Anda di halaman 1dari 13

1. Macam macam bentuk lesi pada rongga mulut dan gambarnya?

Oral Lession Gambaran Klinis Deskripsi Lesi


Makula Dicirikan sebagai area
datar dan terbatas.
Adanya perubahan
warna pada kulit atau
mukosa yang kurang
dari 10 mm diameternya

Patch Didefinisikan sebagai


area berbatas datar yang
lebih besar dari makula
(>5 mm atau > 10 mm.
Patch bukan lesi yang
meninggi atau teraba.
Patch merupakan
Melanoma sebagai Non-homogen pigmentasi parah terkait
dan Asimetris Bercak Coklat- obat.
Hitam pada Gingiva.
Papula papula dikenal lesi yang
dangkal, meninggi,
padat, lesi terbatas yang
diameternya kurang dari
10 mm 5 mm dan bisa
berwarna apa saja. Lesi
ini bisa saja menempel
pada kulit atau mukosa.
Fordyce Granules as Yellow
Papules on the Buccal Mucosa.
Plak plak merupakan lesi
yang dangkal, sedikit
terangkat, lesi padat dan
terbatas yang lebih
besar dari 5 mm atau 10
mm diameternya. plak
bisa saja terjadi
dipermukaan dan
Leukoplakia as a Non-
meluas lebih dalam ke
homogenous White Plaque on the
dermis daripada papula.
Lateral Border of the Tongue.
Namun, plak cenderung
bersifat epidermal. Di
mulut rongga, misalnya
lichen planus,
leukoplakia,

Nodule Nodul : Digambarkan


sebagai lesi padat jauh
di dalam dermis atau
mukosa. Nodule tidak
ada ukuran spesifik
untuk sebuah bintil;
namun, nodul
Pleomorphic Adenoma as a disebutkan berdiameter
Nodule in the Upper Lip. kurang dari 10
mm.Nodul mungkin
berada di atas, sejajar
dengan, atau di bawah
kulit/mukosa dan dapat
dideteksi dengan
palpasi. Tumor
mesenkim jinak seperti
lipoma dan neuroma
dapat muncul sebagai
nodul di mukosa mulut.
Bulla Bulla : Digambarkan
sebagai tonjolan berisi
cairan, dangkal,
menonjol, lesi
berbentuk lepuh
berbatas tegas dengan
ukuran lebih dari 5 atau
10 mm. Cairannya bisa
jernih, serosa,
hemoragik atau purulen.
Pada kulit, bula sering
ditemukan berhubungan
dengan luka bakar,
trauma gesekan, dan
kontak alergi
infeksi kulit. Lesi intra-
oral dapat dilihat pada
pemfigus vulgaris,
pemfigoid, dan sindrom
Stevens-Johnson.
Hematoma Hematoma : mengacu
pada pengumpulan
darah ekstravasasi
relatif atau sepenuhnya
terbatas dalam suatu
ruang. Darah biasanya
menggumpal
seluruhnya atau
sebagian dan tergantung
pada durasi lesi.
Hematoma dapat terjadi
Pasca Ekstraksi gigi dan
hematoma akibat
anestesi lokal termasuk
di antaranya komplikasi
yang paling umum
dalam kedokteran gigi
Sumber : (Behnaz et al., 2019)
2. Diagnosa pada skenarionya ?
Jawab :
 Geographic tongue
merupakan lesi asimptomatik serta lesi ini bukan merupakan suatu kondisi dimana
pasien selalu merasakan sakit akibat munculnya lesi tersebut. Lesi geographic tongue
secara klinis tampak berwarna kuning, putih atau abu-abu pada bagian tepinya dengan
bentukan yang ireguler [6], lesi ini juga tampak seperti lingkaran merah dengan tepi
berwarna putih yang tidak teratur pada bagian samping, maupun tengah lidah. Bercak
merah merupakan suatu keadaan dimana adanya atrofi dari papilla filiformis dan batas
putih dari bercak merah adalah papilla filiformis yang bergenerasi dan bercampur dengan
keratin dan netrofil. Lesi ini biasanya muncul selama satu atau dua minggu lalu
menghilang dan muncul kembali pada tempat yang berbeda dari lidah.
Geographic tongue adalah suatu lesi kronik yang terjadi pada lidah berupa daerah
atropi papila filiformis, tampak sebagai area eritematous dengan tepi meninggi berwarna
putih kekuningan dan berbatas tegas dengan pola tidak beraturan terlihat seperti pola
peta, berpindah-pindah tempat atau bermigrasi dengan periode remisi. Fissured tongue
adalah lekukan memanjang pada dorsum lidah dengan arah dan kedalaman yang
bervariasi dapat dangkal atau dalam. Geographic tongue dan fissured tongue adalah
gambaran yang abnormal tetapi termasuk kedalam variasi normal.
Sumber (Pinasthika et al., 2018)
 Coated tongue
Salah satu kondisi yang dapat ditemukan pada hampir setiap orang adalah kondisi coated
tongue, yaitu kondisi klinis yang terjadi pada bagian permukaan lidah yang ditutupi oleh
suatu selaput pseudomembran yang terjadi akibat penumpukan debris atau sisa makanan,
selsel keratin yang tidak terdeskuamasi, dan dapat ditemukan adanya mikroorganisme
seperti bakteri maupun jamur. Kondisi coated tongue sering menyebabkan pasien datang
ke dokter gigi atau puskesmas dengan keluhan utama bau mulut. Faktor utama yang
mempengaruhi kondisi ini adalah kebersihan mulut yang buruk, merokok, terdapatnya
gigi tiruan, status periodontal dan kebiasaan diet. Secara alami, lidah dilapisi dengan
sel sel epitel mati tetapi akan dikeluarkan dari lidah dengan membersihkan lidah dan
gesekan antara makanan dan lidah. Pada penderita coated tongue gagal melakukannya,
sebuah plak tipis tetap berada di permukaan dorsal lidah dan ini akan menjadi tempat
bagi bakteri anaerob untuk mendegradasi substrat organik dan menyebabkan bau busuk.
Coated tongue biasanya tampak putih tetapi mungkin tampak berbeda karena makanan
kromogenik. Misalnya, mereka bisa berwarna cokelat atau kuning. Sebagian besar,
lapisan terkonsentrasi pada sisi posterior lidah.

