Anda di halaman 1dari 16

Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

BAHAN AJAR 7
PENDEKATAN HABITAT EKOSISTEM
PENDAHULUAN
A. Garis Besar Pokok Bahasan Bahan Ajar 7 :
Materi pokok bahasan pada bahan ajar ini akan disajikan 2 kali, mencakup pengantar,
ekosistem teresterial, pengertian bioma dan jeni-jenis bioma, ekosistem akuatik yang meliputi
ekosistem air tawar, bahari dan estuaria.

B. Sasaran Pembelajaran :
Mahasiswa mampu :
 Menjelaskan pengertian ekosistem teresterial dan komponen utama dalam biosfer.
 Mendefinisikan pengertian bioma dan formasi dan menjelaskan serta membedakan karak-
teristik bioma yang terdapat di ekosistem teresterial.
 Mendeskripsikan karakteristik ekosistem akuatik, perbedaan antara habitat lentik dan lotik.
 Menggambarkan sistem zonasi ekosistem air tawar dan ekosistem bahari.

C.Perilaku Awal :
Mahasiswa sudah memiliki bahan bacaan dan membaca tentang macam-macam habi-
tat di ekosistem, sehingga akan memperlancar dan proses pembelajaran yang berbasis
“student centered learning”.

D.Manfaat Pokok Bahasan:


Setelah mahasiswa mengikuti dan memahami materi bahan ajar ini, maka mahasiswa
mampu memahami, menguraikan dan membedakan macam-macam habitat bagi mahluk
hidup di dalam eksistem.

E. Urutan Materi Pembahasan:


Pokok bahasan pada bahan ajar ini akan disajikan dalam 2 kali pertemuan, yang secara
berurutan meliputi:
 Pengantar
 Ekosistem teresterial
 Pengertian bioma dan jenis-jenis bioma
 Ekosistem akuatik (ekosistem air tawar, bahari dan estuaria)

F. Petunjuk Kegiatan Belajar :


Untuk memudahkan mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka diha-
rapkan mengikuti beberapa intruksi berikut ini :
 Bacalah dan pahami dengan cermat setiap materi pokok bahasan sampai saudara mema-
hami secara tuntas setiap sub-pokok bahasan, dan temukan kata-kata kunci dan kata-kata
yang dianggap baru.

63
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

 Sebelum mengikuti proses pembelajaran, saudara diharapkan mencari dan membaca


buku yang relevan dengan materi yang akan dibahas pada setiap pertemuan, dari per-
pustakaan, internet, jurnal dan sumber lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan, se-
hingga akan memperluas wawasan saudara dalam diskusi di kelas maupun di lapangan.
 Ikutilah setiap materi pembelajaran, hingga saudara dapat memahami dan mengerti serta
mendapatkan contoh kasus di lapangan agar menambah wawasan keilmuannya.
 Mintalah petunjuk dari dosen jika ada materi atau konsep-konsep yang belum dipahami
dan terselesaikan dengan baik dalam kelompok kecil.
 Mantapkan pemahaman saudara dengan mengerjakan latihan dan melalui kegiatan dis-
kusi dan kegiatan tutorial dengan teman sejawat, maupun dengan kelompok lainnya.
 Jangan melewatkan mengerjakan test-test dan tugas mandiri yang ada pada setiap pokok
bahasan pada akhir pembelajran serta ikuti ketentuan yang disepakati baik isi, teknis ma-
upun batas pemasukan. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah saudara sudah mema-
hami materi pokok bahasan ini.

URAIAN POKOK BAHASAN


A. Pengantar
Tempat di planet bumi dimana terdapat organisme hidup dan faktor lingkungannya di-
kenal dengan Biosfer. Kehidupan bergantung pada faktor fisik dan kimiawi serta organisme hi-
dup. Tanpa proses fotosintesis, atmosfer dunia sekarang tidak akan mengandung oksigen, be-
gitu juga di dalam tanah, danau dan lautan. Komponen lingkungan abiotik berperan penting
iklim dan geologis. Iklim merupakan pergerakan massa udara yang berlainan sifatnya, sehing-
ga membentuk gelombang udara. Di wilayah iklim sedang, perbedaan-perbedaan itu terjadi
karena perbedaan suhu, sedangkan di wilayah tropik, adalah perbedaan kelembaban dan sta-
bilitas. Radiasi matahari merupakan sumber energi atmosfer, yang distribusinya di seluruh du-
nia tidak dikendalikan oleh iklim itu sendiri. Untuk lebih memahami tipe-tipe ekosistem besar
dalam biosfer di permukaan bumi, maka diperkenalkan konsep bioma. Di lapisan biosfer ter-
dapat berbagai bentuk ekosistem yang terbentuk dari hasil interaksi faktor-faktor lingkungan,
seperti iklim, batuan induk, tanah serta flora dan fauna. Ekosistem di bumi ini secara garis be-
sarnya dapat dibedakan dalam ekosistem teresterial dan ekosistem akuatik.

B. Ekosistem Teresterial
 Pengertian Bioma
Jenis komunitas utama yang terdapat pada sebuah benua yang dapat dikenal berda-
sarkan fisiognomi disebut “bioma“ (atau “formasi biota”). Istilah Formasi digunakan jika yang
dibahas hanya komunitas tumbuhan saja, sedangkan bioma digunakan jika membahas komu-
nitas tumbuhan dan komponen hewannya. Jadi bioma merupakan sekelompok ekosistem da-
ratan pada sebuah benua yang mempunyai struktur dan fisiognomi vegetasi, sifat-sifat lingku-
ngan, dan karateristik komunitas hewan yang relatif sama. Bioma-bioma yang sama terdapat

64
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

di benua yang berlainan dapat pula dikelompokkan dalam suatu kelompok yang disebut tipe
bioma. Cobalah perhatikan gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Sebaran Bioma Teresterial Di Bumi

Aktifitas 1
Cobalah saudara cermati gambar 1. sebut dan kelompokkanlah negara berdasarkan atas bioma-
nya, bagaimana posisi dan peranan Indonesia di dalam kesatuan ekosistem secara global

 Tipe-tipe bioma teresterial


a. Bioma Hutan Tropis
Bioma hutan tropis terjadi dalam tiga kelompok yang jelas dan terletak di antara 200 LU
dan 200 LS, di sepanjang garis eguator. Dengan curah hujan tinggi, suhu tinggi dan relatif kons-
tan dengan rata-rata sekitar 250C sepanjang tahun baik siang maupun di malam hari, kelem-
baban relatif tinggi, dan variasi musiman sempit, dengan tingkat keanekaragaman biota yang
tinggi.

