Anda di halaman 1dari 8

OPTIMASI KINERJA GURU MELALUI KOMUNIKASI DAN LITERASI

DALAM PENCAPAIAN STANDAR AKREDITASI MADRASAH


UNGGUL

Abstrak : Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui optimasi kerja guru melalui
komunikasi dan literasi dalam pencapaian standar akreditasi Madrasah Unggul.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode riset lapangan
melalui wawancara mendalam, observasi partisipan dan kajian dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, kepala madrasah berkomunikasi dengan
guru secara verbal (berupa rapat, briefing dan tatap muka); dan non-verbal
(berupa pengamatan ekspresi guru, gerak tubuh dan komunikasi digital via
smartphone). Kedua, kepala sekolah menampilkan perilaku teladan, pembinaan
keterampilan dan profesionalitas guru. Ketiga, kepala madrasah mengadakan
konsultasi guru yang tergabung dalam MGPM, melatih penggunaan laptop, dan
koordinasi sesama guru juga tenaga kependidikan di MAN 2 Aceh Tengah.

A. Pendahuluan

Seiring dengan berkembangnya peradaban manusia yang didukung

dengan pesatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,

menjadikan komunikasi ditempatkan pada posisi yang sangat penting. Sudah

menjadi kodratnya bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang hidup

bersama dengan manusia lain secara berkelompok, bersama-sama sukunya,

bersama-sama dalam suatu daerah, berbangsa dan bernegara. Hidup bersama-

sama dengan orang lain itu menimbulkan adanya komunikasi. Naluri manusia

untuk berinteraksi dengan sesamanya semakin tersalurkan. Merekapun bebas

untuk berkomunikasi dengan orang lain kapanpun dan dimanapun mereka

inginkan. Firman Allah SWT QS. Al-Hujarat (49) ayat 13: Artinya: “Hai

manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-


suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling

mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Kemajuan di bidang teknologi berkembang sangat pesat, memicu

perkembangan industri media massa secara signifikan. Media massa, baik

cetak maupun elektronik telah tumbuh begitu pesat. Maraknya industri media

massa dengan segala variabel pendukungnya menuntut tenagatenaga

professional yang handal. Selain media massa, keprofesionalan dan

kehandalan sumber daya manusia juga dibutuhkan untuk tataran organisasi,

baik itu organisasi besar, kecil, berupa organisasi bisnis maupun nonbisnis,

ataupun bagi lembaga pendidikan atau sekolah. Komunikasi tidak lagi

merupakan hal yang bersifat alamiah. Tanpa dipelajari, dikuasai dan dipahami,

jangan harap tujuan sebuah organisasi dapat tercapai.1

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ash Shaff ayat 4 yang

artinya “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-

Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan

yang tersusun kokoh”. Dalam ayat tersebut terdapat kandungan tentang

manfaat serta konsep-konsep dalam berorganisasi, bekerja dalam sebuah

barisan yang teratur dan kokoh. Salah satu surat Madaniyah ini mengupas

secara rinci tentang konsep berjamaah di dalam Islam. Hal ini memang sangat

ditekankan oleh Rasulullah SAW pada masa berdakwah di Madinah, saat surat

ini diturunkan.
1
Afridoni Afridoni and others, ‘Manajemen Akreditasi Sekolah Upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan’, Jurnal Pendidikan Tambusai, 6.3 (2022), 13832–38
<https://doi.org/10.31004/jptam.v6i3.4402>.
Guru merupakan aspek penting sebagai salah satu penentu

keberhasilan pendidikan di sekolah. Tugas seorang guru adalah membimbing,

mengarahkan, mengajar, dan mendidik para siswanya. Dengan profesi yang

disandangnya, diharapkan guru mampu memberikan sumbangan yang besar

terhadap kemajuan dan perkembangan sekolah. Dapat dikatakan, bahwa yang

bertanggung jawab atas baik buruknya kualitas siswa adalah guru.

Untuk itu di dalam profesinya guru dituntut untuk melakukan suatu

pekerjaan dengan baik sehingga terlihat prestasi dalam proses belajar-

mengajar untuk mecapai tujuan pendidikan. Komunikasi dalam suatu

organisasi sangatlah penting. Salah satu faktor penentu suksesnya organisasi

adalah komunikasi. Komunikasi yang baik akan memperlancar jalannya

organisasi, sebaliknya jika komunikasi kurang baik dapat menyebabkan

macetnya organisasi.

Menurut Suranto (2001:87), komunikasi meningkatkan

keharmonisan kerja dalam perkantoran. Sebaliknya apabila komunikasi tidak

efektif, maka koordinasi akan terganggu. Akibatnya adalah disharmonisasi

yang akan mengganggu proses pencapaian target dan tujuan perkantoran.

Falcione dalam Pace dan Faules (2001: 149) menyatakan bahwa, “iklim

komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu

fenomena global yang disebut komunikasi organisasi.

Guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan dalam

sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapatkan perhatian

sentral, pertama, dan utama. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan

sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang professional dan

berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus dimulai

dari guru. Sebagai tenaga profesional kedudukan guru adalah agen

pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia,

dalam hal ini guru dituntut memiliki kompetensi yang bagus, apabila

kompetensi guru bagus maka diharapkan kinerja guru dalam pembelajaran

juga bagus sehingga pada akhirnya membuahkan pendidikan yang bermutu.

