pengukuran lingkar
kepala anak
Tujuan mengetahui lingkaran
kepala anak dalam batas normal atau
diluar batas normal.
Jadwal umur 0-11 bulan dilakukan
3 bulan sekali. Umur 12-72 bulan
dilakukan setiap 6 bulan sekali.
1. Jumlah jawaban ‘Ya’ = 9 atau
10, perkembangan anak sesuai
dengan tahap perkembangan
(S)
2. Jumlah ‘YA’= 7 atau 8,
perkembangan anak
meragukan (M)
3. Jumlah ‘YA’- 8 atau kurang,
kemungkinan anak ada
penyimpangan..
4. Jawaban tidak perlu dirinci
deteksi perkembangan menurut jenis keterlambatan
(gerak kasar, gerak halus,
skrining bicara dan bahasa, sosialisasi
dan kemandirian)
menggunakan kpsp Intervensi
Tujuan mengetahui perkembangan 1. Bila perkembangan anak
anak normal atau ada penyimpangan sesuai umur (S), lakukan
Jadwal pada umur 3, 6, 9, 12, 15, tindakan berikut:
18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, •Beri pujian kepada ibu karena telah
dan 72 bulan. Jika anak belum mengasuh anaknya dengan baik.
mencapai umur skrining, mita ibu
dating kembali pada umur skrining •Teruskan pola asuh anak sesuai
yang terdekat untu pemeriksaan. dengan tahap perkembangan anak.
Missal bayi berusia 7 bulan, diminta •Beri stimulasi perkembangan anak
kembali untuk skrining KPSP pada setiap saat, sesering mungkin, sesuai
umur 9 bulan. dengan umur dan kesiapan anak.
Apabila orang tua dating dengan •Ikutkan anak pada kegiatan
keluhan anak memiliki masalah penimbangan dan pelayanan
tumbuh kembang, sedangkan umur kesehatan di posyandu secara teratur
anak bukan umur skrining maka sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan
pemeriksaan menggunakan KPSP Bina Keluarga Balita (BKB). Jika
untuk umur skrining terdekat (yang anak sudah memasuki usia
lebih muda) prasekolah (36-72 bulan), anak dapat
Interpretasi diikutkan pada kegiatan di Pusat
Pendidikan Anak Dini Usia (PADU), lakukan tindakan berikut:
Kelompok Bermain dan Taman Rujukan ke Rumah Sakit
Kanakkanak. dengan menuliskan jenis dan
jumlah penyimpangan
•Lakukan pemeriksaan/skrining rutin
perkembangan (gerak kasar,
menggunakan KPSP setiap 3 bulan
gerak halus, bicara & bahasa,
pada anak berumur kurang dari 24
sosialisasi dan kemandirian).
bulan dan setiap 6 bulan pada anak
umur 24 sampai 72 bulan. #KPSP bisa dilihat di PMK No. 66
page 172
2. Bila perkembangan anak
meragukan (M), lakukan
tindakan berikut: tes daya dengar
• Beri petunjuk pada ibu agar (tdd)
melakukan stimulasi perkembangan
pada anak lebih sering lagi, setiap Tujuan menemukan gangguan
saat dan sesering mungkin. pendengaransejak dini, agar dapat
segera ditindaklanjuti untuk
• Ajarkan ibu cara melakukan meningkatkan kemampuan daya
intervensi stimulasi perkembangan dengar dan bicara anak.
anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengejar Jadwal setiap 3 bulan pada bayi
ketertinggalannya. umur kurang dari 12 bulan dan setiap
6 bulan pada umur 12 bulan keatas,
•Lakukan pemeriksaan kesehatan
untuk mencari kemungkinan adanya Interpretasi
penyakit yang menyebabkan 1. Bila ada 1 atau lebih jawaban
penyimpangan perkembangannya. TIDAK, kemungkinan anak
•Lakukan penilaian ulang KPSP 2 mengalami gangguan
minggu kemudiandengan pendengaran
menggunakan daftar KPSP yang Intervensi
sesuaidengan umur anak.