Aktivitas 2
Cobalah deskripsikan karakteristik flora dan fauna bioma hutan hujan tropis, dan jelaskan me-
ngapa hujan hujan tropis memiliki tingkat keanekaragaman biota yang tinggi ?

b. Bioma Gurun
Gurun memiliki komunitas dengan penutup vegetasi yang tidak sinambung, yang terdiri
atas terma, perdu dan kadang-kadang pepohonan yang terpencar dengan lahan kosong yang
luas diselahnya, tingkat evaporasi lebih tinggi dari pada curah hujan dan air tanah cenderung
menjadi asin disebabkan larutan garam tidak berpindah baik oleh pencucian air atau oleh air
mengalir. Bioma ini hampir terdapat disemua benua di daerah bercurah hujan < 250 mm, ter-
sebarnya tidak merata.

65
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

Aktivitas 3

c. Biome Hutan Gugur Iklim Sedang


Hutan gugur iklim sedang, tumbuh di daerah yang beriklim kontinen sedang, tapi agak
basah, musim hujan terjadi pada musim panas, serta musim dingin yang keras. Tumbuhan
yang dominan adalah pohon-pohon berdaun lebar yang menggugurkan daunnya pada mu-
sim dingin, tingginya dapat mencapai 30 – 40 m. Hewan yang hidup di hutan gugur iklim se-
dang relatif beragam, dan aktivitasnya sesuai dengan musim.

Aktivitas 4.
Jelaskan mengapa bioma hutan gugur iklim sedang, pada musim tertentu tumbuhan akan meng-
gugurkan daunnya, dan mengapa musin hujannya hanya terjadi jika musim panas tiba ?

d. Bioma Savana
Savana memiliki vegetasi secara struktural sangat kompleks, dengan pohon-pohon me-
nyebar dengan kanopi terbuka, bercampur dengan padang rumput. Savana di kawasan tropis
dan subtropis memiliki suhu panas sepanjang tahun, dengan curah hujan secara musiman an-
tara 400 - 600 mm. Bioma savana terluas di Afrika (65%), di Australia (60%) dan di Amerika Se-
latan (45%), serta di Asia Selatan relatif sedikit. Savana (sabana) di Indonesia terdapat di Nusa
Tenggara Timur dan Irian Jaya bagian tenggara. Savana merupakan daerah peralihan an-tara
hutan dan padang rumput.

Aktivitas 5
Jelaskan alasan mengapa pada bioma savanna pada umumnya banyak dijumpai binatang ver-
tebrata dalam jumlah baik jenis maupun individunya yang banyak ?

e. Bioma Chaparall
Di daerah beriklim sedang yang sejuk dengan curah hujan musim hujan banyak tetapi
musim panas yang kering, terdapat vegetasi klimaks berupa pohon-pohon atau semak-semak
dengan daun selalu hijau, tebal dan keras dikenal sebagai bioma chaparral. Bentuk hidup se-
mak dominan berdaun scherophyl lebar, pohon tersebar. Chaparral di daerah hujan musim di-
ngin di Laut Tengah disebut “machie”, sedangkan di Australia disebut “belukar mellee”. Tum-
buhan chaparral di Australia di dominasi pohon-pohon dan semak-semak.

Aktivitas 6
Jelaskan perbedaan karakteristik antara bioma gurun dan bioma chapparal, baik dari segi flora
dan faunanya ?

f. Bioma Hutan Konifer / Taiga


Bioma hutan konifer membentang lebar melintasi seluruh daerah Amerika Utara dan
Eurasia (Eropa dan Asia), merupakan daerah hutan yang selalu hijau di daerah utara yang luas.

66
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

Hutan-hutan konifer termasuk daerah-daerah penghasil kayu besar di dunia. Tanah tersebut
dapat mendukung kehidupan populasi organisme kecil dengan baik. Suhunya lebih tinggi, ki-
saran musimnya relatif kecil dan kelembabannya sangat tinggi. Curah hujan berkisar dari 30 –
150 inchi, selalu berkabut sehingga dapat mengimbangi curah hujan rendah.

Aktivitas 7
Cobalah anda deskripsikan karakteristik iklim, fauna dan flora bioma hutan konifer, dan jelaskan
mengapa bioma ini disebut bioma hutan konifer ?

g. Bioma Padang Rumput (prairi)


Bioma padang rumput yang terdapat didaerah tropis dan di daerah sub-tropis (beriklim
sedang). Curah hujan di bioma ini berkisar antara 30 – 50 cm / tahun. Padang rumput didaerah
beriklim sedang, di Amerika Utara disebut “prairie” atau plain, di Amerika Serikat disebut pa-
dang rumput gurun. Di Rusia, Eropa dan Asia disebut “Steppe”. Di Afrika Selatan disebut “Velt”.
Sedangkan di Amerika Selatan, selatan Australia dan Selandia Baru disebut “pampas”. Padang
rumput tropis di daerah bermusim kering panjang dimasukkan ke “bioma Savana” (Sabana).
Tanah padang rumput sangat khas dan mengandung banyak humus, vegetasi berbentuk
tumbuhan pendek dan struktur pelapisannya sedikit. Meskipun padang rumput iklim sedang
hanya ada satu stratum, tetapi keanekaragaman jenisnya tinggi dibanding kebanyakan hutan.

