Anda di halaman 1dari 21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian suatu penyelidikan yang secara kritis mencari fakta untuk

menemukan sesuatu. (Purnia & Alawiyah, 2020). Menurut Clifford Woody Penelitian

merupakan suatu pendekatan untuk mengeksplorasi pemikiran kritis. Proses

penelitian mencakup memberikan definisi dan meredefinisi masalah, merumuskan

hipotesis atau jawaban sementara, menyimpulkan hasil, serta melakukan pengujian

yang teliti terhadap semua kesimpulan yang diambil untuk menentukan sejauh mana

kesimpulan tersebut sesuai dengan hipotesis. Penelitian ini menggunakan metode

pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang fokus

pada pemahaman terhadap fenomena atau gejala alami. Pendekatan penelitian

kualitatif bersifat mendasar, naturalis, dan tidak dapat dilakukan di dalam

laboratorium, tetapi dilakukan di lapangan.(Dr. H. Zuchri Abdussamad, S.I.K., 2021).

Penelitian memiliki tiga jenis yaitu penelitian dasar yang bertujuan untuk

menemukan pengetahuan baru, penelitian evaluatif, dan penelitian terapan yang

bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis. (Sugiyono, 2019).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat peneliti untuk melakukan penelitian. Penulis

melakukan penelitian di Paroki Santo Yosep Delitua. Pemilihan lokasi penelitian


sesuai dengan lokasi yang ada dilapangan. Oleh karena itu, peneliti mengambil

Paroki Santo Yosep Delitua .

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.1 Jenis Data

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancaa

yang terbuka untuk memahami sikap, perilaku dan pandangan suatu individu atau

sekelompok orang (Sugiyono, 2019). Pengumpulan data bisa dilakukan dengan

tehnik observasi, wawancara lapangan, dokumentasi foto dan juga buku.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan sumber data

sekunder dan primer. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak

secara langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya melalui dokumen

atau memanfaatkan orang lain. Sedangkan data primer adalah sumber yang

secara langsung memberikan data kepada peneliti.

3.2 Sumber Data

Setiap riset memerlukan akses ke sumber data karena data berperan sebagai

sumber informasi yang memberikan gambaran menyeluruh tentang keberadaan

atau tidaknya permasalahan yang sedang diselidiki. Dalam penelitian kualitatif,

sumber data utama terletak pada penggunaan kata-kata, data tertulis, dan

tindakan, sedangkan data tambahan melibatkan berbagai dokumen dan sumber

lainnya. Sumber data utama diperoleh melalui pengamatan dan wawancara


terhadap individu, dengan pencatatan dilakukan baik secara tertulis maupun

melalui rekaman audio dan pengambilan foto.

Sumber data yang dipilih oleh peneliti mencerminkan gambaran situasi dalam

penelitian. Sumber data ini dimanfaatkan untuk menyediakan informasi

berdasarkan pengalaman terhadap situasi dan kondisi di lokasi penelitian.

Penentuan sumber data dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Snowball

sampling, di mana sampel awal diambil dalam jumlah kecil dan diperluas seiring

berjalannya waktu.

Pengumpulan data utama melibatkan proses wawancara dan observasi, di

mana informasi dicatat dengan menggabungkan hasil dari melihat, mendengar,

dan bertanya. Kegiatan ini dilaksanakan secara terencana dan terarah oleh

peneliti, dengan tujuan memperoleh berbagai jenis informasi yang tidak

sepenuhnya terungkap oleh peneliti. Pendekatan terarah ini dilakukan karena

peneliti memiliki tujuan tertentu, yaitu menyelesaikan permasalahan yang

menjadi fokus penelitian.

Sementara itu, dokumentasi menyajikan data tambahan yang mendukung

informasi utama yang diperoleh dari kegiatan observasi dan wawancara.

Meskipun disebut sebagai data tambahan, keberadaan dokumen ini sangat

penting dan tidak dapat diabaikan. Dokumentasi ini berfungsi sebagai penunjang

yang signifikan dalam pelaksanaan penelitian. Sumber data dokumentasi dapat

berasal dari berbagai sumber, termasuk buku dan jurnal ilmiah, arsip, dokumen

pribadi, dokumen resmi, dan foto.


Data tertulis dapat ditemukan dalam berbagai bentuk seperti buku, majalah,

arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Peneliti berupaya mendapatkan

informasi yang relevan tentang subjek penelitian dari sumber-sumber ini. Oleh

karena itu, dibutuhkan ketelitian, kehati-hatian, dan kesabaran dari peneliti saat

menelusuri sumber data untuk memperkaya set data yang dikumpulkan.

