Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS PAKUAN

FAKULTAS HUKUM

HUKUM
PIDANA
INTERNASIONAL
Dr. Weldy Jevis Saleh, SH., MH.
A S A S HPI
Bersumber dari Hukum Internasional

Asas-Asas HPI
Sudikno Mertokusumo
Asas hukum atau prinsip
hukum bukanlah peraturan
hukum konkrit, melainkan
pikiran dasar yang umum
sifatnya. A S A S HPI
Bersumber dari Hukum Pidana Nasional
PAC TA S U N T I TI K AD B AI K / GO O D
S ER V AN D A F AIT H
Asas utama yang Asas ini merupakan prinsip
mengandung perjanjian yang fundamental untuk
yang dibuat mengikat menyatakan bahwa semua
para pihak ibarat
AS A S H PI Undang-undang. asas ini
kewajiban yang diembani HI
harus dilakukan sebaik-
menjadi sumber hirarki baiknya.
BE RS U MB ER D A RI teratas dalam HPI.

H UK U M AU T D E D ER E AU T
I NTE RN AS IO NAL CI V I TAS M A XI M A J U D I CAR E
Asas ini mengandung arti Asas ini menjelaskan bahwa
bahwa sistem hukum setiap negara berkewajiban
universal yang dianut oleh menuntut dan mengadili
semua bangsa di dunia pelaku kejahatan internasional
dan harus dihormati serta serta berkewajiban melakukan
dilaksanakan. kerjasama dengan negara lain
dalam rangka menahan,
menuntut, dan mengadili
pelaku kejahatan
internasional.
A S A S L E G A L IT A S
Konstitusi Amerika 1776 dan Pasal 8 Declaration de droits de
I’homme et du citoyen 1789: “nul ne peut puni qu’en vertu
d’une loi etabile et promulguee anterieurement au delit et
legalement appliquee” (Tidak ada yang dapat dipidana
berdasarkan hukum yang telah ditetapkan dan diundangkan
sebelum delik tersebut ditetapkan secara legal.).

A S A S H PI Asas ini kemudian tercantum dalam Pasal 1 Ayat 1 KUHPidana


yaitu asas legalitas. Boot “Nullum delictum, noela poena sine
praevia lege praevia ()Tidak ada delik tidak ada pidana tanpa
BE RS U MB ER D A RI peraturan lebih dahulu.
H UK U M P I D A NA A S A S T E R I T O R IA L
N A SI ON A L Moeljatno “Asas ini diartikan bahwa perundang-undangan
hukum pidana suatu negara berlaku bagi semua orang yang
melakukan perbuatan pidana di negara tersebut, baik oleh
warga negera atau negara asing”.
terdapa 2 prinsip teritorial, yaitu:
• Subjektif : Bahwa negara memiliki kompetensi mengadili
atas perbuatan yang mulai dilakukan di wilayahnya tetapi
berakhir atau menimbulkan dampak di wilayah negara
lain.
• Objektif: Bahwa negara mempunyai kompetensi
mengadili atas perbuatan yang mulai dilakukan di negara
lain tetapi menimbulkan akibat di wilayahnya.
A S A S N E BI S I N I DE M
Asas ini merupakan prinsip yang menyatakan bahwa seseorang tidak dapat dituntut lebih dari
satu kali di depan pengadilan atas perkara yang sama, asas ini memiliki tujuan untuk menjamin
kepastian hukum dan melindungi HAM. Asas ini berdasarkan Pasal 20 Statuta Roma, yaitu:
“Except provided in this statute, no person shall be tried before the Court with respect to
conduct which formed the basis of crimes for which the person has been convicted or acquitted
by the Court” (Tidak seseorang pun diadili di depan Mahkamah berkenan dengan perbuatan
yang merupakan dasar kejahatan di mana orang tersebut telah dinyatakan bersalah atau
dibebaskan oleh Mahkamah).
Bila dicermati ketentuan Pasal 24 Statuta di atas, asas Ne bis idem dikecualikan 4 kejahatan,
yaitu: kejahatan terhadap genosida (Pasal 6), kejahatan terhadap kemanusiaan (Pasal 7),
kejahatan terhadap perang (Pasal 8), Kejahatan terhadap agresi (Pasal 5).

A S A S R E M ME L IN K
REMMELINK mengartikan ekstradiksi sebagai pen yerahan seorang tersangka atau terdakwa
atau terpidana oleh Negara tempat di mana orang tersebut berada kepada negara lain yang
hendak mengadili orang yang diminta atau melaksanakan putusan pengadilan negara dari
negara yang diminta. sedangkan ekstradiksi internasional adalah permintaan pemerintah suatu
negara terhadap negara lain. Asas ekstradiksi ada 9 asas, yaitu: Asas kepercayaan; Asas
resiprositas atau prinsip timbal balik; Asas kejahatan rangkap, Asas tidak menyerahkan warga
negaranya sendiri, asas bahwa suatu kejahatan yang seluruhnya atau sebagian wilayahnya
termasuk dalam yuridiksi negara yang diminta; Asas yang menyatakan bahwa jika yang diminta
adalah tersangka, terdakwa atau terpidana yang dianggap melakukan kejahatan politik di
negaranya, maka permintaan ekstrakdisi ditolak, Asas attentaatclausule (percobaan
pembunuhan terhadap kepala negara, presiden, raja dll); Asas spesialitas; Asas yang menyatakan
ancaman pidana mati sebagai halangan untuk penyerahan.

Anda mungkin juga menyukai