Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakekat Admnistrasi Negara

1. Pengertian Admnistrasi

Administrasi secara luas pada dasarnya semua mengandung unsur pokok yang

sama yaitu adanya kegiatan tertentu, adanya manusia yang melakukan kerja sama

serta mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelunnya.

Menurut Gie ( dalam Silalahi, 2003 : 9) mengemukakan bahwa pengertian

administrasi secara luas adalah sebagai berikut : “administrasi adalah segenap

rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang di dilakukan oleh

sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu”.

Kemudian menurut Siagan (dalam Silalahi, 2003 : 9) mengemukakan bahwa

pengertian administrasi secara luas adalah sebagai berikut : ‘administrasi adalah

keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang di lakukan oleh dua orang atau lebih

yang terlibat dalam suatau bentuk usaha kerja sama demi tercapainya tujuan yang di

tentukan sebelumnya”.

Adapun menurut Robbins ( dalam Silalahi, 2003 : 9) mengemukakan bahwa

pengertian administrasi secara luas adalah sebagai berikut : “administrasi adalah

keseluruhan proses dari aktivitas-aktivitas pencapaian tujuan secara efisien dengan

dan melalui orang lain”.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa


pengertian administrasi secara luas adalah keseluruhan kegiatan kerja sama yang di

lakukan oleh dua orang atau lebih berdasarkan pembagian kerja sebagaimana yang

telah di tentukan dengan memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan. Selain

berdasarkan definisi dari para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

administrasi secara luas memiliki beberapa ciri pokok adalah sebagai berikut :

1) Sekelompok orang.

2) Kerja sama.

3) Pembagian tugas.

4) Kegiatan yang runtut

5) Adanya penggunaan sumber daya.

6) Adanya tujuan

2. Unsur-Unsur Admnistrasi

Ilmu administrasi dari beberapa unsur, yang dapat menggambarkan bahwa

administrasi adalah ilmu yang luas dan komplek.

Menurut Thoha ( dalam Silalahi, 2003 : 92) mengemukakan bahwa unsur-

unsur administrasi terdiri dari :

1) Organisasi.

2) Manajemen.

3) Komunikasi

4) Kepegawaian

5) Keuangan

6) Perbekalan
7) Tata usaha.

8) Perwakilan atau Hubungan masyarakatSedangkan menurut Siagan (dalam

Silalahi, 2003, : 92) mengemukakan bahwa unsur-unsur administrasi

terdiri dari :

1) Filsafat administrasi

2) Kepemimpinan

3) Hubungan manusia

4) Organisasi

5) Administrasi negara

6) Administrasi Niaga

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat di simpulkan oleh Gie ( dalam

Silalahi, 2003 : 92) yang mengemukakan bahwa unsur-unsur administrasi terdiri dari

cabang-cabang ilmu administrasi dan jenis-jenis ilmu administrasi adalah sebagai

berikut :

1) Yang terdalam cabang-cabang ilmu administrasi adalah :

a) Ilmu Organisasi

b) Ilmu Manajemen

c) Ilmu Komunikasi Administrasi

d) Ilmu Administrasi Keterangan

e) Ilmu Administarasi kepegawaian

f) Ilmu Administrasi Keuangan


g) Ilmu Administrasi Perbekalan

h) Ilmu Hubungan Masyarakat

2) Sedangkan yang termasuk dalam jenis-jenis ilmu administrasi adalah :

a) Ilmu Administrasi Negara

b) Ilmu Administrasi Perusahaan atau Niaga

c) Ilmu Administrasi Sosial

3. Pengertian Admnistrasi Negara

Menurut Dimock dan Dimock (1992 : 19), admnistrasi negara merupakan

bagian dari admnistrasi umum yang mempunyai lapangan lebih luas yaitu ilmu

pengetahuan yang mempelajari bagaimana lembaga-lembaga nulai dari satu keluarga

hingga perserikatan bangsa-bangsa disusun, di gerakan dan kemudikan. Admnistrasi

Negara juga merupakan bagian ilmu politik yang mempelajari penentuan

kebijaksanaa Negara dalam suatu proses. Oleh sebab itu, sebagai suatu ilmu yang di

peroleh dari kedua ilmu pengetahuan ini, admnistrasi negra menghendaki macam

syarat jika hendak di pahami. Pertama, perlu mengetahui suatu mengenai admnistrasi

umum. Kedua, harus di akui bahwa banyak masalah admnistrasi Negara timbul dalam

kerangka politik.

Selanjutnya, Menurut Dimock dan Dimock (1992 : 20), menambahkan bahwa

admnistrasi Negara adalah ilmu yang mempelajari apa yang dikendaki rakyat melalui

pemerintah,dan cara mereka memperolehnya. Oleh sebab itu, ilmu admnistrasi

Negara tidak hanya mempersoalkan apa yang dipersoalkan pemerintah, tetapi juga
bagaimana melakukakanya. Sejalan dengan pendapat diatas, Thoha (1997 : 10)

mengemukakan bahwa ilmu admnistrasi Negara diturunkan dari ibu admnistrasi dan

ayah politik. Dengan demikian, pengetahuan admnistrasi yang diterapkan dalam

kegiatn politik atau Negara atau pemerintahan itulaha admnistrasi Negara.

