mata Pelajaran: Biologi Umum
- Materi: Ekosistem (Darat)
- Alokasi Waktu: 1 x 90 menit (1 x Pertemuan)
- Standar Kompetensi: Memahami manfaat keanekaragaman hayati
- Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan konsep keanekaragaman ekosistem daratan
(terrestrial) melalui kegiatan pengamatan contoh di negara Indonesia.
- Indikator :
a. Menjelaskan pengertian ekosistem darat.
b. Menguraikan faktor abiotik dalam biosfer
c. Menguraikan jenis-jenis ekosistem darat khas Indonesia

B. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu:
1. Setelah mahasiswa mendapatkan penjelasan dari dosen mengenai ekosistem
daratan, mahasiswa mampu menjelaskan dan mendeskripsikan ekosistem darat
dari berbagai sumber yang mahasiswa dapatkan.
2. Setelah mahasiswa mendapatkan penjelasan dari dosen mengenai faktor
pembatas abiotik, mahasiswa mampu menguraikan faktor abiotik penentu
persebaran jenis ekosistem darat
3. Setelah mahasiswa mendapatkan penjelasan dari dosen mengenai berbagai
jenis bioma secara umum, mahasiswa mampu menguraikan jenis-jenis
ekosistem darat khas Indonesia

C. Materi Pembelajaran
1. Pengertian ekosistem darat
Ekosistem darat adalah ekosistem (yakni interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya) yang berada di wilayah daratan.
Sedangkan bioma adalah komunitas utama di dunia yang diklasifikasikan berdasarkan
vegetasi yang dominan dan ditandai dengan adaptasi organisme terhadap lingkungan
tertentu tersebut.
Biosfer adalah ekosistem global – jumlah seluruh ekosistem planet – tingkatan paling
kompleks dalam ekologi.

2. Iklim dan faktor abiotik lainnya dalam biosfer


Para ahli ekologi telah lama menyadari adanya pola global dan regional dalam
persebaran organisme dalam biosfer. Pola ini mencerminkan perbedaan iklim regional
dan faktor abiotik lainnya. Adapun faktor abiotik utama adalah suhu, air, cahaya
matahari, angin, batu dan tanah, dan gangguan periodik. Empat faktor pertama
merupakan komponen utama iklim.
Sebagai contoh, klimograf bioma menunjukkan bioma yang berbeda-beda pada daerah
yang mengalami presipitasi tahunan dan suhu yang berbeda-beda.

Gambar 1. Klimograf Bioma berdasarkan curah hujan dan suhu rata-rata tahunan

Berikut adalah persebaran bioma yang diilustrasikan dalam suatu kesatuan biosfer.
Gambar 2. Pola persebaran bioma dalam biosfer

3. Berbagai ekosistem darat khas Indonesia


a. Hutan hujan tropis dataran rendah (hutan pamah) di Kalimantan
Ekosistem ini membentang dari ketinggian 0 sampai 1000 meter di atas
permukaan laut. Vegetasi berupa hutan belukar. Sebagian besar hutan di Indonesia
tergolong ekosistem vegetasi pamah.
 Karakteristik spesifik:
• Kelembapan udara dan temperatur tinggi konstan
• Curah hujan tinggi sepanjang tahun
• Lama sinar matahari yang panjang
 Hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman yang tinggi. Kelimpahan dan
keanekaragaman tertinggi berada pada kawasan lembah dan menurun seiring
bertambahnya ketinggian. Hutan ini memiliki stratifikasi kanopi yang khas. Biomassa
tinggi. Terdapat fase perbungaan dan pembuahan massal.
Hutan pamah paling khas di pulau Kalimantan adalah hutan dipterokarp. Jenis tanaman
ini seperti Meranti, Keruing, Kapur dan Bangkirai. Umumnya jenis Dipterocarpaceae
merupakan pohon dengan tinggi kanopi mencapai 45 – 60 m.
b. Hutan kerangas di Kalimantan
Kerangas berasal dari bahasa ‘Iban’ yang menamakan kawasan kerangas yang
merupakan lahan yang tidak dapat ditanami padi karena tanah yang berpasir Kristal,
kandungan silica tinggi dengan pH asam, tekstur kasar dan kering. Di Kalimantan,
hutan kerangas terdapat secara diagonal sepanjang Kalimantan Timur dan Kalimantan
Tengah. Memiliki struktur dan karakteristik vegetasi yang berbeda dibandingkan hutan
dipterokarp. Hutan kerangas ini sangat mudah untuk terdegradasi menjadi padang
terbuka. Jenis vegetasi yang ‘unpalatable’ membatasi jumlah jenis fauna pada hutan ini.
c. Hutan Ulin (Ironwood)
Kalimantan terkenal dengan hutan ulin/belian (Eusideroxylon zwageri). Kayu ini dikenal
karena kekuatan dan ketahanannya. Di Kalimantan, biasanya pohon ulin tumbuh
sebagai individual yang tersebar dengan tegakan kecil, namun bisa menjadi dominan
membentuk tipe hutan yang khusus bersama dengan jenis dipterocarp. Jenis kayu ini
adalah tipe bertumbuh yang lambat, dengan strategi hidup tipe k.
d. Hutan di daerah kapur Sumatera (Limestone).
Pulau Sumatera memiliki hutan kapur dengan karakteristik bentang alam yang disebut
sebagai karst. Tanahnya kaya akan basa terutama kalsium dan magnesium. Vegetasi
khas adalah pohon dengan kepadatan rendah, basal area total dan basal area rata-rata
per pohon kecil serta tinggi pohon yang kecil.
e. Hutan pegunungan di Sumatera
Vegetasi hutan pegunungan terdapat pada ketinggian 1500- 3.300 meter diatas
permukaan air laut.
Ciri iklim pegunungan:
 Temperatur: daerah pegunungan tidak memiliki pola temperature yang sama
dengan daerah pamah karena tekanan udara yang semakin rendah, kerapatan
uap air yang rendah, dan umumnya udara yang lebih bersih.
 Kelembapan udara relative lebih tinggi terutama di malam hari.
 Curah hujan yang lebih tinggi pada lereng barat Bukit Barisan Sumatera, dan
angin kering di sebelah timur Bukit.
 Radiasi ultraviolet lebih intense
Ciri vegetasi:
 Perubahan vegetasi yang teramati ketika mendaki gunung tropis memimikri
perubahan vegetasi ketika melakukan perjalanan dari ekuator menuju kutup.
Cirinya, semakin tinggi elevasinya, semakin kecil dan pendek vegetasinya, dan
semakin rendah keanekaragamannya.
 Adanya efek Massenerhebug