Foto juga menjadi sumber data yang digunakan dalam penelitian untuk

berbagai keperluan. Foto mampu menghasilkan data deskriptif yang bernilai

tinggi dan sering digunakan untuk menganalisis aspek-aspek subjektif, dengan

hasil yang diselidiki secara induktif. Dalam penelitian ini, sumber data mencakup

penggunaan foto, baik yang dihasilkan oleh pihak lain maupun oleh peneliti

sendiri. Foto yang diambil dari sumber lain dapat memberikan pemahaman

tambahan kepada peneliti mengenai subjek penelitian, sebagaimana juga foto

yang dihasilkan oleh peneliti sendiri. Data dari wawancara dan pengamatan

menjadi sumber utama, didukung oleh dokumentasi terkait dengan subjek

penelitian. Maka sumber data dari subjek penelitian ini adalah Imam atau diakon,

umat atau keluarga yang diberkati di Gereja Paroki Santo Yosep Delitua.

3.4 Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahap yang sangat krusial dalam proses

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data. Data dan

informasi tersebut nantinya dapat digunakan untuk melakukan penalaran. Peneliti

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, di antaranya adalah melalui

pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Dalam pembahasan lebih rinci, peneliti


memfokuskan pada tiga kegiatan utama, yaitu observasi, wawancara, dan

dokumentasi, sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian ini.

Pengumpulan data akan menggunakan metode yang sederhana, namun upaya

akan dilakukan untuk memastikan keakuratan dan keefektifan yang maksimal. Ini

melibatkan teknik observasi, wawancara baik dalam bentuk pertanyaan tertulis

maupun lisan, dan dokumentasi. Peneliti juga berusaha untuk menggunakan

perangkat perekam yang berkualitas, disertai dengan pencatatan atau laporan tertulis.

3.4.1 Observasi

Kegiatan observasi melibatkan pengamatan, pencatatan, dan pengaturan

sistematik terhadap kejadian yang relevan untuk mendukung penelitian kualitatif.

Pada tahap awal, observasi dilakukan secara menyeluruh, dengan peneliti

mengumpulkan data sebanyak mungkin. Teknik pengumpulan data melalui

observasi dalam penelitian kualitatif digunakan untuk merangkum informasi atau

data yang terkait dengan aspek-aspek seperti ruang atau tempat, pelaku, kegiatan,

objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Dalam mencari

dan mengumpulkan data, peneliti berusaha melakukan observasi terhadap umat

atau kelurga di Paroki Santo Yosep Delitua

Dalam penelitian menggunakan observasi partisipan/partisipatoris, observasi

jenis ini jenis observasi di mana peneliti menjadi bagian dari situasi atau kelompok

yang diamati. Dalam konteks ini, seorang peneliti dapat menjadi anggota suatu

kelompok atau organisasi tertentu, ikut serta dalam kegiatan mereka, dan

mengumpulkan data dari pengalaman langsung tersebut. Keunggulan dari


observasi jenis ini adalah kemampuannya untuk mempertahankan kealamiahan,

karena peneliti benar-benar terlibat dalam situasi yang diamati. Selain itu, jenis

observasi ini dapat mengurangi kemungkinan munculnya pertanyaan atau

keraguan dari individu yang diamati, seperti pertanyaan mengenai kehadiran

seseorang yang tidak dikenal, rasa curiga, atau gangguan. Ketika kondisi ini

terpenuhi dan tidak ada lagi "tembok" pemisah antara yang mengamati dan yang

diamati, observasi partisipan dapat menjadi lebih efektif. (Purnia & Alawiyah,

2020).