Waldo (1996 : 17) mendefinisikan admnistrasi Negara sebagai organisasi dan

manajemen manusia dalam pemerintahan guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Selain itu, admnistrasi Negara merupakan seni dan ilmu tentang

manajemen yang digunakan untuk mengatur urusan-urusan negara.

4. Ruang Lingkup Admnistrasi Negara

Ruang lingkup admnistrasi Negara sangat kompleks sesuai dengan

perkembangan kebutuhan dan dinamika masalah yang di hadapi masyarakat. Oleh

karena itu, untuk melihatv ruang lingkup admnistrasi Negara atau admnistrasi publik

yaitu dengan mengati lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah. Menurut

LAN RI dalam Syafri (2012 : 115) mengemukakan bahwa ditinjau dari segi unsurnya

yang pokok dalam kehadirannya sebagai disiplin dan sebagai sistem lingkup

perhatian admnistrasi tersebut meliputi hal-hal sebagi berikut :

1. Tata nilai : menyangkut nilai kultural, spiritual, etika, falsafah hidup yang

menjadi dasar dan tujuan serta acuan perilaku dan sistem dalam proses

admnistrasi Negara.
2. Organisasi administrasi Negara : terdiri dari administrasi lembaga eksekutip

(pemerinthaan) legislatif ( badan perwakilan rakyat), yudikatif ( badan

peradilan) dan lembaga lainnya yang diperlukan serta saling berhubyngan

dalam rangka penyelenggaraaan termasuk organisasi kesekretariatan lembaga-

lembaga tersebut

3. Manajemen pemerintahan Negara : meliputi kegiatan pngelolaan pelaksanaan

tugas pemerintahan umum dan pembangunan dalam berbagai bidang

kehidupan dan wilayah pemerintahan, merupakan pelaksanaan fungsi-fungsi

manajemen pemerintahan, seperti pengelolaan kebijakan, perencanaan

pembiayaan, pelaksanaan pengendalian, pelayanan, pengawasan, dan

pertanggungjawaban hasil-hasilnya dari setiap atau keseluruhan organisasi

pemerintahan Negara

4. Sumber daya aparatur negra : sumber daya manusia sebagai unsur dominana

dalam penyelenggaraan pemerintah Negara, pengelilaan dan pembinaannya

mendapatkan perhatian dalam keseluruhan aspek dan dimensinya, mulai dari

rekrutment, pengembangan kompetensi, pengembangan karier, dan

kesejahteraan serta pemensiunannya.

5. Sistem dan proses kebijakan Negara : sebagai sistem dan proses kebijakan

Negara, peran administrasi Negara terutama dalam fungsi dan proses: a).

perumusan kebijakan; b). penempatan kebijakan; c). pelaksanaan kebijakan;

d). pengawasan dan pengendalaian pelaksanaan kebijakan; e). penilaian hasil

(evaluasi kerja) pelaksanaan berbagai kebijakan dalam beerbagai aspek


kehidupan masyarakat ( sosial, ekonomi, politik, hukum, agama, lingkungan

hidup, dan lain sebagainnya)

6. Posisi, kondisi dan peran masyarakat bangsa dalam bernegara. Negara

didirikan oleh rakyat bangsa untuk mencapai tujuan bersama sehingga

rakyatlah pemilik kedauylatan. Dengan demikian, organisasi manajemen

pemerintahan tidak dapat mengabaikan aspirasi peran masyrakat atau rakyat

dalam penyelenggaraan pemeriuntahan Negara.

7. Hukum administrasi Negara : menyangkut dimensi hukum yang bertalian

dengan pengaturan sistem dan proses penyelenggaraan Negara, termasuk

mengenai eksistensi, tugas, fungsi lembaga-lembaga pemerintahan Negara,

saling hubungannya dengan yang lain agar kelembagaan Negara tersususn dan

terselenggara secra efisien, proposional, efektif, dan legitimate.

Menurut Henry (2009 : 5) ruang lingkup administrasi Negara dapat dilihat

topic-topik yang dibahas (selain berkembangan ilmu administrasi itu sendiri) antara

lain sebagai berikut.

1. Organisasi publik, yang pada prinsipnya berkenaan denagn model-model

organisasi dan perilaku organisasi.

2. Manajemen publik, yaitu berkenaan dengan sistem dan ilmu manajemen,

evaluasi program dan produktifitas, anggaran publik dan manjemen

sumberdaya manusaia,
3. Impelemtasi yaitu menyangkut pendekatan terhadap kebijakan publik dan

impelementasinya, privatisasi, administrasi antar pemerintah dan etika

birokrasi.

Sedangkan menurut Golembiewski ( anggara,2012 ; 158) sebagai disiplin

ilmu admisnistrasi Negara meliputi :

1. Publik manajement core ( kepegawaian, teori organisasi, keuangan Negara

dan sebagainya);

2. Manjemen specialization (pemerosessan data, sistem informasi dan

sebagainya);

3. Police spelialization ( kebijakan pemerintah dibidang tertentu, seperti

kebijaksanaan di bidang transportasi, perumahan, lapangan kerja, dan

sebagainya);

Berdasarkan rumusan berbagai ahli diatas mengenai ruang lingkup

administrasi Negara, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup administrasi Negara

secara umum adalah organisasi dan manjemen. Karena organisasi dan manajemen

dianggap sebagai inti dari suatu organisasi, organisasi dan manajemen dianggap

sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Organisasi menjelaskan mengenai

struktur atau pemebagian pekerjaan, sedangkan manajemen merupakan fungsi dari

suatu organisasi.oleh karena itu ruang lingkup terdiri dari organisasi dan manajemen.