1. Tindak lanjut sesuai dengan
•Jika hasil KPSP ulang jawaban ‘Ya’ buku pedoman yang ada
tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada 2. Rujuk ke RS bila tidak dapat
penyimpangan (P). ditanggulangi
3. Bila tahapan perkembangan #intrumen TTD di page 197
terjadi penyimpangan (P),
tes daya lihat (tdl) Pada anak
Tujuan mendeteksi secara dini prasekolah
kelainan daya lihat agar segera dapat
dilakukan Tindakan lanjutan daya deteksi mental emosional
lhat menjadi lebih besar
Deteksi dini penyimpangan mental
Jadwal dilakukan 6 bulan pada emosional kegiatan/pemeriksaan
anak usia prasekolah umur 36 sampai untuk menemukan secara dini adanya
72 bulan. masalah mental emosional, autism an
Interpretasi: gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktive pada anak, agar dapat
Anak prasekolah umumnya tidak segara dilakukan Tindakan
mengalami kesulitan melihat sampai intervensi.
baris ketiga pada poster ”E”. Bila
kedua matan anak tidak dapat melihat Tujuan mendeteksi secara dini
baris ketiga poster ”E”, artinya tidak adanya penyimpanan/masalah mental
dapat mencocokkan arah kartu “E” emosional pada anak pra sekolah
yang dipegangnya dengan arah “E” Jadwal rutin setiap 6 bulan pada
pada baris ketiga yang ditunjuk oleh umur 36 -72 bulan.
pemeriksa, kemungkinan anak
mengalami gangguan daya lihat. Interpretasi bila ada jawaban YA,
maka kemungkinan anak mengalami
Intervensi: masalah mental emosional
Bila kemungkinan anak mengalami Intervensi
gangguan daya lihat, minta anak
datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila jawaban YA hanya 1 (satu) :
Bila pada pemeriksaa berikutnya, a) Lakukan konseling kepada orang
anak tidak dapat melihat sampai tua menggunakan Buku Pedoman
baris yang sama, atau tidak dapat Pola Asuh Yang Mendukung
melihat baris yang sama dengan Perkembangan Anak.
kedua matanya, rujuk ke Rumah
Sakit dengan menuliskan mata yang b) Lakukan evaluasi setelah 3 bulan,
mengalami gangguan (kanan, kiri bila tidak ada perubahan rujuk ke
atau keduanya). Rumah Sakit yang memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/tumbuh kembang
anak.
Bila jawaban YA ditemukan 2 (dua) sama untuk membuat bayi
atau lebih : tersenyum atau menangis.
Level 2: 2-7 bulan.
Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas Kesehatan jiwa/tumbuh Kepatuhan berfokus pada satu
kembang anak. Rujukan harus orang, biasanya pengasuh
disertai informasi mengenai jumlah utama dan bayi. Bayi belajar
dan masalah mental emosional yang untuk secara bertahap
ditemukan. membedakan antara yang
mereka kenal dan yang tidak.
#KMEE page 202 Tingkat 3: 7-24 bulan.
Gabung tertentu dibuat.
teori pengasuhan Ketika kinerja atletik
meningkat, bayi secara aktif
teori mencari kontak teratur
dengan pengasuh seperti ibu
kelekatan/attachme dan ayah.
nt (bowbly- Level 4: Dari 24 bulan.
Anak-anak menjadi lebih
ainswort) sadar akan perasaan, tujuan,
dan rencana orang lain dan
hubungan yang lekat antara mulai menggunakannya
pengasuh dan anak yang terjadi dalam memutuskan tindakan
sepanjang rentang kehidupan. mereka.
