SKRIPSI
Oleh :
ASTRID INDRASWARI
168110086
FAKULTAS PSIKOLOGI
PEKANBARU
2022
HALAMAN PERNYATAAN
NPM 168110086
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang telah saya buat dengan judul
“Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Kesiapan Menikah Pada
Dewasa Awal” adalah orisinil atau tidak plagiat (menjiplak) dan belum pernah
diterbitkan atau dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata saya
memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa
tugas akhir yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan
tertentu, saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan
saya dari Universitas Islam Riau dicabut atau dibatalkan.
Yang Menyatakan,
Astrid Indraswari
168110086
i
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Seorang wanita berusia 57 tahun yang membesarkan ketiga anaknya dengan kasih
sayang yang melimpah serta memainkan peran sebagai ayah dengan baik.
ii
MOTTO
iii
KATA PENGANTAR
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam kepada
junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari
zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
Psikologi Universitas Islam Riau untuk syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Psikologi Strata satu (S1) pada jurusan Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Islam Riau Pekanbaru. Adapun judul skripsi ini adalah “Hubungan
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
1. Bapak Prof. Dr. H. Syafrinaldi., S.H., M.C.,L selaku Rektor Universitas Islam
Riau.
iv
2. Bapak Yanwar Arief, M.Psi., Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi
3. Bapak Dr. Fikri, S.Psi., M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Psikologi
5. Ibu Yulia Herawaty, S.Psi., MA, selaku Wakil Dekan III Fakultas Psikologi
6. Ibu Juliarni Siregar, M.Psi., Psikolog, selaku Ketua Program Studi Fakultas
8. Bapak Ahmad Hidayat, S.Th.I. M.Psi., Psikolog, selaku dewan penguji sidang
skripsi.
9. Bapak Dr. Sigit Nugroho, M.Psi., Psikolog, selaku dosen pembimbing skripsi
10. Ibu dr. Raihanatu Binqalbi Ruzain, M.Kes, selaku dosen pembimbing
v
11. Bapak Bahril Hidayat, M.Psi., Psikolog, Ibu Icha Herawati, S.Psi., M.Soc.Sc,
Ibu Irfani Rizal, S.Psi., M.Si, Ibu Irma Kusuma Salim, M.Psi., Psikolog, Ibu
Leni Armayati, S.Psi., M.Si, Ibu Nindy Amita, M.Psi., Psikolog, Ibu Syarifah
Farradina, S.Psi., MA., Ph.D, Ibu T.Nila Fadhlia, M.Psi., Psikolog, Bapak
Tukiman Khateni, S.Ag., M.Si, Ibu Wina Diana Sari, S.Psi., M.B.A, selaku
dukungan yang sangat bermanfaat serta telah memberikan ilmu dan berbagai
Riau.
12. Kepala Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau, Bapak Zulkifli
Nur, SH dan seluruh staf serta karyawan Tata Usaha Fakultas Psikologi
Universitas Islam Riau, Bapak Ridho Lesmana, S.T, Bapak Wan Rahmad
Maulana, S.E, Ibu Masriva, S.Kom, Ibu Liza Fahrani, S.Psi, Ibu Eka Mailina,
S.E, dan Bapak Bambang Kamajaya Barus, S.P, yang telah membantu dalam
13. Terima kasih kepada orangtua penulis yang telah memberikan dukungan dan
motivasi utama bagi penulis untuk dapat segera menyelesaikan skripsi ini.
