Anda di halaman 1dari 59

MORAL, ETIKA DAN AKHLAK

Scr etimologi, etika (ethos atau ta etha = bhs


Yunai kuno) berarti adat, kebiasaan, sikap.
Istilah etika itu diltrbelakangi oleh kata ta etha,
yg oleh Aristoteles digunakan utk
menunjukkan filsafat moral.
Kata moral berasal dari bahasa latin mos, yang
mengandung arti kebiasaan, adat. Karenanya,
secara etimologis kata moral berarti adat
kebiasaan. Dalam kamus, moral diartikan
dengan penentuan baik dan buruk terhadap
perbuatan dan kelakuan.
Moral secara istilah, untuk menentukan batas-
batas dari sifat, perangai, kehendak,
pendapat, yang secara layak dapat dikatakan
benar, salah, baik, atau buruk. Acuan moral
adalah system nilai yang hidup dan
diberlakukan dalam masyarakat.
Secara bahasa akhlak berasal dari kata
akhlaqa – yakhluqu – akhlaqan, yang berarti
kebiasaan, perangai, watak, peradaban yang
baik.
Ibn Maskawaih : sifat yang tertanam dalam
jiwa yang mendorongnya untuk melaksanakan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Al-Ghazali : sifat yang tertanam dalam jiwa
yang menimbulkan macam-macam perbuatan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Ciri-ciri perbuatan akhlak ialah : a) tertanam
kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah
menjadi kepribadiannya, b) dilakukan dengan
mudah tanpa pemikiran,
c) timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya tanpa ada paksaan atau
tekanan, d) dilakukan dengan penuh
kesungguhan, bukan bermain-main atau
sandiwara,
e) dilakukan dengan ikhlas krn Allah swt.
Persamaan antara etika, moral, dan akhlak
ialah terletak pada fungsi dan peran masing-
masing, yaitu menentukan nilai atau hukum
dari suatu perbuatan manusia untuk
ditetapkan baik atau buruk.
Persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal :
a) objek; yaitu perbuatan manusia, b) ukuran;
baik dan buruk, dan c) tujuan; membentuk
kepribadian manusia.
Perbedaan antara ketiganya ialah terletak
pada sumber atau acuan, sifat pemikiran, dan
proses munculnya perbuatan. Etika sumber
atau acuannya ialah akal, moral sumber
acuannya ialah norma atau adat istiadat,
sedangkan akhlak bersumber dari wahyu
Tuhan.
Etika bersifat filosofis, moral bersifat empiris,
sedangkan akhlak merupakan perpaduan
antara wahyu dan akal. Proses munculnya
perbuatan, maka : etika muncul ketika ada ide,
moral muncul karena pertimbangan suasana,
dan akhlak muncul secara spontan atau tanpa
pertimbangan.
TUJUAN ETIKA ISLAM
Tiga perbuatan manusia :

 Perbuatan yg timbul karena tiada


kehendak
 Perbuatan yg timbul dengan kehendak
dan melalui pemikiran terlbh dhl
 Perbuatan yg menyerupai keduanya
Tehadap perbuatan yg pertama, maka tidak
dikenakan hukum etika (krn bkn persoalan
etika)

Terhadap perbuatan yg kedua, dikenakan


hukum etika, dan harus
dipertanggungjwbkan, krn menjadi
persoalan etika

Terhadap perbuatan yg ketiga, tergantung


kepada tingkat kesadaran dan ikhtiar
Pokok persoalan etika ialah sgl perbuatan yg
timbul dr orang yg melakukan dg ikhtiar dan
sengaja, dan ia mengetahui wkt melakukan
perbuatan tsb
Etika itu tidak menjadikan semua manusia
baik, krn kedudukannya hanyalah
memberikan informasi dan resep. Namun
etika dpt membuka mata mans agar dpt
melihat yg baik dan yg buruk
Tujuan etika tdk hanya utk mengetahui teori,
ttp juga utk mempengaruhi dan mendorong
kehendak mns spy membentuk hdp yg suci
dan menghslkan kebaikan, memberi faedah
kpd seluruh mns. Jd etika itu mendorong
kehendak agar berbuat baik
Tujuan mempelajari etika :

