Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 23 No 2, Juli 2021 P- ISSN 1693 - 3273

E- ISSN 2527 - 3469

Volume 23 NO 2, Juli 2021

Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Dharma Andalas

Analisis Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan


Komunikasi Dalam Perkonomian Sumatera Barat
Yoan Faldrix1, Fery Andrianus2, Neng Kamarni3
Program Studi Perencanaan Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas
Andalas, Padang 1,2,3
e-mail: yoanfaldrix11@gmail.com1
feryandrianus@eb.unand.ac.id2
nengkamarni71@gmail.com3

ABSTRACT
Information and Communication Technology has become an important part of human life. The
use of this technology in economic activities can increase income, create jobs and encourage
economic growth. However, several studies have found that the development of this technology in
some regions or countries has not had an impact on some of these components. Therefore, in this
study will examine how the this technological development on economy of West Sumatra through
linkage analysis and multiplier analysis in the input - output model. From the results of data
processing, it is found that the development of information and communication technology
represented by the information and communication sector has not been able to increase people's
income or encourage economic growth. Meanwhile, to create employment this sector has a big
role. The insignificant effect on increasing income and economic growth is due to the fact that the
use of this technology has not been directed at anything productive in economic activity.
Keywords: information and communication, economic growth

ABSTRAK
Teknologi Informasi dan Komunikasi telah menjadi bagian penting dalam
kehidupanmanusia.Pemanfaatan teknologi ini dalam aktivitas ekonomi dapat meningkatkan
pendapatan, menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.Akan tetapi
beberapa penelitian menemukan bahwa perkembangan teknologi ini di beberapa daerah atau
negara belum memberikan dampak terhadap beberapa komponen tadi. Karena itu dalam penelitian
ini akan di lihat bagaimana pengaruh perkembangan teknologi ini dalam perekonomian Sumatera
Barat melalui analisa keterkaitan dan analisa pengganda (multiplier) yang ada dalam model input
– output.Dari hasil pengolahan data ditemukan bahwa perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang diwakili oleh sektor informasi dan komunikasi belum mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat maupun mendorong pertumbuhan ekonomi.sedangkanuntuk menciptakan
lapangan kerja sektor ini memiliki peran yang besar.Pengaruh yang tidak besar terhadap
peningkatan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi disebabkan karena pemanfaatan teknologi ini
belum diarahkan pada hal yang produktif dalam aktivitas ekonomi.
Kata kunci: informasi dan komunikasi, pertumbuhan ekonomi

PENDAHULUAN Sumber Daya Alam sebagai sebuah


Dalam beberapa tahun terakhir, potensi pembangunan telah digantikan
khususnya di negara maju telah terjadi oleh penguasaan akan teknologi
pergeseran nilai dimana kepemilikan (Sepehrdoust, 2018). Tentunya di

385
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 23 No 2, Juli 2021 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

erainformasi ini, teknologi yang kerja baru (Azmi & Said, 2007; Molinari
dimaksud adalah Teknologi Informasi & Torres, 2018; Sepehrdoust, 2018;
dan Komunikasi.Tidak dapat dipungkiri Tamanna & Hossain, 2016). Dan sebagai
bahwa kemajuan teknologi ini telah output, karena perkembangannya yang
membawa perubahan dan memberikan cepat dan permintaan produk yang besar
manfaat diberbagai bidang kehidupan menyebabkan industri ini menjadi salah
manusia sepertibidang satu industri yang tumbuh sangat baik
pendidikan(Budiman, 2017; Polla, 2010), (Haftu, 2019; Hodrab et al., 2016; Lee,
bidang kesehatan(Yani, 2018) atau 2011; Molinari & Torres, 2018;
bidang ekonomi. Bahkan kemajuan Sepehrdoust, 2018; Toader et al., 2018).
teknologi ini telah memaksa dan Secara nasional pemerintah
mendorong terjadinya revolusi industri Indonesia sadar akan potensi yang
tahap empat yang dikenal dengan dimiliki teknologi informasi dan
revolusi industri 4.0(Yang & Gu, 2021). komunikasi dalam mendorong
Penyebaran teknologi ini ke berbagai pertumbuhan ekonomi, ini dibuktikan
bidang menjadikannya sebagai salah satu dengan pembangunan infrastruktur TIK
modal penting dalam proses di berbagai wilayah. Seperti pelaksanaan
pembangunan(Bappenas, proyek palapa ring barat dan timur yang
2019).Dibidang ekonomi pemanfaatan menyediakan jaringan pita lebar untuk
TIK menjanjikan keuntungan seperti, koneksi internet terutama antar ibukota
mendorong pertumbuhan ekonomi, kabupaten dan kota. Atau program
pemerataan pendapatan, dan pembangunan BTS di berbagai wilayah
meningkatkan penyerapan tenaga kerja khususnya daerah 3T (Bappenas, 2019).
(Azmi & Said, 2007; Haftu, 2019; Ini bertujuan untuk mengatasi
Hodrab et al., 2016; Lee, 2011; Mefteh & kesenjangan digital di Indonesia serta
Benhassen, 2015; Tamanna & Hossain, melaksanakan transformasi digital
2016; Tamara, 2011; Untari, 2019; sektor-sektor ekonomi sehingga dapat
Wilson et al., 2014). Ini sesuai dengan mendorong pertumbuhan dalam rangka
teori pertumbuhan ekonomi Kuznets, peningkatan efisiensi, meningkatkan
dimana salah satu faktor yang dapat nilai tambah, dan penciptaan permintaan
mendorong pertumbuhan ekonomi adalah melalui peningkatan produktivitas sektor
penggunaan teknologi yang dapat ekonomi (Kemenkominfo, 2020).
mendorong efektifitas dan efisiensi Untuk tingkat regional sendiri
aktivitas ekonomi. seperti di Sumatera Barat perkembangan
Teknologi informasi dan teknologi ini cukup menjanjikan.Ini bisa
komunikasi memberikan pengaruh dilihat dari indeks pembangunan TIK
terhadap ekonomi baik sebagai input Sumatera Barat yang selalu meningkat
atauput output. Sebagai inputTIK dapat setiap tahunnya (BPS). Begitu juga
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dengan perkembangan PDRB lapangan
kegiatan perekonomian diantaranya usaha informasi dan komunikasi yang
mengurangi biaya transportasi dan merupakan representasi dari TIK
manajemen perdagangan, meningkatkan (Prihawantoro et al., 2019), dari tahun
informasi pasar, mengurangi biaya 2015 sampai dengan 2019 menunjukkan
transaksi informasi, menciptakan tren pertumbuhan positif. Rata-rata
peluang kerja, menjembatani pertumbuhan sektor ini dalam rentang
kesenjangan informasi dan waktu tersebut mencapai 8,83%, tertinggi
perkembangan antara desa dan kota, dibanding sektor lainnya. Bahkan untuk
meningkatkan standar hidup masyarakat, tahun 2019 sektor ini menjadi salah satu
serta TIK juga menciptakan lapangan sumber pertumbuhan ekonomi Sumatera

