Anda di halaman 1dari 78

Panggilan Membangun Hidup Persatuan

P
ersatuan merupakan jantungnya Gereja dan salah satu organ
vital yang harus terpelihara dengan baik agar tetap sehat dan
sungguh-sungguh diperjuangkan. Hidup dalam persatuan dan
memandang sesama sebagai saudara adalah indah dan menyenangkan
sebagaimana pemazmur berkata: “Sungguh, alangkah baiknya dan
indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!”
(Maz 133:1). Hal ini jugalah yang menjadi kerinduan Yesus sehingga
di dalam doa-Nya, Yesus ingin orang-orang yang percaya kepada-Nya
hidup dalam persatuan. “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka
dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-
Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti kita” (Yoh 17:11).
Persatuan ini hanya mungkin terjadi kalau kita yang
sungguh percaya kepada Yesus membiarkan Allah Tritunggal masuk
dan diam di dalam hati kita semua yang percaya. Persatuan ini
dilandaskan pada kuasa ilahi yaitu Roh Kudus. Roh Kudus inilah yang
membangun semangat hidup persatuan itu. Atau Roh Kudus inilah
yang akan menyingkirkan segala yang memecah-belah semangat
hidup persatuan umat Kristus.
Sadar akan kelemahan manusia, maka kita yang percaya
kepada Yesus harus selalu berdoa kepada Allah Bapa agar
diperkenankan kita hidup dalam persatuan. Oleh karena itu, Gereja
setiap tahun mengajak umat seluruh dunia untuk berdoa bagi
persatuan umat Kristiani yang selalu dimulai setiap tanggal 18
Januari samapai 25 Januari. Selama sepekan penuh, kita memohon
rahmat Tuhan agar diberi hati untuk mampu mendengarkan suara
Tuhan yang memanggil kita untuk hidup bersaudara.
Salam-editor

1
Selasa, 1 Januari 2019
Hari Raya St. Maria Bunda Allah (Putih)

Bacaan Pertama: Kitab Bilangan 6:22-27


Sekali peristiwa TUHAN berfirman kepada Musa: “Berbicaralah
kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu
memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: TUHAN
memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari
engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera. Demikianlah harus mereka meletakkan
nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka.”
Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan (Mzm 67:2-3,5,6,8)


Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil! Allah kami adalah Rahim.

Bacaan Injil: Lukas 2:16-21


Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para
gembala cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan
Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.
Ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang
telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua
orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan
gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan
segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka
kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan
Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka
lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada
mereka. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan,
Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat
sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.

2
Maria Bunda Allah

P
ermulaan Tahun Baru ini, Gereja Katolik merayakan Hari
Raya St. Maria Bunda Allah. Gereja mengajak kita mensyukuri
peranan Bunda Maria sebagai Bunda Allah. Maria dipilih menjadi
Bunda Penebus. Diawali dari Jawaban Maria kepada Malaikat,
“Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu”,
membuat Maria sempurna dan menyediakan diri dipakai oleh
Allah dalam karya keselamatan untuk semua bangsa.
Kita perlu mengatakan hal yang sama seperti Bunda Maria:
“aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu”.
Untuk apa? Agar kita sanggup mengarungi atau menempuh
perjalanan waktu ini dengan penuh optimis dan tanggungjawab.
Waktu akan tetap berjalan ke depan dan kita tidak tahu persis
apa yang akan terjadi di depan sana. Hanya satu yang kita ketahui
persis bahwa kita akan berjalan bersama dengan sang waktu.
Namun, kepada kita diberi suatu kuasa untuk mengisinya yakni
memaknai perjalanan waktu itu sendiri dengan segala kebaikan.
Juga, hendaknya kita berjalan dengan kepastian dan optimisme.
Tak perlu ada keraguan dan kecemasan menyusuri waktu ini.
Bunda Maria adalah teladan dan sahabat kita dalam hal semangat.
Ia begitu yakin bahwa Tuhan menyertai perjalanan hidupnya.
Mari kita berjalan bersama Bunda kita, Maria dan Putranya agar
segenap perjalanan waktu kita dipenuhi dengan makna yang baik
dan berkat-Nya. Selamat Tahun Baru.

DOA: Allah Bapa kami, semoga doa dan pertolongan Bunda


Maria yang Kau perkenankan mengandung Allah Manusia, selalu
Kauindahkan bagi kepentingan dan kebaikan kami. Demi Kristus
Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

3
Rabu, 2 Januari 2019
PW Santo Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze,
Uskup (Putih)

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 2:22-28


Mazmur Tanggapan (Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4)
Ref: Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang
dari Allah kita.
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh
tangan kanan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari
pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para
bangsa. Ia ingat akan kasih dan keselamatan-Nya terhadap
kaum Israel.

Bacaan Injil: Yohanes 1: 19-28


Inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem
mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya
untuk menanyakan dia: “Siapakah engkau?” Ia mengaku dan
tidak berdusta, katanya: “Aku bukan Mesias.” Lalu mereka
bertanya kepadanya: “Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?” Dan
ia menjawab: “Bukan!” “Engkaukah nabi yang akan datang?” Dan
ia menjawab: “Bukan!” Maka kata mereka kepadanya: “Siapakah
engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka
yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?”
Jawabnya: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang
gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi
Yesaya.” Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa
orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: “Mengapakah
engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia,
dan bukan nabi yang akan datang?” Yohanes menjawab mereka,
katanya: “Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah
kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang

4
kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak
layak.” Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan,
di mana Yohanes membaptis.
Demikianlah Injil Tuhan.

Penjaga Iman

B
asilius lahir pada tahun 329 di Kaesarea. Ia berasal dari
keluarga Kristen yang saleh. Juga, Gregorius berasal dari
keluarga yang saleh di Nazianze. Keduanya belajar di Athena.
Keduanya terpilih menjadi Uskup. Basilius diangkat menjadi
Uskup di Kaesarea dan dikenal sebagai Uskup yang berwatak
tegas dan bersemangat. Kepandaian, kesucian dan kerendahan
hatinya menjadikan dia seorang tokoh panutan bagi umatnya.
Selain giat membela kebenaran ajaran iman Kristiani terhadap
serangan kaum Arian, Basilius juga memperhatikan kepentingan
umatnya, terutama mereka yang miskin dan melarat.
Demikian pula Gregorius, ia diangkat menjadi Uskup
Agung Konstantinopel. Di Konstantinopel ia menyaksikan
keadaan hidup iman umat yang menyedihkan karena terpengaruh
ajaran sesat Arianisme. Tempat ibadat pun tidak ada. Gregorius
memulai karyanya dengan membangun sebuah gereja darurat.
Gereja ini disebutnya “anastasis” yang berarti “kebangkitan”. Ia
banyak menulis dan mengajar di kota-kota yang menjadi pusat
kebudayaan dan ilmu pengetahuan, untuk membela ajaran
iman yang benar dari Arianisme (yang menyatakan bahwa
Yesus Kristus adalah Anak Allah yang diperanakkan oleh Allah
Bapa pada waktu tertentu, berbeda dari Bapa, dan karena itu
lebih rendah dari Bapa). Basilius dan Gregorius adalah pembela
iman dari bidaah. Di zaman kita, masih ada ajaran sesat seperti
Atheisme (yang mengajarkan tidak percaya pada adanya Tuhan).
Dengan memeringati kedua Santo ini, kita diingatkan agar berani
menolak setiap ajaran yang menyesatkan iman. Kita hendaknya
berani membela ajaran iman kita yang benar. Kalau bukan kita
yang menjaga, siapa lagi? 5
Kamis, 3 Januari 2019
Hari Biasa Masa Natal (Putih)

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 2:29 – 3:6


Mazmur Tanggapan (Mzm 98:1,3-6)
Ref: Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang
dari Allah kita.
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh
tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari
Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,
bergembiralah dan bermazmurlah!

Bacaan Injil: Yohanes 1: 29-34


Ketika Yohanes membaptis di sungai Yordan, ia melihat Yesus
datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah,
yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika
kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang
telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku
sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah
aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan
kepada Israel.” Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku
telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal
di atas-Nya. Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang
mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman
kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang
dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan
Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia
inilah Anak Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan.

6
Hiduplah sebagai anak-anak Allah

M
elalui pembaptisan, kita menjadi anak-anak Allah; melalui
pembaptisan pula kita mendapat tanggung jawab untuk
mewartakan kabar gembira Kristus kepada semua orang. Dalam
Injil hari ini, Yohanes Pembaptis menunjukkan salah satu sikap
yang harus dimiliki oleh anak-anak Allah yaitu mewartakan Kristus
kepada semua orang dan memberikan kesaksian tentang karya-
karyaNya yang luhur agar semua orang mengenal dan beriman
kepadaNya. Sebagai anak-anak Allah kita diarahkan untuk selalu
hidup bersama dengan Allah dan melakukan segala sesuatu yang
dikehendaki Allah serta berusaha mengenal kehadiran Allah
dalam kehidupan sehari-hari agar hidup kita senantiasa berada di
dalam dan bersama Allah.
Sebagai anak-anak Allah yang senantiasa berada di
dalam dan bersama Allah, kita berusaha untuk menghindari
dosa dan kejahatan, selalu bertobat dan berusaha hidup pantas
di hadapan Allah dan sesama. Dengan kata lain, kita dipanggil
untuk hidup suci agar layak mewartakan Kristus kepada semua
orang, sebagaimana yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis.
Kristus harus menjadi yang utama dan pribadi yang senantiasa
kita “usung” kemana-mana dalam perjalanan hidup kita. Dengan
semangat Natal, kita berusaha memperbaiki diri, melakukan
kebaikan dan mewartakan Kristus dan karyaNya kepada semua
orang. Marilah kita berusaha hidup pantas di hadapan Allah dan
sesama sebagiai anak-anak Allah agar kelak kita dapat melihat
Kristus yang kita imani itu, dalam keadaanNya yang sebenarnya.

DOA: Ya Yesus, bantulah aku agar selalu hidup baik dimanapun
berada. Amin.

7
Jumat, 4 Januari 2019
Hari Biasa Masa Natal

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 3:7-10


Mazmur Tanggapan (Mzm 98: 1,7-9)
Ref: Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang
dari Allah kita.
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh
tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang
diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan
gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama.

Bacaan Injil: Yohanes 1: 35-42


Sekali peristiwa Yohanes berdiri di tempat ia membaptis orang
di sungai Yordan bersama dengan dua orang muridnya. Ketika ia
melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” Kedua
murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi
mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat,
bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah
yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru),
di manakah Engkau tinggal?” Ia berkata kepada mereka: “Marilah
dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat di
mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan
Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya
yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah
Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu
dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah
menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Ia membawanya kepada
Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak
Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
Demikianlah Injil Tuhan.

8
Anak Tuhan dan Anak Iblis

S
abda Tuhan hari ini masih berbicara tentang anak-anak
Allah tetapi dalam perspektif yang berbeda. Hari ini kita
merenungkan keberadaan anak-anak Allah yang dibedakan
dengan anak-anak iblis. Menurut bacaan pertama, ternyata ada
tanda-tanda yang menjadi pembeda antara anak-anak Allah dan
anak-anak iblis: Setiap orang yang tidak melakukan kebenaran dan
tidak mengasihi saudaranya adalah anak-anak iblis. Sebaliknya
setiap orang yang melakukan kebenaran dan mengasihi
sesamanya adalah anak-anak Allah. Barangsiapa berbuat dosa, ia
berasal dari iblis dan barangsiapa tidak berbuat dosa, ia berasal
dari Allah. Indikasi lain tertera juga dalam Injil yaitu barangsiapa
rindu tinggal bersama Yesus dan mewartakan Yesus kepada
sesamanya, mereka adalah anak-anak Allah. Dan barangsiapa
tidak rindu tinggal bersama Yesus dan tidak mewartakan Yesus
kepada sesamanya, mereka adalah anak-anak iblis.
Setelah kita mengetahui tanda-tanda atau indikasi-
indikasi di atas, marilah kita merenungkan diri kita masing-
masing. Apakah kita kawanan anak-anak Allah atau sebaliknya
kawanan anak-anak iblis? Kalau kita lebih banyak melakukan
dosa dan kejahatan serta kurang mencintai sesama, berarti kita
masih termasuk kumpulan anak-anak iblis. Demi kita, Yesus telah
rela mati agar oleh pengorbananNya yang luar biasa, kita diangkat
dari kawanan anak-anak iblis untuk masuk ke dalam kumpulan
anak-anak Allah. Maukah kita? Kita harus mau, kalau kita ingin
diselamatkan oleh Yesus.

