Yang saya hormati, Pj Bupati Mesuji, Ketua DPRD, Kepala Dinas Pendidikan, anggota
Forkompimda, Dewan Pendidikan, Para Guru, Pendidik, Tenaga Kependidikan, Peserta Didik,
Para Undangan, Segenap Pengurus dan Anggota PGRI Se Kabupaten Mesuji yang Berbahagia ,
Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karuniaNya, kembali kita bersama-sama melaksanakan peringatan Hari Guru Nasional (HGN)
tahun 2023 dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Peringatan ini merupakan anugerah terindah dari Tuhan YME kepada seluruh guru di se
Nusantara atas pencapaian usia PGRI ini. Sepanjang usianya, perjalanan PGRI selalu mewarnai
dunia pendidikan Indonesia khususnya dalam memperjuangkan harkat dan martabat guru agar
lebih baik. Semoga segala kebaikan dan perlindungan Tuhan Yang Maha Esa selalu tercurah
kepada kita semua. Aamiin.
Hadirin yang saya hormati, “Jangan sekali - kali melupakan sejarah! (Jas Merah)” , begitu ucap
Bung Karno. Kutipan ucapan Founding Father Indonesia tersebut sangat membekas di sanubari
kita bahwa sejarah tidak boleh dilupakan. PGRI yang berdiri 100 hari setelah Indonesia Merdeka
di tengah kepulan asap mesiu dan pekik merdeka, menjadi garda terdepan dalam perjuangan
membangun dunia pendidikan Indonesia dari keterpurukan, keterbelakangan, dan kebodohan
akibat penjajahan. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Republik
Indonesia yang telah menghargai perjuangan para pendidik formal −guru dan dosen, pendidik
nonformal, dan tenaga kependidikan dengan menetapkan hari lahir PGRI, tanggal 25 November
sebagai Hari Guru Nasional melalui penetapan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
78 tahun 1994. Hari ini, kita kembali mengenang sejarah 78 tahun lalu, tepat seratus hari setelah
proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 25 November 1945, PGRI hadir sebagai wadah
perjuangan guru, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam memperjuangkan kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), berperang melawan kebodohan dan keterbelakangan,
serta berkhidmat untuk memajukan Pendidikan Nasional.
PGRI sebagai organisasi profesi guru, pendidik, dan tenaga kependidikan telah tumbuh menjadi
kekuatan moral intelektual dalam memperjuangkan peningkatan harkat martabat anggotanya.
Kini, PGRI harus lebih mengedepankan sikap inklusif, dialogis dengan memegang teguh etika,
saling menghormati dalam spirit organisasi yang mandiri, unitaristik, dan non-partisan. PGRI
terus menjaga kemitraan yang strategis dan konstruktif dengan Pemerintah dan Pemerintah
Daerah dan menjadi wadah aspirasi para anggotanya dalam meningkatkan harkat martabat guru
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam proses pendidikan, guru menjadi aktor
utama dan penting yang memainkan peran strategis. Kedudukan terhormat yang dimiliki para
pejabat di lembaga legislatif maupun eksekutif, tentu tidak terlepas dari peran dan jasa guru.
Pascapandemi hikmah terpenting yang dapat dipetik adalah peran guru tidak akan pernah
tergantikan teknologi. Guru merupakan profesi yang menjadi suluh terbaik agar anak bangsa
dapat terus berjalan menuju arah yang mereka cita-citakan. PGRI berada pada situasi dan zaman
yang telah berubah. Pengurus dan anggota PGRI di semua tingkatan harus adaptif dalam
merespon segala perubahan dengan saling belajar dan berbagi dengan sesama guru. Disamping
memperjuangkan kesejahteraan dan kepastian status guru,
PGRI juga aktif melakukan berbagai kegiatan peningkatan kompetensi seperti bimtek, diklat,
lokakarya, dan seminar, dapat menyasar jutaan guru di seluruh tanah air.
PGRI menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya khususnya kepada Bapak
Presiden RI Joko Widodo, yang selalu mendengar dan responsif terhadap permasalahan guru
yang diperjuangkan PGRI, terutama dengan lahirnya Revisi UU ASN. Terima kasih juga kami
sampaikan kepada semua fraksi di DPR, Menpan RB, Mendikbudristek, Mendagri, BKN,
Gubernur, Bupati/Walikota, atas dukungannya terhadap revisi Undang-Undang ASN dan
implementasinya. Selanjutnya, kami juga memohon perhatian terhadap nasib dan masa
depan guru honorer di sekolah swasta dan tenaga kependidikan, ’tolong jangan ditinggal’.
PGRI terus berkomitmen dalam memperjuangkan nasib para guru dan tenaga kependidikan
honorer di bawah Kemendikbudristek dan Kemenag. Di masa mendatang, kesempatan menjadi
guru ASN melalui penerimaan formasi CPNS sebaiknya diadakan kembali agar profesi guru
menjadi profesi yang diidam-idamkan oleh anak muda terdidik yang memiliki prestasi terbaik
di bidang akademik, berkepribadian baik, dan menjadi teladan Selain itu, PGRI memohon
kepada Pemerintah tetap memberikan.Tunjangan Profesi Guru (TPG), dan memberikan
kesempatan yang luas bagi guru untuk mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan yang berkeadilan
sesuai dengan amanat Undang-Undang Guru dan Dosen. PGRI berharap agar guru memiliki
Undang-Undang Perlindungan Guru untuk memastikan kepastian dan rasa aman guru dan
peserta didik dalam interaksi belajar mengajar di sekolah. Sekali lagi Terima kasih kami
sampaikan kepada Presiden RI yang mendengarkan secara sungguh-sungguh masukan PGRI
terkait pentingnya peningkatan kesejahteraan guru, revisi Undang-Undang ASN, dan evaluasi
mengenai sistem zonasi dalam PPDB. Apresiasi juga disampaikan pada pemerintah daerah yang
terus berkomitmen memberikan perhatian terhadap peningkatan kesejahteraan guru honorer,
pengajuan formasi guru PPPK, dan memberikan kesempatan setara pada semua guru untuk terus
meningkatkan kompetensi diri dan pengembangan profesi.