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi

Fokus 1: Pelaksanaan Tata Perayaan Sakramentali Penmberkatan Keluarga

NO ASPEK INDIKATOR KISI-KISI SASARAN


1. Sakramentali Tata Perayaan Mengamati Imam, diakon
Pemberkatan Sakramentali pelaksanaan tata atau umat
Keluarga pemberkatan perayaan
keluarga pemberkatan
keluarga apakah ada
3 hal yang harus ada
dalam tata perayaan
tersebut
2. Tujuan Keluarga tersebut Mengamati sikap Umat/keluarga
pelaksanaan dilindungi oleh keluarga/umat
Pemberkatan Allah, dan keluarga bagaimana mereka
Keluarga tersebut terus memuliakan Allah
memuliakan Allah.
Memberikan Mengamati sikap Umat/keluarga
Kesejahteraan umat dalam
Ekonomi dan menghadapi
menguatkan tantangan zaman
keluarga dalam kini bagi keluarga
tantangan Zaman atau ekonomi
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi

Fokus 2: Manfaat Sakramentali Pemberkatan Keluarga Bagi Umat/Keluarga


yang diberkati

NO ASPEK INDIKATOR KISI-KISI SIFAT


1. Manfaat Berpartisipasi Bagaimana dampak Terbuka
Sakramentali dalam Kehidupan penerimaan
Pemberkatan Rohani Bersama pemberkatan
Kelarga keluarga terhadap
Berpartisipasi
dalam Kehidupan
Rohani Bersama?
Perlindungan dan Bagaimana dampak Terbuka
Doa Khusus penerimaan
pemberkatan
keluarga terhadap
perlindungan
rohani dan
dukungan ilahi
dalam menghadapi
berbagai tantangan
kehidupan
keluarga?

Pendidikan dan Bagaimana dampak Terbuka


Pembentukan penerimaan
Rohani pemberkatan
keluarga terhadap
Pendidikan dan
Pembentukan
Rohani keluarga?
Kesempatan Bagaimana dampak Terbuka
untuk Merenung, penerimaan
Bersyukur dan pemberkatan
Memperkuat keluarga terhadap
Hubungan Antar Kesempatan untuk
anggota Keluarga Merenung,
Bersyukur dan
Memperkuat
Hubungan Antar
anggota Keluarga?

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

berinteraksi langsung secara tatap muka dan bertanya jawab antara peneliti

dengan narasumber atau sumber data. Pada segmen ini, peneliti perlu

melaksanakan sesi wawancara dengan persiapan pertanyaan terlebih dahulu yang

relevan dengan fokus penelitian. Wawancara tersebut akan diarahkan kepada

individu atau kelompok yang terlibat dalam sistem yang sedang diselidiki,

termasuk pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan sistem dan pihak yang

membutuhkan informasi dari data yang dikelola.(Momok, 2022)

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti mencakup dua jenis, yaitu

wawancara terbuka dan terstruktur. Peneliti akan merumuskan sendiri

permasalahan serta pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden,

sehingga melalui variasi pertanyaan tersebut, hipotesa kerja dapat diperoleh.

Penelitian ini fokus pada pertanyaan langsung terkait pelaksanaan tatat perayaan

sakramentali pemberkatan keluarga dan dampak upacara pemberkatan keluarga

tersebut bagi umat.


Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara
Fokus 1: Tata perayaan Sakramentali Pemberkatan Keluarga

NO ASPEK INDKATOR KISI-KISI SIFAT


1 Sakramentali Tata Perayaan Bagaimana tata Terbuka
Pemberkatan Sakramentali perayaan
Keluarga pemberkatan keluarga pemberkatan
sakramentali
yang diterapkan
oleh pemimpin?

Apakah ketiga
aspek itu selalu
diterapkan?
2 Tujuan Keluarga tersebut Bagaimana cara Terbuka
pelaksanaan dilindungi oleh Allah, keluarga
Pemberkatan dan keluarga tersebut memuliakan
Keluarga terus memuliakan Tuhan sebagai
Allah. rasa syukur atas
perlindungan
Tuhan kepada
keluarga?
Bagaimana
upacara
sakramental
pemberkatan
keluarga
menjadi wujud
konkret dari
keputusan
keluarga ini
untuk
menjadikan
Allah sebagai
pusat dan
tumpuan dalam
kehidupan
mereka?
Dalam
perjalanan hidup
keluarga ini,
sejauh mana
mereka
mengandalkan
dan melibatkan
Allah sebagai
panduan utama?
Memberikan Apakah dengan Terbuka
Kesejahteraan menerima
Ekonomi dan sakramentali
menguatkan keluarga pemberkatan
dalam tantangan keluarga,
Zaman menjadikan
keluarga
semakin kuat
dalam
menghadapi
tantangan zaman
ini?