Aktivitas 8
Jelaskan mengapa bioma prairie memiliki tanah yang relative subur, walaupun hanya di dominasi
oleh tumbuhan rumput-rumputan ?

h. Bioma Tundra (artik dan alpina)


Bioma tundra memiliki sedikit pepohonan, dijumpai terbatas di daerah polar yang ter-
tutup es dan pepohonan pada daerah glasial di pegunungan. Ada dua bioma tundra yang me-
nutupi daerah dari kutub, di daerah Polearctik dan di daerah Neartik. Iklim tundra adalah sa-
ngat khusus, suhu sangat dingin di musim dingin yang panjang, dan musim panas yang pen-
dek dan hangat. Tanah akan mengalami “permafrost” (beku secara permanen), hanya bagian
atas saja yang secara biologi aktif pada musim panas. Daerah bioma tundra dapat dijumpai
pada daerah tropis dipegunungan dengan ketinggian > 5 km dpl. Presipitasi biasanya lebih
tinggi di daerah tundra alpin yang berlapis salju. Tanah di tundra terpola berbagai bentuk, mu-
lai yang berlereng-lereng, jalur-jalur yang paralel atau berkotak-kotak poligonal.

Aktivitas 9
Buatlah deskripsi flora dan fauna utama di daerah bioma tundra, dan apakah dampak dari tanah
yang mengalami permafrost terhadap komunitas tumbuhan di bioma ini ?

B. Ekosistem Akuatik
Ekosistem akuatik adalah ekosistem yang lingkungan hidup eksternalnya dilingkupi oleh
air (air tawar, laut, payau). Air mempunyai nilai kepentingan, baik kuantitatif maupun kualitatif
bagi organisme hidup. Lingkungan akuatik memberikan tempat hidup 300 kali lebih luas dari

67
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

pada lingkungan daratan. Oleh karena air lebih berat dari pada udara, sehingga organisme
hidup dapat terapung atau melayang pada berbagai medium akuatik. Karena air dapat men-
dukung berat tubuh dari organisme, menyebabkan beberapa jenis hewan dan tumbuhan aku-
atik dapat mencapai ukuran dan berat yang jarang dapat dicapai oleh organisme hidup di
darat. Luas perairan yang terdapat pada keseluruhan badan air meliputi 3/4 (71%) dari per-
mukaan bumi kita ini. Pada dasarnya ekosistem akuatik dapat dibagi menjadi 3, yaitu ekosis-
tem air tawar, ekosistem laut dan ekosistem estuaria
1. Ekosistem Air Tawar
Habitat air tawar hanya meliputi sebagian kecil dari permukaan bumi, namun demikian
habitat air tawar sangat penting bagi manusia. Ekosistem air tawar pada dasarnya dapat dike-
lompokkan dalam dua tipe perairan berdasarkan pergerakan airnya, yaitu :
a. Perairan Lentik (Air Mengalir)
Dilihat dari lapisan kedalaman air dalam perairan lentik (danau, telaga), kita mengenal
adanya zonasi.

Gambar 10. Zonasi horizontal dan vertikal perairan lentik

 Zonasi perairan lentik berdasarkan daya tembus sinar matahari ke dalam perairan, terbagi
atas : Zone litoral, Zone limnetic dan Zona Profundal. Zone litoral dan limnetik seringkali dise-
but juga zone eufotik (lapisan air yang mengalami penyinaran yang baik).
 Klasifikasi ekologi jasad hidup air tawar
Ada beberapa cara klasifikasi jasad-jasad air tawar, yaitu :
1. Klasifikasi jasad air tawar berdasarkan kedudukan dalam rantai makanan atau energi,
terbagi atas : autotrof (produsen), fagotrof (makro-konsumen) dan saprotrof (mikro-kon-
sumen)
2. Klasifikasi organisme air tawar menurut modus hidupnya yaitu : plankton (fitoplankton
dan zooplankton), perifiton (aufwuchs), nekton, bentos dan neuston
 Perairan lentik dapat dibedakan 3 golongan berdasarkan jumlah kandungan bahan anor-
ganik dan organiknya yaitu : perairan lentik oligotropik, mesotrofik dan eutropik

Jika terjadinya endapan bahan organik terus-menerus, dan pada kondisi ini perairan
menjadi sangat dangkal, sehingga tumbuhan tingkat tinggi dapat hidup jauh sampai di tengah
danau, yang berdampak pada "mati" nya perairan lentik, berkembang menjadi tanah daratan
biasa. Keadaan perairan ini disebut telah mengalami distrofi.

68
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

Aktivitas 10
Jelaskan perbedaan antara ekosistem lentik yang bersifat oligotropik, mesotropik dan eutropik,
dan faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan tersebut ?.

b. Ekosistem Lotik
Pergerakan air atau arus merupakan ciri utama pada ekosistem perairan mengalir (Lotik)
Pada umumnya perbedaan kondisi lingkungan ekosistem lotik terletak pada :
 Arus aliran air merupakan faktor pengendali dan pembatas utama bagi berbagai kompo-
nen biotik yang hidup di dalamnya. Kadang kala sulit sekali untuk membedakan sungai dan
danau berdasarkan arus, hal ini tentunya berbeda menurut topografinya, besar kecil sungai
banyak sedikitnya air yang mengalir dsb. Memang tidak jarang kondisi lingkungan menja-
di sedemikian rupa sehingga berubah menjadi tenang sekali, menyerupai kondisi ekosis-
tem lentik. Bagaimanapun arus dalam ekosistem lotik tetap menjadi :
 Ciri yang membedakannya dari ekosistem lentik
 Penentu jenis dan komposisi mahluk hidup dalam berbagai bagian dari sungai
 Perubahan muka air dan tanah (musim) relatif lebih intensif di sungai. Acapkali sungai di-
anggap penghubung antara danau dengan badan perairan lainnya. Meskipun perairan lo-
tik memang mempunyai sumber bahan organik yang tumbuh di sungai, seperti algae pe-
nempel di batu, diatomae, dan lumut tumbuh di lumpur (di tepi sungai), tetapi umumnya
bahan organik kurang mencukupi bagi hewan dalam sungai. Bahan organik dari ekosistem
lentik tidak jarang merupakan bahan makanan juga bagi mahluk hidup di ekosistem lotik.
Karena itu ekosistem lotik bersifat lebih terbuka karena pengaruh ekosistem daratan dan
ekosistem lentik cukup besar.
 Kadar oksigen di sungai lebih seragam dan berlimpah, sedangkan di ekosistem lentik (da-
nau) kadar oksigen relatif lebih rendah (kurang) dan suhu air dingin terutama di lapisan ba-
wah (hipolimnion).

