Anda di halaman 1dari 4

INFORMASI FAKTOR JABATAN FUNGSIONAL

Nama Jabatan : Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama


Unit Kerja : Dinas Pendidikan Kota Batam
Instansi : Pemerintahan Kota Batam

I. PERAN JABATAN
Melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta wewenang untuk menyelenggarakan
pembinaan jasa konstruksi.

II. URAIAN TUGAS

a. Melakukan perencanaan penyusunan program Pembinaan Jasa Konstruksi


b. Melakukan inventarisasi data penyusunan program Pembinaan Jasa Konstruksi
c. Melakukan pemutakhiran data dalam rangka penyusunan program Pembinaan Jas
a Konstruksi
d. Merencanakan kegiatan penyusunan norma, standar, prosedur, ataukriteria jasa ko
nstruksi
e. Melakukan inventarisasi data kegiatan penyusunan norma, standar, prosedur, atau
kriteria jasa konstruksi
f. Melakukan pemutakhiran data dalam rangka kegiatan penyusunan norma, standar,
prosedur, atau kriteriajasa konstruksi
g. Melakukan perencanaan kegiatan pemberdayaan jasa konstruksi
h. Melakukan inventarisasi data pemberdayaan jasa konstruksi
i. Melakukan pemutakhiran data pemberdayaan jasa konstruksi
j. Melakukan perencanaan kegiatan pengawasan jasa konstruksi
k. Melakukan inventarisasi data pengawasan jasa konstruksi
l. Melakukan pemutakhiran data pengawasan jasa konstruksi
m. Melakukan perencanaan kegiatan pengembangan Pembinaan Jasa Konstruksi
n. Melakukan inventarisasi data pengembangan Pembinaan Jasa Konstruksi
o. Melakukan pemutakhiran data pengembangan Pembinaan Jasa Konstruksi
p. Melakukan perencanaan kegiatan pelaksanaan Pembinaan Jasa Konstruksi
q. Melakukan inventarisasi data pelaksanaan Pembinaan Jasa Konstruksi
r. Melakukan pemutakhiran data pelaksanaan Pembinaan Jasa Konstruksi.

III. TANGGUNG JAWAB

a. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan perencanaan penyusunan program P


embinaan Jasa Konstruksi
b. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan inventarisasi data penyusunan progr
am Pembinaan Jasa Konstruksi
c. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan pemutakhiran data dalam rangka pen
yusunan program Pembinaan Jasa Konstruksi
d. Kebenaran dan keakuratan dalam merencanakan kegiatan penyusunan norma, sta
ndar, prosedur, ataukriteria jasa konstruksi
e. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan inventarisasi data kegiatan penyusun
an norma, standar, prosedur, ataukriteria jasa konstruksi
f. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan pemutakhiran data dalam rangka keg
iatan penyusunan norma, standar, prosedur, atau kriteriajasa konstruksi
g. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan perencanaan kegiatan pemberdayaa
n jasa konstruksi
h. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan inventarisasi data pemberdayaan jas
a konstruksi
i. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan pemutakhiran data pemberdayaan ja
sa konstruksi

j. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan perencanaan kegiatan pengawasan j


asa konstruksi
k. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan inventarisasi data pengawasan jasa k
onstruksi
l. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan pemutakhiran data pengawasan jasa
konstruksi
m. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan perencanaan kegiatan pengembanga
n Pembinaan Jasa Konstruksi
n. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan inventarisasi data pengembangan Pe
mbinaan Jasa Konstruksi
o. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan pemutakhiran data pengembangan P
embinaan Jasa Konstruksi
p. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan perencanaan kegiatan pelaksanaan
Pembinaan Jasa Konstruksi
q. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan inventarisasi data pelaksanaan Pemb
inaan Jasa Konstruksi
r. Kebenaran dan keakuratan dalam melakukan pemutakhiran data pelaksanaan Pem
binaan Jasa Konstruksi.