DOA: Ya Yesus, gerakanlah hatiku agar selalu rindu hidup


bersamaMu. Amin.

9
Sabtu, 5 Januari 2019
Hari Biasa Masa Natal (Putih)

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 3: 11-21


Mazmur Tanggapan: (Mzm 100: 2-5)
Ref: Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi.
1. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah
kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya
dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan
kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan
domba gembalaan-Nya.

Bacaan Injil: Yohanes 1: 43-51


Sekali peristiwa Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea.
Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!”
Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus
bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: “Kami telah
menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan
oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael
kepadanya: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?”
Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael
datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang
Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada-
Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya:
“Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di
bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak
Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya: “Karena
Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara,
maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar
dari pada itu.” Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-
malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan.

10
Ketulusan Hati Menanggapi Panggilan Tuhan

S
etiap pribadi atau bersama dipanggil Tuhan untuk mengambil
bagian dalam tugas dan pelayanan. Panggilan itu adalah
inisiatip dari Tuhan dan jawaban manusia atas tawaran-Nya.
Yesus memanggil murid-murid-Nya dengan keunikan masing-
masing. Ketika Yesus bertemu dengan Filipus dan memanggilnya:
“Ikutlah Aku”. Filipus bertemu dengan Natanael dan bersaksi:
“Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam Kitab
Taurat dan oleh para nabi yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.”
Natanael bingung dan bertanya dalam keraguan: “Mungkinkah
sesuatu yang baik datang dari Nazareth? Filipus mengatakan,
“Mari dan lihatlah.” Natanael pun datang kepada Yesus. Yesus
berkata kepadanya: “Lihatlah, inilah seorang Israel sejati, tidak
ada kepalsuan di dalamnya.” Pengalaman perjumpaan dengan
Yesus membuat Natanael percaya dan tinggal bersamaNya.
Penginjil Yohanes melukiskan tentang pribadi Natanael
yang dipanggil dan diundang Yesus untuk masuk dalam
persekutuan para rasul. Yesus melihat satu hal yakni ketulusan
dan kejujuran. Natanael mengungkapkan apa adanya yang dia
alami. Bagi Yesus, sikap dasar ini kalau dimurnikan akan menjadi
modal yang sangat kuat untuk menjadi penerus karya pewartaan
kasih. Maka Yesus membuka tujuan akhir yakni kasih karunia
Allah untuk mengalami kemuliaan-Nya. Sebagai pengikut Kristus,
kita diajak Tuhan untuk menjadi bagian dalam persekutuan-Nya.
Siapapun kita, datanglah kepada-Nya. Potensi sekecil apapun
dalam diri kita masing-masing, kita wujudkan demi kemuliaan
Tuhan dan kegembiraan sesama dan kebahagiaan kita masing-
masing.

DOA: Allah yang Mahasetia. Engkau memanggil kami untuk


menjadi alat ditangan kasih-Mu dengan kesetiaan-Mu untuk
melayani Dikau dalam diri sesama. Amin.

11
Minggu, 6 Januari 2019
Hari Raya Penampakan Tuhan (Putih)

Bacaan Pertama: Yesaya 60:1-6


Beginilah kata nabi kepada Yerusalem: Bangkitlah, menjadi
teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit
atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan
kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit
atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa
berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada
cahaya yang terbit bagimu. Angkatlah mukamu dan lihatlah ke
sekeliling, mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-
anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan
digendong. Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan
berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati,
sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan
kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu. Sejumlah besar
unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan
Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas
dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN.
Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan (Mzm 72:1-2.7-8.10-13)


Ref: Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari
Allah kita.
1. Ya Allah berikanlah hukum-Mu kepada Raja, dan keadilan-Mu
kepada putera raja. Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan
keadilan, dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas
dengan hukum!
2. Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai
sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya
ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke
ujung bumi!

12
3. Kiranya Raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa
persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba
dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud
menyembah kepada-Nya, dan segala bangsa menjadi hamba-
Nya!
4. Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta
tolong, ia akan membebaskan orang tertindas dan orang yang
tidak punya penolong; ia akan saying kepada orang lemah dan
orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.

Bacaan Kedua: Efesus 3:2-3a.5-6


Saudara-saudara, kamu telah telah mendengar tentang tugas
penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan
kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan
kepadaku dengan wahyu, yang pada zaman angkatan-angkatan
dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang
sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-
nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi,
karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-
anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam
Kristus Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan.

Bacaan Injil: Matius 2:1-12


Pada zaman pemerintahan Raja Herodes, sesudah Yesus dilahirkan
di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-
tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan
itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang
untuk menyembah Dia.” Ketika raja Herodes mendengar hal itu
terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya
semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya
keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.

13
Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena
demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem,
tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara
mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan
bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku
Israel.” Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang
majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana
bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem,
katanya: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai
Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah
kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.” Setelah
mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah,
bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka
hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.
Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu
bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun
membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan
karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali
kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui
jalan lain.
Demikianlah Injil Tuhan.

Memberi yang terbaik untuk Tuhan; belajar dari Tiga Raja

S
eorang teman imam curhat tentang keheranannya ketika
ia merayakan Misa pernikahan. Misa itu dirayakan dengan
dekorasi yang sangat mewah dan meriah. Apa yang membuat
heran adalah ketika ia menerima stipendium misa yang jumlahnya
sangat sedikit. Ia bukan mengeluh tetapi membandingkan
dengan stipendium yang ia terima saat misa di keluarga petani di
kampung. Ternyata petani di kampung memberi jauh lebih banyak

14
daripada keluarga yang berpesta secara mewah dan meriah itu.
Lalu kami curhat tentang kemurahan hati umat dan sering kami
menemukan bahwa umat katolik seringkali kurang murah hati
dalam memberi baik kepada Tuhan maupun kepada Gereja.

Firman hari ini mengingatkan kita umat katolik untuk belajar


dari Tiga Raja yang mencari Bayi Yesus. Ketika mereka berhasil
menemukan-Nya, mereka mempersembahkan barang barang yang
bernilai sangat tinggi. Mereka memberikan yang terbaik kepada
Tuhan. Mereka tahu bahwa Bayi Yesus adalah Warta Sukacita dan
keselamatan untuk mereka. Kita dicintai dan bahkan Tuhan hadir
di tengah kita demi keselamatan kita manusia. Namun demikian
kita sering tidak sampai pada kesadaran ini: ketika Tuhan
memberi segalanya kepada kita, apakah yang kita berikan untuk
Tuhan? Seringkali kita terlalu pelit dan hitung hitungan. Kita tidak
mau rugi. Firman hari ini mengundang kita untuk berani memberi
yang terbaik bagi Tuhan melalui Gereja. Gereja membutuhkan
anda: waktu, hati, pikiran, bakat dan kemampuan anda.

DOA: Ajarilah aku ya Tuhan untuk bermurah hati kepada Mu


melalui Gereja-Mu. Biarkan aku berani untuk memberikan hati,
bakat dan kemampuanku untuk Mu lewat pelayananku kepada
Gereja dan umatMu. Amin.

15
Senin, 7 Januari 2019
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan (Putih)

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 3: 22 – 4:6


Mazmur Tanggapan: (Mzm 2:7-8, 10-11)
Ref: Bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik
pusakamu.
1. Aku akan menceritakan tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata
kepadaku, Anak-Kulah engkau! Pada hari ini engkau telah
Kuperanakkan. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa
akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan
ujung bumi menjadi kepunyaanmu.

Bacaan Injil: Matius 4: 12-17,23-25


Ketika Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap,
menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam
di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali,
supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
“Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang
sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, bangsa yang
diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi
mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit
Terang.” Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah,
sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Yesus pun berkeliling di
seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan
memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala
penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. Maka tersiarlah
berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya
semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai
penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang
lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. Maka orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea
dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari

16
seberang Yordan.
Demikianlah Injil Tuhan.

Belajar Dari Pengalaman Yesus

H
erodes, sang raja, telah menangkap dan memenjarakan
Yohanes Pembaptis karena merasa sangat terganggu
dengan warta pertobatan Yohanes. Situasi itu membuat Yesus
menyingkir. Nampaknya awal kegagalan dari karya Yesus. Ia
pergi meninggalkan tempat asalnya Nasareth, kerabat dekat
yang dikenal, kebiasaan dan pekerjaan. Ini suatu pengalaman
“tercabut” dari akar kebiasaan dan budaya, keluar ke tempat
lain dan berbeda. Tetapi pengalaman Yesus jika dilihat dalam
terang iman memperlihatkan bagaimana cara Allah bertindak.
Ia menggunakan cara dan jalan yang dianggap manusia sebagai
cara yang lemah dan bodoh bahkan dianggap gagal. Ditengah
wilayah yang dianggap gelap, dan orang-orang yang dinamai kafir,
ada terang cahaya bersinar di dalam hati orang karena kehadiran
Yesus.
Kita pasti pernah mengalami betapa pahitnya
pengalaman tersingkir, terbuang, tercabut, gagal bahkan kalah
yang memalukan diri sendiri dan keluarga bahkan dalam relasi
dengan masyarakat. Reaksi marah, keluhan, umpatan dan protes
kepada Allah sering terungkap. Namun pengalaman Yesus yang
menyingkirkan diri memberikan perspektif iman yang teguh
bagi setiap pengikut Nya. Tuhan tetap setia memancarkan Terang
Kasih dan kebijaksanaanNya kepada kita lewat Yesus. Ketika kita
mengalami aneka krisis dalam hidup pribadi, keluarga, sesama
dan Tuhan, kita hendaknya jangan menyingkirkan diri dari Yesus.
Belajarlah dari orang-orang yang dianggap orang pinggiran dan
dari daerah dan wilayah kegelapan yang berbondong-bondong
datang kepada Yesus. Ia mengajari kita untuk terbuka hati lewat
pertobatan dan pengalaman kegembiraan karena semuanya
disembuhkan.
17

DOA: Allah Tritunggal Mahakudus, semoga kami


Selasa, 8 Januari 2019
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan (Putih)

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 4:7-10


Mazmur Tanggapan: (Mzm 72:2,3-4ab,7-8)
Ref: Segala bangsa di bumi, ya Tuhan, sujud menyembah kepada-Mu.

Bacaan Injil: Markus 6: 34-44


Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak,
maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka,
karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.
Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. Pada
waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya
kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai
malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli
makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.”
Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata
mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga
dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?” Tetapi Ia
berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu?
Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima
roti dan dua ikan.” Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya
semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. Maka
duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada
yang lima puluh orang. Dan setelah Ia mengambil lima roti dan
dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu
memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-
murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu
juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang
mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh,
selain dari pada sisa-sisa ikan. Yang ikut makan roti itu ada lima
ribu orang laki-laki.
Demikianlah Injil Tuhan.