Tingginya kadar oksigen di sungai karena air sungai relatif dangkal, terus mengalir, luas
permukaan yang bersentuhan dengan udara lebih luas. Hal ini menyebabkan banyak orga-
nisme ekosistem lentik sangat peka (sensitif) terhadap kekurangan oksigen, karena sudah
terbiasa hidup dalam kadar oksigen yang berlimpah. Walaupun arus menjadi faktor pembatas
utama di habitat lentik, tetapi dasar yang padat dari batuan merupakan tempat bertaut yang
baik bagi jasad nabati dan hewani. Dasar habitat perairan yang selalu bergerak mengaki-
batkan hanya terdapat bentos berupa hewan kecil yang membenamkan diri di dasar sungai.
Lapisan air yang jauh dari permukaan sungai mengalir lambat, menjadi habitat yang baik bagi
nekton, neuston dan plankton. Jasad hidup didalam perairan mengalir merupakan jasad-jasad
yang khas terdapat di habitat akuatik berarus kuat.
Substrat dasar sungai berupa pasir atau sedimen halus merupakan lingkungan hidup
yang kurang baik, sehingga hanya sedikit spesies bentos (nabati dan hewani) dapat hidup. Da-
sar sungai berupa tanah liat pada umumnya lebih baik dari pada pasir, sedangkan dasar su-
ngai berupa batu-batu kerikil menunjukkan keanekaragaman dan kepadatan populasi jasad

69
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

bentos yang paling besar. Ada asumsi bahwa plankton sama sekali tidak terdapat dalam ha-
bitat air deras, ternyata habitat ini juga berplankton walaupun peran plankton dalam habitat
ini tidaklah sebesar peranan plankton dalam habitat air tenang. Plankton di sungai kecil ber-
arus deras pada umumnya berasal dari perairan dimana sungai itu berasal. Biasanya plankton
tersebut cepat musnah oleh arus yang deras. Walaupun kebanyakan plankton dalam habitat
lotik bersifat sementara, namun mereka dapat menjadi sumber makanan sementara yang ber-
arti dalam sungai. Hanya di bagian sungai yang berarus lemah atau sungai besar, plankton
mampu bereproduksi dan menjadi bagian yang integral dari komunitas jasad.
Ekosistem lotik mempunyai peranan penting sebagai sumber makanan berupa produksi
ikan dan hewan akuatik lainnya. Sedangkan air yang terdapat dalam ekosisitem akuatik ini bisa
digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya, seperti : air minum, MCK (mandi,
cuci dan kakus), pertanian dan perikanan, industri, pembangkit tenaga listrik, navigasi dll.

Aktivitas 11
Jelaskan perbedaan karakteristik antara ekosistem lentik dan ekosistem lotik, dari faktor fisik-ki-
miawi dan biotanya ?

2. Ekosistem Bahari (Laut)


Lautan menutupi 361 juta km2 atau hampir menutupi 71% dari permukaan planet bumi.
Rata-rata kedalaman laut 3,8 km dan terdalam di palung Mariana di samudera Pasifik (10,75
km). Lautan merupakan satu-satunya tempat dengan keanekaragaman organisme terbesar di
planet bumi. Lingkungan bahari merupakan kesatuan yang tak terpisah-pisahkan dan saling
mempengaruhi membentuk satu kumpulan massa air raksasa yang sambung menyambung.
Air laut beredar tanpa hentinya, sebagai akibat adanya perbedaan antara suhu udara wilayah
kutub dan wilayah tropika, sehingga terjadinya angin kencang, seperti angin-pasut yang ber-
sama-sama dengan rotasi bumi menciptakan arus-arus laut. Selain arus-arus permukaan yang
diakibatkan oleh hembusan angin, terdapat pula arus-arus dalam sebagai akibat dari perbe-
daan suhu dan salinitas yang mengakibatkan terjadinya perbedaan berat jenis air laut. Sede-
mikian baiknya sirkulasi air sehingga di perairan bahari jarang sekali dijumpai terjadinya ke-
kurangan oksigen.
Di wilayah pesisir berpantai yang curam dengan hembusan angin kencang mengaki-
batkan massa air permukaan mengalir ke arah laut terbuka yang menimbulkan sebuah proses
yang dikenal dengan istilah "up-welling" (penaikan air). Dalam proses ini massa air yang tadi-
nya terdapat jauh dipermukaan dasar yang mengandung banyak zat hara dan bersuhu relatif
rendah, kemudian mengalir ke bagian permukaan di arah laut terbuka menyebabkan terjadi-
nya pertukaran massa air yang dikenal "Up welling”, wilayah tersebut memiliki produktivitas
hayatinya tinggi. Daerah ini memiliki populasi ikannya yang banyak, populasi burung yang
menghasilkan berton-ton guano (tinja burung laut) yang mengandung nitrat dan pospat yang
dapat digunakan sebagai pupuk. Laut dipengaruhi oleh pelbagai jenis gelombang dan pa-
sang-surut (tide) yang merupakan akibat daya tarik bulan dan matahari.
Pasang-surut adalah pergantian naik dan turunnya tinggi air oleh pengaruh gravitasi bu-
lan dan matahari dan adanya kohesi molekul-molekul air. Laut akan terjadi pasang (naik) jika

