seorang wanita muda yang ingin menjadi suci. Aku bertanya apakah ia bersedia menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan Nesus. Ia menyatakan bersedia. Kemudian aku ajukan suatu ujian berat kepadanya, apakah ia bersedia untuk pergi ke Afrika sebagai Penginjil Tuhan Yesus. Ia menjawab . "bersedia". Maka kami berdoa, dan sedang kami berdoa ia menangis dan berseru : "Ya Tuhan Yesus." Ia belum pernah melihat Tuhan Yesus. Ia belum pernah mendengar suaraNya dan sebelumnya ia tak pernah membayangkan hal suatu wahyu dari Tuhan Yesus di dalam hatinya, sama seperti seorang buta sejak lahimya dapat membayangkan bentuknya pelangi. Namun ia.mengenal Dia ! Ia tidak membutuhkan penerangan lebih lanjut bahwa inilah Tuhan Yesus, seperti percuma juga cahaya lilin pada waktu matahari telah terbit. Matahari mengeluarkan sinarnya sendiri dan demikian juga halnya dengan Tuhan Yesus.
Ia mengenal Dia, mencintai Dia, bersukacita di dalam
Dia dengan "kesukaan yang tiada terkatakan dan penuh kemuliaan" ; dan mulai pada saat itu ia mengikuti Tuhan Yepus dan bersaksi tentang Dia — mengikuti Dia ke Afrika, menolong dan memenangkan orang-orang kafir bagiNya, sampai pada suatu hari Ia berkata kepadanya : "Baik