Anda di halaman 1dari 1

Muda jiwa, selamanya muda Di masa masih sebebas itu (oh, di masa)

Kisah kita abadi selamanya Rasa takut yang tak pernah mengganggu
Muda jiwa, selamanya muda Di masa naluri bahaya
Kisah kita abadi selamanya Dulu tingginya lebihi logika

Masihkah kau mengingat di saat kita masih (wu u uu uu.. hu u uu uu.. uh..)
17? (wu u uu uu.. hu u uu uu.. uh..)
Waktu di mana tanggal-tanggal merah terasa
sungguh meriah Muda jiwa, selamanya muda
Masihkah kauingat cobaan terberat kita, Kisah kita abadi selamanya
Matematika?
Masihkah engkau ingat lagu di radio yang (kita masih sebebas itu)
merdu mengudara? kita masih sebebas itu
(Rasa takut yang tak pernah mengganggu)
Kita masih sebebas itu Rasa takut yang tak pernah mengganggu
Rasa takut yang tak pernah mengganggu (Batas naluri bahaya, oh-oh)
Batas naluri bahaya (Dulu tingginya lebihi logika)
Dulu tingginya lebihi logika
Sederas apa pun arus di hidupmu
(wu u uu uu.. hu u uu uu.. uh..) Genggam terus kenangan tentang kita
(wu u uu uu.. hu u uu uu.. uh..) Seberapa pun dewasa mengujimu
Takkan lebih dari yang engkau bisa
Putaran Bumi dan waktu yang terus berjalan
menempa kita Dan kisah kita
Walau kini kita terpisah, namun, jiwaku tetap abadi untuk s'lama-lamanya
di sana (hey)

Anda mungkin juga menyukai