70
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

bumi terletak segaris dengan matahari dan bulan, sedangkan surut (turun) terjadi jika letak
bumi jauh dari matahari dan bulan. Pasang-surut terjadi berkala kurang lebih setiap 12 jam 25
menit, dan umumnya terjadi 2 kali sehari. Pada hari berikut terjadinya pasang akan lebih lam-
bat +50 menit dari pada hari sebelumnya. Setiap 2 minggu ketika bumi, bulan dan matahari
terletak segaris dan pengaruh gravitasinya bertambah sehingga menimbulkan “spring tide"
(pasang purnama), sehingga terjadi air pasang tertinggi dan air surut terendah. Ditengah pe-
riode dua minggu ini terjadi "pasang perbani" (neap tide) ini terjadi ketika bulan dan matahari
cenderung saling menetralisasi atau membuat sudut tegak lurus (90C) terhadap bumi. Dalam
kedudukan semacam ini, kekuatan tarik menarik gravitasi serta pengaruh dari pasut minimal.
Air laut memiliki kandungan garam, dengan garam rata-rata kurang lebih 350/00. Kira-
kira 270/00 adalah NaCl sedangkan sisanya sebagian besar adalah garam-garam Mg, Ca dan.
 Zonasi wilayah pesisir dan lautan
Belum ada suatu cara zonasi ekosistem laut yang telah diterima universal, cara pemba-
gian berikut adalah modifikasi dari Hedgpeth, 1957 dan telah dipakai secara luas. Ekosistem
laut dapat dipandang dari dimensi horizontal dan vertikal.
a. Secara horizontal atau pelajik : seluruh perairan mulai dari yang berbatasan dengan pantai
sampai dengan laut lepas (terbuka) dan dapat dibagi menjadi 2 zona, yaitu :
 Zona neritik (perairan pantai), mencakupi massa air yang terletak diatas paparan benua
(dari pinggir pantai kedalaman 200 m).
 Zona oseanik (laut terbuka), meliputi semua perairan terbuka.
b. Secara vertikal, pembagiannya wilayah laut dapat dilihat dari airnya (pelajik) dan bagian
dasarnya (bentik). Pembagian wilayah laut secara vertikal lainya dapat berdasarkan inten-
sitas cahaya matahari yang memasuki kolom perairan, yaitu :
 Zona fotik (zona epipelajik) : bagian kolom perairan laut yang mendapatkan cahaya ma-
tahari, batas zona fotik yaitu pada kedalaman perairan 50 -150 meter.
 Zona afotik : zona yang secara menerus dalam keadaan gelap karena tidak mendapatkan
cahaya matahari. Secara vertikal, zona afotik di daerah pelagis, dibagi dalam zona :
- Zona mesopalagis : bagian teratas dari zona afotik pada kedalaman 700 - 1.000 m atau
hingga isoterm 10C.
- Zona batipelagis : daerah pada kedalaman 700 - 1.000 m dan 2.000 - 4.000 m, memiliki
suhu 10 - 4C.
- Zona abisal pelagis : di atas daerah pasang surut laut sampai kedalaman 6.000 m.
- Zona hadal pelagis : perairan terbuka dari palung laut dikedalaman 6.000 - l0.000 m.

Aktivitas 9
Jelaskan peranan ekosistem bahari dalam pengaturan suhu global, dan mekanisme terjadinya
pasung surut.

Pembagian zona dasar laut atau bentik berkaitan erat dengan ketiga zona pelagis pada
daerah afotik yang telah diuraikan di atas.
a. Zona batial : daerah dasar yang mencakup lereng benua sampai kedalaman 4000 m.
b. Zona abisal : daratan abisal yang luas dari palung laut, kedalaman antara 4000-6000 m.

71
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

c. Zona hadal : zona pada palung laut dengan kedalaman antara 6000-10.000 m.

Gambar 12. Zona horisontal dan vertikal perairan bahari (laut)

Zona bentik di bawah neritik pelagis pada paparan benua disebut sublitoral (zona papa-
ran. Zona ini dihuni berbagai organisme dari berbagai komunitas seperti padang lumun, algae
laut dan terumbu karang. Daerah pantai yang terletak di antara pasang tertinggi dan surut te-
rendah disebut zona intertidal (litoral). Zona litoral merupakan daerah peralihan antara kondisi
lautan ke kondisi daratan sehingga berbagai macam organisme terdapat dalam zona ini.

Aktivitas 12
Uraikanlah mekanisme terjadinya peristiwa “Up Welling” di perairan bahari dan apakah dampak
yang ditimbulkan oleh adanya peristiwa tersebut disuatu perairan ?

3. Ekosistem Estuaria
Estuaria merupakan daerah atau wilayah peralihan (ekoton) antara habitat air tawar de-
ngan habitat bahari. Estuaria berasal dari kata aestus yang berarti pasang surut (tide), sehingga
estuaria didefinisikan sebagai suatu perairan pesisir yang semi tertutup yang masih mempu-
nyai hubungan bebas dengan laut terbuka sehingga memungkinkan terjadinya percampuran
antara air tawar dan air laut, misalnya muara sungai, teluk rawa pasang surut dan rawa-rawa
dibelakang pantai-pantai terlindung karena adanya perintang (barrier beaches). Suatu estua-
ria sangat dipengaruhi oleh gerakan pasang surut. Tetapi sebagian besar dari sifat-sifat biologi
dan fisika estuaria bukan merupakan sifat-sifat peralihan dan unik. Bentuk estuaria sangat ber-
variasi tergantung besar kecilnya aliran sungai, kisaran pasang surut dan bentuk garis pantai.
Estuaria dari muara sungai yang besar dapat memodifikasi garis pantai dan topografi
sublitoral melalui proses pengendapan dan hasil erosi sedimen, sehingga garis pantai akan
bergerak menjorok beberapa kilometer ke arah laut. Kebanyakan perairan estuaria memiliki
substrat yang didominasi oleh lumpur yang berasal dari endapan yang terbawa oleh air tawar
maupun air laut. Umumnya partikel yang mengendap bersifat organik, sehingga substrat da-
sar estuaria biasanya kaya akan bahan organik, dan bahan inilah yang menjadi cadangan ma-
kanan utama bagi organisme estuaria.