14. Terima kasih untuk Astrid Indraswari aka diri sendiri yang tetap memilih
vi
15. Terima kasih kepada Widha Nurina Azizah, Fani Nathania, Gusri
menyelesaikan skripsi
16. Terima kasih kepada Tika Wahyuningsih, S.Pd yang selalu menjadi keluh
kesah penulis disaat ingin sambat tentang dunia ini. Terima kasih untuk
17. Terima kasih kepada Bagas Rukmana, S.Psi, Riva Budi Astuti, S.Psi, Yossie
May Saputri, S.Psi, Fitri Suciati, S.Psi, Domu Petrus, S.Psi, Syahroni Abas,
S.Psi, Faramia Karunia Asmed, S.Psi, Ratih Anjaswari, S.Psi, Akbar Sandi,
Terima kasih banyak karena sudah memberi banyak kenangan indah. Sehat
18. Terima kasih kepada Ratih Puspita Sari, S.T, Apt. Rine Larasati, S.Farm,
Maryani, S.Pd, Nindy Prastika, S.Pd, Nelsi Syahputrizal, S.Pd, Putri Melia,
S.Pd, Rada Nofrita, S.Pd yang selalu memberikan dorongan, semangat dan
motivasi kepada penulis. Terima kasih banyak, selalu sehat di perantauan dan
19. Kepada seluruh teman-teman angkatan 2016 dan angkatan 2017 yang tidak
v
20. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bersedia membantu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
Astrid Indraswari
v
DAFTAR
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................i
PERSEMBAHAN...........................................................................................ii
MOTTO...........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xiii
ABSTRAK.......................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................11
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................11
A. Manfaat Teoritis..................................................................................11
B. Manfaat Praktis....................................................................................11
x
DAFTAR
4.2 Pelaksanaan Penelitian..............................................................................42
4.3 Hasil Analisis Data....................................................................................43
4.3.1 Data Demografi................................................................................43
4.3.2 Deskripsi Data Penelitian.................................................................45
4.4 Uji Asumsi.................................................................................................48
4.4.1 Uji Normalitas..................................................................................48
4.4.2 Uji Linearitas....................................................................................49
4.4.3 Uji Hipotesis.....................................................................................49
4.5 Pembahasan...............................................................................................50
BAB V PENUTUP..........................................................................................56
5.1 Kesimpulan................................................................................................56
5.2 Saran..........................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................58
LAMPIRAN
x
DAFTAR
Tabel 3.1 Blue Print skala Kesiapan Menikah sebelum Try Out.....................34
Tabel 3.2 Blue Print skala Kematangan Emosi sebelum Try Out...................35
Tabel 4.1 Blue Print skala Kesiapan Menikah setelah Try Out.......................40
Tabel 4.2 Blue Print skala Kematangan Emosi setelah Try Out......................41
x
DAFTAR
x
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN
MENIKAH PADA DEWASA AWAL
ASTRID INDRASWARI
168110086
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
ABSTRAK
x
THE RELATION BETWEEN EMOTIONAL MATURITY
ASTRID INDRASWARI
168110086
FACULTY OF PSYCHOLOGY
RIAU ISLAMIC UNIVERSITY
ABSTRACT
x
ارتباط بين نضج العاطفة بانتباء الزواج لدى البالغ في المرحلة األولى
أستريد إندراورسيه
116118861
ملخص
كان بىاء االسشة السعُذة َحخاج إًل اوخباء ووضج العاطفت الُجذة .إن اوخباء ووضج العاطفت أمش
هام فٍ اسخعذاد الزواج .إرا كان ُسخزوج البالغ البذ علُه لُخىفش
هزه الششُطه .ولكه الظىاهش المىجىدة ٍف المجخمع وجىد البالغ َؤخش الزواج.
َ
َ هذف هزا البحث إًل معشفت اسحباط ُبه وضج العاطفت باوخباء الزواج لذي البالغ.
غٌش هىلى وعذدها
عىت البحث ٍه البالغ فٍ المشحلت األولً فٍ إوذسا ُ
كاوج ُ
3.450
r Spearmanبىُخجت اسحباط Rank بالغا .وححلل الُباواث ححلُل اسحباط 033
فالخالصت ٍه وجىد اسحباط ُبه وضج )p 3،35 333٠، p signifikan ووُخ جت
< (
العاطفت باوخباء الزواج لذي البالغ ٍف المشحلت األولً .وظشا إلً ما سبق فخكىن
ضت البحث مقبىلت.
فش ُ
x
BAB
PENDAHULUAN
dialami setiap orang (Hurlock, 1999). Pada masa dewasa ini, individu
masuk kategori dewasa memainkan tanggung jawab serta peran yang penting.
