Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI Bandar Lampung


http://eskrispi.stkippgribl.ac.id/

NILAI-NILAI RELIGIUS PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI


DAN IMPLIKASI PADA PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP

Ayu Tri Lestari1, Supriyono2, Riska Alfiawati3


STKIP PGRI Bandar Lampung
1ayutrilestari@gmail.com, 2supriyono7863@gmail.com,
3riskaalfiawati@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai religius yang terdapat
dalam novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi yang meliputi beberapa aspek dan
mengimplikasikan pembelajaran sastra di SMP. Novel tersebut diterbitkan oleh PT
Gramedia Pustaka, ketebalan buku 405 halaman. Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif atau disebut juga dengan deskriptif analitik yaitu cara
untuk memecah fakta yang aktual dengan jalan pengumpulan,menyusun, memeriksa,
mengklasifikasikan, menganalisis, dan mengimplementasikan study pustaka.Sumber
data utama penelitian adalah novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi yang
mengandung nilai-nilai religius yang sangat baik dipelajari dijadikan contoh yang baik
dan motivasi bagi pembacanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai religius yang
terdapat dalam novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi mengandung empat nilai
religius, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan yang tercermin dalam doa dan syukur,
hubungan manusia dengan manusia yang tercermin dalam tolong menolong dan saling
memberi, hubungan manusia dengan diri sendiri yang tercermin dalam tekun,teguh
dan tidak pantang menyerah, hubungan manusia dengan alam yang tercermin dalam
pemandangan alam yang masih asri.Implementasi hasil penelitian novel Negeri 5 Menara
Karya Ahmad Fuadi dapat dijadikan bahan ajar sastra di SMP yang sesuai dan relevan
untuk dijadikan bahan materi pembelajaran sastra. Lalu, siswa di dorong agar tidak hanya
mengejar nilai-nilai tersebut tetapi peserta didik diharapakan dapat meningkatkan potensi
diri, cara berfikir, dan cara bertindak.
Kata kunci: Nilai Religius, Novel
Abstract: This study aims to describe the religious values contained in the novel Negeri 5
Menara by Ahmad Fuadi which includes several aspects and implies learning literature in
junior high school. The novel was published by PT Gramedia Pustaka, the book thickness is
405 pages. The method used is descriptive qualitative method or also called descriptive
analytic which is a way to break down actual facts by collecting, compiling, examining,
classifying, analyzing, and implementing literature studies. The main data source of the
research is the novel Negeri 5 Menara by Ahmad Fuadi which contains religious values that
are very well studied and serve as good examples and motivations for readers. The results
showed that the religious values contained in the novel Negeri 5 Menara by Ahmad Fuadi
contain four religious values, namely the human relationship with God which is reflected in
prayer and gratitude, the human-human relationship which is reflected in helping and

1
Nilai-Nilai religius pada Novel 5 Menara karya Ahmad Fuadi
Dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra di SMP

giving each other, the human relationship with the self. itself which is reflected in being
diligent, steadfast and unyielding, the relationship between humans and nature which is
reflected in the beautiful natural scenery. literary learning. Then, students are encouraged
not only to pursue these values but students are expected to be able to increase their
potential, ways of thinking, and ways of acting.
Keywords: religious Value, Novel