 Utk mendptkan konsep yg sama mengenai


penilaian baik dan buruknya perilaku atau tindakan
mns dlm ruang dan wkt tnt
 mengarahkan perkembangan masy mnj suasana
yg harmonis, tertib, teratur, damai dan sejahtera

 mengajak org bersikap kritis dan rasional dlm


mengambil kpts scr otonom
 utk mempersoalkan norma yg dianggap berlaku,
menyelidiki dasar suatu norma itu dan apakah dasar
itu membenarkan ketaatan yg dituntut oleh norma
itu trhdp norma yg dpt berlaku
 etika mengajukan pertanyaan ttg
legitimasinya, artinya norma yg tdk dpt
mempertahankan diri dari pertanyaan kritis,
dg sendirinya akan kehilangan haknya. Etika
mempersoalkan pl hak setiap lmbg spt orang
tua, skl, ngr, agm utk memberikan perintah
atau larangan yg hrs ditaati
 etika dpt mengantarkan mns kepada sifat kritis
dan rasional
 etika memberikan bekal kpd mns utk
mengambil sikap yg rasional terhdp semua
norma
 etika menjd alat pemikiran yg rasional dan
bertanggungjawb bg seorang ahli dan bg siapa
sj yg tdk mau diombang-ambingkan oleh norma2
yg ada
FAKTOR-FAKTOR AKHLAK :

 MANUSIA
 INSTINCT
 ADAT KEBIASAAN
 KETURUNAN
 LINGKUNGAN
 ‘AZAM
 SUARA BATHIN
 PENDIDIKAN
Faktor Penting dalam Akhlak :
1). Manusia
- memiliki akal-budi
- dapat tertawa
- mempunyai bahasa
- mempunyai kebudayaan
- kekuasaan menundukan binatang
- tanggung jawab
- ilmu pengetahuan

(Surat Al An’am : 175)


Identitas kemanusiaan perlu diselediki dalam
pelajaran akhlak, karena manusia selaku pelaku
akhlak itu sendiri dan faktor-faktor kemanusiaannya
menentukan kesungguhan bekerja mencetak amal
kebaikan

(Surat Al Isra : 74)


Kelakuan dan perbuatan yang berbeda-beda itu
pada prinsipnya ditentukan dan dipengaruhi oleh
dua faktor :
- faktor dalam yang disebut instinct/naluri/fitrah
bawaan sejak lahir
- faktor luar yaitu lingkungan, pendidikan, latihan
2) Instinct
Adalah sifat yang menimbulkan perbuatan yang
menyampaikan pada tujuan dengan terpikir lebih
dahulu ke arah tujuan itu, tanpa didahului latihan
atas perbuatan tersebut.
Setiap kelakuan manusia lahir dari kehendak yang
digerakan oleh naluri, jadi merupakan pembawaan
asli
Menurut ahli psikologi, naluri yang mendorong
tingkah laku :
- nutritive instinct
- sexual instinct
- paternal instinct
- combative instinct (berjuang)
- naluri berTuhan
- naluri memiliki
- takut, suka meniru, bergaul, ingin tahu ….
3) Adat Kebiasaan
Adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang
sehingga jadi mudah dikerjakan, seperti minum wiski
bagi orang baru meminum akan terasa tidak nikmat,
tetapi jadi nikmat jika terbiasa.

(Surat Al Maidah : 104)


“Apabila dikatakan kepada mereka : Berpeganglah
pada apa yang telah Allah turunkan dan kepada
Rasul-Nya, mereka berkata : kami lebih baik
berpegang pada kebiasaan yang kami terima dari
nenek moyang”
Pengaruh urat syaraf :
Menurut ahli psikologi bahwa segala yang dirasakan
manusia erat hubungannya dengan urat syaraf dan
otaknya.
Setiap pikiran dan perbuatan memberikan bekas
kepadanya, sehingga manakala dikehendaki
mengulang perbuatan dan pikiran itu lebih mudah
dari yang pertama, justru urat syaraf telah sedia dan
terbentuk menurut perbuatan itu.
Seperti jika orang biasa makan pakai sendok dan
garpu, karena ia ingin mengulangnya, akhirnya
terbiasalah urat syarafnya melakukan hal itu.
Kekuatan kebiasaan :
Orang yang sudah menerima pekerjaan menjadi
kebiasaan atau adat, maka pekerjaan itu sulit
ditinggalkan karena berakar kuat dalam
pribadinya.