Individu tidak bergantung lagi pada orang tua mereka secara finansial, sosial,
dan psikologis. Permasalahan yang akan dihadapi individu saat ini dapat
diri yang kuat, tangguh dan bertanggung jawab untuk masa depannya.
awal. Masa dewasa awal adalah momen seseorang meninggalkan rumah dan
taraf tertinggi. Dewasa awal ini mempunyai kesehatan yang baik serta daya
1
2
tahan tubuh kuat, dimana mereka bisa dengan mudah melakukan banyak
Individu dewasa awal ini akan fokus pada diri sendiri, sehingga akan
sosial, tugas dan komitmen kepada orang lain (King, 2010). Kehidupan sosial
dan psikologis yang dihadapi individu semakin rumit, selain memasuki dunia
kerja, individu juga akan mulai mempersiapkan diri untuk menikah dan
yakni sebuah tugas yang timbul dalam suatu waktu pada kehidupannya tiap
orang. Jika individu dapat menyelesaikan tugas ini, ia bisa dengan mudah
akan mengalami kehidupan berumah tangga dan juga melewati tekanan akan
tuntutan untuk segera menikah dari orang tua atau teman. Kondisi tersebut
3
masyarakat.
yakni “ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai sepasang
suami istri yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
tahun serta untuk perempuan yakni 16 tahun. Tetapi secara umum usia
Saat ini, masih banyak individu dewasa awal yang masih belum
batasan umur seseorang untuk sudah menikah, namun jika seseorang sudah
memiliki umur yang matang untuk menikah tetapi belum juga menikah maka
itu menjadi hal yang tak lazim. Kasus seperti ini sudah banyak terjadi bahkan
belakangan. Adapun di tahun 2018 jumlah dewasa pria serta wanita yang
ditahun 2020. Sehingga pada dewasa pria serta wanita yang telah
Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2020 (2020)
mencatat bahwa dalam tiga tahun terakhir, penduduk dalam rentang usia 15-
tahun 2018 jumlah dewasa laki-laki yang belum menikah sebanyak 36,41%
naik menjadi 37,91% di tahun 2019 dan menjadi 38,51% pada tahun 2020.
Pada dewasa berjenis kelamin perempuan pada tahun 2018 sebanyak 22,60%
naik menjadi 23,10% di tahun 2019 dan pada 2020 menjadi 25,57%.
pernyataan Hurlock (1999), ketika individu berumur dua puluh tahunan belum
pernikahan, namun jika individu berusia tiga puluhan maka tujuan hidupnya
pernikahan. Berdasarkan data Badan Pusat Statisik (BPS) dari Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) bahwa tingkat perceraian dari tahun 2015 sampai
terfokus dengan pekerjaan sejumlah 57,5%, faktor ke-3 yakni trauma akibat
cerai sejumlah 52,5%, faktor ke-4 yakni narsisme serta egosentrisme sejumlah
47,5%, faktor ke-5 yakni identifikasi pada orang tua secara ketat sejumlah
42,5%, serta terakhir yakni asumsi tidak mendapat jodoh sejumlah 22,5%.
melejang termasuk sesuatu yang tidak umum (Hurlock, 1999). Budaya yang
6
ibu pada suatu keluarga, supaya dia dengan sepenuhnya dihargai selaku
bagian dari masyarakat. Kemudian dalam sisi lainnya, laki-laki dengan usia
Hal ini menunjukkan bahwa secara pandangan jenis kelamin, dorongan untuk
dibanding laki-laki.
pernikahan.
individu harus siap terlibat dalam hubungan intim, menerima tanggung jawab
tingkat pendidikan yang tinggi serta juga karir yang baik akan mengalami
Hal ini ditemui dari hasil wawancara awal pada tanggal 24 November
dimana beberapa faktor yang mendasari menunda untuk menikah yaitu belum
yang akan menikah diharuskan bisa menyiapkan dirinya dengan baik sehingga
pasangannya (Suryani, 2007). Jika seseorang mampu memenuhi dua aspek itu
pernikahan.
wanita yang terpenting yakni siap secara emosi sementara untuk pria yakni
siap secara finansial. Umur ideal untuk pria dalam melangsungkan pernikahan
yakni 27 tahun, serta 23 tahun untuk wanita. Usia rata-rata dari pria ketika
keluarga menjadi tugas krusial serta harus dengan baik diselesaikan walaupun
Individu dengan kematangan emosi baik akan cenderung lebih mampu dalam
keharmonisan keluarga.