72
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

Perairan air payau dapat digolongkan 3 kelompok berdasarkan kadar garamnya, yaitu :
oligohaline, mesohalin, dan polyhaline. Pembagian ini tidak memberikan gambaran yang
lengkap karena salinitas di estuaria berubah-ubah sepanjang hari, mingguan, bulan dan tahun,
Di beberapa estuaria di wilayah tropik, fluktuasi yang terus terjadi menjadi ciri khusus estuaria,
sehingga jasad-jasad estuaria memiliki toleransi besar terhadap berfluktuasinya berbagai fak-
tor ekologi di estuaria, jasad estuaria umumnya bersifat euryhalin dan eurytermal.
Karena kondisi fisik di estuaria membuat organisme akan mengalami stress berat (pe-
nuh tekanan), yang menyebabkan rendahnya diversifikasi spesies (keragaman spesies). Na-
mun demikian kondisi bahan makanan di estuaria pada sedemikian baiknya sehingga kepa-
datan populasi biasanya sangat tinggi. Dengan demikian estuaria termasuk ekosistem dengan
permukaan berfluktuasi yang sangat penting artinya.
Klasifikasi ekosistem estuaria berdasarkan atas geomorfologi, sirkulasi dan stratifikasi air
dan, sistem energi (keaktifan).
 Pritchard (1976), berdasarkan geomorfologi, estuaria dibagi 4 tipe, yaitu:
 Lembah sungai tenggelam (tergenang) : yang paling luas berkembang di sepanjang ga-
ris pantai (wilayah pesisir) dengan dataran pesisir relatif lebar. Contoh teluk Chesapeake
di bagian tengah Atlantik Amerika Serikat.
 Estuaria tipe fyord : pantainya dalam dan berbentuk huruf U, merupakan lekukan air di
wilayah pesisir akibat pengikisan es (glasial). Contoh, fyord di Norwegia, sepanjang
pantai British Columbia dan Alaska.
 Estuaria bentukan perintang (tanggul) : merupakan basin (cekungan) yang dangkal, da-
sar estuaria biasanya tidak tertutup oleh air pada waktu air surut. Estuaria ini tertutup oleh
sederetan pulau letaknya sejajar dengan garis pantai, sehingga tetap terjamin hubung-
annya dengan laut terbuka. Barier dapat berupa endapan pasir (estuaria terbentuk dari
daerah yang semula bagian perairan bahari) atau bagian pantai yang terendam air (estu-
aria terbentuk dari dataran pesisir yang terendam air. Estuaria tipe ini dijumpai di North
Carolina (Teluk Hatteras) AS, dan estuaria rawa asin yang terdapat di Georgia.
 Estuaria bentukan tektonik : merupakan lekuk-lekuk pesisir yang terjadi sebagai akibat
terangkat atau menurunnya dasar laut pesisir yang seringkali diikuti masuknya air tawar
dalam jumlah banyak. Contoh Teluk San Fransisco.
 Estuaria delta sungai” (river delta estuary), yang dijumpai di muara sungai Mississippi
dan sungai Nil serta dibanyak muara sungai di Sumatera, Jawa dan Kalimantan.

Aktivitas 13
Deskripsikan peranan perairan estuaria, dalam ekosistem perairan, cobalah berikan contoh-con-
toh dan tipe perairan estuaria yang ada di Indonesia ?

 Karakteristik fisik utama perairan estuaria


Variasi salinitas perairan estuaria sangat menentukan kehidupan organisme laut dan pa-
yau. Salinitas air estuaria mulai dari 0,5 0/00 - > 800/00, bervariasinya salinitas sepanjang tahun
menyebabkan organisme khas yang hidup di daerah ini bersifat euryhaline (kisaran toleransi

73
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

terhadap salinitas yang luas), tetapi jenis organisme yang bersifat euryhaline biasanya jumlah
spesiesnya lebih sedikit daripada yang bersifat oligohaline (organisme air tawar) dan poly-
haline (organisme air laut).
Suhu air diperairan estuaria berfluktuasi secara annual dan diurnal yang lebih besar dari
perairan laut, terutama jika perairan estuaria tersebut dangkal dan air pasang naik ke perairan
estuaria kontak dengan daerah yang substratnya terekspos ke permukaan. Perubahan tinggi
dan rendahnya suhu dapat menyebabkan kematian organisme perairan estuaria yang sangat
bergantung pada salinitas, iklim, dan daya adaptasi setiap spesies. Terdapat saling ketergan-
tungan antara suhu dan salinitas dalam menentukan titik lethal organisme di perairan estuaria.
Suhu lethal organisme pada perairan estuaria, kemungkinan levelnya tidak sama walaupun
spesiesnya sama, hal ini sangat bergantung dari asal organisme tersebut. Hewan yang berasal
dari daerah beriklim dingin umumnya memiliki suhu maksimum lethal rendah, dibawah suhu
minimum lethal spesies yang sama yang berasal dari daerah hangat. Pada umumnya organis-
me khas estuaria mempunyai toleransi yang luas terhadap suhu (eurythermal), tetapi jenis or-
ganisme yang bersifat eurythermal biasanya jumlah spesiesnya lebih sedikit daripada yang
bersifat stenothermal (oligothermal = suhu dingin dan polythermal = suhu hangat)
Perairan estuaria merupakan perairan pertemuan arus sungai dan arus pasut laut, se-
hingga menimbulkan pengaruh yang kuat terhadap laju sedimentasi, baik yang yang terbawa
arus sungai maupun dari arus pasut. Pengendapan ini dipengaruhi oleh kecepatan arus sungai,
kondisi dasar sungai, turbulensi dan diameter sedimen itu sendiri. Konsekuensi daerah estua-
ria yang mempunyai arus sungai dan arus pasut yang kuat, menyebabkan seluruh partikel se-
dimen kemungkinan akan tererosi dan terbawa arus. Tetapi begitu arus melemah, sedimen
berukuran besar seperti pasir akan mengendap lebih dulu, sedangkan sedimen yang ber-
ukuran halus seperti debu dan liat masih akan terbawa arus, partikel ini akan mengendap ke-
tika arus semakin lemah. Kebanyakan sedimen yang terbawa ke daerah estuaria dalam ben-
tuk suspensi yang berukuran kecil (> 2m). Kecepatan endapan sedimen di daerah estuaria
dipengaruhi oleh suhu, adanya karbohidrat dan protein kompleks terlarut.