386
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 23 No 2, Juli 2021 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

Barat (Badan Pusat Statistik Sumatera menemukan bahwa perkembangan TIK


Barat, 2020a). memberikan pengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi(Ngatono, 2016;
10.00%
Sepehrdoust, 2018; Tamara, 2011;
8.00% 9.10% 9.40%
8.74% 8.57% 8.75% Toader et al., 2018; Untari, 2019). Dan
6.00% beberapa penelitian justru menemukan
4.00% 5.00% 5.12% 5.24% perkembangan TIK tidak memberikan
3.86% 4.24%
2.00% pengaruh signifikan terhadap
0.00% pertumbuhan ekonomi(Tamanna &
2015 2016 2017 2018 2019
Hossain, 2016; Wahyuningsih, 2013).
Informasi dan komunikasi IP TIK Penyebab hasil yang beragam ini adalah
karena perbedaan kondisi ekonomi
Gambar 1
sebuah negara atau daerah penelitian
Grafik IP-TIK dan lapangan usaha
serta variabel yang digunakan. Karena itu
komunikasi dan informasi data BPS
penelitian tentang hubungan antara
diolah
perkembangan TIK dan pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi tidak dapat digeneralisir, Maka
TIK yang tinggi di Sumatera Barat belum
terbuka peluang dan perlu dilakukan
mampu memberikan pengaruh besar
penelitian tentang hubungan ini yang
terhadap perekonomian daerah ini.Dalam
fokus pada sebuah Negara atau wilayah
rentang waktu yang sama yaitu dari tahun
(Lee, 2011; Sepehrdoust, 2018; Wilson et
2015 sampai dengan 2019 pertumbuhan
al., 2014).
ekonomi Sumatera Barat justru
Berpijak dari hasil penelitian
mengalami perlambatan. Kondisi ini
terdahulu dan beberapa teori
tentu menarik untuk diteliti karena dari
pertumbuhan ekonomi,serta mengamati
teori pertumbuhan ekonomi yang
kondisi perekonomian Sumatera Barat,
dinyatakan oleh beberapa ahli seperti
maka dalam penelitian ini akan coba
Simon S. Kuznet dan Robert M. Sollow
mencari penyebab belum mampunya
mengatakan bahwa teknologi merupakan
sektor informasi dan komunikasi dalam
salah satu faktor yang dapat mendorong
mendorong pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi.
Sumatera Barat dengan menggunakan
5.60% 5.54% model input output (IO) karena model ini
merupakan model yang mampu
5.40%
5.28% 5.29% memaparkan interaksi antar pelaku
5.20%
ekonomi(Daryanto & Hafizrianda,
5.14%
2010), serta masih sedikit digunakan
5.05%
5.00% dalam mencari pengaruh teknologi
informasi terhadap pertumbuhan
4.80% ekonomi (Prihawantoro et al., 2019).
2015 2016 2017 2018 2019
METODE PENELITIAN
Gambar 2 Penelitian ini merupakan
Pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun penelitian kuantitatif yang menggunakan
2015 s/d 2019 (data BPS diolah) data sekunder yang diterbitkan oleh
Penelitian tentang pengaruh TIK Badan Pusat Statistik (BPS) serta
terhadap pertumbuhan ekonomi telah beberapa data penunjang lainnya. Data
banyak dilakukan pada tingkat negara sekunder yang digunakan berupa tabel
ataupun daerah(Lee, 2011; Tamanna & input output tahun 2007 yang terdiri atas
Hossain, 2016). Sebagian besar penelitian 75 sektor yang kemudiandiagregasi