bertindak dan juga belajar merespons setiap permasalahan yang terjadi pada
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Penelitian ini diharap menjadi acuan untuk individu yang berada pada
TINJAUAN PUSTAKA
nikah yakni perjanjian diantara pria serta wanita untuk secara resmi
Perkawinan No.1 Tahun 1974 yakni “ikatan lahir batin antara seorang pria
merupakan sebuah kondisi siap siaga dalam memahami suatu hal dalam
13
1
Kesiapan ini mencakup kesiapan finansial, usia, peran, sosial, serta emosi.
membentuk relasi pada individu lain secara intim. Kesiapan menikah pun
untuk menjalin sebuah hubungan secara lahir batin diantara laki-laki serta
serta keluarga yang diakui oleh masyarakat, hukum, serta agama (Dewi,
2006).
1
tangga.
besar pada masa peralihan ke arah usia dewasa. Individu di masa dewasa
finansial.
1
lawan jenis, siap bertanggung jawab atas tugas yang akan diemban, siap
untuk menerima segala perbedaan dari pasangan, serta siap mengasuh anak
a. Kesiapan Fisik
b. Kesiapan Sosial
Individu diharap siap untuk mengemban status baru sebagai suami atau
c. Kesiapan Psikis
d. Kesiapan Ekonomi
melangsungkan pernikahan.
menikah.
yang mapan dan juga pendapatan yang besar maka individu tersebut
merasa nyaman, rasa mau menerima diri sendiri serta individu lain,
2
perasaan yang timbul pada saat individu ada pada sebuah situasi ataupun
perasaan senang ataupun tidaknya dari individu yang tengah berada pada
situasi tertentu.
emosi yang konsisten serta stabil. Individu juga dinyatakan mampu meraih
situasi yang tidak diharapkan dengan berpikir secara rasional serta dapat
a. Kemandirian.
diinginkannya.
c. Kemampuan Beradaptasi
Seseorang dengan emosi matang akan lebih peka pada emosi individu
f. Kemampuan Berempati
amarah dan bisa memahami hal apa sajakah yang bisa memicu
amarah.
emosi yakni bisa memberi reaksi emosional dengan baik, bisa mengontrol
berlebihan.
sesuatu harus dilandasi oleh pemikiran yang matang serta tidak di ubah-ubah
oleh suasana hati (Hurlock, 1999). Kematangan emosi sangat penting untuk
emosi yang baik individu tentunya mampu mengontrol perasaan yang tak
berkepanjangan.
pasangan dengan kesiapan menikah yang matang serta emosi yang stabil akan
tergolong tinggi dalam tingkat kematangan emosi dan juga kesiapan menikah.
pekerjaan dan pendidikan yang tinggi maka dapat diartikan siap untuk
menikah.
sosial, seberapa lama pasangan saling kenal, pengertian cinta dari individu,
terhadap satu pasangan, kesiapan emosi memainkan peran sebagai orang tua,
telah menuntaskan pendidikan, dan kemauan serta kesiapan orang tua dalam
mempunyai pekerjaan serta belum siap secara materi. Alasan berikutnya yakni
Penelitian dari Sari, Khasanah, dan Sartika (2016) yang judulnya “Studi
pernikahan, serta sejumlah 67% lainnya menganggap mereka siap serta tidak
penting.
METODE PENELITIAN
Keadaan siap sedia yang perlu individu miliki guna menyiapkan diri
baik secara spiritual, mental, serta fisik untuk meraih tujuan dari
29
3
sampling.