(Nuraeny et al., 2017)

3. Faktor yang bisa menyebabkan kondisi pada skenario selain merokok?


Jawab :
Terlepas dari adanya beberapa laporan tentang faktor-faktor yang terlibat dalam etiologi
geographic tongue namun mekanismenya sampai saat ini belum dapat ditentukan secara
pasti. Beberapa peneliti telah mengklasifikasikan faktor predisposisi yaitu kelainan
bawaan, genetik, peradangan kronis, dihubungkan dengan penyakit sistemik seperti
psoriosis, faktor hormonal, faktor psikologis, obat-obatan, defisiensi vitamin (vitamin B6,
vitamin B12, asam folat, zat besi dan zinc), reaksi alergi, dan makanan. Reaksi alergi
biasanya terjadi pada pasien yang memiliki riwayat keluarga alergi, seperti asma, eksim
kulit, hay fever, secara umum nilai serum imunoglobulin E diatas normal, dan lebih
cenderung terdapat geographic tongue. Geographic tongue juga dihubungkan dengan
kepekaan atau sensitif pada lidah terutama terhadap makanan pedas dan panas
(Fitriasari et al., 2021)
4. Macam macam lesi variasi normal pada rongga mulut dan di sertai dengan gambarannya,
etiologi dan patologi (dibuat tabel)?