387
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 23 No 2, Juli 2021 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

menjadi 15 sektor. Untuk kebutuhan Analisa Dampak Penyebaran


penelitian tabel input output yang telah Indeks keterkaitan digunakan
diagregasi menjadi 15 sektor tadi untuk mencari sektor kunci dalam sebuah
dilakukan updating menggunakan perekonomian.Analisa ini terdiri dari
metode RAS ke tahun 2019 dengan koefisien penyebaran, yang digunakan
mengunakan data PDRB atas dasar harga untuk mengukur kemampuan penyebaran
produsen sebagai kontrolnya(Badan (power of dispersion) sebuah sektor
Pusat Statistik, 2009). dalam perekonomian dan indeks derajat
Metode RAS kepekaan digunakan untuk mengukur
Metode RAS merupakan salah kepekaan penyebaran (sensitivity of
satu teknik dalam memperbaharui dispersion) sebuah sektor dalam
(updating) tabel input output non survey perekonomian. Sektor dengan indeks
yang diperkenalkan oleh Prof. Richar daya penyebaran yang >1 berarti sektor
Stone dari Cambridge University, Inggris ini memilikikemampuan yang kuat dalam
(Miller & Blair, 2009). Metode ini merangsang pertumbuhan produksi
membutuhkan biaya dan data yang lebih sektor hulunya karena sektor-sektor
sedikit bila dibandingkan dengan metode tersebut banyak menggunakan input
survey serta hasil pengolahan datanya antara dari sektor produksi domestik.
cukup memuaskan. Karena itu metode ini Begitu juga dengan sektor yang memiliki
banyak digunakan dalam proses updating indeks derajat penyebaran >1, yang
tabel input output baik tingkat regional berarti sektor ini dapat mendorong
ataupun nasional (Badan Pusat Statistik, produktifitas sektor hilirnya karena
2009; Daryanto & Hafizrianda, 2010). output sektor ini banyak digunakan untuk
memenuhi kebutuhan input antara dari
Metode Analisis Data sektor produksi domestik, sehingga
Setelah tabel input-output di sektor dengan indeks daya penyebaran
update dengan menggunakan metode dan derajat penyebaran yang >1 bisa
RAS maka untuk menemukan jawaban dijadikan sebagai sektor kunci (key
dari pertanyaan penelitian ini digunakan sector) dalam mendorong pertumbuhan
beberapa analisis yang ada dalam model ekonomi seperti yang dimaksudkan
input output (IO), diantaranya adalah Rasmussen(Daryanto & Hafizrianda,
analisis keterkaitan, analisis dampak 2010).
penyebarab dan analisis pengganda.
Analisa Pengganda (Multiplier Effect)
Analisis Keterkaitan Analisis pengganda adalah
Analisis ini digunakan untuk analisa yang digunakan untuk melihat
melihat keterkaitan antar sektor dalam dampak yang ditimbulkan dari kenaikan
perekonomian. Berdasarkan analisis ini permintaan akhir sebuah sektor terhadap
dapat dilihat bagaimana kemampuan perekonomian secara keseluruhan
sebuah sektor dalam menggerakkan terhadap total output, pendapatan dan
sektor lainnya melalui kemampuan permintaan tenaga kerja.Ada dua sudut
menarik produktivitas sektor hulu yang pandang pengolahan data dalam analisis
biasa disebut dengan keterkaitan ke multiplier ini.Pengganda tipe I bisa
belakang (backward linkage), atau diperoleh dari matiks kebalikan Leontief
kemampuan dalam mendorong terbuka dimana rumah tangga dijadikan
produktivitas sektor hilir atau biasa sebagai faktor eksogen (berada pada
disebut dengan keterkaitan ke depan kuadran II).Ini berarti rumah tangga
(forward linkage)(Daryanto & berperan sebagai konsumen akhir.Lain
Hafizrianda, 2010). halnya dengan pengganda tipe II yang

388
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 23 No 2, Juli 2021 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

diperoleh dengan meletakkan rumah Ke depan Ke belakang


Sektor
tangga sebagai faktor endogen. Ini biasa Nilai Peringkat Nilai Peringkat
disebut dengan matrik kebalikan leontif Industri 1,3768 1 0,6679 4
pengolahan
tertutup(Daryanto & Hafizrianda, 2010).
Pengadaan listrik, 0,2375 8 0,9777 1
gas
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengadaan Air, 0,1140 12 0,6651 5
Analisis Keterkaitan pengolahan
sampah, limbah
Dari hasil pengolahan data yang dan daur ulang
terlihat pada tabel 1 terlihat bahwa sekor Konstruksi 0,1935 9 0,0095 15
yang memiliki keterkaitan langsung ke Perdagangan besar 0,9912 3 0,2505 11
depan tertinggi adalah sektor industri dan eceran, dan
reparasi mobil dan
pengolahan dengan nilai keterkaitan sepeda motor
langsung ke depan sebesar 1,3768 diikuti Penyediaan 0,0931 13 0,9033 2
akomodasi dan
oleh sektor transportasi dan pergudangan makan minum
dengan nilai keterkaitan sebesar 1,2955. Transportasi dan 1,2955 2 0,0904 13
Kedua sektor ini memiliki nilai pergudangan