dilaksanakan secara acak tanpa melihat strata pada populasi serta seluruh
sampel dari Issac dan Michael. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah
slovin:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁. (𝑒)2
1.200
𝑛=
1 + 1.200. (0,05)2
1.200
𝑛=
4
𝑛 = 300
3
Dimana:
𝑛 = Jumlah Sampel
N= Jumlah Populasi
e = Error
dengan respons pada pertanyaan (Azwar, 2015). Sebuah skala harus diuji
diberikan kepada subjek penelitian. Syarat alat ukur yang valid yakni sesuai
sebuah fenomena ataupun objek (Sugiyono, 2014). Skala ini terdiri dari
diukur, sedangkan unfavourable tidak sesuai dengan objek yang diukur. Tiap-
tiap skala mempunyai empat opsi pilihan, yakni SS (sangat setuju), S (setuju),
untuk mendapatkan data. Kumpulan pernyataan terkait suatu objek sikap yaitu
skala sikap (Azwar, 2015). Setiap respon yang diberikan oleh responden dapat
dan kesiapan ekonomi. Skala ini yakni skala likert yang mencakup dua
untuk S, skor 2 untuk TS, serta skor 1 untuk STS. Sementara penilaian
jawaban unfavorable yaitu skor 1 untuk SS, skor 2 untuk S, skor 3 untuk
TS, serta skor 4 untuk STS. Blue print untuk skala kesiapan menikah
Tabel 3.1
Blue Print Skala Kesiapan Menikah Sebelum Try Out
Nomor Aitem Juml
No Aspek
Favorable Unfavorable ah
1 Kesiapan Fisik 36,35,34,33,32 1,2,3,4,5 10
2 Kesiapan Psikologis 27,26,25,24,23,22 10,11,12,13,14,15 12
3 Kesiapan Sosial 16,17,18,19,20,21 30,29,28 9
4 Kesiapan Ekonomi 6,7,8,9 31 5
Total Aitem 21 15 36
Sakal ini peneliti adaptasi dari skala yang disusun Katkovsky dan
Gorlow (dalam Putri, 2018) dengan validitas dan reliabilitas sebesar 0,894
amarah.
serta unfavourable.
3
Tabel 3.2
memahami, merasakan
dan menghargai
pendapat orang lain
- Mampu mengendalikan
Kemampuan
serta mengolah rasa
menguasai 7,9,16 5,8 5
amarah kedalam
amarah
bentuk
hal yang positif
Total Aitem 27
Validitas memiliki arti seberapa jauh akurasi skala ataupun tes untuk
terkait gambaran reliabilitas yang diukur sejalan pada yang pengukuran itu
beda memuaskan, tetapi bila total butir yang lolos tidak memenuhi apa
yang diharapkan, artinya batas itu bisa peneliti turunkan hingga ≤ 0,25
lainnya, tetapi ide pokok dari reliabilitas yakni seberapa jauh hasil dari
ada diantara 0-1, dimana nilai yang tinggi menandakan reliabilitas lebih
dengan kesiapan menikah pada dewasa awal Kabupaten Indragiri Hulu. Data
Berdasarkan hal tersebut bila didapati p > 0,05 menandakan data dinyatakan
tidak. Norma yang berlaku yakni bila didapati p < 0,05 menandakan data
dinyatakan linier, namun bila didapati p > 0,05 menandakan data tidak linear
(Azwar, 2015)
Uji coba akan peneliti laksanakan pada 28 Mei 2021 – 11 Juni 2021
pada laki-laki serta perempuan dewasa awal berusia 22-30 tahun yang
berjumlah 100 orang dengan menyebarkan skala try out yang memiliki 36
aitem bagi skala kesiapan menikah dan 27 aitem bagi skala kematangan
39
4
Hal ini dapat dilihat pada nilai Alpha Cronbach’s melalui dukungan SPSS
pada aitem dengan koefisien > 0,275. Sedangkan melalui uji coba
terdapat 4 aitem yang gugur yaitu 10, 17, 20, 32. Dapat dilihat dari
Tabel 4.1 Blue Print Skala Kesiapan Menikah (Setelah Try Out)
Nomor Aitem
No Aspek Favorable Unfavorable Total
1 Kesiapan Fisik 36,35,34,33,32 1,2,3,4,5 9
2 Kesiapan Psikologis 27,26,25,24,23,22 10,11,12,13,14,15 11
3 Kesiapan Sosial 16,17,18,19,20,21 30,29,28 7
4 Kesiapan Ekonomi 6,7,8,9 31 5
Total Aitem 18 14 32
Aitem yang di bold adalah aitem yang gugur.
4
gugur, yakni 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 23, 25, dan 26.