5. Keterkaitan Antara Administrasi Negara Dengan Efektivitas Program


Administrasi Negara merupakan salah satu bagian dari Ilmu Administrasi

yang erat kaitannya dengan proses politik. Terutama kaitannya dengan perumusan

berbagai program kerja hingga pelaksaan suatu program atau kebijakan, sehingga

Administrasi Negara itu sudah diknal sejak peradaban sistem politik di suatu Negara.

Administrasi Publik sangat berpengaruh tidak hanya terhadap tingkat perumusan

kebijakan, melainkan pula pada tingkatan implementasi kebijakan, karena memang

Administrasi Publik untuk mencapcai tujuan program yang telah ditentukan oleh

pembuat kebijakan publik. Oleh karena itu, Adminitrasi Negara sangatlah

berpengaruh tidak hanya terhadap tingkat perumusan kebijakan, melaikan pula pada

tingkat implementasi program, karena memang Administrasi Negara berfungsi untuk

mencapai tujuan program yang telah ditentukan.

Dalam perumusan dan pelaksaan suatu kebujakan atau program sudah tentu

harus sesuai dengan perencanaan awal dan harus dapat diukur tingkat

keberhasilannya agar dapat diketahui apakah kebijakan atau program yang dijalankan

sudah tepat dan efektif untuk mengatasi permasalahan yang melatar belakangi

dikeluarkannya kebijakaan atau program tersebut. Hal tersebut diatas dapat dipahami,

karena berdasarkan perkembangan perkembangan paradigma administrasi,

administrasi Negara berasal dari ilmu politik yang di tujukan agar proses kegiatan

kenegaraan agar dapat berjalan secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan.

Pengertian Administrasi Negara menurut Keban ( 2004: 3 ) yang dikutip

Pasolong ( 2016: 7 ) yaitu : “ Semua proses dimana sumber daya dan personel publik
di organisir dan dikoordinasikan untuk mempormulasikan, mengiplementasikan, dan

mengelola ( manage ) keputusan keputusan dalam kebijakan publik “. Sehingga,

peneliti beranggapan bahwa Administrasi Negara merupakan suatu kegiatan

melaksanakan kebijakan atau melaksanakan program Negara secara efektif dan

efesien untuk mencapai tujuan Negara.

B. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Pada umumnya, apabila orang membicarakan sistem informasi manajemen,

yang tergambar adalah suatu sistem yang diciptakan untuk melaksanakan pengolahan

data yang dimanfaatkan oleh suatu organisasi. Pemanfaatan data disini dapat berarti

penunjang pada tugas-tugas rutin, evaluasi terhadap prestasi organisasi, atau untuk

pengambilan keputusan oleh organisasi tersebut kini kalo orang mendengar istilah

sistem informasi manajmen biasanya mereka juga membayangkan suatu sistem

komputer

Pengertian tentang sistem informasi manajamen di dalam organisasi telah ada

sebelum perangkat computer diciptakan. Inti pengertian sistem informasi manajemen

konvensional tentunya saja terkandung dalam pekerjaan-pekerjaan sistematis seperti

pencatatan agenda, kearsipan, komunikasi di antara manajer-manajer organisasi,

penyajian informasi untuk pengambilan keputusan, dan lain sebagainya. Secara

harfiah sekali lagi di ungkapkan sistem informasi manajmen adalah ssebuah bentuk

sistem informasi yang di tujukan untuk melayani para manajer. Sebenarnya, sistem
informasi manajemen tersebut terfokus pada alat bantu untuk mempercepat para

manajer memperoleh informasi.

1. Pengertian Sistem

Menurut Prof. Sumantri, ( 2007 : ) mengemukakakn bahwa pengertian sistem

sebagai berikut :

Sistem adalah Sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk


melakukan suatu maksud. Apabila suatu bagian rusak atau tidak dapat
menjalankan tugasnya, maka maksud yang hendak dicapai tidak akan
terpenuhi, atau setidak-tidaknya sistem yang telah terwujud akan mendapat
gangguan.
Sistem dibangun sebagai pedoman untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini

berarti kalau tidak adanya tujuan, tidak ada sistem. Sistem diperlukan sebagai

pedoman bagi organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Selain itu, Menurut Musanef (2007 : ) mengemukakan bahwa pengertian

sistem adalaha sebagai berikut

Sistem adalah Suatu sasaran yang menguasai keadaan dan pekerjaan dar
dalam menjalankan tugansya dapat teratur. Suatu tatanan dari hal-hal yang
paling berkaitan dan berhubungan sehingga membentuk kesatuan dan satu
keseluruhan.

Adapun menurut lucas (1987 : 5) mengemukkan bahwa pengertian sistem

sebagai berikut : “Sistem diartikan suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,

komponen, atau variable-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling

tergantung satu sama lain dan terpadu”.


Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem

adalah suatu kesatuan atau kumpulan yang teratur dari gagasan yang saling

bergantung satu sama lain dan terpadu yang terdiri dari bagian-bagian, komponen,

atau variable yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan

bersama.

2. Pengertian Informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari

pengolahan data tersebut dapat menjadi imformasi. Hasil pengolahan data yang tidak

memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah

informasi bagi orang tersebut.

Menurut susanto (2016 : 40) mengemukakan bahwa pengertian informasi

adalah sebagai berikut :

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil
dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang
tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang
bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut.
Menurut Davis (2005 : 10) ) mengemukakan bahwa pengertian informasi

adalah sebagai berikut : “ Informasi adalah data yang telah di olah menjadi sebuah

bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan

saat ini atau mendatang.


Selain itu, menurut Mc Leod (2005 : 10) ) mengemukakan bahwa pengertian

informasi adalah sebagai berikut : “ informasi adalah data yang telah di proses, atau

data yang memiliki arti”.

Hubungan antara data dengan informasi adalah seperti bahan baku sanpai

dengan barang jadi. Dengan kata lain, sistem pengolahan informasi mengolah data

menjadi informasi informasi atau lebih tepatnya sistem pengolahan data dari bentuk

yang tidak berguna menjadi berguna atau informasi bagi penggunanya. Hubungan

antara data dengan informasi menurut susanto (2016 : 42) dapat dilihat pada gambar

berikut :

Data Proses Informasi

Gambar 2.
Transformasi data menjadi informasi

Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa pengertian informasi

adalah data yang telah di olah menjadi bentuk yang berarti dan bermakna bagi

penerimanya untuk tujuan informative atau kesimpulam, argumentasi atau sebagai

dasar dalam pengambilan keputusan yang bermanfaat saat ini atau mendatang.

3. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan di

lakukan melalui proses dan di atur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen
itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang

diinginkan.

Menurut G.R. Terry (2019 : 2-3) mengemukakan bahwa pengertian

manajemen adalah sebagai berikut :

Management is a distinct prosses consisting of planning, organizing, actuating


and controlling perfomed to determine and accomplish stated objectives vy
the use of human being and other resources. Artinya, manajemen adalah suatu
proses yang khas yang terdiri dari tindakab-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang di lakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah di tentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Selain itu, menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel (2019 : 3)

mengemukakan bahwa pengertian manajemen adalah sebagai berikut :

Management is gettings things done though people. In bringing about this


coordinating of group activity, the manager plants, organizes, staffs, direct,
and control the activities other people. Artinya manajemen adalah usaha
mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian,
manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Adapun menurut drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2019 : 2) mengemukakan

bahwa pengertian manajemen adalah sebagai berikut : ”Manajemen adalah ilmu dan

seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”

Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa pengertian manajemen

adalah suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan dari tindakan-tindakan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang di lakukan untuk


menentukan serta mencapai sasaran yang telah di tentukan melalui pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien.

4. Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem informasi yang selain

melakukan semua pengolahan transaksi yang diperlukan dalam sebuah organisasi,

juga dapat memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi

manajemen.

Menurut susanto (2016 : 68) mengemukakan bahwa Sistem informasi

manajemen adalah sebagai berikut :

Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan kumpulan sub-sub sistem


yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara harmonis
untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang
diperlukan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan saat
melaksanakan fungsinya.

5. Karakteristik Sistem Informasi Manajemen

sistem informasi manajemen dalam tahapannya dapat digambarkan sebagai

struktur dalam bentuk piramida, dengan lapisan paling bawah meliputi pengolahan

transaksi berrupa pemberian informasi (tanggapan atau pertanyaan). Tahapan

berikutnya meliputi informasi manajemen untuk perencanaan personal, pengambilan

keputusan dan pengendalian. Tahap berikutnya meliputi informasi manajemen untuk

taktis dan pengambilan keputusan. Thap puncak yaitu sistem informasi manajemen

untuk perencanaan strategis dan kebijakan serta pengambilan keputusan.


Menurut Sutabri (2005 : 92-93) guna mendapatkan sinyal yang lebih dini

tentang keberadaan dan kondisi sistem informasi manajemen di organisasi, berikut

dijelaskan karakteristik sistem informasi manajemen adalah sebagai berikut :

a. Sistem informasi manajemen membantu manajer secara terstruktur pada


tingkat operasional dan tingkat control saja. Meskipun demikian, Sistem
informasi manajemen dapat di gunakan pula sebagai alat untuk perencanaan
bagi staff senior.
b. Sistem informasi manajemen si desain untuk memberikan laporan operasional
sehari-hari sehingga dapat memberikan informasi untuk mengontrol operasi
tersebut dengan lebih baik.
c. Sistem informasi manajemen sangat bergantung pada keberadaan data
oraganisasi secara keseluruhan, serta bergantung pada alur informasi yang di
miliki oleh organisasi tersebut.
d. Sistem informasi manajemen biasanya tidak memiliki kemampuan untuk
menganalisis masalah. Kemampuan untuk menganalisis masalah terletak pada
decition support systems.
e. Sistem informasi manajemen biasanya berorientasi pada data-data yang sudah
terjadi atau data-data yang sedang terjadi, bukan dat-data yang akan terjadi
seperti forecasting.
f. Sistem informasi manajemen juga berorientasi pada data-data di dalam
organisasi di banding data-data dari luar organisasi. Oleh karena itu, informasi
yang diperlukan oleh Sistem informasi manajemen adalah informasi yang
sudah diketahui formatnyaserta relative stabil.
g. Sistem informasi manajemen biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-
laporan yang dihasilkan banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa
Sistem informasi manajemen memiliki kemampuan agar manjer dapat
membuat laporannya sendiri, tetapi sebenarnya data-data yang diperlukan
manajer tersebut sudah ada dan sudah disiapkan terlebih dahulu.
h. Sebagaimana problematika yang telah disebutkan diatas, Sistem informasi
manajemen memerlukan perencanaan yang sangat matang dan panjang,
sambil memperhitungkan perkembangan organisasi di masa mendtang.
Sebuah literature menyebutkan bahwa analisis dan desain Sistem informasi
manajemen biasanya memerlukan waktu antara satu sampai dua tahun.
C. Efektivitas Program
1. Pengertian Efektivitas Program