keterkaitan >1 yang berarti sektor-sektor Informasi dan 0,1698 10 0,0126 14


komunikasi
ini memiliki kemampuan untuk
Jasa keuangan 0,3155 7 0,4758 7
mendorong pertumbuhan sektor lain
Real estat 0,3745 6 0,4867 6
melalui penyediaan input sektor
Administrasi 0,0201 15 0,3121 10
hilirnya.Sedangkan sektor yang menjadi pemerintahan,
pengamtan kita dalam penelitian ini pertahanan dan
jaminan sosial
berada pada posisi 10 dari 15 sektor wajib
dengan nilai keterkaitan sebesar 0,1698. Jasa Sosial 0,1355 11 0,1434 12
Ini berarti sektor informasi dan Jasa lainnya 0,4247 5 0,6894 3
komunikasi memiliki keterkaitan yang
Sumber : Data diolah
lemah dengan sektor lainnya dalam Untuk nilai keterkaitan ke
perekonomian Sumatera Barat.Dengan belakang secara umumterlihat bahwa
kata lain pemanfaatan output sektor seluruh sektor memiliki nilai keterkaitan
informasi dan komunikasi dalam <1 yang berarti keterkaitan sektor-sektor
mendukung proses produksi sektor- dalam perekonomian Sumatera Barat
sektor ekonomi lainnya di Sumatera dengan sektor penyedia inputnya masih
Barat masih rendah. Lebih jauh nilai ini rendah.Walaupun begitu masih ada
juga berarti bahwa sebagian besar atau beberapa sektor yang nilai
sebanyak 0,8302 output sektor ini keterkaitannya mendekati 1 diantaranya
digunakan untuk memenuhi konsumsi sektor pengadaan listrik, gas dan sektor
rumah tangga, konsumsi pemerintah dan perdagangan besar dan eceran.Sektor
komponen permintaan akhir (final informasi dan komunikasi sendiriberada
demand) lainnya. pada posisi 14 dari 15 sektor dengan nilai
Tabel 1 keterkaitan sebesar 0,0126.Bila
Nilai Keterkaitan Sektor Dalam diinterpretasikan nilai ini berarti untuk
Perekonomian Sumatera Barat tahun menghasilkan satu satuan ouput sektor
2019 informasi dan komunikasi dibutuhkan
Ke depan Ke belakang
Sektor input antara dari sektor lain dan sektor
Nilai Peringkat Nilai Peringkat
informasi dan komunikasi sendiri sebesar
Pertanian,
kehutanan, dan
0,7166 4 0,3852 9 0,0126 satuan, sisanya sebesar 0,9874
perikanan merupakan input primer.Jadi dapat
Pertambangan dan 0,0332 14 0,4220 8 disimpulkan bahwa keterkaitan sektor
penggalian
informasi dengan sektor-sektor yang

389
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 23 No 2, Juli 2021 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

menjadi penyedia input sektor ini sangat secara keseluruhan melalui permintaan
rendah. input kepada sektor hulunya masih
rendah. Nilai ini juga berarti input antara
Analisis Dampak Penyebaran
sektor informasi dan komunikasi
Dari tabel 2 terlihat bahwa sektor
sebagian besar berasal dari luar Sumatera
industri pengolahan memiliki nilai
Barat (berbasis impor). Untuk indeks
indeks daya penyebaran sebesar 1,2115
derajat kepekaan sektor informasi dan
dan indeks derajat kepekaan sebesar
komunikasi juga menunjukkan nilai yang
1,8647. Ini berarti sektor industri
<1, yaitu sebesar 0,7696. Ini berarti
pengolahan memiliki kemampuan dalam
sektor ini belum memiliki kemampuan
menarik ataupun mendorong
yang besar untuk mendorong produksi
pertumbuhan sektor lain secara
sektor lain secara keseluruhan melalui
keseluruhan sehingga sektor ini bisa
penyediaan input untuk sektor hilirnya
dijadikan sektor kunci dalam mendorong
(sektor yang menggunakan output sektor
pertumbuhan ekonomi yang
ini sebagai input). Dengan hasil indeks
berkelanjutan(Rasmussen dalam
daya penyebaran dan derajat kepekaan
Daryanto & Hafizrianda, 2010). Dengan
yang kecil dari satu dapat disimpulkan
kata lainsektor tersebut memiliki basis
bahwa sektor informasi dan komunikasi
domestik baik dari segi input ataupun
belum bisa dijadikan sektor kunci dalam
output.
mendorong pertumbuhan ekonomi
Tabel 2
Sumatera Barat.
Nilai Indeks Daya Penyebaran dan
Hal yang hampir sama juga
Koefisien Penyebaran
Sektor IDP IDK
dialami sektor-sektor utama yang selama
ini menjadi penopang ekonomi Sumatera
Pertanian, kehutanan, dan perikanan 0,9427 1,4488
Barat seperti sektor pertanian, kehutanan,
Pertambangan dan penggalian 0,9767 0,6322
dan perikanan, sektor perdagangan besar-
Industri pengolahan 1,2115 1,8647
eceran serta sektor transportasi dan
Pengadaan listrik dan gas 1,4137 0,7912 pergudangan. Sektor-sektor ini memiliki
Pengadaan Air, pengolahan sampah, 1,2627 0,6610 indeks derajat kepekaan yang >1,
limbah dan daur ulang
sedangkan untuk indeks daya
Konstruksi 0,5907 0,7549
penyebarannya kecil dari satu. Ini berarti
Perdagangan besar dan eceran, reparasi 0,8027 1,5582
mobil dan sepeda motor sektor-sektor tadi hanya memiliki
Penyediaan akomodasi dan makan 1,4671 0,6524 kemampuan meningkatkan pertumbuhan
minum ekonomi melalui penyediaan input antara
Transportasi dan pergudangan 0,6687 1,7612
(aggregat supply).
Informasi dan komunikasi 0,5938 0,7696
Analisis Pengganda (Multiplier Effect)
Jasa keuangan dan Asuransi 1,0476 0,9035
Pengganda Output (Output Multiplier)
Real estat dan Jasa Perusahaan 1,0411 0,8933
Berdasarkan tabel 3terlihat
Adm pem, pertahanan dan jamsos wajib 0,9166 0,5999
bahwa sektor informasi dan komunikasi
Jasa Sosial 0,7313 0,7250
memiliki nilai pengganda output tipe I
Jasa lainnya 1,3331 0,9842 sebesar 1,0206. Artinya apabila terjadi
Sumber : Data diolah tambahan permintaan akhir sektor
informasi dan komunikasi sebesar satu
Sektor informasi dan komunikasi satuan, maka output perekonomian
sendiri memiliki indeks daya sebesar secara keseluruhan akan meningkat
0,5938. Nilai yang <1 ini menunjukkan sebesar 1,0206 satuan. Untuk pengganda
bahwa kemampuan sektor informasi dan tipe II sektor informasi dan komunikasi
komunikasi untuk menarik atau memiliki nilai pengganda output sebesar
meningkatkan pertumbuhan sektor lain 1,5291. Jika diinpretasikan ini berarti