Gambar 3. Efek Massenerhebug pada gunung

 Variasi biomassa dan produktivitas pada hutan pegunungan:


- Biomassa total berkurang dari dataran rendah ke bagian puncak gunung
- Biomassa batang berkurang dari dataran rendah ke bagian puncak
gunung
- Biomassa daun berkurang dari dataran rendah ke bagian puncak gunung
- Daun di bagian punvak gunung lebih tebah dan keras dengan masa hidup
yang lebih panjang.
f. Hutan Monsun
Vegetasi ini banyak dijumpai didaerah beriklim kering yang memiliki curah hujan
sedikit. Daerahnya meliputi wilayah pada elevasi 0-800 m. Semakin kering tanah,
keragaman berkurang, tajuk semakin terbuka, pohon lebih rendah, canang pohon lebih
tebal,Misalnya hutan munson yang terdapat di Jawa Timur bagian timur, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Irian Jaya. Contoh
vegetasi: kemiri, lamtoro, jeunjing, asam jawa, lontar
g. Savana dan Padang Rumput
Savana merupakan peralihan hutan dan padang rumput, terdapat pohon yang
terpencar. Tumbuhan kebanyakan bersifat tahunan, memiliki mekanisme untuk
bertahan hidup yang sangat kuat, propagasi vegetatif, kemampuan bersaing yang
tinggi, produksi biji tinggi

D. Metoda Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, diskusi, pengamatan.
2. Pendekatan pembelajaran : Scientific Approach

E. Kegiatan Pembelajaran / Langkah-langkah


1. Pendahuluan (20 menit)
- religius Mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran mahasiswa
- Memberikan motivasi dan membangkitkan perhatian mahasiswa dengan
memperlihatkan tentang gambar dari ekosistem dalam kehidupan sehari-hari
- Menyampaikan tujuan pembelajaran biodiversitas ekosistem daratan
2. Kegiatan Inti (60 menit)
- Meminta mahasiswa untuk menjelaskan pengertian ekosistem daratan
- Meminta mahasiswa untuk menyebutkan komponen-komponen ekosistem baik
biotic maupun abiotik
- Meminta mahasiswa untuk berdiskusi faktor abiotik utama sebagai pembatas
pada ekosistem daratan dan pengaruhnya
- Meminta mahasiswa untuk berdiskusi mengenai contoh ekosistem daratan khas
di negara Indonesia
- Meminta mahasiswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas
- Meminta mahasiswa untuk melakukan penelitian langsung ke ekosistem hutan
dataran rendah
- Meminta mahasiswa untuk mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik terdapat
pada ekosistem tersebut dan mengidentifikasi ciri khas ekosistem tersebut.
3. Penutup (10 menit)
- Dosen memberikan soal dan tugas pada mahasiswa
- Dosen menginformasikan materi yang akan dipelajari selanjutnya dan menutup
pembelajaran
- Dosen menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

F. Sumber/ Bahan / Alat


1. Sumber:
- Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2004). Biologi. Jilid 3. Edisi
Kelima. Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga
- Whitten, T., Soeriaatmadja, R. E. & Afiff, S.A. (1996). The ecology of Java and
Bali. The Ecology of Indonesia Series. volume II.
- MacKinnon, K., Hatta, G., Mangalik, A., Halim, H. (1996). The ecology of
Kalimantan
2. Bahan: Dari sumber yang relevan
3. Alat: Laptop, Infokus

Anda mungkin juga menyukai