18
Lima Roti dan Dua Ikan

S
ebagai bentuk solidaritas atas bencana gempa bumi dan
tsunami di Palu dan Donggala pada akhir September 2018,
Kongregasi SVD dan SSpS di Indonesia dan Timor Leste, membuat
aksi tanggap darurat. Semua komunitas, paroki dan lembaga yang
dilayani oleh imam/bruder SVD dan suster SSpS dihimbau untuk
mendukung dengan doa, tenaga dan dana. Gerakan solidaritas
ini berhasil menyalurkan bantuan berupa beras, tikar dan terpal
yang diminta oleh masyarakat 5 desa di Donggala. Bantuan ini
terkumpul berkat kemurahan hati banyak orang. Bahkan bantuan
pun datang dari paroki-paroki pedalaman dimana sebetulnya
terbatas secara finansial. Gerakan solidaritas ini menjadi besar
karena banyak orang rela memberi dari kekurangan mereka.
Semangat berbagi semacam ini juga muncul dalam Injil
hari ini. Yesus meminta para rasul untuk memberi makan 5.000
orang yang mengikuti Dia. Namun permintaan Yesus itu tidak bisa
mereka penuhi. Yesus mengambil alih situasi dengan bertanya:
“Berapa banyak roti yang ada padamu?” Mereka menjawab:
“Lima roti dan dua ikan.” Yesus mengambil 5 roti dan 2 ikan itu,
mengucap berkat, dan menyuruh para murid membagikannya.
Mereka semua makan sampai kenyang dan masih mendapatkan
12 bakul penuh sisa potongan roti. Tanpa campur tangan Yesus,
5 roti dan 2 ikan tidak ada artinya di hadapan banyak orang yang
perlu diberi makan. Kisah Injil ini memberi pesan bahwa Yesus
melengkapi apa yang kita persembahkan dengan cinta. Meskipun
persembahan kita penuh kekurangan, Tuhan mampu melengkapi
dan menyempurnakannya.

DOA: Tuhan Yesus, kami persembahkan hidup kami untuk


melayani Engkau dan sesama. Bantulah kami dengan kurnia-
kurnia yang kami butuhkan dalam pelayanan ini. Amin.

19
Rabu, 9 Januari 2019
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan (Putih)

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 4:11-18


Mazmur Tanggapan: (Mazmur 72:2,10-13)
Ref: Segala bangsa di bumi, ya Tuhan, sujud menyembah kepada-Mu.
1. Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu
kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan
keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas
dengan hukum!
2. Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa
persembahan; kiranya raja-raja dari Seba menyampaikan
upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya,
segala bangsa menjadi hamba-Nya!

Bacaan Injil: Markus 6:45-52


Sesudah memberi makan lima ribu orang, Yesus segera
memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat
lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh
orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke
bukit untuk berdoa. Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di
tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia
melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal,
maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan
di atas air dan Ia hendak melewati mereka. Ketika mereka melihat
Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu,
lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia
dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada
mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Lalu Ia naik ke perahu
mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat
tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka
belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
Demikianlah Injil Tuhan.

20
Jangan Takut!

R
asa takut (fear) tidak sepenuhnya jelek karena dia berfungsi
sebagai alarm dalam situasi terancam. Kita merasa takut
ketika berhadapan dengan bahaya. Rasa takut membuat kita
menjadi lebih siaga. Kesiagaan ini penting karena dalam situasi
terancam, kita harus membuat keputusan untuk menghadapi
(fight) atau menghindarinya (flight). Namun demikian, ada
kalanya ancaman itu melampaui kekuatan kita untuk melawan
atau melarikan diri. Akibatnya, kita merasa tidak berdaya. Dalam
situasi demikian, apa yang harus kita lakukan sebagai orang
beriman?
Injil hari ini mengisahkan situasi tak berdaya yang dialami
oleh para murid Yesus ketika ditimpa angin sakal di tengah danau,
pada tengah malam, dan Yesus sedang tidak bersama mereka. Di
tengah situasi tak berdaya itu, Yesus mendatangi mereka pada jam
3 malam dengan berjalan di atas air. Melihat Yesus, para murid
ketakutan karena menyangka didatangi hantu. Yesus menguatkan
mereka supaya tenang dan tidak takut. Setelah Dia naik perahu,
angin menjadi reda. Injil ini adalah sebuah teologi tentang
penyertaan Yesus. Gereja, yang adalah komunitas para murid
Yesus, bagaikan perahu yang sedang berlayar. Dalam perjalanan,
ada berbagai bahaya menghadang. Tantangan tersebut tidak
boleh membuat Gereja merasa tak berdaya karena ketakutan.
Yesus tidak akan membiarkan para murid-Nya berjuang sendirian.
Bersama Yesus dalam satu perahu, segala rintangan akan dapat
dilalui dengan aman.

DOA: Tuhan Yesus, sertailah kami dalam perjuangan hidup


sehingga kami senantiasa mewartakan Kerajaan-Mu tanpa takut.
Amin.

21
Kamis, 10 Januari 2019
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan (Putih)

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 4: 19 – 5:4


Mazmur Tanggapan: (Mzm 72:2,14,15bc,17)
Ref: Segala bangsa di bumi, ya Tuhan, sujud menyembah kepada-
Mu.
1. Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu
kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan
keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas
dengan hukum!
2. Ia akan menebus nyawa mereka dari penindasan dan
kekerasan; darah mereka mahal dimata-Nya. Kiranya ia
didoakan senantiasa, dan diberkati sepanjang hari!

Bacaan Injil: Lukas 4:14-22a


Sesudah dicobai Iblis di padang gurun, dalam kuasa Roh kembalilah
Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh
daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di
situ dan semua orang memuji Dia. Ia datang ke Nazaret tempat Ia
dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk
ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya,
Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku,
oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-
orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan
telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya
kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam
rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar
mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya.” Dan semua orang itu membenarkan Dia dan

22
mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.

Mengasihi Tanpa Berhenti

S
anto Sirilius dari Alexandria pernah berkata, “Semua hal
yang baik di dalam diri kita mengalir lewat Roh Kudus”. Roh
Kuduslah yang menyadarkan kita untuk memahami kasih Bapa
dan Putera dan kasih kepada sesama manusia. Karena kasihNya
maka kita juga saling mengasihi sebagai sesama manusia. Kita
berada di dalam Dia dan Dia berada di dalam kita. Pada hari ini
ia menegaskan bahwa Kita harus mengasihi Allah karena Allah
terlebih dahulu mengasihi kita. Konsekuensi dari mengasihi
Allah adalah kita juga harus mengasihi sesama manusia karena
dengan mengasihi sesama kita mengasihi Allah sendiri yang tidak
kelihatan. Perintah yang ditawarkan Yohanes bagi komunitasnya
adalah: “Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi
saudaranya” (1Yoh 4:21)
Relasi kasih antara Allah dengan kita sebagai manusia
dan kita dengan Allah menjadi nyata dalam relasi kasih antara
kita dengan sesama manusia yang lain. Allah yang tidak kelihatan
mengasihi kita, kita juga mengasihiNya, maka cinta kasih harus
menjadi nyata dalam kasih kepada sesama yang kelihatan. Kalau
kita tidak mampu melakukannya maka Yohanes mengatakan
“pembohong”. Cinta kasih yang Tuhan berikan kepada kita, kita
lanjutkan kepada sesama. Sabda Tuhan hari ini membantu kita
untuk memahami betapa luhurnya kasih Allah bagi kita. Allah
yang pertama mengasihi kita maka kita pun menjawab kasih Allah
dengan mengasihiNya dan mengasihi sesama. Cinta kasih menjadi
sempurna karena Roh Kudus menaungi kita. Mengasihilah
seakan-akan hari ini adalah hari terakhir dan jika hari esok tiba,
kembalilah mengasihi!

DOA: Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk selalu mengasihiMu di


dalam setiap pribadi yang 23 Engkau pertemukan kepada
kami. Amin.
Jumat, 11 Januari 2019
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan (Putih)

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 5:5-13


Mazmur Tanggapan: (Mzm 147: 12-15,19-20)
Ref: Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem!
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai
Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan
memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan
mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia
menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-
Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan
hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian
kepada segala bangsa, hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bacaan Injil: Lukas 5:12-16


Sekali peristiwa Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada
seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah
ia dan memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan
aku.” Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang
itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu
juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu
memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata: “Pergilah,
perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk
pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa,
sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi kabar tentang Yesus makin
jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong
kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari
penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-
tempat yang sunyi dan berdoa.
Demikianlah Injil Tuhan.

24
Tuhan Yesus Sembuhkanlah Kami!

I
njil hari ini menceritakan kisah seorang kusta yang datang
memohon kesembuhan dari Yesus. Bagi orang-orang zaman
itu, orang kusta menjadi demikian sebagai akibat dari dosanya
dan dosa orang tuanya. Orang-orang seperti itu biasanya najis
maka pakaian mereka juga compang-camping dan kalau berjalan
di jalan umum, mereka harus berteriak bahwa mereka najis
karena penyakit kusta yang mereka miliki. Semua orang menjauh
dari orang kusta. Orang kusta dalam Injil hari ini berbeda. Ia
tanpa merasa malu datang kepada Yesus dan meminta untuk
disembuhkan. Ia tersungkur di depan Yesus, menunjukkan
kerendahan hatinya dan memohon, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan
dapat mentahirkan aku”. Yesus menunjukkan belas kasihNya
kepada si kusta, mengulurkan tanganNya dan menyembuhkannya:
“Aku mau, jadilah engkau tahir!” Yesus melarang orang kusta itu
untuk tidak menceritakan kepada siapa pun.
Orang kusta percaya bahwa Yesus akan menyembuhkannya.
Ia dengan rendah hati memohon, berpasrah kepada Yesus untuk
disembuhkan. Sikap ini patut kita ikuti. Kita butuh Tuhan untuk
menyembuhkan dengan doa permohonan dan syukur. Banyak kali
kita tidak rendah hati di hadapan Tuhan sehingga tidak berani
memohon kepada Tuhan. Mungkin juga kita tidak berani memohon
karena kita mengandalkan diri dan sombong di hadapan Tuhan
pencipta. Sabda Tuhan hari ini menguatkan kita untuk semakin
percaya bahwa Yesus adalah segalanya bagi kita. Dialah yang
mengulurkan tanganNya ketika kita membutuhkan kasihNya yang
menyembuhkan. Dialah yang mengajar kita untuk mengasihi siapa
saja tanpa memandang siapakah orang itu.

DOA: Tuhan Yesus, semoga kami Engkau memampukan kami


untuk mengulurkan tangan kami untuk menolong sesama kami
yang menderita. Amin.

25
Sabtu, 12 Januari 2019
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan (Putih)

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 5:14-21


Mazmur Tanggapan: (Mzm 149:1-5, 6a,9b)
Ref: Tuhan berkenan kepada umat-Nya.
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam
Jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel Bersukacita atas
Penciptanya, Biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.

Bacaan Injil: Yohanes 3: 22-30


Sekali peristiwa Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah
Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis.
Akan tetapi Yohanespun membaptis juga di Ainon, dekat Salim,
sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk
dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke
dalam penjara. Maka timbullah perselisihan di antara murid-
murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian.
Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya:
“Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai
Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian,
Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.” Jawab
Yohanes: “Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu
bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata:
Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki;
tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan
yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara
mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku
itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Demikianlah Injil Tuhan.

26
Menjadi Penyalur Rahmat Tuhan untuk Sesama

P
ada suatu ketika, dalam pelayanan Kalimantan, saya
dipanggil untuk memberi perminyakan kepada seorang Ibu
yang sedang sakit berat, katanya penyakit Lever akut. Ketika saya
memegang tangannya, ia memandang saya dan berkata “Pastor,
tolonglah saya. Saya percaya, Yesus akan menggunakan pastor
untuk menyembuhkan saya “. Dalam hati saya ada “Keyakinan”
bahwa ibu ini akan sembuh karena minyak suci yang saya oleskan
pada dirinya disertai “belaskasihan” akan penderitaannya. saya
pun segera mendoakannya dan memberikan perminyakan
kepadanya. Seminggu setelah saya kembali dari hulu sungai dan
singgah di rumahnya, ternyata dia sudah sembuh dan sedang
menumbuk padi bersama anaknya yang masih kecil. Saya kagum,
ternyata imannya telah menyelamatkan dia.
Rasa belas kasih ternyata mempunyai kekuatan yang dapat
mengubah seseorang. Belas kasihan adalah ungkapan cinta dengan
“Rasa Sakit” yang ditopang dengan daya Iman.
Selama “melayani” Yesus senatiasa mempunyai “rasa belas kasih,”
sehingga Ia selalu mengulurkan tangan untuk menolong orang
sakit dan menderita seperti yang dialami mertua Petrus. Karya
belas kasih Yesus yang diterima oleh mertua Petrus, menyadarkan
saya bahwaYesus adalah Allah penyelamat. Apabila rasa belas kasih
itu disalurkan oleh seorang pengikut kristus, maka saya dan anda,
kita adalah “saluran” rahmat Tuhan untuk menyembuhkan. Kita
sesungguhnya adalan penyalur rahmat Tuhan. Hanya, apakah kita
menyadarinya? Egois atau enak menjadi penghalang yang serius
bagi kita untuk menjadi penyalur rahmat Tuhan untuk sesame.
Semoga kita lebih sadar akan karunia Tuhan dalam diri kita, dan
dengan tulus dan rendah hati menjadi penyalur rahmat Tuhan.