390
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 23 No 2, Juli 2021 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

apabila terjadi peningkatan konsumsi Terdapat hal yang menarik dari


rumah tangga yang disebabkan oleh data yang disajikan tabel 3 dimana pada
kenaikan permintaan akhir sektor tipe I sektor administrasi pemerintahan,
informasi dan komunikasi sebesar satu pertahanan dan jaminan sosial berada
satuan maka akan meningkatkan output pada posisi 10 sedangkan pada tipe II
seluruh sektor dalam perekonomian melonjak menjadi posisi 1.Ini
sebesar 1,5291. memperlihatkan bahwapengaruh belanja
Nilai pengganda output sektor pemerintah sangat besar terhadap
informasi dan komunikasi tadi berada perekonomian Sumatera Barat karena
pada posisi 14 untuk tipe I dan 15 untuk dapat menciptakan multiplier output
tipe II. Ini berarti kemampuan sektor ini yang lebih besar.
dalam meningkatkan output secara
Pengganda Pendapatan (Income
keseluruhan masih kalah dari sektor lain,
Multiplier)
seperti sektor penyediaan akomodasi dan Pada tabel 4 dapat diketahui
makan minum yang berada pada posisi 1 bahwasektor pengadaan listrik memiliki
pengganda tipe I dengan angka nilai multiplier pendapatan baik tipe I
pengganda sebesar 2,5217 atau sektor ataupun tipe II paling besar dengan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan nilaisebesar 63,6763 dan 97,6103.Nilai
dan Jaminan Sosial yang menempati ini sangat besar jika dibandingkan dengan
posisi 1 untuk angka pengganda tipe II sektor lain terutama dengan sektor
dengan nilai sebesar 3,3628. informasi dan komunikasi yang menjadi
Tabel 3 fokus dalam penelitian ini, dimana sektor
Pengganda Output informasi dan komunikasi memiliki nilai
Sektor Tipe I Peringkat Tipe II Peringkat
pengganda pendapatan tipe I sebesar
Pertanian, Kehutanan, 1,6205 9 2,2569 11
dan Perikanan 1,0230. Nilai ini berarti apabila terjadi
Pertambangan dan 1,6789 8 2,5594 9 penambahan permintaan akhir sebesar
Penggalian satu satuan di sektor informasi dan
Industri Pengolahan 2,0824 5 2,8901 7 komunikasi, maka akan menyebabkan
Pengadaan Listrik 2,4300 2 3,2945 3 peningkatan pendapatan daerah secara
Pengadaan Air, 2,1705 4 2,9359 6 keseluruhan sebesar 1,0230 satuan.
pengolahan sampah,
limbah dan daur ulang Tabel 4
Bangunan/Konstruksi 1,0154 15 1,9458 14 Pengganda Pendapatan (Income
Perdagangan besar dan 1,3798 11 2,1402 13
Multiplier)
eceran, reparasi mobil Sektor Tipe I Tipe II
dan sepeda motor
Nilai Peringkat Nilai Peringkat
Penyediaan Akomodasi 2,5217 1 3,3183 2
dan Makan Minum Pertanian, 1,9416 8 2,9763 8
Transportasi dan 1,1495 13 2,1649 12 Kehutanan, dan
Pergudangan Perikanan

