Anda di halaman 1dari 13

NAMA : SYAMSUL BAHRI

NIM : TID211007
MK : PEMODELAN SISTEM
PRODI : TEKNIK INDUSTRI

1.1.1 Menetapkan Arsitektur


Karena arsitektur produk akan mempunyai implikasi yang dalam terhadap aktivitas
pengembangan produk selanjutnya, terhadap proses manufaktur dan pemasaran produk jadi,
maka perlu dilakukan suatu usaha lintas fungsi oleh tim pengembangan penjelasan mengenai
chunk- chunk utama, dan dokumentasi interaksi penting antar chunk. Pada bab ini
direkomendasikan metode yang terdiri dari 4 langkah, yaitu:
a. Membuat skema produk
Skema adalah diagram yang menggambarkan pengertian tim terhadap elemen-elemen
penyusun produk. Skema harus mencerminkan pemahaman tim yang terbaik mengenai kondisi
produk. Namun, bukan berarti skema harus mengandung setiap detail pemikiran. Detail-detail
ini maupun elemen fungsional yang lebih rinci lainnya akan ditangguhkan sampai langkah
selanjutnya. Contoh skema untuk produk meja setrika disajikan dalam Gambar 1.3.

KAKI KERANGKA
RANJANG RANJANG

BANTALAN KAKI BUSA ALAS

RAK BAWAH RANJANG KAIN PELAPIS

TEMPAT MELETAKKAN
KASUR

b. Mengelompokkan elemen-elemen yang terdapat pada skema


Salah satu prosedur untuk mengatur kompleksitas alternatif adalah dengan mengasumsikan
bahwa setiap elemen pada skema akan ditugaskan terhadap satu chunk tersendiri. Kemudian
secara bertahap dilakukan pengelompokkan jika memungkinkan. Untuk mengetahui kapan
sebaiknya pengelompokkan dilakukan, dapat dilihat pengelompokkan elemen-elemen meja
setrika menjadi chunk pada Gambar 1.4.

KAKI KERANGKA
RANJANG RANJANG

BANTALAN KAKI BUSA ALAS

RAK BAWAH RANJANG KAIN PELAPIS

TEMPAT MELETAKKAN
KASUR

c. Membuat rancangan geometris yang masih kasar


Susunan geometris dapat diciptakan dalam bentuk gambar, model komputer atau model fisik
(cotohnya dari triplek atau busa) yang terdiri dari dua atau tiga dimensi. Kriteria keputusan
untuk memilih susunan geometris sangat terkait dengan tahap pengelompokan elemen-elemen
pada skema. Apabila pengelompokan tersebut tidak layak, beberapa elemen harus disusun
ulang pada chunk-chunk yang lain. Perancangan geometris dari chunk sangat terkait dengan
aspek estetika, keamanan dan kenyamanan produk.

d. Mengidentifikasi interaksi fundamental dan insidental


Karena chunk akan berinteraksi satu dengan yang lainnya, diperlukan koordinasi aktivitas chunk. Untuk
mengendalikan koordinasi, dilakukan identifikasi interaksi yang sudah diketahui. Terdapat dua kategori
interaksi antar chunk, yaitu:

1. Interaksi Fundamental
Interaksi fundamental yang sesuai dengan garis skema yang menghubungkan satu chunk ke
chunk yang lainnya. Interaksi ini sudah direncanakan, dan dapat dipahami dengan baik
bahkan sejak skema yang paling awal dibuat karena proses ini sangat mendasar
(fundamental) terhadap operasi sistem.
2. Interaksi Insidental
Interaksi insidental merupakan interaksi yang muncul karena implikasi elemen fungsional
menjadi bentuk fisik tertentu atau karena pengaturan geometris dari chunk.

Arsitektur produk terdiri dari empat langkah, yaitu: membuat skema produk,
mengelompokkan elemen yang terdapat pada skema, membuat rancangan
ergonomis yang masih kasar serta mengidentifikasi interaksi fundamental
dan insidental

1.2 Komponen Arsitektur Produk


Cara menguraikan komponen fisik dasar dari produk adalah dengan BOM (Bill Of Material).
Bill of material atau daftar kebutuhan material merupakan daftar komponen atau material yang
diperlukan untuk menyusun sebuah produk rakitan lengkap. Jumlah dan nama komponennya
termasuk juga sumber asal perolehan (dibuat sendiri atau dibeli) akan diidentifikasikan.
Umumnya yang tercantum dalam bill of material hanyalah komponen yang berkaitan langsung
dengan produk yang akan dibuat atau dirakit. Bila ditinjau dari komponen penyusun produknya,
bill of material dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Bill of Material Tree
Bill of material table tidak cukup untuk menggambarkan produk yang memiliki
subassembly, maka digunakan bill of material tree. Bill of material tree berupa “pohon”
dengan beberapa level yang menggambarkan struktur produk. Produk akhir
berada pada level 0 (nol), dan nomor level bertambah untuk level-level di bawahnya.