Aktivitas 14
Jelaskan perbedaan karakteristik fisik – kimiawi dan biota utama antar perairan estuaria dengan
perairan bahari dan iar tawar ?

 Biota utama estuaria


Komponen fauna estuaria terdapat 3 kelompok utama berdasarkan atas salinitas :
1. Fauna Laut : merupakan komponen fauna yang dominan perairan estuaria yang terdiri dari
2 jenis berdasarkan kemampuannya dalam memtolerir kadar garam (salinitas) yaitu :
 Hewan laut yang bersifat stenohalin, hanya terbatas dalam mentolerir perubahan salini-
tas sampai 30o/oo, hewan laut beradaptasi secara oskomonformer.
 Hewan laut bersifat euryhalin, yang mampu mentolerir salinitas hingga dibawah 30o/oo),
di hilir estuaria.
2. Fauna Air Tawar : dari hewan yang tidak mampu mentolerir perubahan salinitas diatas 5o/oo,
penyebarannya terbatas di hulu perairan estuaria, yang beradaptasi secara osmoregulasi.

74
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

3. Fauna Estuaria : merupakan hewan yang hidup dipertengahan perairan estuaria pada sali-
nitas antara 5 - 30o/oo, spesies ini tidak ditemukan diperairan air tawar maupun air laut, dan
bersifat eurihalin, disamping itu juga dijumpai adanya fauna-fauna peralihan.

Perairan estuaria miskin dalam jumlah spesies flora dan fauna akuatik, hal ini disebabkan
perairan estuaria selalu keruh, substrat lumpur yang kurang cocok untuk pertumbuhan makro-
alga. Komponen flora estuaria yang dominan adalah flora yang tergolong spesies tumbuhan
yang mencuat ke permukaan air (emergen).
1. Flora estuaria
 Tumbuhan emergen terutama dari tumbuhan mangrove (daerah tropis dan sub tropis),
Spartina dan Salicornia (daerah iklim sedang)
 Pada permukaan dasar umumnya jarang dijumpai tumbuhan, di bagian hilir estuaria dan
daerah pasang surut terdapat padang lamun ( Zostera, Thalasia, Cymodocea ).
 Pada daerah berlumpur bagian intertidal dijumpai alga hijau, misalnya : Enteromorpha,
Ulva, Cladophora yang bersifat musiman, dan Diatomae (flora bentik)
 Estuaria sangat kaya akan mikroorganisme, jumlah bakteri dalam lumpur 1000 kali lebih
banyak dari pada air diatasnya, antara 100-400 juta/gram lumpur.
2. Plankton estuaria
 Miskin plankton (dalam jumlah spesies)
 Plankton didominasi oleh diatomae (Skeletonem, Nitzchia, Asterionella, Thallasionema,
Chetoceros, dan Melanosira)
 Dinoflagellata didominasi oleh Gymnodinium, Peridinium, Gonyula, & Ceratium
 Zooplankton dari genera Copepoda (Eurytemora, Centropages, Acartia, Pseudodep-
tomus), Misidae (Neomysis, Praunus, Mesopodopsis), dan Amphipoda (Gammarus)

Jumlah spesies yang menghuni perairan estuaria jauh lebih sedikit disbandingkan de-
ngan organisme yang hidup diperairan tawar maupun diperairan laut. Sedikitnya jumlah spe-
sies ini disebabkan oleh besarnya fluktuasi kondisi lingkungan, terutama salinitas dan suhu
pada saat terjadi pasang surut.

Aktivitas 15
Jelaskan alasan saudara tentang pendapat yang menyatakan bahwa perairan estuaria merupakan
perairan dengan produktivitas relative tinggi, namun miskin akan jenis organisme ?

AKTIFITAS MAHASISWA

A. Diskusi
Lakukanlah diskusi kelompok dan antar kelompok terhadap terhadap aktivitas 1 – 15 .
Masing-masing kelompok diharuskan membuat rangkuman dari hasil pembelajaran dan
diskusi tersebut dan disetorkan pada dosen ?

B. Latihan

75
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

 Uraikan faktor-faktor penyebab bioma hutan tropis memiliki keanekaragaman jenis yang
sangat tinggi dibandingkan dengan bioma lainnya ?
 Jelaskan mengapa dikatakan bahwa ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat vital
bagi kehidupan manusia ?

C.Tugas mandiri
Setiap mahasiswa diharuskan mengerjakan tugas ini secara mandiri, dengan bersikap
jujur dan tepat waktu. Buatlah skema ringkasan dari hasil proses diskusi saudara dari pokok
bahasan 3 ini, dan setorkan kepada dosen penanggung jawab.

PENUTUP
A. Rangkuman
Secara umum habitat di bumi dikenal ada 2 yaitu habitat teresterial dan habitat akuatik.
Habitat terseterial dapat lagi dibagi menjadi beberapa ekosistem besar berdasarkan atas ka-
rakteristik iklim dan mahluk hidup yang dominan di dalamnya yang dikenal sebagai bioma.
Bioma di ekosistem teresterial oleh para ahli di bagi atas 8, yaitu bioma hutan hujan tropis, bio-
ma gurun, bioma hutan gugur iklim sedang, bioma savanna, bioma padang rumput, bioma
chaparral, bioma taiga / konifer, dan bioma tundra.
Habitat akuatik merupakan suatu ekosistem yang lingkungan hidup eksternalnya diling-
kupi oleh air (air tawar, laut, payau). Luas perairan yang terdapat pada keseluruhan badan air
meliputi 3/4 (71%) dari permukaan bumi kita ini. Pada dasarnya ekosistem akuatik dapat diba-
gi menjadi 3, yaitu ekosistem air tawar (perairan lentik dan perairan lotik), ekosistem laut dan
ekosistem estuaria (air payau). Pada setiap pembagian habitat perairan memiliki karakteristik
fisik-kimia dan biologis yang berbeda, sebagai hasil adaptasi biota tersebut terhadap habi-
tatnya.