IV. HASIL KERJA


a. Dokumen rencana kegiatan penyusunan program Pembinaan Jasa Konstruksi;
b. Dokumen hasil inventarisasi data kegiatan perencanaan penyusunan program Pem
binaan Jasa Konstruksi
c. Dokumen hasil pemutakhiran data terkait penyusunan program Pembinaan Jasa Ko
nstruksi
d. Dokumen rencana kegiatan penyusunan norma, standar, prosedur, atau kriteria jas
a konstruksi
e. Dokumen hasil inventarisasi data kegiatan penyusunan norma, standar, prosedur, a
tau kriteria jasa konstruksi
f. Dokumen hasil pemutakhiran data terkait kegiatan penyusunan norma, standar, pro
sedur, atau kriteria jasa konstruksi
g. Dokumen rencana kegiatan pemberdayaan jasa konstruksi
h. Dokumen hasil inventarisasi data pemberdayaan jasa konstruksi
i. Dokumen hasil pemutakhiran data pemberdayaan jasa konstruksi
j. Dokumen rencana kegiatan pengawasan jasa konstruksi
k. Dokumen hasil inventarisasi data pengawasan jasa konstruksi
l. Dokumen hasil pemutakhiran data pengawasan jasa konstruksi
m. Dokumen rencana kegiatan pengembangan Pembinaan Jasa Konstruksi
n. Dokumen hasil inventarisasi data pengembangan Pembinaan Jasa Konstruksi
o. Dokumen hasil pemutakhiran data pengembangan Pembinaan Jasa Konstruksi
p. Dokumen rencana kegiatan pelaksanaan Pembinaan Jasa Konstruksi
q. Dokumen hasil inventarisasi data pelaksanaan Pembinaan Jasa Konstruksi
r. Dokumen hasil pemutakhiran data pelaksanaan Pembinaan Jasa Konstruksi.

V. TINGKAT FAKTOR
1. Faktor 1 : PENGETAHUAN YANG DIBUTUHKAN JABATAN
1. Untuk melaksanakan tugas jabatan Pembina jasa konstruksi Ahli Pertama diperl
ukan pengetahuan (yang dapat diperoleh melalui pendidikan formal serendah-re
ndahnya sarjana/S1) yang lebih khusus dibidang teknik sipil, arsitektur, teknik
elektro, teknik industri, teknik mesin, teknik lingkungan, teknik geodesi, teknik
fisika, teknik informatika, hukum, ilmu hukum, ekonomi, administrasi publik serta
bidang lain yang dibutuhkan oleh instansi pembina.
2. Adapun kemampuan yang harus dimiliki oleh Pembina Jasa Konstruksi Ahli
Pertama yaitu Melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta wewenang untuk
menyelenggarakan pembinaan jasa konstruksi.
3. Perbedaan antara Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama, Ahli Muda, Ahli Mady
a dan Ahli Utama terletak hanya pada beban kerja yang dimiliki dan
kewenangannya. Selain itu semakin tinggi tingkatannya, pengalaman sangat
dibutuhkan untuk jabatan fungsional perencana.

2. Faktor 2 : PENGAWASAN PENYELIA


1. Pejabat struktural yang membawahinya (pejabat administrator). Pejabat ini
bertugas untuk memantau dalam menyusun rencana serta berkonsultasi dan
mengevaluasi pelaksanaan dalam menyelenggarakan pembinaan jasa
konstruksi.
2. Pembina jasa konstruksi Ahli Pertama mempunyai keahlian dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta wewenang untuk
menyelenggarakan pembinaan jasa konstruksi
3. Pekerjaan yang telah selesai dievaluasi secara umum dalam hal kelayakan,
kesesuaian dengan pekerjaan yang lain, atau keefektifan dalam memenuhi
persyaratan atau hasil yang diharapkan.