Semakin diulangi, maka akan semakin terbiasa.


Itulah adat kebiasaan.
Teori atau seni merubah kebiasaan jelek :
- niat yang sungguh-sungguh
- pengertian dan kesadaran yang mendalam akan
perlunya kebiasaan jelek dititnggalkan
- melaksanakan niat dengan setia
- mengisi kekosongan dengan kebaikan setelah
kejelekan itu bergeser
- waktu yang tepat untuk melaksanakan niat
- selalu memelihara kekuatan penolak yang terdapat
dalam jiwa
4) Keturunan
Dari sunatullah yang berlaku pada alam, bahwa cabang
menyerupai pokoknya dan pokok menghasilkan dan
melahirkan yang serupa atau hampir serupa dengannya
(manusia, hewan, tumbuhan).
Turunan pada manusia melahirkan : a) sifat-sifat manusia
dan b) sifat-sifat bangsa.

Sifat Umum :
Manusia yang berasal dari suatu keturunan dimana-mana
membawa turunan dari pokoknya beberapa sifat dan
pembawaan yang bersamaan, misalnya bentuk badan,
perasaan, akal dan pikiran dll. (Surat An Nisa : 1).
Sifat Khusus :
Dari sifat-sifat kemanusiaan yang umum
menurunkan sifat-sifat khas kemanusiaan pada
keturunannya, maka didapati adanya rumpun,
bangsa dan suku sebagai cabang dan ranting dari
asal manusia tadi. (Surat Al Hujurat : 13).

Selain sifat-sifat kemanusiaan yang bersifat umum


diwariskan, juga ada sifat-sifat bangsa dan suku yang
bersifat khas, yang oleh ahli antropologi dan
etnologi diselidiki secara mendalam.
Dengan sifat khas yang merupakan pembawaan
bangsa itu, maka dapatlah dikenal identitasnya,
seperti warna kulit, rambut, hidung dll.
Juga ciri khas dari sifat-sifat ruhaniah, seperti
kecerdasan, keberanian, mental dll.

Dalam skop yang lebih kecil atau keluarga, yang


dipimpin kedua orang tua, juga terdapat warisan
khas terhadap anak-cucunya dan keturunannay di
kemudian hari.
Sifat-sifat yang diwariskan :
- sifat jasmaniyah, yakni kekuatan atau kelemahan
otot dan urat syaraf
- sifat ruhaniah, yakni kekuatan atau kelemahan
naluri yang akan mempengaruhi tingkah lakunya

Jadi, keturunan dari rumpun, bangsa, suku, keluarga


punya pengaruh dalam mewariskan sejumlah instinct
sejak lahir. Persediaan instinct ini berkembang
melalui lingkungan.
5) Lingkungan
Adalah suatu yang melingkungi suatu tubuh yang
hidup, seperti tumbuhsn, keadaan tanah, udara, dan
lingkungan pergaulan.
Lingkungan ada dua macam :
- alam yang bersifat kebendaan
- pergaulan yang bersifat ruhaniah (manusia harus
berhubungan dengan manusia lainnya dengan cara
bergaul untuk saling mempengaruhi dalam pikiran,
sifat dan tingkah laku
Lingkungan pergaulan, kategori :
- rumah tangga/keluarga
- sekolah
- pekerjaan
- jama’ah/organisasi
- kehidupan ekonomi
- pergaulan yang bersifat umum atau bebas

Lingkungan menentukan pematangan watak dan


kelakuan seseorang. (Surat Al Isra : 84).
6) ‘Azam
Adalah kehendak atau kemauan keras, yang
menggerakkan manusia berbuat sungguh-sungguh.
Kehidupan para Rasul dan Nabi yang tahan uji itu
dihayati oleh kekuatan ‘azam, seperti dalam Surat Al
Ahqaf : 35, “Hendaklah engkau tabah seperti
ketabahan Rasul-rasul yang memiliki kehendak yang
keras (‘azam)”.
Kehendak mendapat perhatian dalam ilmu akhlak,
karena itulah yang menentukan baik buruknya
perbuatan. Dari kehendak menjelma niat yang baik
dan yang buruk, sehingga perbuatan atau tingkahlaku
menjadi baik atau buruk karenanya.
Adanya kehendak yang diberikan Allah kepada
manusia, maka diberikan pula kebebasan memilih
dan berbuat.

Surat Fushilat : 46, “Barang siapa yang berbuat baik,


maka (adalah) untuk dirinya. Dan barang siapa
berbuat jahat, maka (adalah) untuk dirinya
kerugiannya. Dan tidaklah Tuhanmu menganiaya
hamba-hamba-Nya”.
Dua macam gerakan atau peristiwa yang terdapat
pada manusia :
- yang terjadi karena kehendak (ikhtiari), seperti
mengangkat barang,
- yang terjadi tidak lahir dari kehendak (idlthirari),
seperti gerakan jantung, terpeleset dll.

Gerakan ikhtiari harus dipertanggungjawabkan,


sedang gerakan idlthirari tidak, karena idlthirari tidak
lahir dari niat atau kehendak
7) Suara Hati/Bathin (dlamir)
Dalam diri manusia terdapat kekuatan yang
sewaktu-waktu memberikan peringatan (isyarat) jika
tingkahlaku manusia diambang bahaya dan
keburukan, yang disebut dlamir.

Fungsunga adalah memperingatkan bahayanya


perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya. Jika
seseorang terjerumus melakukan perbuatan buruk,
maka batin merasa tidak senang (menyesal). Dlamir
juga merupakan kekuatan yang mendorong manusia
melakukan perbuatan baik.
Dalam pembahasan suara batin, maka ahli etika
mengakui adanya suara batin sebagai kekuatan
dalam pribadi manusia, tapi ada persoalan :
- kapan suara batin menyampaikan insyaratnya?
Sebelum atau sesudah perbuatan? Ada teori yang
menerangkan suara hati sebagai petunjuk (index),
suara hati yang mengadili (yudex), dan suara hati
yang membalas kejahatan (Vindex).
- dalam diri manusia sering terdapat pertentangan
antara pikiran, perasaan dan kemauan. Manakah
yang lebih menentukan dalam suara batin?
- Apakah suara batin itu hanya merupakan alat yang
istimewa dalam diri manusia sebagai manifestasi
dari kesadarannya ataukah merupakan suara isyarat
dari alam ghaib (ilham).
- apakah suara batin itu fitrah atau diperoleh dari
pengalaman dan lingkungan?

Segolongan ahli etika mengambil kesimpulan bahwa


benih suara batin itu fitrah tetapi tumbuh dan
dibesarkan oleh adat dan lingkungan.
Dalam Al Qur’an terdapat petunjuk mengenai suara
batin, dengan kalimat fuad, qalbu dll, dan suara hati
akan dimintai pertanggungjawabannya, dalam (Surat
Al Isra : 36).

Juga Surat Al Syamsu : 7-8, “Dan perhatikanlah jiwa


dengan kesempurnaannya. Dan diberitahukan
kepadanya jalan yang salah dan yang benar”.
8) Pendidikan
Segala tuntunan dan pengajaran yang diterima
seseorang dalam membina kepribadian. Pendidikan
itu memiliki pengaruh yang besar dalam akhlak,
sehingga ahli-ahli etika memandang bahwa
pendidikan adalah faktor yang turut menentukan
dalam etika disamping faktor lainnya.

Pendidikan itu turut mematangkan kepribadian


manusia, sehingga tingkah lakunya sesuai dengan
pendidikan yang telah diterimanya. Dengan
pendidikan, naluri dapat dibangun dengan baik dan
terarah
Ciri ciri Akhlak Islam
 Kebajikan yg bersifat mutlak (Al Khairiyyah al Muthlaqah)
 Kebajikan yg universal (Ash Shalahiyyah al ‘Ammah)
 Tetap dan mantap (langgeng, tdk berubah)
 Kebajikan yg dipatuhi (Al Iljam al Mustajab)
 Pengawasan yg menyeluruh (Ar Raqabah al Muhithah)
Karakteristik Akhlak

Al Akhlaq ar Rabbaniyyah


Al Akhlaq al Insaniyyah
Al Akhlaq al Jami’iyyah
Al Akhlaq al Wasithiyyah
Al Akhlaq al Waqi’iyyah
Klasifikasi Akhlak
• Al Akhlaq al Muhmudah
• Al Akhlaq al Karimah
• Al Fadliilah
• Al Munziyaat

• Al Akhlaq al Madzmumah
• Al Akhlaq as Sayyiat
• Al Qabiihah
• Al Muhlikaat
Ciri-ciri perbuatan akhlak

a) tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi


kepribadiannya,
b) dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran,
c) timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada
paksaan atau tekanan,
d) dilakukan dengan penuh kesungguhan, bukan bermain-main
atau sandiwara,
e) dilakukan dengan ikhlas krn Allah swt.
Dalam pembahasan Fadlilah dan Qabihah
dititkberatkan pada pembahasan sifat-sifat yang
terpendam dalam jiwa manusia yang menelorkan
perbuatan-perbuatan lahiriyah
Sifat-sifat mahmudah laksana vitamin dan mineral
untuk membangun jasmani, dan sifat-sifat qabihah
bagaikan virus dan bakteri penyakit yang merusak
tubuh
Sifat-sifat mahmudah (fadlilah) merupakan kekuatan
pembunuh sifat-sifat qabihah, juga sebagai kekuatan
pembangun akhlak mahmudah.
Untuk mengusir sifat qabihah harus ada kekuatan
penolak, yakni fadlilah atau sifat mahmudah
Apabila hati sedang dikotori/diserang oleh
virus/gangguan syetan, maka segera dilawan dengan
dzikir dan ta’awwudz, seperti juga kebaikan dapat
menghapuskan kejahatan.
Dirikanlah shalat pada kedua tepi siang dan
sebahagian dari malam hari, karena sesungguhnya
kebaikan menghapuskan keburukan (QS. Huud :
114)
• Nilai Manusia itu pada hakikatnya terletak pada
akhlak dirinya
• Semakin tinggi akhlaknya maka akan semakin tinggi
nilai kemanusiaan pada dirinya
• Masyarakat yang tidak mempunyai nilai akhlak, tidak
boleh dianggap sebagai masyarakat yang baik dan
mulia walaupun maju di bidang lainnya
• Akmalu al mu’miniina iimanan ahsanuhum
huluuqan
Pengaruh Lingkungan Keluarga
terhadap Pembentukkan Akhlak
• Q.S. At Tahriim : 6
Hai orang orang yang beriman peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka…
• Q.S. An Nisaa : 9
Dan hendaklah takut kepada Alloh orang orang yang
sseandainya meninggalkan di belakang mereka anak-
anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh karena itu , hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang benar.
•Unsur unsur dalam keluarga : budaya,
madzhab, ekonomi, dan jumlah keluarga.
•Keluarga menyiapkan potensi pertumbuhan
dan pembentukkan kepribadian anak.
•Pembentukkan akhlak anak dimulai sejak
lahir, termasuk dlm memilih pasngan
•Keluarga merupakan lingkungan pertama
dan utama bagi anak (pembenukkan akhlak)
TUGAS ADM NEGARA STIA

•MENYUSUN RESUME POKOK-POKOK


BAHASAN 1 – 7 MATKUL PAI
•DI KETIK DALAM A4, 1,5
•HALAMAN MIN 4
•DIKUMPULKAN PADA WAKTU UTS

Anda mungkin juga menyukai