Anda di halaman 1dari 9

Liturgi Ibadah

Minggu, 07 April 2024

Kj. 17:1
Votum & Salam
Nas Pembimbing: Yohanes 14:27
Kj. 163:1
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah: Roma 5:1-2
Kj. 38:5
Petunjuk Hiudp Baru: Filipi 4: 4-9
PKJ 186:1
Doa Pembacaan Firman Tuhan
Nas Renungan : Yohanes 20:19-23
PKJ 75:1
Doa Syukur Syafaat
Warta Jemaat
Nas Persembahan: 1 Tawarikh 29:17a
NKB 181a:1-dst
Doa Persembahan
Pengakuan Iman Rasuli
Pengutusan & Berkat
NKB 189:1
Bahan Khotbah
Minggu, 07 April 2024
Nas: Yohanes 20:19-23

Dalam hidup ini, ada banyak sumber kita tidak merasakan kehadiran Tuhan, kita tidak
merasakan damai sejahtera Tuhan. kerapkali kita terkungkung dalam kesusahan hati sehingga
membuat kita tidak menikmati sukacita yang sesungguhnya. Berjumpa dengan orang-orang
yang membuat kita tidak nyaman, berjumpa dengan situasi dan kondisi yang tidak
mengenakan, berjumpa dengan pengalaman yang membuat rapuh dan dipenuhi trauma turut
mempengaruhi kita kehilangan fokus pada Tuhan yang hidup. Bahkan hal-hal tersebut
membuat kita tidak lagi bersaksi tentang kebaikan Tuhan.
Para murid, sedang dipenuhi dengan kekalutan hati oleh karena kematian Tuhan Yesus
bahkan mereka juga sedang dipenuhi kekakutan dari orang-orang Yahudi pada waktu itu.
Dalam situasi demikian, Yesus hadir mengubah ketakutan mereka menjadi sukacita yang
besar. Kehadiran Yesus yang telah bangkit dan hadir di tengah-tengah mereka menunjukkan,
bahwa Yesus tidak mengkhendaki para murid terkurung dalam ketakutan. Dan karenanya,
kehadiran Yesus di tengah-tengah mereka, membawa damai sejahtera. Pada ayat 20, Yesus
memperlihatkan tangan dan lambungNya, ini membuktikan bahwa Ia yang hadir ditengah-
tengah mereka, membawa damai sejahtera adalah Yesus yang benar-benar hidup, sudah
bangkit tepat seperti yang Yesus sampaikan kepada mereka bahwa pada hari yang ketiga Ia
akan bangkit. Dan ini adalah bukti yang tidak dapat salah mengenai kebangkita Yesus bahwa
Dia menunjukkan diriNya yang hidup. Dia hadir dan memberi mereka segala keyakinan akan
kebenaran kebangkitanNya.
Dalam teks juga dinyatakan bahwa kehadiran Yesus di tengah-tengah mereka tidak hanya
menyatakan damai sejahteraNya, tetapi juga Ia memberikan tugas pengutusan bagi mereka.
Jika salam damai sejahtera sebelumnya hendak menenagkan mereka dari rasa takut maka
salam damai sejahtera kali ini yang Yesus katakan Sekali lagi: damai sejahtera bagi kamu,
hal ini hendak mengarahkan perhatian mereka supaya mereka dapat mendengar dengan
seksama apa yang hendak Yesus katakan lebih lanjut kepada mereka. Pada ayat 21 dikatakan
sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. Hal ini
menunjukkan pengutusan mereka ialah sama Sang Bapa mengutus Yesus di tengah-tengah
dunia. Dan karena, merekapun harus bekerja sebagai alat kebenaran dalam tangan Sang Bapa.
Karena itu, kebergantungan pada Sang Bapa sama seperti yang Yesus tunjukkan, itupula yang
para murid perlu tunjukkan. Dan dalam pengutusan itu, apa yang harus mereka beritakan?
Tentu kabar sukacita, kabar baik, kabar tentang Yesus Sang Juruselamat yang hidup. Ketika