PENDAHULUAN tercipta baik dengan adanya media


bahasa. Dengan bahasa tersebut para
Salah satu cabang ilmu pengetahuan pendidik menjelaskan segala sesuatunya
adalah sastra.Sastra adalah bentuk hasil melalui cerita. Berangkat dari pengertian
karya sastra kreatif yang objektif dari di atas, pendidik membutuhkan bahan-
manusia dan kehidupan sebagai bahan cerita sebagai analogi penjabaran
mediumnya.Sebagai karya sastra kreatif, materi yang akan disampaikan kepada
sastra harus mampu menjadi wadah yang anak-anak didiknya. Lebih dari itu, pada
melahirkan suatu kreasi yang indah dan dasarnya anak-anak menyukai cerita
mampu menjadi wadah dalam yang disampaikan secara verbal dan non-
menyampaikan ide-ide yang telah verbal. Mereka menyukai cerita-cerita
difikirkan maupun dirasakan melalui yang berbau fantasi, kepahlawanan,
pesan-pesan yang menarik sehingga avonturir, dan lain sebagainya.
tersampaikan kepada pembaca.
Novel merupakan salah satu bagian dari
Salah satu bentuk karya sastra adalah jenis sastra bagaimanapun bentuknya
novel. Novel adalah karya fiksi yang selalu memiliki nilai-nilai. Ketika kita
dibangun melalui berbagai unsur mengkaji sastra baik secara otonom
intrinsik dan ekstrinsik.Unsur-unsur maupun tidak secara otonom, akan
tersebut sengaja dipadukan pengarang didapat suatu nilai pendidikan yang
dan dibuat mirip dengan dunia yang bermanfaat. Nilai pendidikan yang
nyata lengkap dengan peristiwa- terkandung dalam suatu novel memiliki
peristiwa di dalarnnya, sehingga tampak variasi yang bermacam-macam. Oleh
seperti sungguh ada dan terjadi. Sebuah karenanya, nilai pendidikan merupakan
novel merupakan suatu tiruan kondisi suatu nilai yang dianggap sangat penting
masyarakat yang diciptakan sang penulis, dalam setiap sendi kehidupan. Nilai-nilai
maka tak jarang dalam sebuah karya tersebut dapat disampaikan oleh guru
novel terdapat nilai-nilai dari penulis disekolah atau pendidik kepada anak
yang disampaikan kepada para didiknya supaya menjadi motivasi dalam
pembacanya. Novel yang baik dan dirinya. Pendidikan bukan sekedar
bermanfaat bagi para pembacanya persoalan teknik dan pengolahan
adalah novel yang memberikan nilai-nilai informasi, bahkan bukan penerapan
positif serta mendidik terlepas itu 'teori belajar' di kelas atau menggunakan
tersurat atau tersirat di dalam novel itu hasil 'ujian prestasi' yang berpusat pada
sendiri. Dengan demikian, karya sastra mata pelajaran.
yang memiliki nilai pendidikan positif
dapat dijadikan lebih dari sekedar bahan Perlu ditegaskan bahwa dalam dunia
bacaan. pendidikan anak didik yang memiliki
motivasi intrinsik cenderung akan
Dalam kehidupan sekarang keberadaan menjadi orang yang terdidik, yang
lembaga sekolah baik formal ataupun berpengetahuan, yang mempunyai
non-formal merupakan suatu lembaga keahlian dalam bidang tertentu, dan akan
standar proses pendidikan dapat mudah adaptasi dalam setiap situasi dan
berlangsung. Kehadiran pendidik dan lingkungan. Apabila seseorang telah
peserta didik dalam suatu ruang dapat memiliki motivasi intrinsik dalam
Ayu Tri Lestari1, Supriyono2, Riska Alfiawati3