Bowbly menenkankan pada tahun
pertama kehidupan dan respon teori alferd adler
pengasuh.
urutan kelahiran didefisinikan
Berikut ini adalah empat tahap sebagai urutan posisi tertentu anak
berdasarkan konsep keterikatan dalam keluarga berdasarkan kelahiran
Bowlby (Schaffer, 199). yang dapat membentuk pola
Level 1: Sejak lahir hingga 2 kepribadian anak.
bulan. Bayi secara naluriah Pengelompokkan posisi urutan
terhubung dengan orang- kelahiran sebagai berikut:
orang. Orang asing, saudara
1. Anak sulung, biasanya
kandung, dan orang tua
mendapatkan perhatian besar
memiliki kesempatan yang
dan selama beberapa saat
menjadi anak tunggal. Dia
sedikit dimanjakan sebagai seperti dirinya. Anak bungsu
pusat perhatian. Dia cendrung cendrung mengambil jalan
untuk bisa dipercaya dan selalu sendiri.
berusaha untuk tetap bisa di 5. Anak tunggal, ia memiliki
depan. problemnya sendiri. Dia
2. Anak kedua, ada pada posisi memiliki beberapa sifat seperti
berbeda. Dari saat dilahirkan, anak sulung. Dia tidak belajar
perhatian yang diterima sama- berbagi rasa atau bekerjasama
sama dinikmati dengan anak dengan anak-anak lain, tetapi
atau saudaranya yang lain. ia belajar bergaul dengan baik
Biasanya anak kedua itu dengan orang dewasa. Anak
berlaku seperti ia selalu tunggal biasanya dimanjakan
berlomba adu cepat dan selalu oleh ibunya, dan mungkin
dalam keadaan kekuatan sangat bergantung pada
penuh, seolah-olah dalam ibunya.
kancah latihan untuk bisa lebih Urutan Sifat positif Sifat negatif
cepat dari kakaknya. anak
Perjuangan yang kompetitif sulung Merawat Memiliki
antara dua anak ini memberi dan kecemasan,
pengaruh pada kehidupannya. melindungi perasaan lebih
3. Anak di tengah, sering merasa olain lain berkuasa, rasa
tersingkirkan. Dia ada permusuhan
kemungkinan merasa adanya secara tidak
ketidakadilan hidup ini dan sadar
merasa dicurangi. Anak ini berjuang
bisa mengambil sikap kasihan mendapatkan
pada diri sendiri dan bisa penghargaan,
menjadi “problem child” (anak tidak dapat
yang mengalami masalah). bekerja sama
4. Anak bungsu, selalu menjadi Anak bermotivasi mudah
buah hati keluarga dan tengah tinggi, berkecil hati
cendrung untuk menjadi anak dapat dengan daya
yang paling dimanja. Ia bekerjasam saing yang
memiliki peranan yang a dan cukup tinggi.
istimewa, karena semua memiliki
saudara telah mendahuluinya. daya saing
Anak bungsu cendrung yang
mengembangkan sikap yang cukup,
membuatnya seperti yang lain Anak memiliki cenderung
akan membangun hidupnya bungsu ambisi manja,
yang bergantung f. Memilki kesehatan mental
realistis pada orang yang lebih baik-lebih sedikit
sekaligus depresi, kecemasan, upaya
tanggung bunuh diri, kenakalan, alkohol,
jawab di dan penggunaan narkoba.
keluarga g. Cenderung berkepribadian
maka yang tidak terlalu keras
dianggap (progresif-inklusif).