Yesus mengatakan sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku
mengutus kamu ini membuktikan ke-Allah-an Yesus. Itulah sebabnya, Yesus
memperlengkapi mereka dengan damai sejahteraNya supaya mereka dalam mengerjakan
tugas pengutusan itu di dalam rencana dan Kehendak Sang Bapa. Yesus memperlengkapi
mereka pula dengan hembusan kuasa Roh Kudus yang semakin meneguhkan mereka dalam
pengutusan mereka.
Aplikasi:
Segala kecemasan, ketakuan kerap membuat kita kehilangan damai di hati bahkan kita tidak
lagi peka pada setiap hal yang dikerjakan Tuhan dalam hidup kita. kita kehilangan jejak
Tuhan dan juga kita tidak punya daya untuk bergerak maju. Kita hanya terkurung pada ruang
hampa yang membuat kita tidak lagi melihat sesuatu yang baik. Bahkan terkadang kita tidak
membuka ruang untuk Tuhan hadir dalam hidup kita yang mengkhendaki damai sejahteraNya
tinggal di hati kita. Karena fokus kita bukan lagi pada Tuhan Sang Damai Sejahtera itu,
melainkan fokus kita ialah ketakutan kita yang berlebihan. Dari Firman Tuhan saat ini,
mengajak kita untuk benar-benar mengalami Shalom Allah. Yang walaupun dalam tapak
kehidupan ini kita selalu diperhadapkan dengan tantangan, pergumulan, segala macam
kekhawatiran, tetapi kita tetap dapat menemukan ketenangan, kedamaian dalam hubungan
yang dekat dengan Yesus. Dan tinggal hanya dekat dengan Tuhan sajalah kita dapat
merasakan damai dihati yang sesungguhnya. Kita mungkin mencari kedamaian diluar sana
yang menurut versi kita, hal-hal tersebut dapat memberikan ketenangan namun ingatlah itu
sifatnya sementara. karena itu, mari membuka ruang hati kita membiarkan Yesus yang sudah
bangkit itu untuk berkarya dalam hidup kita, kita dapat merasakan damai sejahteraNya yang
memulihkan kita dari segala keadaan yang membuat kita rapuh. Dan biarlah damai
sejahteraNya pula mengangkat segala beban dalam hidup kita dan diganti dengan sukacita
yang besar.
Ketika kita merasakan damai sejahteraNya, maka kita perlu membagikan damai sejahtera
Yesus bagi sesama kita. Tugas pengutusan Yesus, bukan hanya sekedar kita memperkatakan
tentang Yesus tetapi juga dapat menghadirkan damai sejahtera Yesus bagi sesama. Yesus
meninggalkan damai sejahteraNya bagi kita, untuk dibagikan kepada sesama supaya
merekapun tidak terkungkung dalam berbagai kekalutan hidup. Pertanyaan refleksi: sudahkah
kita menghadirkan damai sejahtera Yesus bagi sesama?
Damai sejahtera Yesus dapat benar-benar kita nyatakan ketika kita hidup bergantung
padaNya. Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian Aku mengutus kamu. Kalimat ini
mengarahkan kita, supaya cara kita hadir dan berkarya di tengah-tengah dunia ini itu
berdasarkan rencana dan kehendak Sang Bapa. Seperti Yesus yang berkarya menurut
kehendak Sang Bapa yang meskipun harus menempuh jalan penderitaan tetapi pada akhirnya
kemenangan diperoleh. Kehendak Bapa memang tidak mudah dipahami, namun berjalan dan
berkarya menurut kehendakNya akan meneguhkan kita mengerjakan panggilan hidup di
dalam Yesus, yakni memberitakan kabar sukacita.
Amin!
Liturgi Ibadah
Minggu, 14 April 2024