dirinya, maka ia secara sadar akan berpegang teguh pada agama islam,
melakukan sesuatu kegiatan secara memotivasi pembaca agar tetap
mandiri. Seseorang yang tidak memiliki semangat blajar, menghafal alquran dan
motivasi intrinsik sulit sekali melakukan mencari ilmu agama sampai akhir hayat.
aktivitas belajar terus menerus.
Berdasarkan latar belakang yang telah
Novel Negeri 5 Menara adalah salah penulis jelaskan diatas, maka penulis
satu bentuk sastra yang menceritakan tertarik untuk menganalisis nilai-nilai
sebuah perjalanan kehidupan seorang religius yang terkandung dalam novel
anak rantau dari Sumatera yang tersebut diatas, sehingga judul dalam
memutuskan pergi ke pulau Jawa untuk penelitian ini adalah “Nilai-nilai Religius
menuntut ilmu setelah keinginannya dalam Novel Negeri 5 Menara Karya
untuk masuk SMA tidak diijinkan Ahmad Fuadi dan Implikasi dalam
orangtuanya. Orangtuanya Pembelajaran Sastra Di SMP.
menginginkan sang anak meneruskan
sekolah di lembaga yang juga dapat Pembahasan
memberikan pendidikan agama, seperti
Pengertian Sastra
misalnya pondok pesantren. Dengan
perasaan berat hati, sang anak yang Berbicara mengenai sastra tidak terlepas
mendapat tawaran informasi dari dari bagaimana definisi sastra itu sendiri.
seorang paman, memutuskan untuk pergi Meskipun telah banyak tokoh intelek
ke pondok pesantren Madani yang mempersepsikan apa itu sastra, namun
berada di pulau Jawa sebagai manifestasi pengkajian sastra itu sendiri masih tetap
kekecewaannya karena tidak jadi masuk menarik untuk selalu dibahas. Menurut
sekolah yang diinginkannya. Di pondok Rokhmansyah (2014:2) sastra adalah
pesantren inilah dia kemudian memulai ungkapan pribadi manusia yang berupa
petualangan serunya yang penuh dengan pengalaman, pemikiran, perasaan, ide,
ibrah. Disanalah sang tokoh utama semangat keyakinan dalam suatu bentuk
bertemu dengan teman-teman senasib gambaran kongkret yang
yang seperjuangan dari berbagai penjuru membangkitkan pesona dengan alat
nusantara yang tentunya juga dengan bahasa.Berdasarkan uraian berikut dapat
berbagai motif dan karakter berbeda. disimpulkan bahwa sastra merupakan
Mereka memiliki impian yang dengan suatu ungkapan pribadi manusia yang
gigih mereka perjuangkan dengan mampu membangkitkan suatu pesona
mantera sakti andalan, man jadda yang menakjubkan melalu alat bahasa.
wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh
(giat berusaha) akan mendapatkan Menurut Al Ma'ruf, dan Nugrahani
(apa yang diperjuangkannya). (2017:2) membuat klasifikasi bahwa
suatu karya cipta disebut sastra apabila
Mengapa peneliti menjadikan novel ia memiliki sifat rekaan, yakni yang tidak
Negeri 5 Menara karya A. Fuadi sebagai secara langsung menyatakan sesuatu
bahan penelitian tugas akhir, karena mengenai realitas, bahasa, serta
cerita didalamnya sangat sarat dengan pengolahan bahasanya mampu membuka
banyak nilai religius yang dapat kita petik kita bagi pengalaman baru. Karya sastra
dari novel tersebut. Seperti mengesahkan mengemban suatu nilai serta ia
ALLAH SWT, ikhlas, mengajarkan bahwa merupakan wacana untuk mencetuskan
lingkungan tempat tinggal dapat pendapat yang hidup dalam masyarakat.
mempengaruh ilmu pendidikan agama Berdasarkan uraian berikut dapat
seseorang, dan lingkungan pertemanan disimpulkan bahwa sastra merupakan
juga sangat mendukung kita agar lebih suatu karya yang dapat menyampaikan
mendekat ke Allah, teman yng selalu suatu pendapat yang secara tidak
mengajak dan menasehati dalam hal langsung dapat membuka fikiran bagi
kebaikan dapat berubah menjadi orang
yang lebih taat kepada Allah serta

3
Nilai-Nilai religius pada Novel 5 Menara karya Ahmad Fuadi
Dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra di SMP

masyarakat yang masih kesulitan dalam dapat di jadikan lebih dari sekedar bahan
memahaimi suatu. bacaan.
Berdasarkan pendapat Surastina
Fungsi Sastra (2018:112) novel adalah salah satu jenis
Sastra memiliki fungsi yang menonjol karya sastra yang menceritakan tentang
sebagai hiburan (Lianawati,2019:12) suatu kehidupan tokoh,yang dimulai
sastra memiliki beberapa fungsi sebagai sejak lahir sampai mati. Novel
berikut: merupakan cerita yang mengisahkan
konflik pelaku sehingga terjadi
1. Fungsi rekreatif: memberi perubahasan nasib tokoh.
hiburan bagi penikmat bagi
pembacanya Menurut Warisman (2016:109) novel
2. Fungsi estetika: memberi ke merupakan sebuah prosa naratif
indahan bagi para pembaca. fiksional yang panjang dan kompleks
3. Fungsi didaktif : memengaruhi yang menggambarkan secara imajinatif
atau mendidik pembaca dengan pengalaman manusia melalui rangkaian
nilai kebaikan dan kebenaran peristiwa yang saling berhubungan
terkandung di dalamnya. dengan melibatkan sejumlah orang
4. Fungsi moralitasi: memberi (karakter) di dalam setting (latar) yang
pengetahuan moral bagi para spesifik. Novel adalah sebuah karya fiksi
pembaca sehingga bisa
prosa yang tertulis secara naratif,
membedakan baik atau buruk.
5. Fungsi relegius : menghasilkan biasanya dalam bentuk cerita. Lebih
karya yang mengandung ajaran lanjut, menurut KBI (2008:1008) novel
agama sehingga diteladani para merupakan karangan prosa yang panjang
pembaca. yang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang yang di kelilingnya
menonjolkan watak dan sifat setiap
Kemudian, menurut Wicaksono pelaku.
(2017:71) fungsi sastra harus sesuai
dengan sifatnya, yakni menyenangkan Jenis-Jenis Novel
dan bermanfaat. Kesenangan yang
Menurut Tarigan (2008: 165) ada
tentunya berbeda dengan kesenangan
bermacam-macam jenis cerita novel,
yang disuguhkan oleh karya seni lainnya.
Kesenangan yang lebih tinggi, yaitu antara lain:
kontemplasi yang mencari keuntungan Novel avonuter adalah bentuk novel yang
juga memberikan manfaat keseriusan. dipusatkan pada seorang lakon atau
Keseriusan yang menyenangkan, estetis, tokoh utama. Ceritanya dimulai dari
dan keseriusan persepsi sehingga ini awal sampai akhir para tokoh mengalami
berarti karya sastra tidak yang rintangan-rintangan dalam mencapai
memberikan hiburan kepada maksudnya.
peminatnya, tetapi juga melupakan
keseriusan pembuatnya. Novel psikologi merupakan novel yang
penuh dengan peristiwa-peristiwa
Pengertian Novel kejiwaan para tokoh.
Novel merupakan cerita kehidupan Novel detektif adalah novel yang
manusia yang sangat detail melibatkan merupakan cerita pembongkaran
berbagai permasalahan yang kompleks rekayasa kejahatan untuk menangkap
dalam alurnya.Salah satu karya sastra pelakunya dengan cara penyelidikan
yang memberikan pengaruh melalui yang tepat dan dalam cermat.
tindakan dan sikap yang baik bagi
pembacanya telepas itu tersurat maupun Novel politik atau novel sosial adalah
tersirat. dengan demikianlah karya sastra bentuk cerita tentang kehidupan
golongan dalam masyarakat dengan