Lesi Variasi Gambaran klinis Etiologi


Normal
Linea alba Berupa garis putih-
bukalis keabuan yang berjalan
memanjang dari anterior
hingga posterior di
mukosa pipi setinggi
garis oklusi. Keadaan ini
disebabkan oleh
tertekannya otot
buccinator pada tonjol
(cusp) gigi-geligi
belakang atas dan ke
dalam garis oklusal
(terutama individu
dengan pipi tebal).
Biasanya bersifat
bilateral. Pada beberapa
individu garis putih ini
menonjol akibat
clenching atau bruxism.
Dengan demikian dapat
membantu dokter gigi
dalam mengevaluasi
keparahan clenching atau
bruxism.
Papilla Terdiri atas 3–4 lipatan
foliata vertikal yang sejajar di
lateral lidah daerah molar
yang merupakan daerah
berisiko tinggi untuk
terjadi keganasan.
Kondisi seperti ini
menimbulkan
cancerphobia pada
penderitanya. Kondisi ini
kadang-kadang meradang
karena iritasi setempat
yang bersifat kronis atau
karena ada infeksi
saluran napas bagian
atas. Pada keadaan ini,
papila dapat membesar
ukurannya hingga dua
kali dari ukuran
sebenarnya dan
mempunyai outline lobus
dengan mukosa yang
utuh.
Papilla Merupakan papila lidah
sirkumvalata yang paling besar.
Terdapat di bagian
belakang punggung
(dorsum) lidah dalam
posisi “V” terbalik di
depan linea terminalis
kiri dan kanan foramen
caecum. Biasanya
berjumlah 10-16 buah.
Papila ini mengandung
kapiler dan reseptor
indera perasa.
Keberadaan papila tidak
terpengaruh oleh adanya
penyakit sistemik
Fissured Ukuran, jumlah, dan
tongue dalamnya celah
bervariasi. Dengan
bertambahnya usia, celah
tersebut semakin
bertambah jumlahnya,
lebarnya dan dalamnya.
Biasanya bersifat
simetris. Prevalensinya
berkisar antara 7%–15%.
³ Biasanya pasien tidak
menyadari
keberadaannya. Baru
diketahui setelah ada
peradangan ringan yang
menyebabkan rasa sakit. ³
Kadang-kadang terdapat
bersamaan dengan
geographic tongue (5%–
25%).
Geographic Merupakan salah satu
tongue kelainan lidah yang
paling sering ditemukan.
Penyebabnya belum
jelas, diperkirakan
dipengaruhi oleh faktor
herediter, stres,dan alergi.
Prevalensinya berkisar
antara 1%–2% dan
umumnya ditemukan
pada anak-anak dan
dewasa muda, sedikit
lebih banyak pada
perempuan dibandingkan
laki-laki.
Sumber : (Amtha et al., 2020)
5. Tatalaksana lesi variasi normal di lidah?
Jawab :
 Geographic tongue
Perawatannya :
 Pasien biasanya diberikan pengobatan simtomatik dan termasuk cairan,
asetaminofen, obat kumur dengan agen anestesi topikal, antihistamin, ansiolitik
dan steroid [63].
 KIE tentang gizi dan modifikasi diet
 Pasien disarankan terapi zinc oral.
 Pasien disarankan untuk mempertahankan kebersihan lidah dengan mengelus
lidah sebanyak 10 kali baik sikat gigi lembut atau alat pengerik lidah setelah
makan dengan scrapper untuk menghindari penumpukan makanan di lidah.
 sebelum tidur ditambah dengan obat kumur (larutan 0,2%) Klorheksidin glukonat)
 Faktor topikal yang memperburuk gejala pasien seperti sangat panas, pedas atau
asam makanan, dan kacang asin kering harus dihindari
 Pasien diberi resep benzydamine obat kumur hidrokolrida untuk meredakan
gejala.
Sumber : (Hamissi et al., 2015)
 Fissure tongue
 Pasien di intruksikan untuk tidak merokok dan dijelaskan efek merokok seperti
mulut kering, infeksi jamur, karies serviks, serta pigmentasi pada mukosa dan
gingiva sebagai faktor risiko keganasan.
 Selanjutnya diberikan penyuluhan kesehatan gigi (DHE) antara lain menyikat gigi
dan lidah dengan sikat lembut tanpa tekanan minimal dua kali sehari pada pagi
dan malam hari sebelum tidur dengan pasta gigi non deterjen. DHE tidak hanya
meningkatkan kebersihan mulut tetapi juga mencegah plak dan kotoran menempel
di celah lidah yang dapat menyebabkan halitosis. Pasien juga diinstruksikan untuk
meningkatkan asupan air minimal 2L/hari dan makan minimal 1 porsi buah
sehari, untuk meningkatkan kuantitas air liur.
 Lesi lidah terutama atrofi papiler sentral diobati dengan mengoleskan kain kasa
steril yang dibasahi klorheksidin glukonat 0,2% 10 ml yang memiliki kemampuan
antimikroba dan antijamur selama 2-3 menit 2 kali sehari selama tujuh hari.
Antijamur ini digunakan untuk mengobati CPA tanpa gejala selain untuk
meningkatkan OH.
Sumber : (Klinis et al., n.d.)
 Median rhomboid
 terapi antijamur baik topikal atau sistemik.
 Terapi profilaksis dan empiris yang tidak tepat telah menyebabkan
 Jika pengobatan tidak teratasi dengan terapi antijamur, biopsi mungkin dapat
disarankan
Sumber : (Nath & Rath, 2018)
 Hairy Tongue
 terapi Supportif yaitu berupa penggunaan Tongue Scraper (Pembersih lidah) yang
digunakan 3x1 setelah sarapan dan sebelum tidur.
 Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan rongga mulut dengan
menggunakan chlorhexidine gluconate 0,2% 2x1 selama 2 minggu
 Pasien juga diinstruksikan untuk makan-makanan yang bergizi, mengurangi
merokok, minum air putih minimal 2 liter dalam sehari
(dicky surya, 2022)