NKB 1:1
Votum & Salam
Nas Pembimbing: Filipi 3:13-14
Pujian Rohani Ku melupakan yang di belakangku/ Kj. 400:1,4
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah: 1 Yohanes 1:9
NKB 26:1
Petunjuk Hiudp Baru: Kolose 3:5-17
Kj. 466a:1, 4,6
Doa Pembacaan Firman Tuhan
Nas Renungan : Kisah Para Rasul 3:11-26
PKJ 13:2
Doa Syukur Syafaat
Warta Jemaat
Nas Persembahan: Efesus 2:10
NKB 199:1,dst
Doa Persembahan
Pengakuan Iman Rasuli
Pengutusan & Berkat
Kj. 406:1
BAHAN KHOTBAH
Minggu, 14 April 2024
Kisah Para Rasul 3:11-26

Teks ini berbicara tentang Kuasa Yesus dinyatakan dalam pelayanan Petrus dan Yohanes.
Pada perikop sebelumnya memuat mujizat yang terjadi yakni Petrus menyembuhkan orang
lumpuh dan orang banyak menyaksikan peristiwa tersebut. Apa yang mereka lihat membuat
mereka takjub dan heran. Pada ayat 11 dijelaskan perasaan orang banyak pada waktu itu yang
melihat kejadian yang luar biasa itu. Perasaan itu menggerakkan mereka untuk mengikuti
Petrus dan Yohanes. Dapat dikatakan, mereka mengikuti Petrus dan Yohanes hanya karena
fokus mereka pada mujizat yang mereka lihat. Itulah sebabnya di Serambi (teras) Salomo,
Petrus berkhotbah berdasarkan kuasa Yesus, ia menampar atau menegur rasa penasaran
mereka. Sehingga, Petruspun mengarahkan pikiran sekaligus menegaskan pada mereka
bahwa apa yang mereka saksikan, apa yang dilakukan Petrus, mujizat yang terjadi itu semata-
mata karena kuasa Yesus. Petrus dan Yohanes hanyalah alat ditangan Tuhan untuk
menyatakan perbuatan besar Tuhan Yesus. Sikap yang di tunjukkan oleh Petrus mengajarkan
arti kerendahan hati. Petrus tidak berbangga diri dengan apa yang telah ia lakukan, ia tetap
tunduk pada kuasa Tuhan Yeus yang telah berkerja melalui dirinya. Mujizat yang terjadi, itu
tidak ia lihat sebagai bentuk kesalehannya. Inipun menunjukkan ketaatan Petrus pada Yesus
Kristus yang penuh kuasa itu. Dan karenanya, harusnya fokus mereka mengikuti Petrus dan
Yohanes bukan terletak pada mujizat yang terjadi melainkan pada Yesus Sang Sumber
mujizat itu. Sehingga, Petrus dan Yohanes mengkhendaki agar mereka memandang pada
Yesus Kristus yang mengerjakan semuanya itu. Dan selanjutnya, Petrus menyampaikan
tentang Yesus yang ditolak, di bunuh oleh mereka tetapi Ia bangkit dan hidup. Dan oleh
Dialah yang memampukan Petrus dan Yohanes untuk berkarya bagi Yesus. Dialah yang
meneguhkan pelayanan Petrus dan Yohanes (ayt 14-16). Petrus juga menyatakan bahwa apa
yang di alami oleh Yesus haruslah demikian yakni Sang Mesias, harus menempuh jalan
penderitaan, hal ini didasarkan nubuatan para nabi. Walaupun orang-orang Yahudi menolak
bahkan membunuh Yesus, namun Allah menyatalan kedaulatanNya melalui penggenapan di
dalam Yeus Kristus untuk menyelamatkan manusia berdosa. Maksud Petrus mengatakan hal
ini ialah supaya mereka memiliki pemahaman yang benar tentang Yesus dan tidak hanya
memfokuskan diri pada mujizat yang terjadi (ayt 18).
Dari ketidaktahuan mereka, dan dengan berani Petrus membongkar kedok atau perilaku
pemimpin mereka yang kejam menyalibkan Yesus, Petruspun menyerukan seruan pertobatan
(ayat 19). Inilah berita yang tidak kalah penting yang di sampaikan oleh Petrus dalam