4
Ayu Tri Lestari1, Supriyono2, Riska Alfiawati3

segala permasalahannya, misalnya antara Latar meliputi latar tempat dan latar
kaum masyarakat dan buruh dengan waktu. Tempat dan waktu yang dirujuk
kaum kapitalis terjadi pemberontakan. dalam cerita bisa merupakan sesuatu
yang faktual atau imajiner,
Novel kolektif adalah novel yang Kosasih,(2008:60).
menceritakan pelaku secara kompleks
(menyeluruh) dan segala seluk beluknya. Penokohan
Novel kolektif tidak mementingkan
individu masyarakat secara kolektif. Penokohan merupakan salah satu unsur
intrinsik karya sastra, di samping tema,
Unsur- Unsur Dalam Novel alur, latar, sudut pandang, dan amanat.
Penokohan adalah cara pengarang dalam
Unsur dalam novel akan dibagi menjadi menggambarkan dan mengembangkan
dua buah unsur. Yakni unsur intrinsik karakter tokoh-tokoh dalam cerita
dan juga unsur ekstrinsik.Keduanya (Kosasih, 2008:61).
memiliki peran tersendiri dalam novel.
Namun keduanya tetap saling Point of View atau Sudut Pandang
berhubungan untuk membangun sebuah
cerita yang menarik. Point of view adalah posisi pengarang
dalam membawakan cerita. Posisi
Unsur Intrinsik pengarang terdiri atas dua macam, yaitu
berperan langsung sebagai orang
Menurut unsur intrinsik adalah unsur- pertama dan hanya sebagai orang ketiga
unsur yang membangun karya sastra itu yang berperan sebagai pengamat
sendiri. Unsur instrinsik sebuah karya (Kosasih, 2008:62).
sastra terdiri atas: tema, latar, amanat,
alur, tokoh, sadut pandang, dan gaya Amanat
bahasa. Unsur inilah yang menyebabkan
karya sastra hadir sebagai karya sastra. Amanat merupakan ajaran moral atau
pesan didaktis yang hendak disampaikan
Tema oleh pengarang kepada penbaca melalui
karyanya. Oleh Karen itu, untuk
Tema adalah gagasan yang menjalin menemukannya, tidak cukup dengan
struktur isi cerita. Tema cerita membaca dua atau tiga
menyangkut segala persoalan, yaitu paragraf,melainkan harus
persoalan kemanusiaan, kekuasaan, kasih menghabiskannya sampai tuntas
sayang, kecemburuan, dan sebagainya. (Kosasih, 2008:64).
Untuk mengetahui tema suatu cerita,
diperlukan apresiasi menyeluruh Gaya Bahasa
terhadap berbagai unsur karangan. Bisa
saja tema "dititipkan" dalam unsur Dalam cerita, penggunaan bahasa
penokohan, alur, atau latar (Kosasih, berfungsi untuk menciptakan nada atau
2008:55). suasana persuasif dan merumuskan
dialog yang mampu memperlihatkan
Alur hubungan dan interaksi antartokoh
(Kosasih, 2008:64).
Alur merupakan pola pengembangan
cerita yang terbentuk oleh hubungan Unsur Ekstrinsik
sebab-akibat. Pola pengembangan cerita
cerpen atau novel tidaklah seragam. Nilai Pendidikan
Jalan cerita suatu novel kadang-kadang Pendidikan adalah suatu usaha manusia
berbelit-belit dan penuh kejutan, tapi untuk mencapai tujuan hidupnya yang
kadang-kadang sederhana (Kosasih, dilakukan secara terus-menerus dan
2008:58). dimulai sejak anak dilahirkan sampai la
Latar meninggal dunia 'long life education'.
Pendidikan berlangsung seumur hidup.