3. Faktor 3 : PEDOMAN
1. Pedoman yang digunakan adalah beberapa peraturan/regulasi, serta beberapa
literatur, prosedur dan operasi instansi, serta referensi lainnya, seperti pedoman
pelaksanaan Jabatan Fungsional pembina jasa konstruksi dan penilaiaan
kualitas hasil kerja pembina jasa konstruksi.
2. Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama menggunakan pertimbangan dalam
menginterpretasikan dan mengadaptasikan pedoman.
3. Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama menganalisa hasil dan
merekomendasikan perubahan yang diperlukan kepada pejabat struktural yang
membawahinya (pejabat administrator) atau Pembina Jasa Konstruksi Ahli
Muda.

4. Faktor 4 : KOMPLEKSITAS
1. Pekerjaan Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama memiliki output satuan hasil
kegiatan yang hampir sama dengan seluruh jenjang jabatan fungsional
pengembang jasa konstruksi, baik Pengembang Jasa Konstruksi Ahli Muda,
Perencana Ahli Madya, dan Perencana Ahli Utama.
2. Kompleksitas dalam penyusunan output satuan hasil kegiatan bergantung pada
kompetensi dan tugas yang dimiliki Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama,
selain itu pekerjaan Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama mempersyaratkan
beberapa keputusan tentang penginterpretasian data yang sangat besar,
perencanaan kerja, dan penyempurnaan metode dan teknik analisis yang
digunakan.
3. Jabatan fungsional ini tidak mempersyaratkan kualifikasi jenjang jabatan dalam
pengerjaan tugasnya, namun ke dalam kualitas hasil kerja yang akan
membedakan kompleksitas kerja pada masing-masing jenjang.

5. Faktor 5 : RUANG LINGKUP DAN DAMPAK


1. Pekerjaan Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama mencakup berbagai tugas dan
output satuan hasil kegiatan dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk menyelenggarakan pembinaan jasa konstruksi.
2. Rekomendasi yang dihasilkan pada masing-masing output satuan hasil kegiatan,
tergantung pada analisa subyek, fase atau persoalan yang terlibat pada setiap
tugas.
3. Pekerjaan melibatkan kondisi atau permasalahan yang harus diidentifikasi dan
dianalisa untuk menghasilkan output satuan hasil kegiatan.
4. Hasil Kerja Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama mempengaruhi perencanaan
instansi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.
6. Faktor 6 : HUBUNGAN PERSONAL
Hubungan dilakukan dengan:
1. Pejabat struktural eselon 2 atau atasan langsung yang membawahinya.
2. Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda di satu unit organisasi, kantor, proyek, atau
unit kerja dan di dalam unit pendukung.
3. Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya di satu unit organisasi, kantor, proyek, atau
unit kerja dan di dalam unit pendukung.
4. Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama di satu unit organisasi, kantor, proyek, atau
unit kerja dan di dalam unit pendukung.

7. Faktor 7 : TUJUAN HUBUNGAN


Hubungan dilakukan dengan:
1. Hubungan dengan pejabat struktural eselon 2 atau atasan langsung yang
membawahinya untuk berkonsultasi dan menyampaikan laporan atas rencana
teknik, analisis, dan metode riset.
2. Hubungan dengan Pembina Jasa Konstruksi ahli muda untuk memecahkan
masalah dengan mempengaruhi atau memotivasi individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
3. Hubungan dengan Pembina Jasa Konstruksi ahli madya untuk memecahkan
masalah dengan mempengaruhi atau memotivasi individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
4. Hubungan dengan Pembina Jasa Konstruksi ahli utama untuk berkoordinasi dan
berkonsultasi atas hasil analisa.

8. Faktor 8: PERSYARATAN FISIK


Pekerjaan Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama adalah menetap. Untuk
melakukan pekerjaan Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama dapat duduk dengan
nyaman untuk melakukan pekerjaan. Tidak ada persyaratan fisik khusus yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.

9. Faktor 9: LINGKUNGAN PEKERJAAN


Pekerjaan dilakukan dalam lingkungan yang membawa risiko dan ketidaknyamanan
yang cukup besar kerena banyak bertemu dengan kelompok/individu/pemangku
kepentingan.

Anda mungkin juga menyukai