Informasi dan 1,0206 14 1,5291 15 Pertambangan 1,6736 9 2,5655 9


Komunikasi dan Penggalian

Jasa Keuangan dan 1,8006 6 2,5900 8 Industri 2,6900 6 4,1236 6


Asuransi Pengolahan

Real Estat dan jasa 1,7896 7 2,4316 10 Pengadaan 63,6763 1 97,6103 1


perusahaan Listrik

Administrasi 1,5756 10 3,3628 1 Pengadaan Air, 3,7528 3 5,7528 3


Pemerintahan, pengolahan
Pertahanan dan sampah, limbah
Jaminan Sosial dan daur ulang

Jasa Sosial 1,2570 12 2,9637 5 Bangunan/Kons 1,0084 15 1,5458 15


truksi
Jasa Lainnya 2,2915 3 3,2068 4
Perdagangan 1,4273 10 2,1879 10
Sumber : Data diolah besar dan
eceran, reparasi

391
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 23 No 2, Juli 2021 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

mobil dan penyerapan tenaga kerja sebesar 5,0840


sepeda motor
(5) orang.
Penyediaan 9,3211 2 14,2884 2 Dari hasil pengganda kesempatan
Akomodasi dan
Makan Minum
kerja yang telah dijelaskan tadi dapat
Transportasi 1,0865 12 1,6656 12
disimpulkan bahwa untuk pengganda tipe
dan II yang mengandung komponen
Pergudangan
konsumsi rumah tangga, sektor informasi
Informasi dan 1,0230 14 1,5682 14
Komunikasi dan komunikasi dapat memberikan
Jasa Keuangan 2,0607 7 3,1589 7 kontribusi yang besar terhadap
dan Asuransi
penciptaan kesempatan kerja. Jika
Real Estat dan 3,0852 4 4,7293 4
jasa perusahaan
nilainya diurutkan maka nilai pengganda
Administrasi 1,1765 11 1,8034 11
kesempatan kerja sektor informasi berada
Pemerintahan, pada posisi 3 setelah sektor pengadaan
Pertahanan dan
Jaminan Sosial listrik dan sektor pertambangan dan
Jasa Sosial 1,0747 13 1,6474 13 penggalian dengan nilai masing-masing
Jasa Lainnya 2,8714 5 4,4016 5 sebesar 17,2060 dan 6,4417.
Tabel 5
Sumber : Data diolah
Pengganda Kesempatan kerja
Untuk pegganda pendapatan tipe Sektor Tipe I Tipe II
II, terjadi sedikit peningkatan nilai
Pengganda Peringkat Pengganda Peringkat
pengganda sektor informasi dan TK TK
komunikasi menjadi 1,5458. Yang berarti Pertanian, 1,3809 10 1,7869 14
Kehutanan, dan
jika terdapat peningkatan konsumsi Perikanan
rumah tangga akibat adanya peningkatan Pertambangan 3,0315 2 6,4417 2
permintaan akhir sebesar satu satuan dan Penggalian

maka pendapatan diseluruh sektor Industri 2,7996 4 4,1065 5


Pengolahan
perekonomian meningkat sebesar 1,5682 Pengadaan Listrik 10,5497 1 17,2060 1
satuan. Pengadaan Air, 1,8184 8 2,4354 11
pengolahan
Pengganda Kesempatan Kerja sampah, limbah
Sama dengan pengganda dan daur ulang
Bangunan/Konstr 1,0158 15 2,0569 12
pendapatan, pada pengganda kesempatan uksi
kerja sektor pengadaan listrik masih Perdagangan 1,2098 12 1,7247 15
menjadi sektor dengan nilai pengganda besar dan eceran,
reparasi mobil
tertinggi yaitu sebesar 10,5497 untuk tipe dan sepeda
motor
I dan 17,2060 untuk tipe II. Sektor
Penyediaan 2,8143 3 3,8093 6
informasi sendiri memiliki nilai Akomodasi dan
pengganda kesempatan kerja sebesar Makan Minum

1,1330 untuk tipe I dan 5,0840 untuk tipe Transportasi dan


Pergudangan
1,2636 11 3,4996 8

II Ini berarti jika terjadi perubahan pada Informasi dan 1,1330 14 5,0840 3
permintaan akhir sektor informasi dan Komunikasi

komunikasi sebesar satu satuan, maka Jasa Keuangan 2,5667 5 4,9307 4


dan Asuransi
akan mengakibatkan peningkatan Real Estat dan 2,1763 7 3,6089 7
penyerapan tenaga kerja sebesar 1,1330 jasa perusahaan
(1) orang. Sementara untuk pengganda Administrasi 1,4720 9 3,4306 10
Pemerintahan,
tipe II berarti apabila terjadi peningkatan Pertahanan dan
konsumsi rumah tangga sektor informasi Jaminan Sosial
Jasa Sosial 1,1347 13 1,9987 13
dan komunikasi akibat peningkatan
permintaan akhir sebesar satu satuan Jasa Lainnya 2,3332 6 3,4402 9

maka akan terjadi peningkatan pada Sumber : Data diolah

392
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 23 No 2, Juli 2021 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

SIMPULAN pendapatan masih kurang dibandingkan


Dari analisa keterkaian beberapa sektor lain.
ditemukan bahwa sektor informasi dan Pada pengganda output tipe II
komunikasi memiliki hubungan ditemukan bahwa belanja pemerintah
keterkaitan yang lemah baik dengan memberikan pengaruh yang besar
sektor-sektor hilirnya (sektor yang terhadap peningkatan konsumsi
menggunakan output sektor ini sebagai masyarakat dan output secara
input) ataupun dengan sektor-sektor keseluruhan. Ini berarti belanja
hulunya (sektor yang menjadi penyedia pemerintah memiliki peran penting
input sektor ini).Sehingga dalam menggerakkan ekonomi Sumatera
pertumbuhannya belummampu Barat.
menggerakkan seluruh perekonomian Nilai efek pengganda kesempatan
Sumatera Barat secara keseluruhan. kerja sektor informasi dan komunikasi
Keterkaitan yang lemah dengan tipe I berada pada peringkat 14
sektor hilir disebabkan karena kurangnya sedangkan pada tipe II berada pada posisi
penggunaan output sektor ini sebagai 3. Ini menunjukkan bahwa peningkatan
input antara dalam proses produksi oleh konsumsi masyarakat sangat
sektor-sektor lain. Sebagian besar hasil mempengaruhi sektor informasi dari sisi
sektor ini hanya digunakan untuk penciptaan lapangan kerja.
memenuhi permintaan akhir (sebagai Pemerintah Sumatera Barat perlu
konsumsi).Ini sejalan dengan hasil melakukan diseminasi informasi tentang
temuan Tamara (2011) dan keuntungan pemanfaatan Teknologi
Wahyuningsih (2013) dimana Informasi dan Komunikasi dalam
penggunaan TIK baru sebatas sebagai aktivitas ekonomi.Sehingga penggunaan
sarana komunikasi, belum dimanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
ke arah aktivitas ekonomi. yang selama ini baru sebatas memenuhi
Untuk keterkaitan yang lemah konsumsi sekarang di arahkan pada hal
dengan sektor hulu disebabkan karena yang produktif.
sektor-sektor ekonomi yang ada di Kegiatan diseminasi tadi juga
Sumatera Barat belum mampu harus diiringi dengan memberikan
menyediakan input antara untuk sektor pelatihan dan mendorong sektor-sektor
ini, sehingga input antaranya banyak produksi untukmemanfaatan teknologi
berasal dari luar Sumatera Barat informasi dan komunikasi dalam
(berbasis impor) seperti yang terlihat dari aktivitas produksinya terutama sektor-
hasil analisis indeks daya penyebaran. sektor yang selama ini menjadi tumpuan
Sektor informasi dan komunikasi dalam perekonomian Sumatera Barat
belum bisa dijadikan sektor kunci untuk yang mengalami perlambatan
pertumbuhan ekonomi yang pertumbuhan, seperti sektor pertanian,
berkelanjutan di Sumatera Barat, karena kehutanan, dan perikanan serta sektor
memiliki indeks daya penyebaran dan transportasi dan pergudangansehingga
derajat kepekaan yang kecil dari satu. dampak dari perkembangan TIK terhadap
Nilai efek pengganda output ekonomi Sumatera Barat menjadi lebih
sektor informasi dan komunikasi tipe I besar.
dan tipe II secara berturut-turut berada Karena sebagian besar input
pada posisi 14 dan 15. Sedangkan sektor informasi dan komunikasi berasal
pengganda pendapatan berada pada dari impor, ada baiknya pemerintah
posisi 14 di ke dua tipenya. Ini Sumatera Barat mengundang investor di
menandakan bahwa kontribusi sektor ini bidang teknologi informasi dan
terhadap peningkatan output dan komunikasi terutama industri

393
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 23 No 2, Juli 2021 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

pengolahannya dimana sektor ini Jangka Menengah Nasional 2020 -


merupakan leading sektor dalam 2024. In Bappenas. Bappenas.
perekonomian Sumatera Barat, sehingga https://doi.org/10.1017/CBO978110
input untuk sektor ini bisa memiliki 7415324.004
kandungan lokal yang lebih banyak. Budiman, H. (2017). Peran Teknologi
Penelitian ini memiliki Informasi Dan Komunikasi Dalam
keterbatasan baik metode penelitian, Pendidikan. Al-Tadzkiyyah: Jurnal
ruang lingkup variabel serta data yang Pendidikan Islam, 8(1), 31.
digunakan.Namun, hasil empiris ini https://doi.org/10.24042/atjpi.v8i1.2
tentunya sangat relevan dalam 095
merepresentasikan realita peranan Daryanto, A., & Hafizrianda, Y. (2010).
Teknologi Informasi dan komunikasi Analisis Input-Output & Social
yang direpresentasikan oleh sektor Accounting Matrix (S. S. Syarifah &
informasi dan komunikasi dalam A. Oktariani (eds.)). IPB Press.
perekonomian Sumatera Barat tahun Haftu, G. G. (2019). Information
2019.Akan tetapi, untuk kajian communications technology and
selanjutnya perlunya menggunakan data economic growth in Sub-Saharan
yang lebih lengkap dan rinci terutama Africa: A panel data approach.
dasar tabel I-O yang terbaru sebagai dasar Telecommunications Policy, 43(1),
pengolahan dan rincian subsektor 88–99.
informasi dan komunikasi. https://doi.org/10.1016/j.telpol.2018
.03.010
DARTAR PUSTAKA Hodrab, R., Maitah, M., & Luboš, S.
Azmi, A., & Said, F. (2007). Sumbangan (2016). The effect of information
infrastruktur telekomunikasi and communication technology on
terhadap pertumbuhan ekonomi economic growth: Arab world case.
Malaysia. International Journal of International Journal of Economics
Management Studies (IJMS), 14(1), and Financial Issues, 6(2), 765–775.
143–166. Kemenkominfo. (2020). Rencana
Badan Pusat Statistik. (2009). Tabel Input Strategis 2020-2024 Kementerian
Output Indonesia Updating 2008. In Komunikasi dan Informatika.
Badan Pusat Statistik (Vol. 21). Kemenkominfo.
Badan Pusat Statistik. Lee, J.-W. (2011). Empirical Evidence of
Badan Pusat Statistik Sumatera Barat. Causality Between Information
(2020a). Laporan Perekonomian Communications Technology and
Provinsi Sumatera Barat 2019 Economic Growth in China , Japan
(Badan Pusat Statistik Sumatra and South Korea. The 11th
Barat (ed.)). Badan Pusat Statistik International DSI and the 16th
Sumatera Barat. APDSI Joint Meeting,.
Badan Pusat Statistik Sumatera Barat. Mankiw, N. G. (2007). Makroekonomi
(2020b). Produk Domestik Regional (Enam). Erlangga.
Bruto Provinsi Sumatera Barat Mefteh, H., & Benhassen, L. (2015).
Menurut Lapangan Usaha 2015- Impact of Information Technology
2019. In Badan Pusat Statistik and Communication on Economic
Sumatra Barat (Ed.), Badan Pusat Growth. International Journal of
Statistik Sumatera Barat (Issue 65). Economics, Finance and
Badan Pusat Statistik Sumatra Barat. Management, 4(2), 90–98.
Bappenas. (2019). Rancangan http://www.ejournalofbusiness.org
Teknokratik Rencana Pembangunan Menarianti, I., & Wibisono, A. (2013).