tidak berhak
atas hak waris - Pola asuh otoriter (tuntutan
keluarga tinggi, respon rendah)
Meskipun gaya otoriter dan otoritatif
pola-pola memiliki
keduanya
nama yang
memiliki
serupa,
beberapa
pengasuhan perbedaan pentig dalam perspektif
pengasuhan anak. Sementara kedua
- Pola asuh otoritatif (tuntutan gaya orang tua menuntut standar
tinggi, respon tinggi) yang tinggi, orang tua yang otoriter
menuntut kepatuhan buta dengan
Orang tua otoritatif memiliki harapan menggunakan alasan seperti “Kamu
tinggi untuk pencapaian dan harus begitu karena ibu bilang
kedewasaan, tetapi mereka juga begitu”. Anak tidak diberi
hangat dan responsif. Orang tua ini kesempatan untuk berpendapat dan
menetapkan aturan dan menegakkan memperoleh penjelasan mengapa
batasan dengan melakukan diskusi harus begitu. Orang tua dengan pola
terbuka da sangat beralasan. Mereka asuh ini menggunakan disiplin keras
penuh kasih sayang, mendukung, dan dan sering menggunakan hukuman
mendorong kemandirian. Kelebihan untuk mengendalikan perilaku anak-
pola asuh otoritatif : anak. Orang tua yang otoriter tidak
responsif terhadap kebutuhan anak-
a. Tampak bahagia dan puas.
anak mereka dan umumya tidak
b. Lebih mandiri.
mengasuh. Anak-anak dengan pola
c. Mencapai kesuksesan
asuh ini memilki beberapa ciri-ciri :
akademik.
d. Mengembangkan harga diri a. Cenderung memilki disposisi
yang baik. yang tidak bahagia.
e. Berinteraksi dengan teman b. Kurang mandiri.
sebaya menggunakan c. Tampak tidak aman.
keterampilan sosial yang d. Memiliki harga diri yang lebih
kompeten rendah.
e. Menunjukkan lebih banyak peduli dengan kebutuhan anak-anak
perilaku bermasalah. mereka, bahkan seringkali tidak
f. Berperan lebih buruk secara terlibat dalam kehidupan mereka.
akademis. Orang tua yang abai ini umumnya
g. Memilki keterampilan sosial cenderung memiliki masalah mental
yang lebih buruk. tersendiri, seperti ibu yang depresi,
h. Lebih rentan terhadap masalah pelecehan fisik, atau pengabaian anak
mental. ketika mereka masih anak-anak.
i. Lebih cenderung memilki Anak dengan orang tua demikian
masalah penggunaan narkoba. mempunyai karakteristik berikut :
- Pola asuh memanjakan a. Lebih impulsif.
(tuntutan rendah, respon b. Tidak bisa mengatur emosi
tinggi) sendiri.
c. Menghadapi lebih banyak
Orang tua yang permisif menetapkan masalah kenakalan dan
sangan sedikit aturan dan batasan. kecanduan.
Mereka bahkan enggan untuk d. Memiliki lebih banyak
menegakkan aturan-aturan yang masalah mental, misalnya
sudah ada. Orang tua ini hangat dan berkehendak untuk bunuh diri
memanjakan, sehingga mereka tidak pada masa remaja.
suka mengatakan tidak atau
mengecewakan anak-anak mereka. Berkaitan dengan jenis-jenis pola
Anak-anak yang dibesarkan dengan asuh orang tua, Baumrind
pola asuh permisif memilki gejala- mengkategorikan pola asuh menjadi
gejala sebagai berikut : tiga jenis yaitu :
a. Tidak bisa mengikuti aturan. 1. Pola asuh Otoriter
b. Memilki kontrol diri yang (Authoritarian) Pola asuh
lebih buruk. otoriter mempunyai ciri orang
c. Memilki kecenderungan tua membuat semua keputusan,
egosentris. anak harus tunduk, patuh dan
d. Mengahadapi lebih banyak tidak boleh bertanya.
masalah dalam hubungan dan 2. Pola Asuh Demokratis
interaksi sosial. (Authoritative) Pola asuh
- Pola asuh abai (tuntutan demokratis mempunyai ciri
rendah, respon rendah) orang tua mendorong anak
untuk membicarakan apa yang
Orang tua yang abai atau lalai tidak diinginkan.
menetapkan batasan tegas atau
standar tinggi. Merek juga tidak
3. Pola Asuh Permisif
(permissive) Pola asuh
permisif mempunyai ciri orang
tua memberikan kebebasan
penuh pada anak untuk
berbuat.