Penilaian terhadap tingkat kesesuaian program merupakan salah satu cara

untuk mmengukur efektivitas program. Pengertian efektivitas program menurut

direktorat jendral pembinaan pelatihan dan produktivitas departemen

Ketenagakerjaan (Setiawan, 2005: 74) bahwa:

“Efektivitas program, merupakan penilaian terhadap tingkat kesesuaian

program merupakan salah satu cara mengkur efektivitas program. Efektivitas

program tersebut dapat diketahui dengan membandingkan tujuan program

dengan output program”.

Selain itu, menurut Julia (2010: 26) menyatakan bahwa efektivitas program

dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang menunjukan sejauhmana

sasaran program yang telah ditetapkan.

Adapun Menurut Tulus (Tangklilisan, 2005: 64) menyatakan bahwa

“bermanfaatkah dan puaskah peserta program palatihan merupakan pertanyaan-

pertanyaan yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur reaksi peserta terhadap

program pelatihan”.

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas

program merupakan suatu penilaian tehadap sejauh mana kegiatan dalam program-

program yang telah dilaksanakan dengan mencapai tujuan awal dari program tersebut

memberi dampak bagi sasaran tersebut.


2. Dimensi Efektivitas Program

Menurut James L. Gibson (Dalam Atmawati, 2019: 5-6) ukuran efektivitas

program adalah sebagai berikut :

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, berhubungan dengan kinerja program

yang dilaksanakan dengan kesesuaiannya dengan tujuan yang ingin dicapai.

b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, berhubungan dengan cara-cara yag akan

digunakan dalam mencapai tujuan.

c. Proses analisis dan perumusan kebijakan, yaitu untuk menghubungkan tujuan

dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional.

d. Perencanaan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan berkaitan dengan

proses pengambilan keputusan sebelum menjalankan sebuah program.

e. Penyusunan program yang tepat, rencana di susun dengan baik masih harus di

bawakan dan di aplikasikan dalam bentuk program.

f. Tersediannya sarana dan prasarana yang merupakn faktor pendukung

keberhasilan suatu program. Sarana dan prasarana adalah alat dan fasilitas

yang digunakan untuk melaksanakan segala kegiatan yang berkenaan dengan

program tersebut.

g. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik, untuk menjaga

pelaksanaan program agar tetap dapat berjalan sesuai dengan rencana dan

strategi yang telah di susun sebelumnya.


3. Hambatan-hambatan Dalam Pelaksanaan Program

Dalam proses pelaksanaan program akan selalu ditemukan hambatan,

Menurut Gow dan Morss (Pasolong, 2019: 69) hambatan dalam pelaksanaan suatu

program publik terdiri dari:

1. Faktor Internal

Hambatan dari dalam atau yang sering disebut faktor internal yaitu

hambatan yang ada dalam suatu organisasi/ instansi atau suatu daerah yang

sedang melaksanakan suatu program/kebijakan publik dari pemerintah.

Menurut Gow dan Morss (Pasolong, 2019: 69) hambatan dari dalam dapat

dilihat dari ketersediaan dan kualitas input yang digunakan seperti sumber

daya manusia, dana, struktur organisasi, informasi, saran, dan fasilitas yang

dimiliki, serta aturan, sistem dan prosedur yang harus digunakan.

Sedangkan menurut Abidin (Tahir, 2014: 57) faktor internal yang

mempengaruhi pelaksanaan kebijakan/ program yaitu berkaitan dengan

kebijakan yang akan dilakukan dan faktor-faktor pendukung lainnya. Jadi

dapat disimpulkan bahwa hambatan dari dalam dapat menjadi hambatan

dalam pelaksanaan program oleh pelaku kebijakan. Hal tersebut juga

berkaitan dengan indikator hambatan dari dalam yaitu SDM, dana, struktur

organisasi informasi dan saran, fasilitas yang dimiliki, dan aturan/ sistem

dan prosedur yang harus digunakan.

2. Faktor Eksternal
Hambatan dari luar atau yang sering disebut faktor eksternal yaitu hambatan

yang berasal dari lingkungan luar suatu organisasi/ instansi atau suatu

daerah yang sedang melaksanakan suatu program dari pemerintah yang

dapat mempengaruhi pelaksanaan suatu program. Menurut Gow dan Morss

(dalam Pasolong, 2019: 69) hambatan dari luar dapat dibedakan atas semua

kekuatan yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung kepada

pelaksanaan program itu sendiri, seperti peraturan atau kebijakan

pemerintah, kelompok sasaran, kecenderungan ekonomi, politik, kondisi

sosial budaya dan sebagainya. Selanjutnya, menurut Abidin (Tahir, 2014:

57) faktor eksternal yang mempengaruhi pelaksanaan program yaitu

berkaitan dengan kondisi lingkungan dan pihak-pihak yang terkait dalam

pelaksanaan program. Sedangkan menurut Keban (2017: 16) kategori faktor

di luar kebijakan yang mempengaruhi pelaksanaan program antara lain

ditunjukan melalui: a) kondisi sosial ekonomi, b) dukungan publik, c) sikap

dan sumber daya yang dimiliki kelompok, d) dukungan dari pejabat dan

atasan, dan e) komitmen dan kemampuan kepemimpinan pejabat pelaksana.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hambatan dari luar dapat menjadi hambatan

dalam pelaksanaan program oleh pelaku kebijakan. Hal tersebut juga

berkaitan dengan indikator hambatan dari luar yaitu peraturan atau

kebijakan pemerintah, kelompok sasaran, kecenderungan ekonomi dan

politik, serta kondisi sosial budaya.

4. Upaya-Upaya Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Program


ketika terjadi hambatan dalam pelaksanaan program, maka akan diadakan

suatu upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi, sunggono

(1994:149-154) upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan efektivitas

program, sebagai berikut :

1. Isi kebijakan, yaitu upaya mengatasi hambatan tentang isi kebijakan

bahwa isi kebijakan perlu adanya beberapa faktor pendukung untuk

melihat keberhasilan suatu program yang di implementasikan yaitu,

kepentingan dari isi kebijakan, program tersebut karena suatu kebijakan

dalam pelaksanaan nya melibatkan banyak kepentingan, dan sejauh mana

kepentingan tersebut membawa pengaruh kepada implementasiannya.

2. Informasi, dalam mengatasi hambatan komunikasi cara mengatasinya

yaitu dengan melakukan tindakan dengan membuat prosedur-prosedur

melalui penataan yang jelas mengenai persyaratan, tujuan menghilangkan

pilihan dari multi interpetensi atau penafsiran informasi, melaksanakan

prosedur dengan hati-hati dan mekanisme pelaporan secara terperinci.

3. Dukungan, yaitu proses implementasi tentu harus adanya dukungan untuk

mengatasi hambatan diatas, salah satunya yaitu fasilitas, yang diharapkan

untuk mendukung pelaksanaan suatu peraturan hukum.

4. Pembagian potensi. Yaitu upaya-upaya untuk mengatasinya yaitu dalam

menjalankan suatu kebijakan atau program harus didukung dengan adany

pelaksanaan kebijakan yang kompeten demi keberhasilan suatu kebijakan.


D. Kajian Penelitian Terdahulu

Dalam menyusun penelitian ini, peneliti terlebih dahulu melakukan kajian

terhadap penelitian yang terdahulu. Hal ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman

penelitian dan dijadikan sebagai perbandingan hasil antara penelitian yang sudah

dilakukan dengan penelitian yang hendak peneliti lakukan.

Berikut adalah hasil-hasil penelitian terdahulu yang disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut :

Tabel 2.
Kajian penelitian terdahulu
No Nama Dan Judul Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
Terdahulu
1. Eka Zatnika, STIA a. Metode a. Lokus Program Genre
Sebelas April penelitian penelitian di Kabupaten
Sumedang (2017) kualitatif b. Informan Sumedang
dengan judul b. Pengumpulan c. Hasil telah berjalan
penelitian data penelitian efektif, akan
“Efektivitas Program c. Teknik d. Objek tetapi masih
Generasi Berencana pengambilan penelitian belum optimal.
(Genre) Pada Bidang sampel
Keluarga Berencana
Di Dinas
Pengendalian
Pendudukdan
Keluarga Berencana
Kabupaten
Sumedang.”
2 Yudi Permana, a. Metode a. Lokus Program PPDB
STIA Sebelas April penelitian penelitian menggunakan
Sumedang (2021) kuantitatif b. Informan sistem zonasi
dengan judul b. Pengumpul c. Hasil di Kabupaten
penelitian an data penelitia Sumedang
“Efektivitas Program c. Teknik d. Objek sudah berjalan
Penerimaan Peserta pengambila penelitian secara efektif
Didik Baru (PPDB) n sampel akan tetapi
Menggunakan masih belum
Sistem Zonasi Pada optimal/maksi
Jenjang Sekolah mal dalam
Menengah Pertama proses
Negeri (SMP) di pengimplement
Dinas Pendidikan asiandikarenak
Kabupaten an masalah
Sumedang” transparansi
dan
akuntabilitas
PPDB masih
rawan terjadi
kecurangan
dan kebutuhan
sarana
prasarana yang
dilakukan oleh
penyelenggara
untuk
mewujudkan
visi dan misi
program PPDB
sejauh ini
belum
terpenuhi
dengan
maksimal
karena masih
terjadi
kesenjanganku
alitas sarana
dan prasarana.
3 Nur Rahma Diani a. Metedologi a. Lokus Efektivitas
Universitas penelitian penelitian penerapan
Hasanuddin (2017) kualitatif b. Informan Sistem
dengan judul b. Objek c. Hasil Informasi
penelitian “ penelitian penelitian Manajemen
Efektivitas c. Pengumpul Kepegawaian
penerapan Sistem an data (SIMPEG)
Informasi pada Badan
Manajemen Kepegawaian
Kepegawaian dan Diklat
(SIMPEG) pada Daerah
Badan Kepegawaian Kabupaten
dan Diklat Daerah Enerekang
(BKDD) Kabupaten belum efektif
Enerekang dari segi
adaptasi,
integrasi dan
produksi,
Dari tabel 2. tersebut dapat diketahui beebrapa persamaan dan perbedaan
anatara penelitian yang dilakukan dengan ketiga penelitian tersebut. Persamaan dan
perbedaaan dapat diketahui sebagai berikut :

1. Persamaan
Persamaan penelitian pertama dengan penelitian yang dilakukan yaitu sama-
sama meneliti tentang efektivitas program akan tetapi program yang diteliti
berbeda, menggunakan metedologi penelitian yang sama yaitu penelitian
kualitatif, menggunakan teknik pengumpulan data dan pengambilan sampel
yang sama. Penelitian kedua, memiliki objek penelitian yang berbeda.
Menggunakan metodologi penelitian yang sama yaitu penelitian kualitatif, dan
menggunakan teknik pengumpulan data dan pengambilan sampel yang sama.
Penelitian ketiga, memiliki objek penelitian yang sama yaitu tentang sistem
informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG), menggunakan metedologi
penelitian kualitatif dan pengumpulan data yang sama.
2. Perbedaan
Selain memiliki persamaan, penelitian ini sudah tentu memiliki perbedaan.
Perbedaan. Pada penelittian pertama dan kedua yaitu lokus penelitian,
informan, hasil penelitian dan objek penelitian. Sedangkan pada penelitian
ketiga, memiliki perbedaan lokus penelitian, informan penelitian, dan juga
hasil penelitian yang berbeda.

E. Kerangka Pemikiran Dan Pertanyaan Penelitian

1. Kerangka Pemikiran

Sumber daya manusia merupakan unsur pokok dalam suatu organisasi, baik

swasta maupun pemerintahan. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia, yang
selanjutnya disebut sebagai pegawai atau aparatur sipil Negara dapat menetukan

berkembang atau tidaknya suatu organisasi. Pegawai yang berkualitas dapat membuat

organisasi berkembang dan bertahan hidup dari persaingan yang ada. Semakin

meningkatya jumlah pegawai ASN mengakibatkan sulitnya memperoleh data-data

kepegawaian ASN. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang dapat mengelola

database kepegawaian secara mudah dan cepat. Salah satu sistem yang dapat

mempermudah dalam mengelola database kepegawaian adalah sistem informasi

manajmen kepegawaian (SIMPEG).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen

merupakan sistem pengolahan data yang dapat menyediakan data dan informasi

kepada pimpinan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan dan menentukan

kebijakan.

Admnistrasi Negara telah menjawab tantangan kemajuan teknologi dengan

cara meneraapkan sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) sebagai

salah satu bentuk dari implementasi e-government di bidang kepegawaian. Tujuan di

bentuknya sistem informasi manajemen kepegawaian adalah supaya organisasi

memiliki suatu sistem yang dapat diandalkan dalam mengolah data kepegawaian

menjadi suatu informasi yang relevan, tepat waktu, akurat, dan lengkap seta

bermanfaat dalam berbagai aktivitas manajemen.


Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)

Kabupaten Sumedang dalam mengefektifitaskan tugasnya memerlukan suatu sistem

informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) yaitu pengolahan yang berhubungan

dengan peningkatan informasi kepegawaian di pemerintah daerah yang efektif dan

efisien oleh teknologi dan sumber daya manusia. Tanpa adanya sumber daya

manusia, maka pengelolaan atau manjemen kepegawaian tidak akan berjalan dengan

baik. Selain sumber daya manusia, fasilitas yang digunakan dalam sisitem informasi

manajemen kepegawaian sangat berpengaruh dalam proses pelaaksaanaan sistem

informasi kepegawaian tersebut. Begitu juga ketetapan sistem informasi manajmeen

kepegawaian yang dilaksanakan sesuai dengan tahapan prosedur sangat berpengaruh

bagi output yang dihasilkan nanti.

Keberhasilan program sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG)

salah satunya dapat dilihat dari seberapa efektif pada tahapan pelaksanaan program

tersebut. Suatu program di katakan berjalan dengan efektif apabila rencana yang telah

dibuat sesuai dengan tujuan program atau dengan kata lain dapat di ukur dengan

membandingkan hasil pelaksanaan program dengan rencana dan tujuan program

tersebut.

Pada penelitian ini untuk melihat keefektifan sistem informasi manajemen

kepegawaian (SIMPEG) Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sumedang, maka diperlukan ukuran efektivitas


program. Menurut James L. Gibson (Dalam Atmawati, 2019: 5-6) ukuran efektivitas

program adalah sebagai berikut :

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai

b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan

c. Proses analisis dan perumusan kebijakan

d. Perencanaan yang berkaitan dengan pengambilan.

e. Penyusunan program yang tepat

f. Tersediannya sarana dan prasarana

g. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

Dalam proses pelaksanaan sistem informasi manajemen kepegawaian terdapat

beberapa hambatan-hambatan dalam pelaksanaan sistem informasi manajemen

kepegawaian (SIMPEG). Hambatan tersebut meliputi hambatan dari dalam seperti

sumber daya manusia, informasi, sarana dan fasilitas yang belum memadai, aturan,

sistem dan prosedur dan hambatan dari luar yang meliputi peraturan atau kebijakan

pemerintah dan kelompok sasaran. Untuk mengatasi hambatan- hambatan tersebut

ada beberapa upaya yang diambil. Menurut Sunggono (2014 : 149-153) upaya untuk

mengatasi faktor penghambat adalah isi kebijakan meliputi berhasilnya suatu

kebijakan yang dilaksanakan dan program kebijakan sudah sesuai dengan kebutuhan,

informasi meliputi prasarana yang di miliki sangat memadai dan stakeholder sangat

memiliki peran dalam melaksanakan kebijakan, dukungan terkoordinasi

melaksanakan kebijakan dengan baik dan memiliki hubungan dari berbagai unsur
yang mendukung kebijakan dilaksanakannya kebijakan. Pembagian potensi yang

meliputi wewenang dalam melaksanakan suatu kebijakan sudah baik dan pembagian

tugas dalam melaksanakan kebijakan sudah sesuai dengan SOP.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan pemikiran bahwa keefektivan

sistem informasi manajemen kepegawaian menurut James L. Gibson (Dalam

Atmawati, 2019: 5-6) yaitu kejelasan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan strategi

pencapaian tujuan, proses analisis dan perumusan kebijakan, perencanaan yang

berkaitan dengan pengambilan, penyusunan program yang tepat, tersediannya sarana

Adapun bagan dalam kerangka pemikiran dari sistem informasi manajemen

kepegawaian adalah sebagai berikut :


Efektivitas Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)

Efektivitas Program Faktor-faktor Upaya untuk mengatasi


menurut James L. penghambat Efektivitas faktor penghambat
Gibson (dalam Program menurut Gow menurut Sunggono
Atmawati 2019 : 5-6) : dan Morss (Pasolong, (2014 : 149-153) :
2019 : 69) :
1. Kejelasan 1. Isi kebijakan
tujuan 1. Hambatan dari 2. Informasi
2. Kejelasan dalam 3. Dukungan
strategi 2. Hambatan dari 4. Pembagian
pencapaian luar potensi
tujuan
3. Perencanaan
yang matang
4. Tersedianya
sarana dan
prasarana
2. Kisi-Kisi Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, peneliti membuat kisi-kisi pertanyaan

untuk digunakan sebagai bahan pengamatan penelitian secara langsung pada objek

penelitian mengenai variable penelitian efektivitas program yang di sajikan seperti

dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.
Kisi-kisi Pertanyaan

Fokus Dimensi Indikator Item


Permasalahan

Efektivitas 1. Kejelasan a. Tujuan 1


Program, tujuan
Menurut James L. b. Kemampuan 2
Gibson (Dalam melakukan tugas
Atmawati, 2019: sesuai dengan tujuan
5-6) yang ditetapkan
Kejelasan tujuan
c. Melakukan 3
kerjasama dengan
baik

2. Kejelasan a. adanya suatu 4


Strategi perencanaan yang
pencapaian matang dalam
tujuan mencapai tujuan

b. Meningkatkan kualitas 5
dan kuantitas

a. Mengikuti langkah 6
langkah atau prosedur
3. Perencanaan yang telah ditentukan
yang matang
b. Menggambarkan hasil 7
yang akan dicapai
4. Tersedianya a. Mendukung 8
sarana dan pelaksanaan tugas
prasarana
b. Kemudahan dalam 9
akses yang memadai

Faktor-Faktor 1. Hambatan dari a. Sumber daya manusia 10


Penghambat dalam
Efektivitas b. Informasi 11
Program
c. Sarana dan fasilitas 12
Menurut Gow yang dimiliki
Dan Morss
d. Aturan, sistem dan 13
(Pasolong, 2019:
Prosedur
69)
2. Hambatan dari Luar a. Peraturan atau 14
kebijakan pemerintah
b. Kelompok sasaran 15

Upaya Untuk 1. Isi kebijakan a. Berhasilnya suatu 16


Mengatasi Faktor kebijakan yang
Penghambat dilaksanakan
Menurut
Sunggono b. Program kebijakan 17
(2014 : 149-153) sudah sesuai dengan
kebutuhan

2. Informasi a. Prasarana yang 18


dimiliki sangat
memadai

b. Steakholder sangat 19
memiliki peran dalam
melaksanakan
kebijakan

3. Dukungan a. Terkoordinasi 20
melaksanakan
kebijakan
dengan baik

b. Memiliki dukungan 21
dari
berbagai unsur yang
mendukung kebijakan
dilaksanakan

4. Pembagian a. Wewenang dalam 22


Potensi melaksanakan suatu
kebijakan sudah baik.

b. Pembagian tugas 23
dalam
melaksanakan
kebijakan
sudah sesuai dengan
SOP

Anda mungkin juga menyukai