B. Test formatif
Kerjakanlah dengan baik soal latihan berikut ini untuk lebih memantapkan materi yang
telah dikuliahkan :
 Yang manakah di antara bioma dibawah ini yang secara benar dipasangkan dengan
penjelasan iklimnya …………………..
a. Savana – suhu sejuk, presipitasi seragam sepanjang tahun
b. Tundra – musim panas yang lama, musim dingin yang sedang
c. Hutan gugur temperate – musim tumbuh relatif pendek, musin dingin yang sedang.
d. Prairi – musim dingin yang relatif hangat, sebagian besar curah hujan pada mu-sim
panas.
e. Hutan tropis – cahaya dan suhu yang hampir konstan sepanjang tahun.
 Yang manakah dibawah ini, yang dimiliki oleh semua bioma teresterial ………….
a. Curah hujan rata-rata tahunan melebihi 25 cm
b. Persebaran organisme berdasarkan habitat
c. Vegetasi menunjukkan adanya stratifikasi vertikal
d. Keragaman biologis yang secara langsung sebanding dengan garis lintang.

76
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

 Musim pertumbuhan umumnya akan menjadi paling pendek pada bioma.


a. Hutan hujan tropis c. Hutan gugur temperate e. Taiga/hutan konifer
b. Savana d. Prairi / steppa
 Pernyataan dibawah ini merupakan karakteristik bioma hutan hujan tropis, kecuali..
a. Curah huan tinggi dan lebih dari 200 cm / tahun sepanjang tahun
b. Suhu relatif konstan dengan rata-rata 250C sepanjang tahun.
c. Kelembaban relatif rata-rata  80%, dengan variasi musiman sempit.
d. Di donimasi tumbuhan sukulen, berdaun tebal, dan berair.
e. Keanekaragaman spesies tinggi, hewan herbivora umumnya bersifat arboreal.
 Hidup didaerah beriklim sedang yang sejuk dengan curah hujan banyak, tetapi mu-sim
panas yang kering, vegetasi pohon dan semak selalu hijau, tebal dan keras, per-nyataan
ini sesuai dengan ………………
a. Bioma Gurun c. Bioma Hutan Gugur Iklim Sedang e. Bioma Savana
b. Bioma Chaparral d. Bioma Taiga / hutan Konifer
 Zone di perairan lentik, yang berada di perairan terbuka dari permukaan air sam-pai
kedalaman kompensasi ……………….
a. Zone profundal c. Zone afotik e. Zona eufotik
b. Zone litoral d. Zone bentik
 Pernyataan dibawah ini yang sesuai dengan ekosisten perairan lotik kecuali ………
a. Arus air selalu tenang, tetapi bergelombang, dalam, dan kaya bahan makanan
b. Arus air selalu mengalir, merupakan faktor pembatas utama organisme hidup
c. Kadar oksigen relatif seragam dan melimpah, perairan relatif dangkal
d. Dasar peairan umumnya keras dan berbatu, hewan umumnya bentos kecil
e. Permukaan airnya berubah sepanjang tahun mengikuti pola musim.
 Yang manakah di antara berikut ini yang dipasangkan secara tepat dengan penjelasannya
……………………
a. Zona neritik - daerah dangkal diatas dasar laut
b. Zona bentik - air permukaan laut dangkal
c. Zona pelagik - dasar laut
d. Zona afotik -–zona tembus cahaya
e. Zona pasut – perairan dasar di ujung dasar kontinental
 Estuaria berbentuk huruf U, mulut estuaria dangkal, terletak di lekuk-lekuk air wila-yah
pesisir, yang terkikis oleh aliran glacial, merupakan :
a. Estuaria bentukan perintang d. Estuaria bentukan tektonik
b. Estuaria sungai tenggelam e. Estuaria fyord
c. Estuaria delta sungai
 Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Bioma dan formasi c. Termoklin
b. Estuaria baji garam d. Up-welling

77
Ekologi Umum – Biologi – Fmipa - Unhas 2016

C.Umpan balik / tindak lanjut


Setelah mempelajari pokok bahasan ini, tuliskanlah materi sub-pokok bahasan dan isti-
lah-istilah mana sajakah dari materi modul yang sulit dipahami, selanjutnya tanyakan atau
diskusikan dengan teman ataupun dosen fasilitator

DAFTAR PUSTAKA
Untuk memudahkan mahasiswa dalam mempelajari modul ini, diharapkan membaca
kepustakaan berikut ini :
1. Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Gajah Mada University Press, Jokyakarta.
2. Mc. Naughton, S. J and L. L. Wolf., 1990. Ekologi Umum. Terjemahan. Gajah Mada
University Press, Jokyakarta.
3. Cambel, N. A., Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 1999. Biologi. Jilid III. Alih Bahasa
Wasnen Manalu (IPB). Penerbit Erlangga. Jakarta.
4. Wright, R. T. 2005. Enviromental Science. Ninth Edition. Person Prenticenall – USA.
5. Irwan, Z. D. 2003. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas dan
Lingkungan. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
6. Payne, A.L. 1986. The Ecology of Tropical Lake and Rivers. John Wiley & Sonds. New
York.
7. Wetzel, R.G. 2001, Limnology. Lake and River Ecosystem. Third Edition. Academic
Press. San Diego, New York.
8. Biologi Laut Tropis http://web.ipb.ac.id/~dedi_s/index.php?. Diakses 9/10/2013
9. Barus, 2002. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta.
10. Nybakken, 1998. Biologi Suatu Pendekatan Ekologi. Jakarta : Gramedia

78

Anda mungkin juga menyukai