DOA: Yesus, jadikanlah diriku menjadi penyalur berkat-Mu bagi


sesamaku. Amin.

27
Minggu, 13 Januari 2019
Pesta Pembaptisan Tuhan (Putih)

Bacaan Pertama: Yesaya 42:1-4,6-7


Beginilah Firman Tuhan, “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang,
orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah
menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum
kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan
suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang
patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar
nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia
akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar
dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum
di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya. “Aku ini,
TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan,
telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan
memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi
terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta,
untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan
mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah
penjara.” Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan (Mzm 29:1a,2,3ac-4,3b,9b-10)


Ref: Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
1. Sampaikanlah kepada Tuhan, hai penghuni surga,
sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, sujudlah
kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan!
2. Suara Tuhan terdengar di atas air, suara Tuhan mengguruh di
atas air yang besar. Suara Tuhan penuh kekuatan, suara Tuhan
penuh semarak.
3. Allah yang mulia mengguntur. Di dalam bait-Nya setiap orang
berseru, “Hormat!” Tuhan bersemayam di atas air bah, Tuhan
bersemayam sebagai Raja untuk selamanya.

28
Bacaan Kedua: Kisah Para Rasul 10:34-38
Sekali peristiwa Allah menyuruh Petrus menemui perwira Romawi
dan seisi rumahnya. Setibannya di rumah sang perwira, Petrus
berkata: “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak
membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut
akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-
Nya. Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang
Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh
Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang. Kamu tahu
tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai
dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes,
yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia
dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling
sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang
dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.
Demikianlah Sabda Tuhan.

Bacaan Injil: Lukas 3: 15-16,21-22


Ketika Yohanes tampil di Sungai Yordan, banyak orang sedang
menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya
tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias, Yohanes
menjawab dan berkata kepada semua orang itu: “Aku membaptis
kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan
datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan
membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Ketika
seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga
dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh
Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah
suara dari langit: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-
Mulah Aku berkenan.”
Demikianlah Injil Tuhan.

29
Pembaptisan Itu Kudus!

G
ereja Katolik merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan Yesus
Kristus. Ia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai
Jordan. Sabda Tuhan hari ini membantu kita untuk memahami
kasih Allah yang tiada batas bagi manusia. Nabi Yesaya berusaha
menghibur orang-orang Israel di Babel karena kemuliaan Tuhan
akan dinyatakan dan semua orang akan melihatnya. Allah akan
menjadi laksana gembala baik yang selalu ada bersama semua
dombaNya. Santo Paulus dalam suratnya kepada Titus mengatakan
bahwa kita diselamatkan berkat permandian kelahiran kembali
dan berkat pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Itu adalah
kasih karunia Allah yang mendidik orang untuk hidup bijaksana
dan adil. Dalam Injil, Yohanes tampil di Sungai Yordan untuk
menyiapkan jalan bagi Tuhan. Ia mengatakan, “Aku membaptis
kamu dengan air tetapi Ia yang lebih berkuasa akan datang.
Sabda Tuhan ini membantu kita untuk mengimani
Yesus sebagai Imanuel. Suara dari langit “Engkaulah Anak yang
Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan” mempertegas kehadiran
Yesus sebagai Imanuel dan Mesias. Roh Kudus dalam rupa burung
merpati menunjukkan bahwa Yesus diurapi dan menjadi Pewarta
kasih bagi kaum miskin dan papa. Kita pun sudah dibaptis. Kita
dibaptis dengan baptisan Yesus dalam Roh Kudus dan api supaya
menjadi saudara dan saudari dalam Kristus. Pembaptisan itu
telah menguduskan kita.

DOA: Tuhan Yesus, tuntunlah kami selalu dalam hidup kami


seturut ajaran-Mu

30
Senin, 14 Januari 2019
Hari Biasa Pekan I (Hijau)

Bacaan Pertama: Ibrani 1:1-6


Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulang kali dan
dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah
berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah
Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.
Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya
kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala
yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah
Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan
Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada
malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-
Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Karena kepada
siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan:
“Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?”
dan “Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?”
Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia
berkata: “Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.”
Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: (Mzm 97:1,2b,6,7c,9)


Ref: Hendaknya semua malaikat sujud menyembah Allah.
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah
banyak pulau Bersukacita! Keadilan dan huku adalah tumpuan
takhta-Nya.
2. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat
kemuliaan-Nya. Segala dewata sujud menyembah Allah.
3. Sebab, ya Tuhan, Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh
bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

31
Bacaan Injil: Markus 1:14-20
Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea
memberitakan Injil Allah, kata-Nya: “Waktunya telah genap;
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah
kepada Injil!” Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau
Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka
sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku dan kamu
akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu merekapun segera
meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus
meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus,
anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan
jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka
meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama
orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.
Demikianlah Injil Tuhan.

Engkau adalah anak-Ku!

Y
esus menjadi fokus perhatian kita. Ia datang ke dunia untuk
menyelamatkan umat manusia. Dalam Injil, Yesus berjalan
di daerah Galilea untuk memberitakan: “Waktunya telah genap.
Kerajaan Allah sudah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah
kepada Injil!” PemberitaanNya didengar banyak orang termasuk
Simon dan Andreas, Yakobus dan Yohanes. Mereka diajak Yesus
dan menjadi murid-Nya. Mereka menjadi mitra kerja Yesus untuk
memberitakan Kerajaan Allah.
Sabda Tuhan hari ini membantu kita untuk berfokus pada
Yesus dan misiNya. Semua orang yang percaya datang kepada
Yesus. Para murid pertama dengan sikap “segera” mengikuti Yesus
adalah contoh dan inspirasi yang tepat bagi kita semua. Yesus juga
memanggil kita semua bukan saat sedang berdoa di gereja atau
berziarah tetapi dalam kehidupan yang nyata. Maka lakukanlah

32
tugas-tugas kita dengan baik dan bertanggung jawab, karena saat
itulah Tuhan memanggil kita untuk menjadi mitra kerja-Nya.

DOA: Tuhan Yesus, semoga aku setia melakukan pekerjaan-


pekerjaan yang dipercayakan kepadaku sebagai sikap baktiku
kepada-Mu dan menjadi garam dan terang bagi sesamaku. Amin.

33
Selasa, 15 Januari 2019
Hari Biasa Pekan I (Hijau)

Bacaan Pertama: Ibrani 2:5-12


Sebab bukan kepada malaikat-malaikat telah Ia taklukkan dunia
yang akan datang, yang kita bicarakan ini. Ada orang yang pernah
memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: “Apakah manusia,
sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga
Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya
untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada
malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan
dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah
kaki-Nya.” Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya,
tidak ada suatupun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-
Nya. Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu
telah ditaklukkan kepada-Nya. Tetapi Dia, yang untuk waktu yang
singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat,
yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut,
dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih
karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. Sebab
memang sesuai dengan keadaan Allah? yang bagi-Nya dan oleh-
Nya segala sesuatu dijadikan yaitu Allah yang membawa banyak
orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang
memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.
Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan,
mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu
menyebut mereka saudara, kata-Nya: “Aku akan memberitakan
nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau
di tengah-tengah jemaat.”
Demikianlah Sabda Tuhan.

34
Mazmur Tanggapan (Mzm 8:2a, 5,6-9)
Ref: Engkau membuat anak-Mu berkuasa atas segala buatan
tangan-Mu.
1. Ya Tuhan, Allah kami, betapa mulia nama-Mu si seluruh bumi!
Apakah manusia, Sehingga Engkau mengingatnya? Apakah
anak manusia, Sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai
dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan
tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah
kakinya.

Bacaan Injil: Markus 1:21b-28


Pada suatu malam Sabat, Yesus segera masuk ke dalam rumah
ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya,
sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak
seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat
itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:
“Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau
datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau:
Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya:
“Diam, keluarlah dari padanya!” Roh jahat itu menggoncang-
goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia
keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka
memperbincangkannya, katanya: “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia
berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan
mereka taat kepada-Nya.” Lalu tersebarlah dengan cepat kabar
tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.
Demikianlah Injil Tuhan.

35
Oleh Kasih Yesus, Kita Bersaudara

P
enginjil Markus mengisahkan bagaimana Yesus menjadi
saudara bagi banyak orang yang sakit. Sikap Yesus yang
solider dengan kaum penderita adalah hal yang positif dan
inspiratif bagi kita. Ia meski pun Anak Allah rela merendahkan diri
menjadi sama seperti kita kecuali dalam hal dosa, bahkan lebih
dari itu menjadi seorang hamba bagi manusia yang berdosa untuk
mengajar dan membebaskan dari segala kejahatan. Yesus sendiri
berkata, “Kamu adalah sahabat-sahabatKu”. Menjadi sahabat bisa
berati menjadi saudara!

Sabda Tuhan hari ini menggembirakan kita. Allah begitu solider


dan empati dengan manusia sehingga rela menjadi manusia
dalam diri Yesus, rela menderita, wafat dan bangkit. Yesus menjadi
saudara dengan kita. Kita pun dipanggil untuk menjadi saudara
dengan semua orang. Menjadi saudara dengan mengulurkan
tangan kepada mereka yang menderita.

DOA: Tuhan Yesus, semoga kekuatan kasih-Mu memampukan aku


menolong sesamaku yang adalah saudara-saudaraku di dalam-
Mu. Amin.

36
Rabu, 16 Januari 2019
Hari Biasa Pekan I (Hijau)

Bacaan Pertama: Ibrani 2:14-18


Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka
Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam
keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan
dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan
demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada
dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab
sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi
keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya, maka
dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-
Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan
dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh
bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena
pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan (Mzm: 105: 1-2,3-4,6-7,8-9)


Ref: Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya,
maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.
Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya,
percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah
bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan
dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!

Bacaan Injil: Markus 1:29-39


Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan
Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon
terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan
keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu,

37
dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu
lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.
Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada
Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan
setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di
depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita
bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia
tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka
mengenal Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun
dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di
sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu
menemukan Dia mereka berkata: “Semua orang mencari Engkau.”
Jawab-Nya: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang
berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena
untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea
dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan
mengusir setan-setan.
Demikianlah Sabda Tuhan.

Berdoalah Selalu

P
enginjil Markus, mengisahkan bahwa Yesus sangat sibuk
dengan kerasulanNya yakni mewartakan Kerajaan Allah dan
menyembuhkan orang-orang sakit. Mereka yang disembuhkan
misalnya Ibu mertua Petrus. Dengan hanya memegang tangannya,
Yesus menyembuhkanya. Pada sore hari menjelang malam
banyak orang sakit berdatangan dan minta kepada Yesus untuk
disembuhkan. Yesus pun membebaskan semuanya dari sakit
penyakit dan kuasa roh jahat.
Penginjil juga mengisahkan bahwa setelah melakukan
karya pastoralnya, Yesus menyempatkan diri untuk berdoa.
Sesibuk apa pun Yesus, Ia tetap menyatukan kontak dengan Bapa
di Surga. Ini mau mengatakan bahwa pekerjaan baik apapun yang

38
kita lakukan bila tidak bersatu dengan Tuhan akan mendatangkan
kesia-siaan. Doa dalam waktu yang tepat sangat membantu kita
untuk bertumbuh dengan baik dalam iman. Yesus, Putera Allah
adalah pendoa sejati. Kita pun diajak menjadi pengikut Yesus yang
sejati.