Sumber :
Amtha, R., Ruslijanto, H., & Marwati, E. (2020). Varian Normal Lesi Mulut (Kondisi Klinis
yang Paling Sering Diinterpretasikan Sebagai Keganasan). In Egc (p. 80).
Behnaz, M., Mortazavi, H., Baharvand, M., Dalaie, K., Faraji, M., & Khalighi, H. (2019). Oral
Lesion Description: A Mini Review. International Journal of Medical Reviews, 6(3), 81–
87. https://doi.org/10.29252/ijmr-060303
dicky surya, N. dyah. (2022). ALTERNATIF PERAWATAN HAIRY TONGUE (LAPORAN
KASUS). 4(2), 82–87.
Fitriasari, N., Dewi, T. S., & Rahayuningtyas, E. D. (2021). <p>Kelainan variasi normal lidah
yang dipicu makanan pedas dan panas pada pasien dengan kondisi
anemia</p><p>Abnormalities in normal tongue variation triggered by hot and spicy food in
anaemic patients</p>. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 32(3), 150.
https://doi.org/10.24198/jkg.v32i3.30723
Hamissi, J. H., Esfehani, M., Hamissi, Z., Caries, D., & Student, D. (2015). Case Report
Treatment of Geographic Tongue Superimposing Fissured Tongue : A literature review
with case report. 2(7), 409–413.
Klinis, T., Variasi, L., & Patologis, K. (n.d.). Multiple Clinical Findings on The Tongue :
Variants of Normal or Pathologic Condition ? ( A Case Report ).
Nath, P., & Rath, S. K. (2018). Atypical median rhomboid glossitis: A case report. 4(5), 400–
402.
Nuraeny, N., Hidayat, W., Zakiawati, D., & Wahyuni, I. S. (2017). Edukasi dan Evaluasi
terhadap Kondisi Coated Tongue Bagi Kader Kesehatan Puskesmas Ujung Berung Indah X.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 24–26.
http://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/view/16272
Pinasthika, P. ., Mashartini, A., & Widy, R. (2018). Prevalensi dan Distribusi Penderita
Geographic Tonguepada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. E-Jurnal Pustaka
Kesehatan, 6(1), 187. https://jurnal.unej.ac.id
Peta Konsep

oral lession

normal oral
lession

klasifikasi

gambaran klinis

penatalaksanaan
lesi

diagnosis
skenario

geographic diagnosis
tongue banding

etiologi

patofisiologi

penatalaksaan

Anda mungkin juga menyukai