394
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 23 No 2, Juli 2021 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

Teknologi Informasi dan Tamara, T. I. (2011). Pengaruh


Komunikasi. Infrastruktur Telekomunikasi
Miller, R. E., & Blair, P. D. (2009). Input- Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Output Analysis. Cambridge Indonesia. Universitas Indonesia.
University Press. Toader, E., Firtescu, B. N., Roman, A., &
Molinari, B., & Torres, J. L. (2018). Anton, S. G. (2018). Impact of
Technological sources of economic information and communication
growth in Europe and the U.S. technology infrastructure on
Technological and Economic economic growth: An empirical
Development of Economy, 24(3), assessment for the EU countries.
1178–1199. Sustainability (Switzerland), 10(10),
https://doi.org/10.3846/20294913.2 1–22.
017.1280557 https://doi.org/10.3390/su10103750
Ngatono. (2016). Pengaruh Infrastruktur Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2004).
Telekomuikasi Terhadap Pembangunan Ekonomi di Dunia
Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi (Delapan). Erlangga.
Banten Tahun 2004 -2013. Jurnal Untari, R. (2019). Dampak Infrastruktur
PROSISKO, 3(1), 33–42. Teknologi Informasi dan
Polla, G. (2010). Peranan Teknologi Komunikasi (TIK) Terhadap
Informasi Dalam Pengembangan E- Pertumbuhan Ekonomi dan
Learning Pada Fakultas MIPA di Ketimpangan Pendapatan di
Indonesia. Comtech, 1, 1025–1032. Indonesia (Vol. 1). Institut Pertanian
Prihawantoro, S., Tukiyat, & Nuraini, A. Bogor.
(2019). Peranan Sektor Teknologi Wahyuningsih, S. (2013). Dampak
Informasi dan Komunikasi Dalam Indeks Konektivitas Teknologi
Perekonomian Indonesia Dengan Informasi dan Komunikasi ( TIK )
Pendekatan Analisis Input-Output. terhadap Pertumbuhan
9(1), 37–52. Perekonomian. Buletin Pos Dan
Sepehrdoust, H. (2018). Impact of Telekomunikasiel, 11(4), 335–344.
information and communication http://dx.doi.org/10.17933/bpostel.2
technology and financial 013.110406
development on economic growth of Wilson, A., David, U., Beatrice, E., &
OPEC developing economies. Mary, O. (2014). How
Kasetsart Journal of Social telecommunication development
Sciences, 40(3), 1–6. aids economic growth: Evidence
https://doi.org/10.1016/j.kjss.2018.0 from ITU development index (IDI)
1.008 top five countries for African region.
Sukirno, S. (2011). Makroekonomi Teori International Journal of Business,
Pengantar (Tiga). Rajawali Press. Economics and Management, 1(2),
Tamanna, J. naym, & Hossain, M. A. 16–28.
(2016). Does Investment in Yang, F., & Gu, S. (2021). Industry 4.0, a
Information and Communication revolution that requires technology
Technology Lead to Higher and national strategies. Complex &
Economic Growth: Evidence from Intelligent Systems.
Bangladesh. International Journal https://doi.org/10.1007/s40747-020-
of Business and Management, 11(6), 00267-9
302–312. Yani, A. (2018). Utilization of
https://doi.org/10.5539/ijbm.v11n6p Technology in the Health of
302 Community Health. PROMOTIF:

395
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas Volume 23 No 2, Juli 2021 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1),


97.https://doi.org/10.31934/promoti
f.v8i1.235

396

Anda mungkin juga menyukai