DOA: Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk selalu rendah hati untuk
memohon rahmat kesetiaan dalam tugas-tugasku dan tetap
bersatu dengan-Mu. Amin.

39
Kamis, 17 Januari 2019
PW Santo Antonius, Abas (Putih)

Bacaan Pertama: Ibrani 3:7-14


Saudara-saudara, seperti yang dikatakan Roh Kudus: “Pada hari
ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu
seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang
gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan
menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku,
empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada
angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka
tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-
Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” Waspadalah,
hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat
seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena
ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan
yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”,
supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya
karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam
Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya
pada keyakinan iman kita yang semula.
Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: (Mzm 95:6-11)


Ref: Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, “Janganlah kalian
bertegar hati.”
1. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan
Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini
umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
2. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah
bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa
di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan
menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

40
Bacaan Injil: Markus 1: 40-45
Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil
berlutut di hadapan-Nya, ia memohon bantuan-Nya, katanya:
“Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan
tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku
mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit
kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia menyuruh orang
itu pergi dengan peringatan keras: “Ingatlah, janganlah engkau
memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun,
tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan
persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang
diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi
orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya
kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan
masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi;
namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan.

Merendahkan Hati

S
urat kepada umat Ibrani mengatakan, “Pada hari ini, jika
kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu
seperti dalam kegemaran, pada waktu pencobaan di padang
gurun, pada saat nenek moyang mencobai Tuhan.” Kaum Israel
pernah melakukannya di padang gurun dengan mengeraskan
hati. Mereka tidak mengerti maksud dan bimbingan Tuhan. Maka
Tuhan menunjukkan kuasaNya kepada orang yang tidak taat. Hati
yang keras menimbulkan kesulitan dalam berelasi dengan sesama.
Orang yang dapat mendengar dengan baik, ia dapat mengikuti
dan mengasihi sesamanya.
Di dalam Injil kita mendengar perbuatan-perbuatan
besar dilakukan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Seorang kusta

41
memohon kesembuhan dari Yesus. Ia mengulurkan tanganNya,
menjamah dan menyembuhkan si kusta. Orang yang rendah
hati akan terbuka pada setiap rencana dan kuasa Tuhan. Orang
kusta di dalam Injil menginspirasikan kita untuk rendah hati dan
selalu berharap pada pertolongan Tuhan. Pemazmur menulis,
“Pertolongan kita dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan
bumi” (Mzm 124:8). Sabda Tuhan hari ini sungguh menguatkan
kita untuk mengasihi Tuhan dan sesama.

DOA: Tuhan Yesus, ampunilah aku karena aku belum bisa


menerima mereka yang sakit untuk aku layani dengan penuh
kasih. Amin.

42
Jumat, 18 Januari 2019
Hari biasa Pekan I (Hijau)

Bacaan Pertama: Ibrani 4:1-5,11


Saudara-saudara, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang
di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan
masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada
kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka,
tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena
tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang
mendengarnya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat
perhentian seperti yang Ia katakan: “Sehingga Aku bersumpah
dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-
Ku,” sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan.
Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas:
“Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya.”
Dan dalam nas itu kita baca: “Mereka takkan masuk ke tempat
perhentian-Ku.” Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk
ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena
mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan (Mzm78:3,4bc,6c-7,8)


Ref: Semoga karya Allah jangan dilupakan selama-lamanya.

Bacaan Injil: Markus 2:1-12


Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi
ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka
datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat,
bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan
firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa
kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi
mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang
banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah

43
terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu
terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada
orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi
di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir
dalam hatinya: “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat
Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah sendiri?” Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya,
bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka:
“Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih
mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah
diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan
berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak
Manusia berkuasa mengampuni dosa” Berkatalah Ia kepada orang
lumpuh itu: “Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat
tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itupun bangun,
segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan
orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan
Allah, katanya: “Yang begini belum pernah kita lihat.”
Demikianlah Injil Tuhan.

Kebesaran Kerahiman Tuhan Yesus

S
urat kepada umat Ibrani hari ini mengingatkan kita untuk
selalu waspada supaya jangan ada di antara kita ketinggalan.
Mengapa? Karena kabar sukacita mengatakan bahwa kita akan ada
bersama Tuhan selamanya. Dialah Allah kita dan kita umatNya.
Kita sekarang percaya kepada Yesus maka akan diperkenankan
untuk tinggal bersamaNya selama-lamanya. Rencana Tuhan
ini menjadi sempurna di dalam diri Yesus Kristus. Yesus begitu
peduli dengan manusia dan menyelamatkannya. Seperti yang Dia
perbuat kepada si lumpuh.
Dia tergerak hati oleh belas kasihan dan
menyembuhkannya. Sebelumnya Yesus mengampuni dosa

44
si lumpuh. Bersama Yesus, keselamatan total tercapai: dosa
diampuni, sakit penyakit lenyap.
Yesus melakukan perbuatan itu supaya di mana Dia
berada, kita juga berada bersama Dia. Tuhan Yesuslah yang punya
kuasa untuk mengampuni dosa dan menyembuhkan. Kita hanya
punya tugas: menjaga dan merawat segala ciptaan, setelah itu
membawanya kepada Yesus.

DOA: Tuhan Yesus, terimakasih untuk cinta-Mu yang sangat besar


kepadaku. Semoga aku mampu mengampuni sesamaku yang
bersalah padauk dan senantiasa peduli pada mereka. Amin.

45
Sabtu, 19 Januari 2019
Hari Biasa Pekan I (Hijau)

Bacaan Pertama: Ibrani 4: 12-16


Saudara-saudara, Sabda Allah hidup dan kuat dan lebih tajam
dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam
sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia
sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan
tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya,
sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia,
yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah
melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita
teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar
yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan
kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah
kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia,
supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia
untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan (Mzm 19:8-9,10,15)


Ref: Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan
Tuhan itu teguh memberikan hikmat kepada orang yang
bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu
murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selamanya.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan
lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu-tetesan
dari sarang lebah.

46
Bacaan Injil: Markus 2:13-17
Sekali peristiwa Yesus pergi ke pantai danau Galilea, dan seluruh
orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka.
Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak
Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah
Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika
Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan
orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-
murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu
ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan
dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah
mereka kepada murid-murid-Nya: “Mengapa Ia makan bersama-
sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus
mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat
yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan
untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Demikianlah Injil Tuhan.

Kasih Yesus Menghancurkan Dosa

T
uhan Yesus berkeliling dan berbuat baik. Ia mengajar
dan menyembuhkan banyak orang. Ia mengajak Lewi,
Anak Alfeus, untuk mengikuti-Nya. Lewi berdiri dan mengikuti
Yesus. Mereka makan bersama di rumah Lewi bersama banyak
pemungut cukai dan orang berdosa. Orang-orang Farisi tidak suka
melihat itu. Yesus memberi alasan tegas: “Bukan orang sehat yang
memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar melainkan orang berdosa!”
Yesus menunjukkan sikap hormat dan cinta kepada para
pendosa yang tentunya bertentangan dengan orang-orang Farisi
dan para ahli Taurat. Bagi Yesus, orang berdosa adalah manusia
yang perlu dikasihi, dan dosa-dosa mereka patut dihancurkan
dengan perbuatan kasih. Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat

47
tidak memperhatikan manusia sebagai manusia. Mereka lupa
bahwa yang dihancurkan adalah dosa bukan manusianya. Manusia
dikasihi supaya ia dapat bertobat. Sabda Tuhan mengundang
kita untuk mencintai dan menerima semua orang dan membawa
mereka kepada jalan yang baik dan benar.

DOA: Tuhan Yesus, semoga aku meneladani sikap-Mu yang


mengasihi orang untuk bisa kembali pada hidup yang benar. Amin.

48
Minggu, 20 Januari 2019
Hari Minggu Biasa II (Hijau)

Bacaan Pertama: Yesaya 62:1-5


Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena
Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya
bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti
suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan
semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut
engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN
sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan
TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak
akan disebut lagi “yang ditinggalkan suami”, dan negerimu tidak
akan disebut lagi “yang sunyi”, tetapi engkau akan dinamai “yang
berkenan kepada-Ku” dan negerimu “yang bersuami”, sebab
TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.
Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak
dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi
suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat
pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati
atasmu. Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: (Mzm 96:1-2a,2b-3,7-8a,9-10ac)


Ref: Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya
keselamatan.
1. Nanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan,
ya seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari
pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan nama-Nya, diantara segala
suku.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah
kemuliaan dan kekuatan! Beritakanlah kepada Tuhan
kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke
pelataran-Nya.

49
4. Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan
kekudusan, gemetarlah dihadapan-Nya, hai seluruh bumi!
Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Ia akan
mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”

Bacaan Kedua: 1 Korintus 12:4-11


Saudara-saudara, Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan
ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-
bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan
semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang
dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab
kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-
kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama
memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada
yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang
lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang
seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan
kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan
kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan
bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan
karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang
lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama,
yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus,
seperti yang dikehendaki-Nya. Demikianlah Sabda Tuhan.

Bacaan Injil: Yohanes 2: 1-11


Pada waktu itu ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu
Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke
perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus
berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus
kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku
belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan:

50
“Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” Di situ ada enam
tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat
orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus
berkata kepada pelayan-pelayan itu: “Isilah tempayan-tempayan
itu penuh dengan air.” Dan merekapun mengisinya sampai penuh.
Lalu kata Yesus kepada mereka: “Sekarang cedoklah dan bawalah
kepada pemimpin pesta.” Lalu mereka pun membawanya. Setelah
pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu
dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan,
yang mencedok air itu, mengetahuinya. Ia memanggil mempelai
laki-laki, dan berkata kepadanya: “Setiap orang menghidangkan
anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah
yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang
baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di
Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan
itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya
percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.

Melalui Bunda Maria, Kita Menerima Rahmat dari Puteranya

K ehadiran Bunda Maria dalam peristiwa mukjizat pertama


yang dilakukan Yesus merupakan bukti perhatiannya
terhadap kebutuhan manusiawi, sekaligus mengungkapkan
perhatian Allah terhadap manusia. Seperti naluri seorang ibu
pada umumnya, Maria yang ikut membantu kerabatnya itu
mengetahui gelagat bahwa anggur sudah hampir habis. Dengan
tenang Maria memberitahukan hal ini kepada Yesus: “Mereka
kehabisan anggur!”. Maria tidak mendesak atau memaksa, ia
hanya sekadar memberitahukan situasi kritis itu kepada Yesus.
Dengan memberikan informasi itu, rupanya Maria tahu Yesus akan
berbuat sesuatu. Dan itulah yang terjadi. Maria amat mengenal
hati dan pikiran Yesus, Puteranya.

51
Yesus mengabulkan permintaan Bunda-Nya, walaupun
“saat-Nya” belum tiba. Betapa besar pengaruh Bunda Maria
terhadap Yesus, walaupun nada jawaban Yesus agak kurang sesuai
dengan harapan Bunda-Nya. “Mau apakah engkau daripada-Ku,
Ibu? Saat-Ku belum tiba”. Meskipun demikian, Maria tetap minta
agar para pelayan mengerjakan apa yang dikatakan Yesus. Yesus
pun akhirnya mau menyelesaikan persoalan yang dihadapi dalam
pesta pernikahan itu. Peran Maria yang demikian ini membuka
hati kita untuk selalu menjadikan dia sebagai tamu istimewa
dalam kehidupan kita. Melalui doa dan devosi, mari kita undang
Bunda Maria untuk hadir dalam diri dan keluarga kita. Niscaya
kita pun akan mengalami mukjizat Tuhan. Kita akan mendapat
pertolongan dalam menghadapi setiap masalah, persoalan dan
kesulitan. Hidup kita yang seringkali tawar seperti air, juga akan
diubah menjadi seperti anggur yang manis dan berkualitas.