khotbahnya di Serambi Salomo. Kesempatan untuk bertobat itu masih ada, karena itu mereka
perlu mengambil kesempatan itu untuk hidup dalam pertobatan dan menghasilkan buah
pertobatan. Pada ayat 20-26, lebih lanjut Petrus menjelaskan dasar pertobatan itu bahwa di
dalam Yesus Kristus, Ia telah berkarya bagi manusia untuk memberikan kelegaan dan
memimpin umat Tuhan untuk kembali dari segala kejahatan.
Aplikasi
1. Memfokuskan diri pada Kristus.
Dalam mengikuti Yesus, apa yang menjadi fokus kita? MujizatNyakah?,
berkatNyakah?. Ataukah pada orang yang memberitakan tentang Yesus?. Karena
tidak dapat dipungkiri, masih ada orang Kristen yang lebih menghormati pemberita
Firman daripada Yesus. Memanglah wajar dan patut untuk menghargai para pelayan
Tuhan, namun bukan berarti lebih merasa takut pada pelayan daripada Tuhan. kerap
pula ketika sebagai hamba Tuhan di sanjung, ia akan merasa berbangga diri. Atau
ketika kita sebagai anak-anak Tuhan dipuji oleh karena suatu perbuatan yang menurut
orang lain luar biasa, ia akan menyombongkan diri.
Hal yang harus kita tampilkan sebagai anak-anak Tuhan dalam pelayanan kita dan
dalam panggilan hidup kita masing-masing ialah hidup yang penuh kerendahan hati
dihadapan Allah. Dengan memfokuskan diri atau hanya memandang kepada Yesus
Kristus, mari menjadi alat kesaksian tentang Yesus dalam keseharian kita masing-
masing. Bukan untuk bermegah diri, melainkan Yesus yang semakin dimuliakan.
Memandang pada Kristus, itu berarti kita makin kecil, Kristus yang semakin besar.
Sehingga fokus kita ialah Injil Tuhan yang tersiar bukan diri kita. Berita Injil harus
terus disebar, supaya kuasa dan kedaulatan Yesus semakin dikenal dan orang-orang
hidup di dalam Yesus yang telah memberikan keselamatan itu. Memfokuskan diri
kepada Kristus, akan menuntun kita untuk memperhatikan orang-orang yang
terbelenggu dalam berbagai kesusahan mereka, yang sedang hancur hatinya sehingga
kasih Kristus terus tersebar yang menghantar dirinya pada Kristus. Itulah yang dapat
dicontohi dari Petrus dalam pelayanannya ketika orang banyak mengikuti ia dan
Yohanes.
2. Memperbaharui hidup dari hari ke sehari yang menunjukkan pertobatan yang sungguh
dan hidup menghasilkan buah-buah pertobatan
Dari hal ini mari melihat diri kita masing-masing, akan perilaku hidup kita dihadapan
Tuhan. Kita mengakui bahwa kerapkali kita terjebak pada perbuatan-perbuatan yang
tidak menghasilkan buah-buah kebenaran. Terkadang kita hidup nyaman di dalamnya.
Jika demikian, kita belum sepenuhnya hidup dalam pertobatan yang sungguh. Firman
Tuhan hari menegur dan mengingatkan kita, bahwa berita pertobatan bukan berita
yang sekedar tetapi perlu direspon dengan sungguh. Selagi masih ada kesempatan
mari berbalik dari segala kejatahan kita. Dan ketika sudah berbalik dari segala
perilaku buruk, jangan lagi kita menengok pada kehidupan lama kita. Kita terus
berupaya untuk mengerjakan keselamatan yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus.
Karena itu, marilah dalam anugerah kehidupan ini agar kita senantiasa mengarahkan hidup
dan kehidupan kita kepada Kristus, hal tersebut akan menolong kita untuk dapat hidup
memperlihatkan buah-buah kebenaran.
Amin!!!
Liturgi Ibadah
Minggu, 21 April 2024