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara

Fokus 2: Manfaat Penerimaan Sakramentali Pemberkatan Keluarga

NO ASPEK INDIKATOR KISI-KISI SIFAT


1 Manfaat Berpartisipasi Bagaimana Terbuka
Sakramentali dalam Kehidupan upacara
Pemberkatan Rohani Bersama pemberkatan
Kelarga keluarga dapat
membentuk atau
memperdalam
ikatan rohani di
antara anggota
keluarga?
Sejauh mana
penerimaan
pemberkatan
keluarga dapat
menciptakan rasa
kebersamaan
rohani di antara
umat Katolik
yang membentuk
komunitas gereja
kecil bagi
keluarga?
Perlindungan dan Apa yang Terbuka
Doa Khusus membuat doa dan
berkat khusus
dalam
pemberkatan
keluarga
dianggap sebagai
dukungan ilahi
yang penting
dalam
menghadapi
tantangan
kehidupan
keluarga?
Bagaimana doa
dan berkat
khusus dalam
pemberkatan
keluarga
dianggap sebagai
bentuk
perlindungan
rohani bagi
keluarga
tersebut?
Pendidikan dan Bagaimana Terbuka
Pembentukan melibatkan anak-
anak dalam
Rohani persiapan atau
pelaksanaan
pemberkatan
keluarga
sehingga momen
tersebut menjadi
lebih bermakna
dalam
pembentukan
rohaniah mereka?
Bagaimana
pengalaman
menerima
sakramentali
pemberkatan
keluarga sebagai
kesempatan
untuk mendidik
dan membentuk
rohaniah anggota
keluarga?

Kesempatan Apakah ada Terbuka


untuk Merenung, perubahan dalam
Bersyukur dan tingkat
Memperkuat kedamaian di
Hubungan Antar dalam rumah
anggota Keluarga setelah menerima
pemberkatan
keluarga?
Bagaimana
momen
penerimaan
pemberkatan
keluarga
membantu dalam
pertumbuhan
rohaniah individu
dan keluarga
secara
keseluruhan?

Apakah ada
perubahan dalam
cara keluarga
berkomunikasi
tentang hal-hal
rohaniah?

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata "dokumen," yang merujuk pada barang

tertulis, dan metode dokumentasi mengacu pada prosedur pengumpulan data

dengan mencatat informasi yang sudah ada. Metode dokumentasi digunakan

untuk merinci data historis dengan menelusuri dokumen tentang individu,

kelompok, peristiwa, atau situasi sosial. Pendekatan ini sangat berguna dalam

penelitian kualitatif. (Iryani, 2012)

Dokumentasi merujuk pada cara pengumpulan data melalui penelusuran

arsip-arsip, termasuk juga buku-buku yang mengandung pendapat, teori, dalil-

dalil, atau hukum-hukum, serta elemen-elemen lain yang terkait dengan isu

penelitian. Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data ini menjadi

sangat penting karena memungkinkan pembuktian hipotesis secara logis dan

rasional melalui analisis pendapat, teori, atau hukum-hukum yang dapat

mendukung atau menolak hipotesis tersebut. Pada penelitian ini, peneliti

mengumpulkan data dengan menggunakan dokumentasi.


3.5 Teknik Analisis Data

Dalam konteks penelitian kualitatif, analisis data dilaksanakan dengan

pendekatan induktif. Ini berarti kesimpulan diambil berdasarkan fakta-fakta

khusus yang ditemukan di lapangan, bukan berasal dari suatu teori tertentu.

Analisi data digunakan setelah proses penelitian telah berlangsung.

Pendekatan induktif sesuai dengan sifat khas penelitian kualitatif, yang

bertujuan untuk merumuskan teori baru daripada menguji hipotesis atau

memverifikasi kebenaran atau efektivitas suatu teori dalam menyelesaikan suatu

masalah. Pendekatan induktif memungkinkan proses penelitian untuk menemukan

realitas yang kompleks dalam data dan mampu menggambarkan konteks serta

membuat keputusan mengenai sejauh mana hasilnya dapat atau tidak dapat

diterapkan pada konteks yang lain. Selain itu, analisis secara induktif juga

memperkuat hubungan antara peneliti dan informan, menciptakan kedekatan dan

akuntabilitas yang lebih baik.

3.5.1 Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu proses di mana perhatian difokuskan pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data mentah yang muncul dari

pencatatan lapangan. Proses ini berlangsung secara kontinu sepanjang penelitian,

bahkan sebelum data sebenarnya terkumpul, sebagaimana tercermin dalam

kerangka konseptual penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan

pengumpulan data yang dipilih oleh peneliti.