Berkenaan dengan keberhasilan pembelajaran Sanjaya mengemukakan bahwa

“keberhasilan suatu proses pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh

karenanya, keberjasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh

kualitas atau kemampuan guru” (Sanjaya, 2009:198).

Peningkatan kinerja guru mempunyai kedudukan yang terpenting

dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang nantinya akan berefek

kepada mutu lulusan dan akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan

pendidikan nasional. Oleh karena itu pemerintah terus mengupayakan

berbagai hal untuk mendongkrak dan meningkatkan kompetensi guru agar

guru memiliki kinerja yang baik. Diantaranya adalah dengan memberikan

peluang untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi, mewajibkan kepada

guru menempuh pendidikan minimal strata satu, memberikan pelatihan dan

seminar dan memberikan tunjangan serfikasi.

Kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

hendak dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan


tanggung jawabnya selaku pengajar, dengan kata lain guru haruslah

semaksimal mungkin mengerjakan tugasnya tanpa mengenal kata menyerah

dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja juga diartikan sebagai prestasi yang

nampak sebagai keberhasilan kerja dari seseorang, namun prestasi yang

dimaksud bukanlah prestasi yang berkaitan dengan banyaknya kejuaraan yang

diperoleh guru tersebut melainkan keberhasilan yang salah satunya tampak

dari suatu proses belajar mengajar. Keberhasilan kinerja guru juga ditentukan

dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang dalam bidang tersebut.

Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang

(Mangkunegara, 2007:67).

Kinerja guru yang baik merupakan implementasi dari rencana yang

telah ditetapkan, implementasi kinerja yang dilakukan oleh guru yang

memiliki kecakapan, pengalaman, kesungguhan, kompetensi, motivasi,

tanggung jawab dan kepentingan dalam mencapai tujuan. Dalam Undang-

Undang No.14 tahun 2005 pasal 1 disebutkan bahwa “guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah”.

Lebih lanjut dalam pasal 25 ditegaskan bahwa “beban kerja guru

mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta

didik, serta melaksanakan tugas tambahan”. Berdasarkan isyarat dari pasal


tersebut diatas dapat dipahami bahwa kinerja guru adalah unjuk kerja yang

ditunjukkan oleh guru baik secara kualitas maupun kuantitas yang ditampilkan

selama proses belajar mengajar berlangsung dengan indikator meliputi

kemapuan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan

mengevaluasi pembelajaran secara efektif.

Hal ini senada dengan pendapat Sanjaya (2005, 13-14) bahwa:

Kinerja guru berkaitan dengan tugas perencanaan, pengelolaan pembelajaran

dan penilaian hasil belajar siswa. Sebagai perencana maka guru harus mampu

mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Sebagai

pengelola maka guru harus mampu menciptakan iklim pembelajaran yang

kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan baik, dan sebagai evaluator

maka guru harus mampu melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar

siswa. Berdasarkan pendapat tersebut tergambar bahwa kinerja guru adalah

kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau

pekerjaannya.

Dengan kata lain, kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah

kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang

memiliki keahlian mendidik peserta didik dalam rangkapembinaan peserta

didik untuk tercapai tujuan pendidikan. Kinerja guru dikatakan baik dan

memuaskan apabila tujuan yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran telah

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk mencapai

suatu kinerja yang optimal guru haruslah berusaha mengembangkan serta

menciptakan situasi yang ada di lingkungan sekolah sesuai dengan aturan


yang berlaku. Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi,

karena dengan memiliki kinerja yang tinggi maka tingkat sumber daya

manusia di Indonesia akan semakin baik apalagi di kalangan generasi muda

sehingga terciptanya generasi yang cerdas, dan mampu menjawab tantangan

yang datang kelak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut: OPTIMASI KINERJA GURU MELALUI

KOMUNIKASI DAN LITERASI DALAM PENCAPAIAN STANDAR

AKREDITASI MADRASAH UNGGUL

1. Bagaimana mengembangkan optimasi kinerja guru melalui komunikasi

dalam pencapaian standar akreditasi madrasah unggul di MAN 2 Aceh

Tengah ?

2. Bagaimana pengembangan Literasi guru dalam pencapaian standar

akreditasi madrasah unggul di MAN 2 Aceh Tengah ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengembangkan optimasi kinerja guru melalui komunikasi dalam

pencapaian standar akreditasi madrasah unggul di MAN 2 Aceh Tengah ?

2. Untuk mengetahui pengembangan Literasi guru dalam pencapaian standar

akreditasi madrasah unggul di MAN 2 Aceh Tengah.


TODE PENELITIAN: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, karena

difokuskan untuk menjelaskan perilaku kepala madrasah, staf pimpinan, guru-

guru dan tenaga kependidikan di MAN 2 Aceh Tengah berkenaan dengan

optimasi kinerja guru melalui komunikasi dan literasi dalam pencapaian standar

akreditasi madrasah unggul dan peningkatan kinerja guru. Penelitian ini

menggunakan wawancara, observasi, dan kajian dokumentasi dalam

mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab perumusan masalah dan

tujuan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai