0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan2 halaman
Kaum tua-tua Yahudi dan imam-imam kepala mempertanyakan kuasa Yesus mengajar di Bait Allah. Yesus balik bertanya tentang asal baptisan Yohanes. Mereka tidak memberi jawaban karena takut konsekuensinya. Akhirnya mereka mengaku tidak tau, padahal banyak tanda dan mukjizat yang dilakukan Yesus. Mereka menutup diri untuk mengakui kebenaran tentang Yesus.
Kaum tua-tua Yahudi dan imam-imam kepala mempertanyakan kuasa Yesus mengajar di Bait Allah. Yesus balik bertanya tentang asal baptisan Yohanes. Mereka tidak memberi jawaban karena takut konsekuensinya. Akhirnya mereka mengaku tidak tau, padahal banyak tanda dan mukjizat yang dilakukan Yesus. Mereka menutup diri untuk mengakui kebenaran tentang Yesus.
Kaum tua-tua Yahudi dan imam-imam kepala mempertanyakan kuasa Yesus mengajar di Bait Allah. Yesus balik bertanya tentang asal baptisan Yohanes. Mereka tidak memberi jawaban karena takut konsekuensinya. Akhirnya mereka mengaku tidak tau, padahal banyak tanda dan mukjizat yang dilakukan Yesus. Mereka menutup diri untuk mengakui kebenaran tentang Yesus.
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi. " Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesuspun berkata kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal- hal itu."
Beranilah Mengatakan yang sebenarnya.
Saudara/I terkasih. Kehadiran Yesus dan Yohanes pembaptis telah mengundang perhatiankaum Yahudi dan orang banyak. Dua tokoh besar yakni Yohanes dan Yesus telah membawa kebaharuan. Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan. Mempersiapkan batin umat untuk menyambut sang Mesias dengan membaptis di sungai Yordan. Terlebih kehadiran yesus dengan pengajaran yang memberi pencerahan dan warta kerajaan Allah telah datang dengan tanda- tanda mukjizat dan penyembuhan banyak orang sakit. Orang pun berbondong-bondong dating menjumpai Yesus sebab mereka yakin bahwa kuasa Allah ada pada Yesus. Lain halnya dengan pemimpin Yahudi dan imam-imam kepala. Bacaan injil hari ini mengisahkan kaum tua-tua Yahudi dan imam-imam kepala ingin tau akan kuasa Yesus mengajar dan identitas Yesus yang sebenarnya. Sewaktu Yesus mengajar di bait Allah, dengan kuasa mana Engkau melakukan hal itu. Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepadamu. Mereka mempertanyakan otoritas Yesus dalam kuasa mengajar-Nya. Dengan itu mereka mempertanyakan identitas Yesus. Ada muatan jebakan serta mereka tidak mau tau kepada Yesus. Yesus menanggapi dengan bertanya sekaitan dengan Yohanes pembaptis, juga mengajukan suatu pertanyaan: jikalau kamu memberi jawaban kepada-Ku, Aku akan mengatakan dengan kuasa mana Aku melakukan hal-hal itu. “Dari mana baptisan Yohanes, dari surga atau manusia”. Kepada pertanyaan ini, kaum tua- tua Yahudi dan imam-imam kepala tidak memberi jawaban. Mereka sadar dalam pertanyaan ini juga ada jebakan dan konsekuensinya. Yang pasti ada banyak orang mengakui kenabian Yohanes. Kalau mereka menolak berarti mereka tidak mengakui bahwa Yohanes adalah nabi. Jika mereka menerima berarti mereka juga harus menerima Yesus sebagai Mesias, sebab Yohanes sendiri telah memberikan kesaksian langsung tentang kehadiran mesias dalam diri Yesus. Dilema membuat kaum tua-tua dan imam-imam kepala itu tidak memberikan jawaban pasti terhadap pertanyaan Yesus. Mereka pun berunding dan sepakat memberi jawaban ‘kami tidak tau’. Mereka sungguh tidak mau mengakui apa yang mereka dengar dan apa kesaksian orang banyak. Nama Yesus sudah tersiar dan sudah banyak membuat mukjizat dan menyembuhkan orang dan juga membuat tanda-tanda lain yang seperti, pergandaan roti, meredakan badai dan gelombang di danau. Semua ini sudah dapat menjadi dasar merka untuk mengakui dan menerima identitas Yesu situ adalah utusan Allah dan Dia adlah Mesias. Tetapi mereka tertutup dan sengaja menutup hati pikiran dan perasaannya, mereka pun mengatakan kami tidak tau. Dengan ini mereka tidak merasa dan tidak terpesona dengan segala apa yang sudah dikatakan oleh Yohanes dan apa yang sudah diperbuat oleh Yesus sendiri. Sangat disayangkan kesempatan ini berlalu begitu saja dari hadapan mereka. Kesempatan berahmat tidak menjadi pengalaman hidup mereka. Saudara/I, Jika kita menyimak pemberitaan injil dan dengan hati jernih menyimak karya pelayanan Yesu situ, kita dengan yakin berkata bahwa Yesus mengajar dan melayani atas kuasa dan otoritas Allah. Kuasa Yesus adalah kuasa surga. Tetapi para imam kepala dan kaum tua Yahudi tidak sampai pada pengakuan ini. Hati mereka tertutup. Mata mereka pucat dan tertutup untuk melihat karya-karya yang diperbuat oleh Yesus. Telinga mereka tuli tidak mau mendengarkan pewartaan dari Yesus. Berdialog dengan Yesus tentu mengandaikan keterbukaan dan kesediaan untuk saling menerima dari hati ke hati. Hal ini lah yang tidak ditemukan dalam diri pemimpin dan kaum tua-tua. Kenyataan ini sering terjadi dalam hidup dan pergaulan hidup sehari-hari. Kadang kita tidak mau mengakui yang benar dan dengan gampang mau melepaskan diri dan berkata, tidak tau. Mengatakan tidak tau hanya untuk mencuci tangan dari suatu tanggungjawab atau tidak mau berurusan dengan sesuatu yang sangat perlu untuk kebaikan dan menyangkut kepentingan umum. Beriman itu semakin setia dan berani untuk mengatakan yang benar dan yang sebenarnya. Bila perlu siap repot demi kepentingan Bersama. Masa adven ini adalah saat yang tepat untuk meluruskan cara piker, cara merasa dan cara memandang. Mari semakin membuka diri dan hati kepada sesame dan pewartaan sabda Tuhan untuk menyambut kedatangan Tuhan. Saudara/i Yakinlah yang kita sambut itu dan kedatangannya kita siapkan dengan seluruh usaha dan pembaharuan diri adalah sang Juru Selamat. Mari kita memaknai masa Adven ini dengan semangat pertobatan agar Natal yang akan dating menjadi peristiwa iman yang memberi kebahagiaan dan sukacita. Semangatlah selalu, pace e bene. Berkat Tuhan selalu menyertai. Amin.