Tabel 4.2 Blue Print Skala Kematangan Emosi (Setelah Try Out)
No Aitem
Aspek Indikator Favorable Unfavorable Total
- Mampu memutuskan apa
yang dikehendaki.
- Mampu
Kemandirian 14,26 3,6,10,15 2
mempertanggungjawabk
an keputusan yang
diambil
- Menerima kenyataan
bahwa apa yang dimiliki
Kemampuan oleh dirinya tidak sama
menerima dengan apa yang dimiliki 21 4,23 1
realitas orang lain.
- Mampu untuk
memahami perbedaan
- Mampu mengatasi
segala situasi yang
dialami
Kemampuan - Mampu berorientasi
2,12,22 2
beradaptasi dengan cepat
terhadap segala
macam situasi
ataupun permasalahan
yang sedang dialami
Kemampuan - Memiliki kepekaan
merespon dalam menghadapi 13,19 27 3
dengan tepat situasi yang dialami serta
4
memiliki kepekaan
terhadap kebutuhan
emosi orang lain
- Mampu
menyeimbangkan
kebutuhan diri sendiri
Kapasitas
serta kemampuan
untuk 17,25 1,11 2
seseorang dalam melihat
seimbang
situasi dari berbagai
sudut pandang suatu
permasalahan
- Mampu menempatkan
posisi pada diri orang
Kemampuan lain serta mampu
20,24 18 2
berempati memahami, merasakan
dan menghargai
pendapat orang lain
- Mampu mengendalikan
Kemampuan
serta mengolah rasa
menguasai 7,9,16 5,8 1
amarah kedalam bentuk
amarah
hal yang positif
Total Aitem 8 5 13
Aitem yang di bold adalah aitem yang gugur.
melalui google form untuk dibagikan kepada 300 responden. Pada tanggal 01
kelamin, serta status hubungan. Deskripsi data juga bisa dilihat pada tabel
Berdasarkan dari hasil tabel 4.3 dapat dilihat pada usia 20 tahun
responden (45,7%).
(Hipotetik)
menikah
emosi
pada variabel kematangan emosi skor yang diperoleh bergerak dari rentang
54 sampai 79.
Mean dan Standar Deviasi hipotetik dari tia-tiap skala. Hasil deskriptif
66,82.
Sangat : X ≤ M – 1.5
Keteranga
4
M : Mean Empirik
SD : Standar Deviasi
menikah terbanyak dengan jumlah frekuensi 120 dari 300 responden dan
normal atau tidak normal. Adapun ketentuan yang digunakan agar dapat
mengetahui normal atau tidaknya data yaitu apabila p > 0,05 maka sebaran
data dapat dikatakan normal, sebaliknya apabila p < 0,05 maka sebaran
data dapat dikatakan tidak normal (Azwar, 2015). Pada uji normalitas ini
normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai K-SZ untuk variabel
dengan signifikasi 0,002 (p < 0,05). Dari hasil tersebut dapat dikatakan
variabel bebas yaitu kematangan emosi dan variabel terikat yaitu kesiapan
p < 0,05 maka kedua variabel dikatakan linear dan sebaliknya apabila p >
F sebesar 94,630 dan nilai p sebesar 0,000 (p < 0,05), maka dapat
dengan bantuan program komputer SPSS 16.0 for windows yang berguna
R Sig Keterangan
nilai sig (p) sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan arah hubungan
yang positif, maka dapat diartikan semakin tinggi kematangan emosi maka
dewasa awal.
4.5 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan pada 300 responden dengan rentang usia 20-
hubungan yang signifikan antara dua variabel yaitu kematangan emosi dan
kesiapan menikah, karena diperoleh nilai korelasi sebesar 0,459 dengan nilai
signifikan sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini menjelaskan bahwa hipotesis
Hal ini sejalan dengan penelitian Fitriani dan Handayani (2019) dengan
terdapat hubungan yang positif. Kematangan emosi menjadi salah satu kunci
individu yang memiliki kematangan emosi yang baik, ketika memasuki dunia
secara logika sebelum bertindak serta tidak bersifat emosional dan mudah
karena menjadi dasar dalam memutuskan untuk siap atau tidaknya individu
hal yang harus dimiliki individu. Informasi mengenai kesiapan menikah yang
menerima tanggung jawab dan memainkan peran baru menjadi suami atau
istri dengan baik. Stinnett (1969) juga mengatakan bahwa kesuksesan dalam
menggali potensi yang ada di dalam dirinya namun justru memilih untuk
Namun dari 118 responden, terdapat 81 responden yang belum siap untuk
5
menikah dikarenakan belum siap secara mental dan emosi ditambah masih
menganggap dirinya tidak siap untuk menikah maka semakin tidak ada
tidak memiliki kematangan emosi yang baik maka akan sulit untuk
individu yang sudah siap untuk menikah namun tidak memiliki kematangan
pernikahannya kelak.