Baca Mazmur 100:1-5


Kj. 14:1,2
Votum & Salam
Nas Pembimbing: Wahyu 7:17a
PKJ 41:3
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah: Yehezkiel 39:28,29
Kj. 377:3
Petunjuk Hiudp Baru: 1 Petrus 5:1-11
PKJ 260:1,2
Doa Pembacaan Firman Tuhan
Nas Renungan : Yohanes 10:11-18
Kj. 407:1,4
Doa Syukur Syafaat
Warta Jemaat
Nas Persembahan: 1 Samuel 15:22
Pkj 146:1,dst
Doa Persembahan
Pengakuan Iman Rasuli
Pengutusan & Berkat
NKB 128:4
BAHAN KHOTBAH
Yohanes 10:11-18

Setiap kita tentu membutuhkan paling tidak ada satu orang yang dapat menjaga kita
dalam segala keadaan. Orang tersebut diharapkan dapat menjaga kita dengan baik, dan yang
pastinya kita akan percaya sepenuhnya. Bahasa kerennya, kita memerlukan bodyguard.
Namun, mereka tidak 1×24 sepenuhnya dapat menjaga kita karena mereka butuh waktu
istirahat dan juga mereka adalah upahan, mereka bekerja karena dibayar.
Dalam teks, Yesus memberi penegasan akan identitas diriNya sebagai Gembala yang
Baik. Hal ini memang menimbulkan pertentangan, jikalau lebih lanjut kita membaca perikop
ini. Hal yang teks ini, bermula orang-orang Farisi yang mentang Yesus dengan memakai
prinsip sebagai dalih mereka yakni bahwa mereka adalah gembala-gembala jemaah pada
waktu itu, sedangkan Yesus adalah penyusup dan penyesat. Dan karena itu untuk menentang
dalih orang-orang Farisi, Yesus menggambarkan siapa gembala yang baik, yang sejati dan
siapa gembala yang palsu, serta membiarkan mereka menebak-nebak mereka itu masuk
golongan yang mana.
Mari melihat bagian Firman Tuhan pada ayat 11-18. Yesus menyatakan diriNya
sebagai Gembala yang Baik, bukan tanpa dasar. Yesus menyebutkan diriNya sebagai
gembala yang baik oleh karena Ia rela memberikan nyawaNya. Yesus sebagai Gembala yang
baik, Ia tidak memikirkan diri sendiri bahkan Ia rela nyawaNya menjadi taruhannya. Yesus
sebagai Gembala yang baik berani mengorbankan diriNya bagi banyak orang. Lebih lanjut
Yesus mengatakan, perbedaan gembala upahan atau gembala yang dibayar dengan gembala
yang baik. Seorang gembala upahan, ia akan mempertimbangkan resiko yang ia dapatkan. Ia
tidak lagi memperhatikan dengan baik domba-domba yang ia jagai. Bahkan ia tidak mau
terjerumus dalam bahaya yang melibatkan nyawanya. Dan oleh karena, Yesus adalah
Gembala yang Baik, Ia sangat mengenal domba-dombaNya. Bahkan Ia berani mengambil
resiko untuk domba-dombaNya sekalipun nyawaNya harus di korbankan.