DOA: Allah Maharahim, syukur berlimpah karena Engkau


menghadirkan Bunda Maria dalam hidup kami. Semoga teladan
hidup-nya menjiwai dan mendorong kami untuk berserah diri
kepada-Mu. Amin.

52
Senin, 21 Januari 2019
PW Santa Agnes, Perawan, Martir (Merah)

Bacaan Pertama: Ibrani 5:1-10


Mazmur Tanggapan (Mzm110:1-4)
Ref: Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
1. Baginilah firman Tuhan kepada tuanku, “Duduklah di sebelah kanan-
Ku, sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!
2. Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion; berkuasalah
Engkau di antara musuhmu!
3. Engkau meraja di atas gunung yang suci sejak hari kelahiranmu,
sejak masa mudamu.
4. Tuhan telah bersumpah dan tidak akan menyesal: “Engkau
adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.”

Bacaan Injil: Markus 2: 18-22


Waktu itu murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang
berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus:
“Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi
berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada
mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa
sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu
bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya
akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu
itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorangpun menambalkan
secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika
demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru
mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga
tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong
kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan
kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya
terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam
kantong yang baru pula.”
Demikianlah Sabda Tuhan.

53
Menjadi Pribadi Baru dalam Kristus

M
anusia zaman ini cenderung menganggap diri atau
kelompoknya yang paling benar. Pada saat yang sama kerap
menganggap orang atau kelompok lain salah dan sesat. Manusia yang
bersikap demikian ini kemudian menjadi picik dan tidak mau terbuka
terhadap sesuatu yang baru. Tertutup terhadap pembaharuan yang
datang dari luar diri atau kelompoknya. Akibatnya, kerapkali terjadi
pemaksaan kehendak kepada pihak lain.
Kecenderungan tersebut bercokol dalam diri orang-
orang yang datang kepada Yesus sebagaimana dikisahkan dalam
Injil hari ini. Mereka memprotes kebiasaan para murid Yesus
berkaitan dengan puasa. Mereka memandang salah kebiasaan
kelompok lain yang berbeda dengan kebiasaan mereka. Dengan
sikap demikian, sebenarnya mereka menunjukkan kepicikan dan
ketertutupan mereka. Terhadap protes tersebut, jawaban Yesus
sungguh tak terduga dan melampaui hal berpuasa. Yesus bukan
menolak kebiasaan berpuasa, tetapi menunjukkan sesuatu yang
paling penting saat itu adalah kehadiran-Nya dan ajaran baru yang
ditawarkan-Nya. Untuk menerima Dia dan ajaran-Nya, manusia
harus berani mengubah sikap, menyesuaikan diri dan menjadi
pribadi baru. Manusia harus terbuka pada sabda-Nya. Kehadiran
dan sabda Yesus menuntut kesediaan kita untuk senantiasa
terbuka dan membaharui diri supaya kita bisa menjadi “kantong
yang baru”. Kita harus menyesuaikan hidup kita dengan hidup dan
ajaran Yesus, bukan malah sebaliknya. Bersediakah kita menjadi
“kantong yang baru” itu?

DOA: Ya Yesus, terangilah hati dan budi kami agar senantiasa


terbuka terhadap kehadiran dan ajaran-Mu dan berusaha
menyesuaikan hidup kami dengan ajaran-Mu itu. Amin.

54
Selasa, 22 Januari 2019
Hari Biasa Pekan II (Hijau)

Bacaan Pertama: Ibrani 6:10-20


Mazmur Tanggapan (Mzm 111:1-2,4-5,9.10c)
Ref: Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam
lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah
perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang
yang menyukainya.
2. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan;
Tuhan itu pengasih dan penyayang. Kepada orang takwa
diberikan-Nya rezeki. Selama-lamanya ia ingat akan perjanjian-
Nya.
3. Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan
perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah
nama-Nya! Dia akan disanjung sepanjang masa.

Bacaan Injil: Mrk 2:23-28


Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum,
dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihat! Mengapa
mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari
Sabat?” Jawab-Nya kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca
apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya
kekurangan dan kelaparan, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah
Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan
roti sajian itu? yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-
imam? dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya.Lalu
kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia
dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah
juga Tuhan atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan.

55
Merasa Diri Benar

S
eorang lelaki setengah baya merasa sangat malu dan terhina
ketika di gereja ia merindukan komuni dan beranjak untuk
berbaris sambil menadahkan tangan. Ia tahu bahwa tindakannya
tidak diperbolehkan menurut hukum Gereja karena baru saja
bercerai dengan istrinya. Tapi ia tidak kuasa menahan dorongan
batinnya. Ketika giliran menerima komuni seorang petugas
menariknya keluar dari barisan sambil mengingatkan ‘wei…
anda dilarang komuni. Cukup menerima berkat’. Banyak pasang
mata menoleh kepadanya dan ia merasa seolah seluruh isi gereja
mencibirnya, menghukumnya. Ia bergegas dengan malu. Suatu kali
di sebuah pub ia menghabiskan waktu luangnya. Tanpa sengaja ia
menumpahkan minuman dan ia merasa gugup. Namun seorang
petugas menghampirinya, ‘maaf, boleh saya membersihkannya?
Tidak apa-apa. Lanjutkan minumnya.’ Ia merasa lebih tenang dan
tidak ada yang menghukumnya.
Tindakan murid-murid Yesus yang memetik bulir gandum
bagi orang Farisi dianggap mencederai peraturan hari Sabat.
Yesus menanggapinya secara berbeda, bukan dari sisi muatan
hukum atau peraturan Sabat melainkan dari sisi niat, fungsi dan
tujuan suatu perbuatan. Sepintas kesannya bahwa Yesus membela
perilaku murid-muridNya namun sesungguhnya dibalik kata-kata
pembelaanNya itu tersirat makna yang mengutamakan subyek dari
hukum. Manusia bukan obyek dari hukum melainkan subyek yang
perlu dilindungi, dibela dan diperjuangkan sehingga masyarakat
sejahtera. Jawaban dan tindakan Yesus lebih merupakan kritik
atas sikap dan tindakan orang Farisi yang cenderung mencari
kesalahan dan menempatkan diri sebagai orang benar dengan
mengorbankan orang lain. Yesus adalah gambaran yang sempurna
atas hukum.

DOA: Ya Tuhan, kami sering tergesa-gesa menilai dan menyalahkan


orang lain. Ajarilah kami menghormati aturan dan menjadi pribadi
yang bertanggungjawab demi 56 kesejahteraan bersama. Amin.
Rabu, 23 Januari 2019
Hari Biasa Pekan II (Hijau)

Bacaan Pertama: Ibrani 7: 1-3,15-17


Mazmur Tanggapan (Mzm 110:1-4)
Ref: Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
1. Beginilah firman Tuhan kepada tuanku, “Duduklah di sebelah
kanan-Ku, sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan
kakimu!”
2. Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion; berkuasalah
Engkau di antara musuhmu!
3. Engkau meraja di atas gunung yang suci sejak hari kelahiranmu
sejak dalam kandungan, sejak fajar masa mudamu.
4. Tuhan telah bersumpah dan tidak akan menyesal, “Engkau
adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.”

Bacaan Injil: Mrk 3:1-6


Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang
yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus,
kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat,
supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada
orang yang mati sebelah tangannya itu: “Mari, berdirilah di
tengah!” Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang
diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat,
menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi
mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka
dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka
lalu Ia berkata kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia
mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah
orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang
Herodian untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan.

57
Ulurkan Tanganmu!

S
uatu kali banyak orang berkerumun di sekitar danau.
Ternyata ada seorang wanita yang tenggelam. Banyak orang
yang hanya menonton saja, ada yang lain berteriak ‘jangan terlalu
banyak bergerak’. ‘atur pernafasan jangan sampai kehabisan
nafas’ seru yang lainnya. Tiba-tiba seorang anak muda langsung
terjun ke danau dan menariknya ke daratan. Uluran tangan anak
muda tersebut telah menyelamatkan wanita tersebut tanpa
banyak kata dan pertimbangan. Ia telah memberikan yang terbaik
di saat orang lain membutuhkannya.
Peristiwa penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus
terhadap seseorang yang mati tangan kanannya berlangsung
pada hari Sabat. Secara hukum, tidak diperbolehkan melakukan
aktivitas rutin kecuali hanya sembahyang. Yesus secara sengaja
melakukan “praktek penyembuhan” sebagai misi penyelamatan
(bukan praktek karena uang). Yesus meminta orang yang sakit itu
untuk mengulurkan tangannya. Sosok penderita, tidak berdaya,
sosok yang diterlantarkan membutuhkan sedikit perhatian dan
cinta. Ada jeritan yang tertelan oleh penderitaan, karena itu Ia
berseru, “Mari, berdirilah di tengah”, supaya semua mata orang
yang hadir tertuju kepadanya. Belaskasih adalah identitas Yesus
yang tidak bisa digantikan oleh hukum. Sikap iri dan acuh tak
acuh dari orang Farisi hanya melahirkan kebencian dan kebutaan
rohani. Mereka bukannya peka untuk bertindak melainkan lebih
memilih bersikap seperti orang banyak yang hanya menonton,
memberi kritik dengan nyinyir dan mencari kesalahan.
Bagaimana sikap kita sebagai orang kristiani terhadap orang-
orang yang membutuhkan uluran tangan? Apakah hati kita peka
akan belaskasihan dan cinta?

DOA: Ya Tuhan, jadikanlah hati kami seperti hatiMu yang mudah


tergerak untuk menolong orang-orang yang sakit dan tidak
berdaya. Amin
58
Kamis, 24 Januari 2019
PW Santo Fransiskus dari Sales, Uskup, (putih)

Bacaan Pertama: Ibrani 7: 25 – 8: 6


Mazmur Tanggapan (Mzm 40: 7-8a,8b-9,10,17)
Ref: Ya Tuhan, kini aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan tetapi Engkau
telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak
Engkau tuntut. Lalu aku berkata, “Lihatlah Tuhan, aku datang!”
2. “Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang
melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam
dadaku.”
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar,
bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Biarlah bergembira dan Bersukacita semua orang yang
mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan
dari pada-Mu tetap berkata, “Tuhan itu besar!”

Bacaan Injil: Mrk 3: 7-12


Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau,
dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea,
dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari
daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah
mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Ia menyuruh
murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena
orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya.
Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita
penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya.
Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di
hadapan-Nya dan berteriak: “Engkaulah Anak Allah.” Tetapi Ia
dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Demikianlah Injil Tuhan.

59
Misi Penyembuhan

S
alah satu kebutuhan utama manusia adalah “hidup sehat.”
Kesehatan itu mahal dan membutuhkan kedisiplinan hidup.
Seorang yang sedang menderita sakit menceritakan keadaannya
demikian: ‘ketika muda aku tidak mengindahkan nasehat
teman dan menyia-nyiakan segala-galanya dengan hidup tidak
teratur, rakus makan, minum mabuk, dan tidak peduli dengan
orang lain. Sekarang aku tidak berdaya dan yang tersisa hanya
penyesalan’. Sepenggal kisah orang tersebut menjadi pelajaran
yang berarti. Hidup tidak hanya saat itu tetapi berkelangsungan
dari waktu ke waktu. Orang sering mengatakan ‘kamu adalah
apa yang kamu makan’. Sehat adalah kebahagiaan, sakit adalah
ancaman kehidupan. Tidak ada seorang pun yang bersyukur
karena sakit. Ketika sakit, seseorang membutuhkan orang lain
untuk menjadikannya sehat kembali dan bahkan berdoa supaya
mukjizat penyembuhan menghampirinya.
Apakah Yesus sedang mempertontonkan pertunjukkan
spektakuler kuasa Allah melalui penyembuhan? Diceritakan
begitu banyak orang yang menderita berbagai macam penyakit
rela berdesak-desakan untuk minta disembuhkan, termasuk
hanya dengan menjamahNya saja. Melalui peristiwa ini, betapa
kerinduan umat manusia ingin dibebaskan dari penyakit yang
membelenggunya. Penyakit bisa jadi berkaitan dengan ketamakan
manusia, dosa, disharmonisasi, usia, dan lain-lain. Penyakit juga
mengungkap keterbatasan diri manusia secara fisik, sedangkan
misi penyembuhan yang dibawa oleh Yesus merupakan tindakan
pembaharuan, pemulihan ciptaan. KehadiranNya menegaskan
tentang kehadiran Allah yang dasyat di tengah umat manusia
yang lemah. Bagaimana hidupku selama ini, apakah aku menjaga
kesehatanku dengan baik dan bertanggungjawab terhadap tubuh
ini? Bagaimana sikapku ketika sakit, apakah aku mengeluh,
bertahan dan berharap pada Tuhan?