Reduksi data meliputi: (1) merangkum data, (2) melakukan pengkodean, (3)

menelusuri tema, dan (4) membentuk kelompok-kelompok data. Metodenya

melibatkan pemilihan ketat terhadap data, penyusunan ringkasan atau uraian

singkat, dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih umum.

3.5.2 Penyajian Data

Penyajian data adalah proses pengaturan informasi agar memungkinkan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif

dapat mengambil berbagai bentuk seperti teks naratif yang mencatat observasi

lapangan, jaringan, matriks, grafik, dan diagram. Bentuk-bentuk ini

mengintegrasikan informasi menjadi suatu tata letak yang koheren dan mudah

dipahami, memudahkan untuk memahami situasi saat itu, mengevaluasi

kebenaran kesimpulan, atau melakukan analisis kembali.

3.5.3 Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan

display data sehingga data dapat disimpulkan. Proses penarikan kesimpulan oleh

peneliti dilakukan secara berkelanjutan selama berada di lapangan. Sejak awal

fase pengumpulan data, peneliti kualitatif aktif mencari makna objek, mencatat

pola-pola yang teratur (sesuai dengan teori yang ada), menjelaskan fenomena,

mengidentifikasi konfigurasi yang mungkin, menyusun alur sebab akibat, dan


mengemukakan proposisi. Kesimpulan-kesimpulan ini diperlakukan dengan sikap

yang fleksibel, terus terbuka, dan skeptis, meskipun ide-ide kesimpulan telah

muncul. Awalnya mungkin tidak jelas, namun seiring berjalannya waktu,

kesimpulan tersebut berkembang menjadi lebih rinci dan kuat dalam fondasinya.

(Rijali, 2018)

3.6 Keabsahan Data

keabsahan data merupakan interpretasi konsep kesahihan (validitas) dan

keandalan (reliabilitas) dalam konteks penelitian kualitatif, disesuaikan dengan

persyaratan, kriteria, dan paradigma pengetahuan yang dianut. Untuk menjamin

keabsahan data, diperlukan penggunaan teknik pemeriksaan yang didasarkan pada

kriteria-kriteria tertentu. Para peneliti perlu menyesuaikan data dengan

persyaratan pengetahuan yang relevan dengan konteks zaman sekarang, dengan

merujuk pada kriteria tertentu seperti tingkat kepercayaan (credibility),

keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan

kepastian(confirmability).

3.6.1 Derajat Kepercayaan

3.6.1.1 Perpanjangan Pengamatan

Menurut Lexy J. Moleong, kriteria derajat kepercayaan (kredibilitas) berperan

dalam melakukan penyelidikan dengan cara yang memungkinkan pencapaian tingkat


kepercayaan terhadap temuan penelitian. Hal ini melibatkan demonstrasi tingkat

kepercayaan terhadap hasil penemuan melalui penelitian yang membuktikan secara

konkret pada realitas yang sedang diselidiki.

Peneliti yang melakukan penelitian di lapangan secara intensif menggali

informasi tentang kebudayaan dengan cara menguji kebenaran data dari berbagai

sumber, termasuk informan dan dirinya sendiri, dalam kurun waktu yang cukup lama.

Melalui keberadaannya di lapangan, peneliti secara bertahap membangun

kepercayaan subjek penelitian terhadap dirinya dan memperkuat kepercayaan dirinya

sendiri dalam mengumpulkan data penelitian. Proses perpanjangan pengamatan ini

bertujuan untuk memperoleh kepercayaan dari subjek penelitian dan membangun

keyakinan diri peneliti, dan hal ini terjadi melalui interaksi sehari-hari. Oleh karena

itu, peneliti diharapkan dapat menjaga sikap yang tidak terlalu mencolok agar

kenyamanan informan tetap terjaga selama proses penelitian.

3.6.1.2 Ketekunan Pengamatan

Ketekunan dalam pengamatan berarti secara konsisten mencari interpretasi

dengan berbagai metode yang terkait dengan proses analisis yang stabil atau bersifat

tentatif. Ini melibatkan identifikasi ciri-ciri dan elemen-elemen yang sangat relevan

dengan permasalahan atau isu yang sedang diselidiki, diikuti dengan fokus rinci pada

aspek-aspek tersebut. Saat melakukan perpanjangan pengamatan, peneliti diharapkan

untuk lebih mendalami konten yang diteliti Penting bagi peneliti untuk menunjukkan

kepedulian dan ketelitian tinggi ketika melakukan observasi, mendengarkan, dan


berinteraksi dengan informan untuk menghindari distorsi. Dalam konteks ini, peneliti

dapat memahami tanggapan informan, mengidentifikasi apakah informan bersikap

tidak jujur atau berusaha menipu, sehingga peneliti tidak perlu terburu-buru dalam

membuat keputusan terkait data yang diperoleh.