5
Nilai-Nilai religius pada Novel 5 Menara karya Ahmad Fuadi
Dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra di SMP

Pendidikan adalah tuntunan dalam hidup tentang kehidupan yang sudah ada sejak
tumbuhnya anak-anak, maksudnya yaitu lama untuk membawa manusia ke
menuntun segala kekuatan kodrat yang kemajuan zaman lebih baik
ada pada anak-anak itu agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota Nilai - Nilai Yang Terkandung Dalam
masyarakat dapat mencapai keselamatan Novel, Hasil Penelitian dan
dan kebahagiaan setinggi tingginya Pembahasan Hubungan manusia
(wicaksono, 2017:324). dengan Tuhan

Nilai Moral Menurut Satinem (2019:143) manusia


adalah makhluk yang diciptakan Tuhan
Menurut Kenney (Wicaksono, 2017:335), yang paling sempurna. Pada hakikatnya
moral dalam karya sastra biasanya manusia di dunia harus dapat mentaati
dimaksudkan sebagai suatu saran yang segala perintah dan menjauhi segala
berhubungan dengan ajaran moral larangan dari Tuhan, sehingga manusia
tertentu yang bersifat praktis yang dapat memiliki hubungan erat dengan sang
diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita pencipta. Melaui ibadah manusia
yang bersangkutan oleh pembaca. berkomunikasi dengan Tuhan sebagai
Pembaca dengan sendirinya akan sumber ketentraman hatin dan
menyelidiki dan memperkaya apa yang kebahagiaan hidup. Contohdari doa :
telah ada pada dirinya, baik perasaan dan Data (6) :Dengan lega aku angkat buku
emosinya, serta pemandangan tentang itu aku dan benamkan diwajahku sambil
kehidupan lainnya yang tidak dimilikinya berdoa, "Ya Allah telah aku sempurnakan
(Wicaksono, 2017:336). semua usahaku dan doaku kepadamu.
Sekarang semuanya aku serahkan
Nilai Religius kepadamu. Aku tawakal dan
Menurut Wicaksono (2017:331) nilai ikhlas.Mudahkanlah ujianku besok.
religius sama halnya dengan agama yaitu Amin."
nilai yang dilihat berdasarkan nilai Kutipan di atas menunjukkan bahwa,
Ketuhanan dan kerohanian yang tinggi salah satu bentuk ikhtiar kita dalam
dan mutlak. Nilai relegius ini bersumber melakukan sesuatu yaitu dengan usaha
pada kepercayaan dan keyakinan. dan berdoa. Setelah melakukan ke dua
Berdasarkan pendapat berikut dapat hal tersebut kita hanya bisa
disimpulkan bahwa nilai religius memasrahkan smua ketentuan Allah
merupakan suatu nilai kerohanian yang kedepannya, kita diharapkan untuk
mempercayai terhadap Tuhan yang maha ikhlas apapun yang Allah beri itu sudah
agung dan kekal yang selalu dibutuhkan ketentuaNya.
dalam segala hal bagi hambanya.
Hubungan manusia dengan manusia.
Nilai Kebudaya
Sebagai mahluk sosial manusia tidak
Menurut Wicaksono (2017: 353) dapat hidup sendiri dan membutuhkan
mendefinisikan kebudayaan sebagai bantuan orang lain. Dengan kata lain
seluruh total dari pikiran, karya dan hasil manusia perlu berinteraksi dan
karya manusia yang tidak berakar bersosialisasi dengan manusia lainnya
kepada nalurinya, karena itu hanya bisa sehingga terjalin hubungan timbal balik
dicetuskan oleh manusia sesudah suatu antar manusia. Hubungan sosial yang
proses belajar maka kebudayaan mengandung relegius yang tinggi
mengangkat nilai-nilai perilaku dan hasil memiliki pola kehidupan masyarakat
karya manusia yang dihasilkan melalui yang akan mencerminkan sikap positif
proses belajar dan dijadikan konvensi dan hubungan yang baik sebagai manusia
oleh masyarakatnya. Seluruh karya yang beragama (Satinem, 2019:144).
manusia dianggap sebagai suatu bahasa contoh dari tolong menolong. Data (2) :
yang menyampaikan pesan-pesan Sadar dengan kelemahan masing-

6
Ayu Tri Lestari1, Supriyono2, Riska Alfiawati3

masing, aku dan Baso membuat pakta alam semesta dengan alam kehidupan
untuk melakukan simbiosis dengan memperhatikan agar dapat
mutualisme. Dia memastikan hapalanku berjalan menurut kodratnya (Wicaksono,
benar, sementara aku memastikan 2017:352). contoh dari . Contoh dari.
bahasa Inggrisnya bebas dari tajwid. Tabel (1) : Bunyinya berdentang-tentang,
bergaung melintasi, bergaung melintasi
kamar, ruang kelas, masjid, dapur,
Kutipan di atas menunjukkan bahwa lapangan, dan setiap rekung hati.
dalam kehidupan kita memiliki Menyampaikan kabar kepada pasukan
kekurangan, apabila kita bisa untuk pemburu ilmu bahwa waktunya telah
saling membantu orang lain kenapa tidak datang untuk mengikat ilmu itu supaya
dibantu . Selain itu dengan membantu tidak lepas dari penguasaan kami.
teman yang satu dengan yang lain kita Kutipan di atas menunjukkan bahwa
akan merasa lebih mudah jika dilakukan bunyi yang menjadi ciri khas untuk
dan bahu membahu. menyerukan kepada kita bahwa waktu
Hubungan manusia dengan diri menuntut ilmu di mulai. Kita dituntut
sendiri belajar lebih keras lagi, lebih sungguh-
sungguh lagi agar menghasilkan suatu
Menurut Bulan dan Hasani (2018:30), hal yang memuaskan diri kita. Karena
manusia dikatakan sebagai mahluk sosial jika kita mampu memahami ilmu yang
namun disebut juga sebagai manusia kita pelajari dengan baik maka kita akan
yang menguntungkan kepribadian merasa puas atas pencapain yang telah
sendiri. Mereka memiliki hak untuk kita lakukan.
mempunyai pandangan hidup, sikap dan
perilaku mandiri yang membedakannya Implikasi Pembelajaran Sastra di SMP
dari individu yang lain. Perbedaan itu
Selama ini pendidikan yang dilaksanakan
yang disebabkan oleh masing-masing
kepada peserta didik adalah sebatas
individu yang mempunyai hubungan
bagaimana menciptakan peserta didik
dengan dirinya sendiri.contoh dari tegas.
yang mempunyai pengetahuan yang
Data (2) : Hanya amak sendiri yang
banyak, tanpa harus menerapkan
berani angkat tangan dan berkata, "kita
pengetahuannya tersebut. Tetapi perlu
disini adalah pendidik dan ini tudak
diingat bahwa untuk bisa
mendidik. Ke mana muka kita
mengaplikasikan itu diperlukan
disembunyikan dari Allah Maha Melihat.
pengetahuan dan hafalan atas konstruksi
Ambo tidak mau ikut bersekongkol
ilmu tersebut. Sehingga pengetahuan
dalam ketidak jujuran ini".
yang dimiliki tidak sebatas pada sifat
Kutipan di atas menunjukkan bahwa normatif saja tetapi harus di
sikap tegas yang dapat kita contoh yaitu implementasikan dalam kehidupan
tidak ikut bersekongkol dalam sehari- harinya. Terlalu banyak bidang
melakukan hal yang tidak baik yang ilmu yang menjadi bahan pembelajaran
dapat merugikan banyak orang. Selain itu di sekolah membuat banyak pihak lengah
kita juga mendapatkan dosa karena akan suatu hal yang tidak kalah
mengambil yang bukan hak kita. pentingnya bagi seorang peserta didik,
yaitu pendidikan sikap dan karakter.
Hubungan manusia dengan alam
Pendidikan di Indonesia dianggap
Pada dasarnya manusia mempunyai belum berkarakter dan belum mampu
tugas dan kewajiban terhadap alam melahirkan warga negara yang
semesta yaitu menjaga dan melestarikan berkualitas, baik prestasi belajar maupun
semua sumber alam untuk menghindari berperilaku baik. Hal ini terlihat dari
semua bencana yang disebabkan merebaknya sikap hidup yang buruk,
kecerobohan serta dapat mendapatkan kekerasan yang kerap terjadi,

7
Nilai-Nilai religius pada Novel 5 Menara karya Ahmad Fuadi
Dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra di SMP

penyimpangan norma oleh para pelajar, hormatnya terhadap tata nilai, baik
dan sikap santun dan luhur yang semakin dalam konteks individual, maupun sosial.
menipis.
Sastra sebagai hasil karya seni manusia
yang berupa lisan maupun tulisan yang Pembelajaran apresiasi sastra bertujuan
mempunyai makna atau keindahan agar siswa mampu memahami,
tertentu. Dalam sastra terkandung menikmati, dan memanfaatkan karya
eksplorasi mengenai kebenaran sastra guna mengembangkan
kemanusiaan, adat istiadat, agama, kepribadian, memperluas wawasan
kebudayaan, dan sebagainya. Sastra juga kehidupan, meningkatkan pengetahuan,
menawarkan berbagai bentuk kisah yang dan kemampuan berbahasa Wiyatmi, dan
merangsang pembaca untuk berbuat Syamsi (2002:58).
sesuatu. (Disastra, 2004: 63) Menurut Damariswara (2018:5) Manfaat
mengatakan, Menciptakan dan pembelajaran sastra antara lain: (1)
mengapresiasi karya sastra merupakan memberikan motivasi kepada siswa; (2)
pengalaman intelektual dan emosional memberi akses pada latar belakang
yang tinggi derajatnya yang akan lebih budaya; (3) memberi akses pada
memanusiakan manusia. pemerolehan bahasa; (4) memperluas
Sehubungan dengan nilai-nilai dalam perhatian siswa terhadap bahasa; (5)
pengembangan pendidikan budaya dan mengembangkan kemampuan
karakter bangsa yang mulai diberlakukan interpretatif siswa; dan (6) mendidik
Diknas mulai tahun ajaran 2011, siswa secara keseluruhan.
pembelajaran sastra dianggap penting Dalam rincian implementasi
karena pembelajaran sastra dapat pembelajaran di sekolah, pendidikan
membantu pembentukan watak. Dalam karakter bukanlah sesuatu mata
nilai pembelajaran sastra ada dua pelajaran ataupun materi khusus yang
tuntutan yang dapat diungkapkan disajikan secara khusus yang berdiri
sehubungan dengan pembentukan watak sendiri (self sufficiency). Pendidikan
ini. Pertama, pembelajaran sastra Karakter ini dilaksanakan merupakan
hendaknya mampu membina perasaan wujud integratif-interkonektif yang
yang lebih tajam. Seseorang yang telah mencakup aspek multidisiplin dan
banyak mendalami berbagai karya sastra multidimensi, sehingga diperlukan
biasanya memiliki perasaan yang lebih pendekatan yang komprehensif, utuh,
peka untuk menunjuk hal mana yang interkonektif antarberbagai disiplin ilmu,
bernilai dan mana yang tak bernilai. tidak sektoral- parsial.
Tuntutan kedua, bahwa pembelajaran
sastra hendaknya dapat memberikan Pendidikan berkarakter yang dihadirkan
bantuan dalam usaha mengembangkan dengan mengusung 18 nilai-nilai yaitu:
berbagai kualitas kepribadian siswa yang (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4)
antara lain meliputi ketekunan, disiplin; (5) toleransi; (6) kreatif; (7)
kepandaian, pengimajian, dan mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin
penciptaan. tahu; (10) semangat kebangsaan; (11)
cinta tanah air; (12) menghargai prestasi;
Pengajaran sastra pada dasarnya (13) bersahabat/ komunikatif; (14)
mengemban misi efektif, yaitu cinta damai; (15) gemar membaca;
memperkaya pengalaman siswa dan (16) peduli lingkungan; (17) peduli
menjadikannya lebih tanggap terhadap sosial; dan (18) tanggung jawab.
peristiwa- peristiwa di sekelilingnya.
Tujuan akhirnya adalah menanam, Sastra memiliki berbagai macam fungsi
menumbuhkan, dan mengembangkan edukasi. Pembelajaran sastra di dalam
kepekaan terhadap masalah-masalah kelas, dapat membantu siswa
manusiawi, pengenalan dan rasa menstimulasikan imajinasi,