DOA: Ya Tuhan, berilah aku 60 kekuatan untuk menghadapi


saat-saat derita ketika sakit. Semoga aku tetap
Jumat, 25 Januari 2019
Pesta Bertobatnya Santo Paulus, Rasul (Putih)

Bacaan Pertama: Kis 22:3-16


Mazmur Tanggapan (Mzm 117:1,2)
Ref: Pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil.
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala
suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk
selama-lamanya.

Bacaan Injil: Markus 16:15-18


Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia,
beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya
dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya
akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang
yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-
Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi
mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka
minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka
akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan
sembuh.”
Demikianlah Injil Tuhan.

Mujizat Pertobatan Lebih Penting daripada Penyembuhan

I
njil hari ini berbicara tentang pernyataan Yesus kepada para
murid sebelum Yesus terangkat ke surga. Yesus mengatakan
bahwa ada tanda-tanda yang akan menyertai orang-orang yang
percaya, yaitu mengusir setan, berbicara dalam berbagai bahasa
baru, berani memegang ular, tidak akan mati bila minum racun
maut, dan menyembuhan orang sakit dengan menumpangkan
tangan. Berbicara tentang tanda-tanda itu, ada orang yang berpikir:
Apakah ada pengikut Yesus yang berani minum racun maut, tetapi

61
tidak celaka? Adakah umat Kristiani bisa membuktikan ucapan
Yesus tersebut? Tentu saja, perikop ini bukan dalam rangka
mencobai Allah. Yesus sendiri yang mengatakan: “tanda orang
yang percaya apabila mereka minum racun maut mereka tidak
akan mendapat celaka.”
Yesus tidak berjanji kalau tanda-tanda yang dirujuk dalam
Injil Markus ini selalu akan menyertai. Berbahasa roh, mengusir
roh jahat, memegang ular, dan sebagainya, merupakan tanda-tanda
yang sesuai pada masa itu. Ketika orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat yang bebal menuntut mukjizat dan tanda-tanda dari surga.
Yesus selalu menolak untuk memuaskan keingintahuan mereka.
Yang jelas, Yesus menghendaki mereka supaya mempelajari tanda
itu untuk memperoleh berkat rohani dari tangan-Nya. Kita perlu
memiliki pemahaman yang lebih tinggi dan lebih baik tentang
Yesus. Adalah lebih mengherankan melihat seorang penjahat yang
bertobat, daripada melihat orang lumpuh disembuhkan. Kuasa
mengusir roh-roh jahat dan berbahasa roh dan memegang ular
tidak akan terlalu bernilai bagi kita dibandingkan dengan kuasa
Yesus yang sanggup mengubah kehidupan Saulus yang jahat
menjadi Paulus yang setia mewartakan Injil.

DOA: Tuhan Yesus, ajarilah kami menjadi orang yang rendah hati
dan selalu haus pertobatan

62
Sabtu, 26 Januari 2019
PW Santo Timotius dan Titus, Uskup (Putih)

Bacaan Pertama: 2 Timotius 1:1-8


Mazmur Tanggapan (96:1-2a, 2b-3,7-8a,10)
Ref: Ceritakanlah karya-karya agung Tuhan di antara segala suku
bangsa.
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan,
hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari
pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-
bangsa, kisahkanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa,
kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.

Bacaan Injil: Lukas 10:1-9


Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid
yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke
setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya
kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya
Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah,
sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke
tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau
bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun
selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah,
katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan
jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera,
maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu
itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan
minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang
pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah
rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu
diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan
sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah

63
kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.
Demikianlah Injil Tuhan.

Yesus Mengutusmu!

T
imotius adalah keturunan Yahudi dan Yunani; demikian
juga Titus juga seorang Yunani. Kedua santo ini mempunyai
peran yang amat penting dalam kerasulan dan misi St. Paulus.
Timotius memiliki iman yang hidup dan berasal dari keluarga
beriman; sementara Titus adalah seorang penatua jemaat yang
juga sangat beriman. Dalam mengenang kedua orang kudus
ini, gereja mengajak kita merenungkan perutusan tujuh puluh
murid. Yesus mengutus 70 murid yang lain berdua-dua untuk
menjaga kesaksian dari dua orang dapat dipercaya. Mereka diutus
untuk menyiapkan kedatangan Yesus sendiri; namun kehadiran
dan perutusan mereka tetap merangkum kabar baik mengenai
kerajaan Allah. Yesus meminta mereka untuk berdoa supaya
banyak orang lain ikut serta dalam pemberitaan Injil. Yesus
melihat tuaian banyak tapi pekerja sedikit.
Yesus juga mengingatkan mereka untuk tidak perlu
menyusahkan diri dengan makanan, minuman atau pakaian
yang akan membebani karya pewartaan. Memberi salam itu baik,
tetapi jika terjadi di tengah jalan akan menjadi tidak baik sebab
perjalanan mereka terhenti. Mereka juga menyembuhkan orang
sakit sebab luka zaman ini begitu besar dan susah disembuhkan.
Penyakit ekonomi dan human trafficking pun terjadi hampir di
semua bangsa sehingga terjadi migrasi ke kota-kota besar dan
ke luar negeri tanpa jaminan keamanan. Menyembuhkan mereka
berarti memberdayakan mereka agar bisa keluar dari luka
ekonomi ini menuju pada penyembuhan kemandirian.

DOA: Tuhan Yesus panenan sangat banyak tetapi sedikit yang mau
bekerja. Semoga kami setia menjalankan perutusanMu itu dan
membantu banyak orang sembuh dari luka-luka dan kesakitan
jaman ini yang begitu rupa. 64
Minggu, 27 Januari 2019
Hari Minggu Biasa III (Hijau)

Bacaan Pertama: Nehemia 8:3-5a,6-7,9-11


Sesudah umat Israel kembali dari pembuangan, pada hari
pertama bulan ketujuh, Imam Ezra membawa Kitab Taurat ke
depan Jemaat, pria, wanita dan semua yang dapat mendengar dan
mengerti. Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di
halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari
di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat
mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan
pembacaan kitab Taurat itu. Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas
mimbar kayu yang dibuat untuk peristiwa itu. Ezra membuka
kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih
tinggi dari semua orang itu. Lalu Ezra memuji TUHAN, Allah
yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan: “Amin,
amin!”, sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut
dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan muka sampai ke
tanah. Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas,
dengan diberi keterangan-keterangan Sehingga pembacaan
dimengerti. Lalu Nehemia, kepala daerah, dan imam Ezra, ahli
kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar jemaat, berkata
kepada mereka semuanya: “Hari ini adalah kudus bagi TUHAN
Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!” Karena semua
orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu.
Lalu berkatalah Imam Ezra kepada mereka: “Pergilah, makanlah
sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan berikanlah
sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini
adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab
sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!”
Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan (Mzm 19:8,9,10,15)


Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, Hukum-Mu kebebasan.

65
1. Sabda tuhan sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan
teguh, membuat arif orang bersahaja. Titah Tuhan tepat,
menyenangkan hati. Perintah Tuhan jelas, membuat mata
berseri.
2. Rakut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya.
Hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
3. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku,
berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan
Penebusku.

Bacaan Kedua: 1 Korintus 12:12-30 (singkat: 12-14,27)


Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya
banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu
tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua,
baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun
orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua
diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari
satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Kamu semua adalah
tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
Demikianlah Sabda Tuhan.

Bacaan Injil: Lukas 1:1-4; 4:14-21


Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti
yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula
adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku
menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal
mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya
dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa
segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. Sesudah
dicobai Iblis di padang gurn, dalam kuasa Roh kembalilah Yesus
ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah
itu. Selama di situ Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan

66
semua orang memuji Dia. Lalu Ia datang ke Nazaret tempat Ia
dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk
ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya,
Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku,
oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-
orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan
telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya
kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam
rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar
mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya.”
Demikianlah Injil Tuhan.

Bangkitkan Rasa Peduli dan Berbagi

D
alam era globalisasi ini banyak orang yang kurang memilik
rasa peduli dan berbagi. Mereka hanya mementingkan diri
sendiri, masa bodoh dan tidak mau lagi peduli dengan apa yang
terjadi di sekitarnya, baik itu tetangga, sahabat karib, bahkan
keluarga sendiri dan lingkungan hidup sekitarnya. Orang semakin
egois dan apatis. Hal ini sangat tidak baik karena menimbulkan
banyak dampak negatif dalam masyarakat seperti kemiskinan,
penderitaan, kebodohan, intoleransi dan kerusakan lingkungan
hidup
Dalam Injil hari ini Yesus memperkenalkan diri sebagai
pembawa kabar baik bagi orang miskin, pembebasan bagi yang
tertawan dan tertindas, penglihatan kepada orang buta. Tindakan
Yesus merupakan bentuk kepedulian dan campur tangan Allah
dalam hidup manusia. kepedulian yang ditunjukkan Yesus kepada

67
kaum miskin dan yang terpinggirkan, hendaknya menggerakan
hati kita agar kita pun memiliki rasa kepedulian kepada siapa
pun, khususnya mereka yang paling membutuhkan. Bagaimana
caranya menumbuhkan kepekaan untuk saling peduli dan
berbagai? Pertama, tumbuhkan sikap positip dalam diri kita,
berpikir baik terhadap orang lain, mudah bergaul dengan orang
lain, ikut merasakan penderitaan orang lain maka kita akan
tergerak untuk berbagi berkat dan rahmat yang Tuhan titip pada
kita. Kedua, meringankan beban dan penderitaan orang lain
dengan tulus, tidak memandang suku, agama dan status sosial
karena pada dasarnya semua makhluk sama derajatnya di mata
Sang pencipta. Semoga kita memiliki rasa peduli dan empati
seperti ditelandankan Yesus sehingga kita tergerak membantu
meringankan penderitaan orang lain.

DOA: Tuhan Yesus, gerakanlah hati kami dengan Roh-Mu untuk


peduli dan berbagi dengan sesama. Amin.

68
Senin, 28 Januari 2019
PW Santo Thomas Aquino, Imam, (Putih)

Bacaan Pertama: Ibrani 9:15, 24-28


Mazmur Tanggapan (Mzm 98: 1,2-3ab,3cd-4,5-6)
Ref: Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib.
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh
tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-
Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.

Bacaan Injil: Markus 3: 22-30


Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: “Ia
kerasukan Beelzebul,” dan: “Dengan penghulu setan Ia mengusir
setan.” Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka
dalam perumpamaan: “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?
Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat
bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah
tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis
berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia
tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.
Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang
kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya
dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok
rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan
hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang
mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus,
ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah
karena berbuat dosa kekal.” Ia berkata demikian karena mereka
katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.
Demikianlah Injil Tuhan.

69
Kuasa Allah Yang Menyelamatkan Ada Pada Yesus

O
rang Farisi dan ahli Taurat memakai aneka cara untuk
menolak Yesus dan menyingkirkan-Nya. Pengajaran,
perilaku dan perbuatan baik serta teladan hidup yang Ia
perlihatkan menyentuh hati para murid dan orang banyak yang
datang kepada-Nya. Tetapi para musuh-Nya merasa sangat
terganggu. Mereka memfitnah, membalikkan kebenaran dengan
pernyataan dusta bahwa Yesus Kerasukan Beelzebul dan Ia
mengusir setan dengan kuasa Penghulu setan yakni Beelzebul.
Sebenarnya label yang dipakai agar Yesus ditolak dan disingkirkan
oleh penguasa dan orang banyak adalah suatu kebohongan dan
hujatan yang keluar dari hati orang yang terbelenggu oleh nafsu
kebencian dan kesombongan. Hujatan dan dusta yang dilontarkan
untuk membawa pertentangan dan konflik serta memecah belah
pendapat dan sikap orang.
Yesus mengungkapkan kehadiran Kerajaan Allah di
tengah manusia lewat pertobatan, sikap damai, belaskasih dan
persaudaraan. Inilah daya kuasa Roh Allah yang bekerja ditengah
banyak orang lewat perutusan Yesus. Sebaliknya kuasa setan
dan penghulu setan yakni Beelzebul adalah kuasa pemecah-
belah, serta mencerai-beraikan orang yang sebenarnya telah
membelenggu hidup ahli taurat ataupun orang Farisi yang
membenci Yesus. Bagi kita, pengikut Tuhan di jaman ini, Sabda
Tuhan hari ini meneguhkan hati kita. Iman kita sering ditantang
bahkan komunitas kristiani entah keluarga beriman, Gereja
mengalami penghinaan, hujatan entah yang berkaitan dengan inti
iman kita, sakramen-sakramen, atau praktek devosi serta perilaku
dan perbuatan kasih kita kepada sesama.

DOA: Allah Tritunggal Mahakudus, semoga oleh daya kuasa


kasih Mu kami sanggup menyinarkan terang belas-kasih dan
persaudaraan dalam pengalaman kehidupan sehari-hari ditengah
keluarga, komunitas gereja dan lingkungan masyarakat.
70
Selasa, 29 Januari 2019
Hari Biasa Pekan III (Hijau)

Bacaam Pertama: Ibrani 10: 1-10


Mazmur Tanggapan (Mazmur 40:2,4ab,7-8a,10,11)
Ref: Ya Tuhan, kini aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan
mendengar teriakku minta tolong. Ia memberikan nyanyian
baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau
telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih
tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, “Lihatlah, Tuhan, aku
datang!”
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar,
bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Keadilan-Mu tidaklah kesembunyikan dalam hatiku, kesetiaan
dan keselamatan-Mu kubicarakan, kasih dan kebenaran-Mu
tidak kudiamkan tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.

Bacaan Injil: Markus 3: 31-35


Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara
mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil
Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata
kepada-Nya: “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan
berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka: “Siapa
ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?” Ia melihat kepada orang-
orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: “Ini ibu-Ku
dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak
Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan,
dialah ibu-Ku.”
Demikianlah Injil Tuhan.

71
Menjadi saudara untuk semua orang

S
ebagian besar dari kita mengenal dan mengimani Yesus karena
pengaruh orangtua atau karena kehendak orangtua yaitu kita
dibaptis tanpa kemauan kita. Iman kita bertumbuh dan berkembang
pertama dan terutama karena bimbingan orangtua dan para
katekis. Melalui cinta dan kehangatan mereka, kita makin mengenal
Yesus secara pribadi dalam setiap doa pribadi, setiap kesempatan
merenungkan firman Tuhan dan merayakan sakramen-sakramen
terutama perayaan ekaristi. Iman kita menjadi matang karena
terjalin satu relasi yang hangat dengan pribadi Yesus. Relasi yang
hangat dan persona dengan pribadi Yesus selalu berbuah banyak
(bdk. Yoh.15:5) yaitu membuat semua orang merasa diterima dan
dihargai sebagai seorang saudara kandung atau menjadi saudara
bagi semua orang. Maka kebiasaan yang jelek dari keluarga dan
adat-istiadat setempat yang menghambat persaudaraan sejati
harus ditinggalkan atau tidak boleh dibiarkan mempengaruhi relasi
kita dengan Allah dan sesama umat manusia.
Dengan cara ini kita mengambil bagian dalam misi Yesus
Kristus yaitu membawa semua manusia menjadi anak Allah
yang esa. Untuk itu kita harus benar-benar berjuang melawan
semua perkataan, sikap dan tindakan yang memecah belah umat
manusia atas dasar suku, kepentingan sosial dan ekonomi atau
menyebarluaskan warta kebencian, usaha balas dendam, fitnah
dan kebohongan. Komitmen misi kita adalah membuat semua
orang merasa nyaman, damai dan bersaudara dengan semua
orang supaya genaplah sabda Kristus ini: “Barangsiapa melakukan
kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu
perempuan, dialah ibuKu” (Mk.3:35).

DOA: Tuhan Yesus, semoga Sabda-Mu menguatkan kehendakku


untuk menjalin persaudaraan kasih kepada semua orang yang
Engkau berikan kepadaku. Amin.

72
Rabu, 30 Januari 2019
Hari Biasa Pekan III (Hijau)

Bacaan Pertama: Ibrani 10: 11-18


Mazmur Tanggapan (Mzm 110: 1-4)
Ref: Engkaulah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.

Bacaan Injil: Markus 4:1-20


Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau.
Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya
mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang
sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang
banyak itu di darat, di tepi danau itu. Dan Ia mengajarkan banyak
hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu
Ia berkata kepada mereka: “Dengarlah! Adalah seorang penabur
keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur sebagian benih
itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya
sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang
tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena
tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan
menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah
semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya
sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di
tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya
ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada
yang seratus kali lipat.” Dan kata-Nya: “Siapa mempunyai telinga
untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” Ketika Ia sendirian,
pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia
tentang perumpamaan itu. Jawab-Nya: “Kepadamu telah diberikan
rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala
sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun
melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka
tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat
ampun.” Lalu Ia berkata kepada mereka: “Tidakkah kamu

73
mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu
dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu
menaburkan firman. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat
firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman,
lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan
di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang
berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan
segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar
dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan
atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. Dan
yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang
mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya
kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah
menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Dan akhirnya
yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar
dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali
lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali
lipat.”
Demikianlah Injil Tuhan.

Dalam kuasa Tuhan semua pasti sukses

K
ita percaya bahwa Allah makakuasa dapat dengan mudah
dan cepat membebaskan manusia dari dosa dan membuat
semua manusia sanggup menerima SabdaNya, merenungkan,
menghayati dan mengamalkannya dalam hidup sehari-hari. Kita
juga yakin bahwa Sabda Allah yang diwartakan itu dapat membuat
seluruh umat manusia bertobat dan hidup dalam sukacita
dan damai dengan segala makluk. Tetapi dalam kenyataannya
tidak semudah dengan apa yang kita harapkan dari Tuhan. Kita
mungkin saja seorang yang rajin beribadat tetapi kurang peduli
dan berbelarasa terhadap yang menderita. Ada jarak yang lebar
antara pengakuan iman dan perwujudan iman dalam praktek

74
hidup sehari-hari.
Namun Allah tetap berkarya dalam hidup kita. Tuhan
membiarkan kita bergumul dengan aneka macam hambatan
dari dalam diri sendiri dan dari masyarakat. Hanya orang yang
imannya kuat dan tangguh serta dibimbing oleh kuasa Roh
Kudus dapat menghadapi dan mengalahkan semua tantangan
itu. Kehadiran seorang yang kuat iman akan menolong yang
lemah iman membebaskan dari kejatuhan dan kehancuran serta
kehilangan keselamatan di dalam Yesus.

DOA: Tuhan, tambahkanlah iman kami bila kami ragu untuk


melayani orang lain karena perbedaan keyakinan dan pikiran.
Amin.

75
Kamis, 31 Januari 2019
PW Santo Yohanes Bosko, Imam, (Putih)

Bacaan Pertama: Ibrani 10: 19-25


Mazmur Tanggapan (Mzm 24: 1-2,3-4ab,5-6)
Ref: Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya
Tuhan.
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dari semua yang
diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di
atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang
boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang Bersih
tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri
kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan
dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang
mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bacaan Injil: Mrk 4: 21-25


Pada suatu hari Yesus berkata kepada mereka: “Orang membawa
pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah
tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab
tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan,
dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah
ia mendengar!” Lalu Ia berkata lagi: “Camkanlah apa yang kamu
dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan
kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.
Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi
siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan
diambil dari padanya.”
Demikianlah Injil Tuhan.

76
Perbuatan baik dan jahat terungkap

K
ebiasaan orang pada umumnya menutupi segala perbuatan
yang tidak baik. Orang lebih suka menonjolkan perbuatan
yang baginya bisa dilihat orang, yang kadang kala justru membuat
dirinya menjadi arogan dan sombong. Karena perbuatannya itu,
kadang orang juga tidak tahu apakah perbuatan itu memberi
dampak sosial yang baik atau tidak karena mengedepankan
kepentingan pribadi atau kelompok. Bahkan perbuatan yang tidak
baik bagi sesama disamarkan seolah-olah itu adalah perbuatan
baik, padahal jelas bahwa perbuatan itu merugikan sesama. Kalau
perbuatan itu sudah tidak baik dan dirasakan oleh banyak orang
malah kadang ditutup-tutupi. Dalam Injil dikatakan “Sebab tidak
ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan
tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap”.
Refleksi bagi kita adalah bagaimanapun perbuatan yang
kita lakukan seharusnya berdampak sosial yang baik dan berguna
bagi sesama, apalagi yang membutuhkan uluran tangan khusus.
Tidak mengedepankan kepentingan pribadi atau kelompok tetapi
kepentingan sesama. Seandainya perbuatan kita salah hendaknya
juga berani bertanggung jawab atas perbuatan atau aktifitas itu.
Bukan sebaliknya ditutupi tutupi, karena ada istilah “bangkai
meskipun disembunyikan, baunya tetap terasa” dan perbuatan
yang tidak baik juga lambat laun akan terbongkar. Dunia sosial
yang baik memerlukan kejujuran dan perbuatan yang baik
bukan kemunafikan. Oleh sebab itu marilah kita berusaha untuk
mengajak teman dan saudara kita mewartakan kejujuran dan
perbuatan yang baik demi kepentingan sesama.

DOA: Tuhan berikanlah aku keberanian untuk mewartakan


kejujuran dan kebaikan bagi sesamaku terutama yang sangat
membutuhkan uluran tanganku. Amin.

77
PEMBERITAHUAN

Buku renungan terbitan JPIC SVD DISTRIK JAKARTA, dapat Anda peroleh di :
1. Gereja Paroki St. Arnoldus - Bekasi
2. Gereja Paroki St. Alfonsus - Pademangan
3. Gereja Paroki St. Mikael - Bekasi
4. Gereja Paroki St. Yoseph - Matraman
5. Gereja Paroki St. Bartolomeus - Taman Galaxi

Juga telah tersedia di TOKO BUKU dan AGEN


1. GLORIOUS JADE STORE. Harapan Indah
Ruko Blok BF / 16 Telp. 0813 11070635
2. Ibu Astuti Subardjo Jl. Perum Griya Permata Asri
Gg. Mahoni Rt. 01 Rw. 06 Kel. Singapuran - Sukoharjo
Telp. 0813 29655364
3. Agatha Mandiri Jl. Rawa Indah No. 48
RT. 03 RW. 09 Karang Kitri - Bekasi
Telp. 91837481 - 0811 913798

Tanpa bermaksud mempersulit, maka sejak bulan Juni 2007,


kami tidak melayani pengiriman langsung ke alamat untuk pemesanan
kurang dari 10 exp.

PERMOHONAN
Kami menerima Anda untuk menjadi agen penyalur buku renungan ini
dengan sistem konsinyasi.
Demikian pemberitahuan dan permohonan kami.
Atas pengertian yang baik, kami haturkan limpah terima kasih.
Salam dalam Kasih Sang Sabda.

78

Anda mungkin juga menyukai