3.6.1.3 Trianggulasi

Triangulasi merupakan metode untuk memvalidasi data dengan

memanfaatkan suatu referensi atau perbandingan dari sumber lain. Salah satu teknik

triangulasi yang umum digunakan adalah melakukan pemeriksaan melalui berbagai

sumber. Pendekatan triangulasi dianggap sebagai strategi efektif untuk mengatasi

perbedaan konstruksi realitas dalam konteks suatu penelitian saat mengumpulkan data

mengenai berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai perspektif. Penelitian ini

menggunakan dua jenis triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber

sebagai pendekatan untuk memastikan validitas data yang dikumpulkan.

1) Triangulasi Tehnik

Triangulasi teknik melibatkan pemeriksaan data pada sumber yang identik

namun menggunakan metode atau teknik yang berbeda. Jika ada perbedaan yang

terdeteksi oleh peneliti selama pemeriksaan, peneliti akan melakukan diskusi dengan

sumber data tersebut untuk memastikan keakuratan informasi yang sebenarnya.


observasi

wawancara Sumber data

dokumentasi

Gambar 1: Skema Triangulasi Tehnik

2) Triangulasi Tehnik

Triangulasi sumber melibatkan pengecekan ulang data dari beberapa sumber

yang saling terkait dalam konteks topik penelitian. Hasil dari triangulasi sumber perlu

diuraikan, dikategorikan, dan dibedakan antara informasi yang serupa dan yang

berbeda, serta yang bersifat spesifik. Oleh karena itu, peneliti harus melakukan

analisis untuk mencapai suatu kesimpulan yang sesuai dengan data dari berbagai

sumber.

wawancara

Imam atau
KDPS
diakon
Umat

Gambar 2 Skema Triangulasi Sumber


3.6.2 Keteralihan (Transferability)

Keteralihan dalam penelitian kualitatif mencerminkan validitas eksternal,


menunjukkan sejauh mana hasil penelitian mencerminkan akurasi dan relevansi
dalam kehidupan subjek penelitian. Peneliti akan menyajikan laporan dengan uraian
yang jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Keberhasilan ini memberikan manfaat
bagi pembaca yang ingin memahami tulisan peneliti dengan baik. Keberhasilan itu
sangat bermanfaat bagi pembaca yang membaca hasil peneliti tentang Pelaksanaan
Tata perayaan sakramentali pemberkatan keluarga dan manfaatnya bagi umat di
Paroki Santo Yosep Delitua.

3.6.3 Kebergantungan

Kebergantungan merupakan indikator keberhasilan suatu penelitian ketika orang lain


mampu mengulang dan mereplikasinya. Proses penelitian melibatkan audit, di mana
depenabilitas dievaluasi oleh pembimbing atau auditor yang bersifat independen.
Pembimbing memberikan panduan tentang bagaimana peneliti dapat mulai
menentukan masalah, memasuki lapangan, menetapkan sumber data, menganalisis
data, serta memvalidasi dan menyimpulkan temuan penelitian.

3.7 Waktu dan Tahapan Penelitian


3.7.1 Waktu Peneliti
Peneliti menggunakan waktu sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh
Lembaga Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan.
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari hingga April 2024. Rincian
rencana waktu atau langkah-langkah penelitian disajikan oleh penulis melalui
tabel berikut.

(TABEL)
3.7.2 Tahapan penelitian
Tahapan penelitian terdiri dari 3 bagian yaitu:
3.7.2.1 Tahap Pra Penelitian Lapangan
Dalam tahap ini, peneliti diharuskan melaksanakan enam kegiatan, termasuk
merancang penelitian, memilih lokasi penelitian, mengurus izin, melakukan
pemetaan dan evaluasi lapangan, memilih serta menggandeng informan, dan
menyiapkan perlengkapan penelitian.

3.7.2.3 Tahap Analisis Data

Pada bagian ini, prinsip utama yang akan dibahas adalah analisis data,
sebagaimana telah dijelaskan oleh penulis pada sub bab sebelumnya. Pada tahap
ini, peneliti akan melakukan analisis data dengan menggunakan teknik reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai