Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS JENIS-JENIS PELAYANAN JASA DALAM BANK SYARIAH

DI INDONESIA

Muhammad Alyaafi
Program Studi Ekonomi Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Email: yaficoffee90@gmail.com

ABSTRACT
This research is motivated by the lack of knowledge about the types of services
available in Sharia Banks, especially in Indonesia. Islamic banks are financial
institutions that operate based on sharia principles, which prohibit the use of
interest and usury in financial transactions. Therefore, Islamic banks offer various
types of services that are different from conventional banks. This research aims to
analyze the types of services offered by Islamic banks using qualitative research
with library research. The research results show that Islamic banks offer various
types of services, such as Al-Wakalah (wakalah), Al-Kafalah (guarantee), Hiwalah
(fund transfer), Ar-Rahn (pawn), Al-Qardh (interest-free loan), As -Sharf (sale and
purchase transactions with a profit), and Ijarah (rent or rental financing).
Keywords: Services, Services, Sharia Bank

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi dari masih minimnya pengetahuan tentang jenis-
jenis pelayanan yang terdapat di dalam Bank Syariah khususnya di Indonesia. Bank
syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip
syariah, yang melarang penggunaan bunga dan riba dalam transaksi keuangan. Oleh
karena itu, bank syariah menawarkan berbagai jenis jasa layanan yang berbeda
dengan bank konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis
jasa layanan yang ditawarkan oleh bank syariah dengan menggunakan jenis
penelitian kualitatf dengan studi pustaka (library research). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bank syariah menawarkan berbagai jenis jasa layanan, seperti
Al-Wakalah (wakalah), Al-Kafalah (jaminan), Hiwalah (transfer dana), Ar-Rahn
(gadai), Al-Qardh (pinjaman tanpa bunga), As-Sharf (transaksi jual beli dengan
keuntungan), dan Ijarah (sewa atau pembiayaan sewa).
Kata Kunci : Jasa, Pelayanan, Bank Syariah

1
PENDAHULUAN
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan
prinsip-prinsip syariah, yang melarang penggunaan bunga dan riba dalam transaksi
keuangan. Prinsip-prinsip ini mengarahkan bank syariah untuk menawarkan jasa
layanan yang berbeda dengan bank konvensional. Dalam era globalisasi dan
perkembangan ekonomi yang pesat, peran bank syariah sebagai alternatif bagi
masyarakat yang mengutamakan prinsip-prinsip keuangan Islami semakin
mendapat perhatian. Bank syariah tidak hanya menjadi lembaga keuangan, tetapi
juga menjadi bagian integral dari sistem keuangan yang berorientasi pada nilai-nilai
etika dan moral dalam transaksi keuangan. Pentingnya bank syariah dalam
memberikan pilihan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah membuat
analisis mendalam terkait jenis-jenis jasa layanan yang ditawarkan menjadi suatu
kebutuhan. Kita perlu memahami bahwa bank syariah tidak hanya memberikan
alternatif dalam hal produk dan layanan, tetapi juga menjadi pilar dalam
membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan (Prasojo, 2023).
Dalam konteks ini, analisis jenis-jenis jasa layanan dalam bank syariah
menjadi penting untuk memahami bagaimana bank syariah memenuhi kebutuhan
nasabahnya. Jasa layanan dalam bank syariah mencakup berbagai produk dan
layanan, seperti Al-Wakalah, Al-Kafalah, Hiwalah, Ar-Rahn, Al-Qardh, As-Sharf,
dan Ijarah. Setiap jenis layanan ini memiliki karakteristik dan fitur yang berbeda,
yang memungkinkan nasabah untuk memilih sesuai dengan kebutuhan dan
preferensi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis jasa
layanan dalam bank syariah. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang jenis-
jenis jasa layanan, bank syariah dapat meningkatkan kualitas pelayanan mereka dan
memenuhi kebutuhan nasabah dengan lebih baik. Penelitian ini juga diharapkan
dapat memberikan landasan bagi pengambilan keputusan di tingkat strategis,
membantu bank syariah dalam meningkatkan daya saingnya, dan menjelma
menjadi kekuatan positif dalam transformasi ekonomi global yang semakin
terhubung. Serta meningkatkan pemahaman kita tentang peran bank syariah dalam
sistem keuangan yang berkelanjutan (Sukmaningrum & Yazid, 2022).

2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pelayanan
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia: pelayanan kata dasarnya
adalah layan dan kata kerjanya adalah melayani, artinya menolong, menyediakan
segala apa yang diperlukan orang lain. Sementara itu S. Lukman. dan Moenir dalam
Batinggi dan Badu (2009), juga mengatakan "pelayanan merupakan suatu kegiatan
atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan
orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan nasabah".
Sedangkan definisi pelayanan menurut Gronroos adalah suatu aktivitas atau
serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat
adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang
disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan
permasalahan nasabah (Ratminto, 2005). Dengan kata lain, Pelayanan merupakan
salah satu upaya untuk memenuhi ekspektasi nasabah dalam hal kecepatan
menangani komplain dan keramahan terhadap nasabah. (SMK, 2013).

2. Jasa
Jasa dapat diartikan sebagai sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara
simultan. Jadi, biasa tidak pernah ada dan hasilnya dapat dilihat setelah terjadi.
Misalnya bila anda potong rambut, jasa dikonsumsi ketika diproduksi, tetapi hasil
jasa tampak dan akan berakhir beberapa waktu. Keserentakan produksi dan
konsumsi merupakan perbedaan yang penting maka jasa tidak dapat diproduksi di
satu tempat dan dikirim ke tempat lain seperti barang dan juga tidak dapat disimpan.
Semua karakteristik ini dapat dihubungkan dengan pemberontakan produksi dan
konsumsi.
Jasa bank adalah semua aktivitas bank secara langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi, ya itu lembaga yang memperlancar terjadinya transaksi perdagangan
dan sebagai lembaga yang memperlancar peredaran uang serta sebagai lembaga
yang memberikan jaminan kepada nasabahnya (Supriyadi, 2018).

3
3. Perspektif Ekonomi Islam terhadap Pelayanan
Pelayanan adalah aktivitas atau rangkaian aktivitas yang tidak terlihat atau
tak tersentuh yang terjadi sebagai hasil interaksi antara konsumen dan bisnis.
Aktivitas yang tidak terlihat (untouchable) atau rangkaian aktivitas yang terjadi
sebagai akibat dari interaksi antara konsumen dan bisnis. Hal-hal yang disediakan
oleh perusahaan pemberi penghargaan untuk memecahkan masalah atau nasabah.
dalam Islam layanan diperlukan dalam layanan yang beroperasi sesuai dengan
prinsip prinsip syariah. Islam menekankan keabsahan suatu pelayanan yang
mempunyai niat yang baik, yaitu: 1). Pelayanan diberikan sesuai harapan nasabah
dengan kepuasan secara maksimum. 2). Terjadinya suatu kesulitan dalam
memberikan pelayanan tetapi konsumen tidak mengetahuinya. 3). Terjadinya
kesalahan pemberian pelayanan nasabah mengelak merasa tidak puas terhadap hasil
kerja pelaksana petugas pelayanan. Budaya kerja sebagai pelayan yang melayani
dalam Islam yang mengacu kepada sifat-sifat Nabi saw shiddiq, istiqamah,
fathanah, tablight dan amanah (Nurhadi, 2020).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatf dengan studi pustaka
(library research). Menurut Sugiyono (2019), metode penelitian kualitatif sering
disebut metode penilitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi
yang alamiah (natural setting). Sedangkan studi pustaka yaitu metode dengan
pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari
berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Ada Empat tahap
studi pustaka dalam penelitian yaitu menyiapkan perlengkapan alat yang
diperlukan, menyiapkan bibliografi kerja, mengorganisasikan waktu dan membaca
atau mencatat bahan penelitian (Menurut Zed,2004). Pengumpulan data tersebut
menggunakan cara mencari sumber dan menkontruksi dari berbagai sumber
contohnya seperti buku, jurnal dan riset- riset yang sudah pernah dilakukan. Bahan
pustaka yang didapat dari berbagai referensi tersebut dianalisis secara kritis dan
harus mendalam agar dapat mendukung proposisi dan gagasannya (Adlini et al.,
2022).

4
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengertian Jasa Bank
Jasa dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi
secara simultan. Jadi, jasa tidak pernah ada dan hasilnya dapat dilihat setelah terjadi.
Misalnya: bila Anda potong rambut, jasa dikonsumsi ketika diproduksi, tetapi hasil
jasa tampak dan akan berakhir beberapa waktu. Keserentakan produksi dan
konsumsi merupakan perbedaan yang penting. Jasa tidak dapat diproduksi di satu
tempat dan dikirim ke tempat lain seperti barang, juga tidak dapat disimpan. Semua
karakteristik ini dapat dihubungkan dengan keserentakan produksi dan konsumsi
(Mohammad Wisno Hamin, 2017).
Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik yang secara langsung maupun
tidak langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi, yaitu lembaga yang memperlancar terjadinya transaksi perdagangan,
sebagai lembaga yang memperlancar uang serta sebagi lembaga yang memberikan
jaminan kepada nasabahnya (Supriyadi, 2018).
Pelayanan jasa bank merupakan produk jasa bank yang diberikan kepada
nasabah untuk memenuhi kebutuhannya. Bank menawarkan produk jasa dengan
tujuan untuk memberikan pelayanan kepada nasabah bank atau pihak lain yang
memerlukannya. Dengan memberikan pelayanan jasa bank maka bank akan
memperoleh pendapatan yang diperoleh bank yang berasal dari pendapatan atas
produk jasa disebut dengan fee based income (Annisaa et al., 2019).

2. Jenis Pelayanan Jasa Dalam Bank Syariah


1. Al-Wakalah (Perwakilan)
Wakalah merupakan akad antara dua pihak yang mana pihak satu
menyerahkan, mendelegasikan, mewakilkan atau memberikan mandat kepada
pihak lain, dan pihak lain menjalankan amanat sesuai permintaan pihak yang
mewakilkan. Wakalah dapat diartikan sebagai pelimpahan kekuasaan seseorang
kepada oaring lain dalam menjalankan amanat tertentu dalam aplikasi perbankan,
bank syariah sebagai penerima mandat, mendapat kuasa dari nasabah untuk
mewakilkan urusannya

5
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan
kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu.
Adapun jenis-jenis pelayanan jasa yang diberikan bank syariah menggunakan akad
wakalah antara lain:
a. Kiriman uang (Transfer)
b. Kliring (clearing)
c. C Inkaso
d. Intercity clearing
e. Letter of credit
f. Payment
g. 2. Al-kafalah
Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam
pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab orang lain
sebagai penjamin. Dalam akad kafalah diperjanjikan bahwa seseorang memberikan
penjaminan kepada seorang kreditor yang memberikan utang kepada seorang
debitur, yang mana pihak yang penjamin memberikan jaminan bahwa utang yang
dilakukan oleh debitur kepada kreditor akan dilunasi oleh penjamin bila debitur
wanprestasi. Pemberi jaminan disebut kafil dan yang dijamin disebut makful.
Kafalah memiliki bebarapa macam yaitu :
a. Kafalah bin nafs : merupakan akad memberikan jaminan atas diri (personal
guarantee).
b. Kafalah bil maal: merupakan jaminan pembayaran barang atau pelunasan
utang.
c. Kafalah bit taslim: merupakan jaminan pengembalian atas barang yang
disewa, pada waktu masa sewa berakhir.
d. Kafalah al munjazah merupakan jaminan mutlak yang tidak dibatasi oleh
jangka waktu dan untuk kepentingan/ tujuan tertentu.
e. Kafalah al muallaqah merupakan penyederhanaan dari kafalah al munjazah,
baik oleh industri perbankan maupun asuransi.

6
Produk al-kafalah yang diberikan oleh bank syariah dalam bentuk bank
garansi. Bank garansi merupakan jasa yang diberikan oleh bank dalam rangka
memberikan jaminan kepada nasabah. Jaminan ini dapat diberikan oleh bank
kepada nasabah dalam mengikuti tender atas penawaran pekerjaan dari pemberi
kerja, serta untuk mengerjakan sesuatu untuk kepentingan pihak lain, dan berbagai
macam jaminan bank lainnya.
3. Hiwalah
Hiwalah adalah transaksi mengalihkan utang piutang. Dalam praktek
perbankan syariah fasilitas hiwalah lazimnya untuk membantu supplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank mendapat
ganti biaya atas jasa pemindahan piutang. Untuk mengantisipasi resiko kerugian
yang akan timbul, bank perlu melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang
berutang dan kebenaran transaksi antara yang memindahkan piutang dengan yang
berutang. Seperti seorang supplier bahan bangunan menjual barangnya kepada
pemilik proyek yang akan dibayar dua bulan kemudian. Karena kebutuhan supplier
akan likuiditas, maka ia meminta bank untuk mengambil alih piutangnya. Bank
akan menerima pembayaran dari pemilik proyek.
Beberapa produk jasa bank syariah yang menggunakan akad hiwalah antara
lain:
a. Factoring atau anjak piutang, dimana para nasabah yang memiliki piutang
kepada pihak ketiga memindahkan piutang itu kepada bank, bank lalu
membayar piutang tersebut dan bank menagihnya dari pihak ketiga.
b. Post dated check, dimana bank bertindak sebagai juru tagih,tagih tanpa
membayarkan dahulu piutang tersebut.
c. Bill discountig pada dasarnya sama dengan hawalah namun dalam bill
discounting nasabah harus membayar fee.
4. Ar-Rahn
Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai
ekonomis dan nilai jual sekurang-kurangnya serta dengan pinjaman yang diterima
menurut harga pasar. Dengan demikian pihak yang menehan memperoleh jaminan

7
untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Tujan akad rahn
adalah memberikan jaminan pembayaran kepada bank dalam memberikan
pembiayaan.
Produk rahn dalam perbankan dapat dipakai sebagai produk pelengkap
sebagai jaminan dalam pembiayaan, ataupun sebagai produk tersendiri atau yang
biasa dikenal dengan gadai. Ar-rahn atau rahn merupakan perjanjian penyerahan
barang yang digunakan sebagai agunan untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan.
Beberapa ulama mendefisikan rahn sebagai harta yang oleh pemiliknya digunakan
sebagai jaminan utang yang bersifat mengikat. Rahn juga diartikan sebagai jaminan
terhadap utang yang mungkin dijadikan sebagai pembayar kepada pemberi utang
baik seluruhnya atau sebagian apabila pihak yang berutang tidak mampu
melunasinya. Apabila nasabah wanprestasi, bank dapat melakukan penjualan
barang yang digadaikan atas perintah hakim. Nasabah mempunyai hak untuk
menjual barang tersebut dengan seizin bank. Apabila hasil penjualan melebihi
kewajibannya, kelebihan tersebut menjadi milik nasabah. Dalam hal hasil penjualan
tersebut lebih kecil daripada kewajibannya, maka nasabah harus menutupi
kekurangannya.
5. Al-qardh
Merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah dalam
membantu pengusaha kecil. Pembiayaan qard diberikan tanpa adanya imbalan. Al-
qard juga merupakan pemberian harta kepada orang lain yang dapat di tagih atau
diminta kembali sesuai dengan jumlah uang yang dipinjamkan, tanpa adanya
imbalan atau tambahan yang diminta oleh bank syariah.
Adapun aplikasi qard dalam perbankan biasanya dalam empat hal, yaitu:
a. Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji diberikan
pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji.
Nasabah akan melunasinya sebelum keberangkatan haji.
b. Sebagai pinjaman tunai (cas advanced) dari produk kartu kredit syariah,
dimana nasabah diberi keleluasan untuk menarik uang tunai milik bank
melalui ATM. Nasabah akan mengembalikannya sesuai waktu yang
ditentukan.

8
c. Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, dimana menurut perhitungan
bank akan memberatkan sipengusaha bila diberikan pembiayaan dengan
skema jual beli, ijarah dan bagi hasil.
d. Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank menyediakan
fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus bank.
Pengurus bank akan mengembalikan dana pinjaman itu secara cicilan
melalui pemotongan gajinya.
6. As-sharf
Merupakan pelayanan jasa bank syariah dalam pertukaran mata uang.
Pertukaran antara valas dan rupiah dibolehkan apabila pertukaran ini ditujukan
untuk spekulasi. Arti harfiah sharf adalah penambahan. penukaran, penghindaran,
pemalingan, atau transaksi jual beli. Sharf dapat diartikan transaksi jual beli antara
mata uang yang satu dengan mata uang lainnya. Misalnya antara US dollar dan
rupiah, dan singapore dollar dengan malaysian ringgit.
Transaksi sharf dapat dibenarkan jika sesuai dengan persyaratan antara lain:
a. Nilai tukar antar mata uang yang akan diperjualbelikan telah dikuasai secara
langsung oleh penjual dan pembeli. Penguasaan dimaksud ialah terkait
dengan fisik maupun hukumnya.
b. Bila pertukaran antara mata uang yang sejenis, maka jumlah dan nilainya
harus sama.
c. Dalam sharf tidak boleh ada tenggang waktu antara transaksi dan saat
penyerahan uang, artinya pertukaran ini harus dilakukan secara tunai.
d. Transaksi sharf tidak untuk spekulasi, akan tetapi transaksi terjadi karena
kedua pihak saling membutuhkan untuk melakukan jual beli mata uang.
7. Ijarah
Ijarah merupakan kontrak antara bank syariah sebagai pihak yang
menyewakan barang dan nasabah sebagai penyewa, dengan menentukan biaya
sewa yang telah disepakati oleh pihak bank dengan pihak penyewa. Konsep Al-
Ijarah dalam perbankan syariah sama seperti sewa-menyewa pada umumnya,
namun yang membedakannya adalah bahwa pada perbankan syariah ada suatu sewa
yang pada akhir masa kontrak, diberikan pilihan kepada nasabah untuk memiliki

9
barang tersebut atau tidak, yang biasa disebut dengan sewa beli (Fitriani &
Nazaruddin, 2022). Barang-barang yang dapat disewakan pada umumnya yaitu aset
tetap, seperti gedung, mesin dan peralatan, kenderaan, dan aset tetap lainnya.
Adapun jenis kegiatan jasa dalam ijarah antara lain penyewaan kotak
simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen
(custodian). Kemudian bank mendapatkan sewa dari jasa tersebut (Rahma, 2019).

KESIMPULAN
Bank Syariah menyediakan berbagai produk dan layanan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Produk dan layanan tersebut mencakup Al-Wakalah
(wakalah), Al-Kafalah (jaminan), Hiwalah (transfer dana), Ar-Rahn (gadai), Al-
Qardh (pinjaman tanpa bunga), As-Sharf (transaksi jual beli dengan keuntungan),
dan Ijarah (sewa atau pembiayaan sewa). Bank syariah berkomitmen untuk
mematuhi prinsip-prinsip syariah yang melarang riba dan mempromosikan keadilan
dan keberlanjutan dalam semua produk dan layanan yang mereka tawarkan kepada
nasabah. Dengan menyediakan berbagai jasa layanan ini, bank syariah bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan finansial nasabah dengan cara yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah. Bank syariah memberikan kontribusi positif terhadap
keuangan Islam dengan menawarkan solusi keuangan yang sesuai dengan nilai-nilai
dan etika Islam.

10
DAFTAR PUSTAKA
Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. J. (2022).
Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka. Edumaspul: Jurnal Pendidikan,
6(1), 974–980. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3394
Annisaa, A., Ismail, N., & Hidayat, I. N. (2019). Sejarah Hukum Perbankan Syariah
di Indonesia. Ijtihad Jurnal Hukum Dan Ekonomi Islam, 13(2), 247–264.
Fitriani, D., & Nazaruddin. (2022). Ijarah dalam Sistem Perbankan Syariah. Al-
Hiwalah: (Sharia Economic Law), Volume 1(1), 37–52.
https://doi.org/10.47766/alhiwalah.v1i1.895
Mohammad Wisno Hamin. (2017). Perlindungan Hukum bagi Nasabah (Debitur)
Bank sebagai Konsumen Pengguna Jasa Bank Terhadap Risiko dalam
Perjanjian Kredit Bank. Lex Crimen, VI(1), 115–122.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/15085
Nurhadi, N. (2020). Konsep Pelayanan Perspektif Ekonomi Syariah. EkBis: Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis, 2(2), 137. https://doi.org/10.14421/ekbis.2018.2.2.1100
Prasojo, W. A. (2023). KEPUASAN NASABAH ( Studi Pada Nasabah Yang
Menabung di Bank Syariah WIWIT ARIF PRASOJO PERBANKAN
SYARIAH LAMPUNG 1444 H / 2023 M. Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
Rahma, T. I. F. (2019). Perbankan syariah I. Buku Diktat, 100–117.
SMK, D. P. (2013). Dasar-dasar perbankan.
Sukmaningrum, D. A. S., & Yazid, M. (2022). Analisis Akad Ijarah Dalam Praktik
Produk Pembiayaan Lembaga Keuangan Di Indonesia. Al Fiddhoh: Journal of
Banking, Insurance, and Finance, 3(2), 81–97.
https://doi.org/10.32939/fdh.v3i2.1421
Supriyadi, A. (2018). Bank Syariah Dalam Perspektif Filosofis,Yuridis Dan
Sosiologis Bangsa Indonesia. MALIA: Journal of Islamic Banking and
Finance, 1(1), 1–14. https://doi.org/10.21043/malia.v1i1.3980

11

Anda mungkin juga menyukai