5.1 Kesimpulan
responden dari usia 20-32 tahun serta memiliki status hubungan lajang
berjumlah 191 orang (63,7%) dan berpacaran berjumlah 109 orang (36,3%).
nilai signifikan 0,069 (p < 0,05) yang menunjukkan variabel ini tidak
terdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji linieritas signifikan pada F < 0,05
signifikan > 0,05 dinyatakan tidak linear. Pada penelitian ini didapat hasil F=
94,630 dengan nilai signifikan 0,000 ( < 0,05) yang dapat disimpulkan
kemudian nilai signifikan dari kedua variabel yaitu 0,000 (p < 0,05). Hal
5
57
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif pada kedua variabel dan
5.2 Saran
Sesuai hasil penelitian penulis memiliki saran yang harus dilakukan yaitu:
Bagi dewasa awal yang akan segera menikah diharapkan agar dapat
Blood, M. B. (1978). Marriage (3rd ed). New York, US: Free Press.
Chaplin, J. P. (2002). Kamus lengkap psikologi. Terj. Dr. Kartono dan Kartini.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Dewi, Ika Sari. (2006). Kesiapan menikah pada wanita dewasa awal yang
bekerja. (Skripsi). Medan: USU Repository.
Duvall, Evelyn M. & Miller, Brent C. (1985). Marriage and family development
(6th ed). New York: Harper & Row Publishers.
Erickson, E. H. (1963). Chilhood and society (2nd ed). New York: Norton.
58
5
Ghalili, Z., Etemadi, O., Ahmadi, S., Fatehizadeh, M., & Abedi, M. R. (2012).
Marriage readiness criteria among young adults of isfahan: a qualitative
study. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research In Business,
4(4), 1-5.
Jati, Sri Nugroho. (2013). Kesiapan menikah pada wanita berpendidikan s2 (studi
kasus pada mahasiswa s2 psikologi). Jurnal Manajemen Motivasi, 9(3),
208-223.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Kamus besar bahasa indonesia edisi
keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nanik & Wiwin, H. (2016). Studi kajian literatur: wanita tidak menikah di
berbagai negara. Di presentasikan dalam Seminar ASEAN 2nd Psychology
& Humanity. Psychology Forum UMM, Malang.
Sari, F. & Sunarti, E. (2013). Kesiapan menikah pada dewasa muda dan
pengaruhnya terhadap usia menikah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen,
6(3), 143-153.
Sari, Y., Khasanah, A. N., & Sartika, S. (2016). Studi mengenai kesiapan menikah
pada muslim dewasa muda. Prosiding Seminar Nasional Penelitian
dan PKM Kesehatan,193-204.
6
Sofia, E. (2000). Hubungan antara ketrampilan sosial dan toleransi stres dengan
kesiapan menuju kehidupan perkawinan. Skripsi (tidak diterbitkan).
Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.
Stinnett, Nick. (1969). Relationship in marriage and the family. US: Pearson
Custom Publishing.
Tsania, N., Sunarti, E., & Krisnatuti, D. (2015). Karakteristik keluarga, kesiapan
menikah istri, dan perkembangan anak usia 3-5 tahun. Jurnal Ilmu
Keluarga dan Konsumen. 8(1), 28-37.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2020). Statistik Pemuda Indonesia 2020. Diakses
pada tanggal 23 Maret 2021, dari
https://www.bps.go.id/publication/2020/12/21/4a39564b84a1c4e7a615f28
b/statistik-pemuda-indonesia-2020.html