Yesus sebagai Gembala yang baik, Ia nyatakan pula dengan sikap sebagai Sang
Penuntun yang baik. Pada ayat 16, dikatakan bahwa ada lagi padaKu domba-domba yang
lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan
mendengar suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Dalam
konteks penyampaian Yesus ini, domba-domba yang lain yang di maksudkan Yesus ialah
orang-orang yang bukan Yahudi, mereka yang tidak dianggap, yang terpinggirkan dalam
kalangan orang-orang Yahudi. Bagi Yesus, mereka perlu dituntun bukan diabaikan. Di sini
Yesus menunjukkan keprihatinanNya yang khusus kepada domba-domba yang lain itu, lalu
mereka di tuntun. Dalam teks juga menyebutkan bahwa mereka akan mendengarkan
suaraNya. Tuntunan Yesus menghantar mereka pada suatu ketaatan untuk mendengarNya,
sebab Ia pun mengenal mereka (domba-domba yang lain) sehingga mereka menjadi satu
kawanan dengan satu gembala. Hal ini didasari Kasih Yesus kepada mereka yang tidak
dianggap oleh kaum Yahudi termasuk oleh pemuka-pemuka agama yang menyebut dirinya
sebagai gembala. Sehingga, apa kata Yesus pada ayat 16 ini, juga untuk menyingkirkan
kesombongan dan keangkuhan yang sia-sia dari orang-orang Yahudi. Sebagai Gembala yang
baik, Yesus memiliki tujuan dan tekad bahwa mereka yang di sebut sebagai domba-domba
yang lain harus harus Ia tuntun juga. Inilah tujuan dan tekad dari kasih karuniaNya atas
mereka. Kasih Yesus ini di tegaskan pada ayat 17-18, akan ketaatanNya pada tugas yang Ia
emban untuk membimbing, menuntun. Gembala yang baik akan membimbing domba-
dombaNya kepada kehidupan, dan itulah yang ditunjukkan Yesus sebagai gembala yang baik
bukan gembala upahan yang menuntun dan memberikan kehidupan bagi umat yang
mendengar suaraNya.
Aplikasi:
1. Ada dalam tuntunan Sang Gembala Agung karena Dia mengenal kita
Dari Firman Tuhan saat ini, dengan penegasan Yesus bahwa Ia adalah Gembala yang
Baik itu, dengan bukti-bukti konkrit yang telah Ia kerjakan yang telah memberikan
kehidupan itu bagi kita, maka sudah seharusnya kita benar-benar ada dalam tuntunan
Sang Gembala yang Agung itu. Tuhan mau menuntun kita dalam segala keadaan kita.
Ia sebagai Sang Penuntun Sejati itu memperbaharui kekuatan kita yang sedang lemah.
Ada jaminan dalam tuntunanNya. Ada kepastian penyertaanNya bagi umtaNya. Ia
sangat mengenal kita, karena itu kita hanya perlu memberi diri untuk di bimbing
olehNya.
2. Kerelaan hati menjadi penuntun yang baik bagi sesama
Setiap kita punya potensi untuk menjadi penuntun bagi sesama. Namun yang menjadi
pertanyaan, kita menjadi penuntun yang baik atau buruk?. Sama seperti Yesus, Ia
membimbing, menuntun orang banyak pada kehidupan, maka demikian pula dengan
kita sebagai murid-muridNya. Domba-domba yang lain dapat kita artikan adalah
mereka yang terasingkan, kaum marginal, kaum yang terpinggirkan, mereka yang
tersesat, kita dapat mengarahkan mereka pada kehidupan di dalam Kristus Yesus.
Sama seperti Kristus memperhatikan mereka, demikian pula kita mengarahkan
perhatian kita pada mereka.
Dalam konteks berjemaat, bagi kita sebagai pemimpin gereja (Majelis Jemaat),
sudahkah kita menjadi gembala yang baik atau menjadi gembala upahan?. Teks ini
juga mengkritik dan mengarahkan kita baik sebagai Majelis Jemaat maupun sebagai
Jemaat, agar kita benar-benar memiliki kerelaan hati, ketulusan hati, kasih yang
sungguh itu untuk menjadi pembimbing, penuntun yang bagik bagi sesama. Oleh
karena itu, marilah kita memberi diri di arahkan oleh Yesus, peka mendengar
suaraNya dan kita dimampukan oleh membimbing orang lain menurut kehendakNya.
Amin!!!

Anda mungkin juga menyukai