IDENTIFIKASI K3 DI LINGKUNGAN
KERJA PT. SIPATAMODA INDONESIA
KELOMPOK 8
ANGGOTA
Kelompok 8
Yasmine Salwa
Anis Fitriani
PT. Sipatamoda Indonesia merupakan sebuah industri yang bergerak dibidang kain fasion
tekstil, serta memproduksi kain renda aksesoris garment. PT. Sipatamoda Indonesia hasil
produksinya sudah terjamin karena melalui proses Quality Control yang ketat dan sertifikasi
Internasional, seperti Oekotex Zurich yaitu memastikan kimia serta bahan baku produksi yang
di produksi aman terhadap sentuhan kulit dan terhadap alam, Azo Free Dyes sertifikasi ini
memastikan tidak ada bahan-bahan kimia yang berbahaya seperti Azo Dyes dan bahan-bahan
Carcinogenic lainnya yang dipakai pada produksi di PT. Sipatamoda Indonesia.
RUMUSAN MASALAH
Dalam latar belakang masalah tersebut dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut “Mengidentifikasi hazard,
risiko, potensi darurat di lingkungan kerja serta mengetahui
bagaimana gambaran pelaksaan sistem tanggap darurat
dari mulai persiapan awal menghadapi keadaan darurat,
identifikasi potensi bahaya, prosedur kesiapan dan
tanggap darurat di PT. Sipatamoda Indonesia.
TUJUAN
TUJUAN KHUSUS
TUJUAN UMUM Untuk mengetahui persiapan awal
menghadapi keadaan darurat.
Melakukan identifikasi hazard, risiko, dan
Untuk mengetahui potensi bahaya
potensi darurat di lingkungan kerja
yang ada sesuai dengan keadaan
darurat masing-masing.
Untuk mengetahui prosedur
kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
RRGULASI
2. Saran Komunikasi
Komunikasi di PT. Sipatamoda sendiri dimulai dari pekerja yang melihat keadaan
darurat harus langsung menghubungi ketua shift/ketua divisi.
a. Pengeras suara
b. Telepon
c. Handy Talky
PEMBAHASAN
3. Kotak P3K
Kotak P3K disediakan di dalam UKS, dimana isi dari kotak P3K disesuaikan dengan
kebutuhan para pekerja yaitu seperti obat-obatan dan peralatan lainnya untuk pertolongan
pertama.
4. Pintu Darurat
Pintu darurat di PT. Sipatamoda merupakan pintu utama. Maka jalur evakuasi mengarah ke
pintu utama yang juga merupakan pintu darurat.
PEMBAHASAN
5. Poster dan Tanda Peringatan
Poster dan tanda peringatan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja diletakkan di seluruh
area pabrik, terutama di ruang produksi yang dimana hampir semua karyawan terdapat di ruang
produksi. Poster dan tanda peringatan dipasang sebagai pemberitahuan, pengarahan, informasi,
dan larangan bagi setiap pekerja guna mencegah terjadinya kecelakaan.
Pada setiap bulannya, PT. Sipatamoda selalu melakukan simulasi APAR yang melibatkan
semua bagian kepala divisi, kepala shift, dan juga tim security. Selain itu, ditekankan juga
kepada semua bagian mekanik listrik untuk memberikan menyuluhan kepada semua kepala
shift dan tim security terkait panel listrik induk maupun cabang dan juga cara mengatasinya.
PEMBAHASAN
Identifikasi Potensi Bahaya
C. Gempa Bumi
Keadaan darurat gempa dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa diduga walaupun belum pernah
terjadi sebelumnya.
PEMBAHASAN
1. Orang pertama yang melihat atau mengetahui adanya awal keadaan darurat harus melakukan tindakan
pertama berupa teriak atau menghidupkan alarm
2. Jika orang pertama yang melihat atau mengetahui adanya awal keadaan darurat dan telah mengikuti
training (contoh kejadian kebakaran yaitu pelatihan pemadaman api) dan mampu melakukannya, orang
tersebut melakukan penanganan pertama
PEMBAHASAN
3. Melaporkan keadaan darurat kepada kepala divisi atau kepala shift yang
selanjutnya akan dilanjutkan kepada team security, kepala bagian umum, kepala
bagian mekanik, dan juga HRD
4. Bila kebakaran atau keadaan darurat lainnya tidak dapat diatasi, harus segera
menghubungi pihak berwenang seperti pemadam kebakaran dan lainnya.
Identifikasi Hazard, resiko, dan
potensi kecelakaan kerja
Identifikasi Hazard, resiko, dan
potensi kecelakaan kerja
Identifikasi Hazard, resiko, dan
potensi kecelakaan kerja
Identifikasi Hazard, resiko, dan
potensi kecelakaan kerja
Kesimpulan dan Saran
1. Perusahaan diharapkan lebih meningkatkan fasilitas K3 terutama adanya hydrant yang memang
mampu digunakan jika terjadi bencana yang cukup besar.
2. Diupayakan adanya peningkatan pelatihan K3 bagi staff atau karyawan dengan sering
mengadakan pelatihan dan uji coba dalam bentuk simulasi yang bersifat real di lapangan.
3. Perusahaan diharapkan lebih mendisiplinkan karyawan yang tidak mengikuti prosedur
perusahaan dan menghukum karyawan yang tidak berkerja sesuai dengan SOP yang ada.
Dokumentasi
Dokumentasi
TERIMA
KASIH