8
Ayu Tri Lestari1, Supriyono2, Riska Alfiawati3

mengembangkan kemampuan kritis dan Saran-saran yang dapat disampaikan


meningkatkan perhatian emosionalnya. dikemukakan sebagai berikut.
Apabila siswa diminta untuk
memberikan respon secara personal 1. Mahasiswa, "Novel Negeri lima
terhadap teks sastra yang dibaca, siswa Menara" Karya Ahmad Fuadi
akan menjadi lebih percaya diri dalam dapat dijadikan sumber bacaan
mengekspresikan ide mereka, dan serta sebagai panduan untuk
mengekspresikan emosinya. Selain itu, menjalankan kehidupan yang
siswa termotivasi untuk meningkatkan lebih baik.
kemampuannya dalam menguasai teks 2. Pelajar, "Novel Negeri lima
sastra dan memahami bahasa, serta Menara" Karya Ahmad Fuadi
dalam menghubungkan teks sastra yang merupakan novel yang dikemas
dibaca tersebut dengan nilai-nilai dan oleh penulis untuk
tradisi dari masyarakatnya. mengungkapkan dalam
Simpulan dan Saran memberikan contoh bagi para
pembacanya untuk selalu sabar,
Simpulan ikhlas dan selalu ingat Allah SWT
dalam menjalin setiap cobaan
Berdasrakan analisis yang telah yang datang.
dilakukan pada bab IV. Penulis simpulkan
bahwa "Novel Negeri lima Menara" Karya 3. Peneliti "Novel Negeri lima
Ahmad Fuadi dan di Implementasikan Di Menara" Karya Ahmad Fuadi
SMP, banyak menyisipkan nilai-nilai dapat dijadikan sumber bacaan
religius. Nilai tersebut tidak bisa dan referensi dalam melakukan
dipisahkan antara satu dengan lainnya. kajian-kajian penelitian terutama
Novel ini banyak menyisipkan nilai melihat cara atau teknik yang
hubungan manusia dengan Tuhan, dikemukakan dalam karya tulis
hubungan manusia dengan manusia, ini. Dengan demikian hasilnya
hubungan manusia dengan diri sendiri, lebih maksimal dan mendapatkan
hubungan manusia dengan alam sekitar. pemahaman yang lebih
Lalu aspek tersebut dapat di mendalam.
implementasikan melalui nilai religus
kepada peserta didik di SMP dengan 4. Masyarakat "Novel Negeri lima
memadukan ke dalam kegiatan sehari-hari Menara" Karya Ahmad Fuadi
di sekolah, agar siswa benar-benar dapat dijadikan sebagai media
memahami tentang karya sastra. Novel ini penghibur dan evaluasi diri agar
layak dijadikan sebagai bahan ajar masyarakat semakin memiliki
pembelajaran sastra karena didalam novel Benteng keimanan yang tinggi
ini banyak terkandung nilai-nilai religi yang sehingga tidak mudah putus asa
nantinya dapat membentuk perilaku siswa dan frustasi yang nantinya dapat
yang lebih baik lagi kedepannya. Saat menyebabkan hal-hal yang tidak
proses pembelajaran, siswa akan diinginkan.
memahami nilai-nilai religi yang dapat
diterapkan dalam kehidupan di sekolah, di
lingkungan masyarakat, di dalam rumah. DAFTAR PUSTAKA
Kemudian, siswa di dorong agar tidak
Al- Maruf Ali Imron, dan Nugrahani
hanya mengejar nilai-nilai tersebut tetapi
Farida. 2017. Pengkajian Sastra
peserta didik diharapakan dapat
Teori dan Aplikasi. Surakarta:
meningkatkan potensi diri, cara berfikir,
Djiwa Amarta Press.
dan cara bertindak.
Damariswara Rian. 2018. Konsep Dasar
Saran Kesusastraan. Banyuwangi:
LPPM.

9
Nilai-Nilai religius pada Novel 5 Menara karya Ahmad Fuadi
Dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra di SMP

Dalman, H. 2015. penulisan Populer.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Disastra, Soeria. 2004. Senja di
Nusantara. Bandung: PT. Kiblat
Buku Utama.
Hudhana Winda Dwi, dan Mulasih. 2019.
Metode Penelitian Sastra Teori
dan Aplikasi. Jawa Tengah:
Pustaka Indonesia.
Kosasih . E. 2008. Apresiasi Sastra
Indonesia. Jakarta: No BEL
Edumedia.

10

Anda mungkin juga menyukai