A. Bill of Material
Berikut adalah daftar item, bahan atau material yang di gunakan untuk desain tempat tidur
multifungsi: Tempat tidur multifungsi

Sandaran Meja Belajar Tempat Tidur


Kerangka Kerangka

besi 1 besi 3
Papan triplek 1 Meja Papan triplek 1 Papan triplek 3
Mur
baut
Laci 1 Mur baut 4 Stop Kontak 1 Kasur Busa 1
Kerangka besi 3

Papan triplek 3 coolingpad


Mur baut 4
Pegangan Mur
baut
Besi penghubung 6

Mur baut 8
No. Komponen Bahan Ukuran Jumlah Keterangan Sumber Gambar

Papan Sebagai tempat


Tempat tidur 180 cm x 90 Toko
1 kayu dan 1 untuk beristirahat
multifungsi cm Berkah
besi dan belajar

Toko
2 Papan dan 180 cm x 90 Sebagai tempat
Tempat tidur 1 Berkah
besi cm untuk beristirahat

Sebagai alas Toko


Alas tidur 180 cm x 90
3 busa 1 beristirahat dan Berkah
dan duduk cm
duduk

Sebagai alas
Meja belajar Papan dan 90 cm x 60 Toko
4 1 untuk Meja
dan makan besi cm berkah
belajar

Pendingin Toko
90 cm x 60
5 coolingpad Plastik 1 penggunaan elektron
cm
laptop ik

6 Senderan 90 cm x 60 Sebagai sandaran Toko


Besi 1
punggung cm punggung berkah
Sebagai tempat
20 cm x 20 penyimpanan alat Toko
7 laci triplek 1
cm tulis dan berkah
sebagainya

Sebagai alat
Plastik dan Toko
8 Stop Kontak 8 cm x 4 cm 1 sambung daya
Tembaga berkah
listrik

Sebagai kerangka
utama tempat
Kerangka 90 cm x 60 Toko
9 Besi 3 tidur Senderan
utama cm berkah
punggung dn
meja belajar

Alas dsar utama


dalam produk
Alas 180 cm x 90 Toko
10 Besi 3 untuk alas tidur
kerangka cm berkah
maupun meja
belajar

Berfungsi untuk Toko


11 Kaki meja Besi 30 cm 1
kaki-kaki meja berkah

Berfungsi untuk
Pegangan D = 5 cm Toko
12 Alumunium 4 alat menarik alas
tangan P = 3 cm berkah
meja
Berfungsi untuk
D = 0.4 cm menghubungkan Toko
13 Penghubung Besi 8
P = 30 cm antara alas papan berkah
dan kerangka besi

Berfungsi untuk
menghubungkan
D = 0.3 cm Toko
14 Mur Besi 8 setiap fungsi
berkah
P = 1 cm tempat tempt tidur
multifungsi

Harga
No Komponen Ukuran Jumlah Sumber
(Rp)
Tempat tidur
1 180 cm x 90 cm 1 - -
multifungsi
2 Tempat tidur 180 cm x 90 cm 1 - -
Meja belajar dan
3 90 cm x 60 cm 1 - -
makan
4 coolingpad 90 cm x 60 cm 2 - Toko elektronik
5 Alas busa 90 cm x 60 cm 1 100.000 Toko berkah
6 Laci 20cm x 20 cm 1 30.000 Toko berkah
7 Stop Kontak 8 cm x 4 cm 1 15.000 Toko berkah
8 Kerangka utama 90 cm x 60 cm 3 45.000 Toko berkah
9 Alas kerangka kayu 90 cm x 60 cm 3 35.000 Toko berkah
10 Kaki meja 30 cm 1 20.000 Toko berkah
D = 5 cm
11 Pegangan tangan 2 15.000 Toko berkah
P = 3 cm
D = 0.4 cm
12 Pengait 8 25.000 Toko berkah
P = 30 cm
13 D = 0.3 cm
Mur 16 1000 Toko berkah
P = 1 cm
14 D = 0.3 cm
Mur 16 1000 Toko berkah
P = 1 cm

1.2.1 Antropometri
Antropometri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran tubuh khususnya ukuran badan,
bentuk, kekuatan serta kapasitas kerja (Pheasant, 2006). Sedangkan Menurut (Wignjosoebroto,
2008), antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia yang berbeda seperti berat badan,
posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan
sebagainya. Data antropometri tersebut digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan
stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan
layak dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya. Berikut ini
merupakan pengukuran dimensi antropometri Indonesia.
Tabel 1.2 Dimensi Antropometri Indonesia

Dimensi Keterangan Dimensi Keterangan


Jarak vertikal dari Jarak vertikal dari lantai ke
lantai ke bagian bagian luar sudut mata
paling atas kepala kanan.

D1. Dimensi Tinggi D2. Dimensi Tinggi


Tubuh Mata
Jarak vertikal dari Jarak vertikal dari lantai ke
lantai ke bagian atas titik terbawah di sudut siku
bahu kanan bagian kanan.
(acromion) atau
ujung tulang bahu
kanan.
D3. Dimensi Tinggi Bahu D4. Dimensi Tinggi
Siku
Jarak vertikal dari Jarak vertikal dari lantai ke
lantai ke bagian bagian tulang ruas atau
pinggul kanan. buku jari tangan kanan
(metacarpals).

D5. Dimensi Tinggi D6. Dimensi Tinggi


Pinggul Tulang Ruas
Jarak vertikal dari Jarak vertikal dari alas
lantai ke ujung jari duduk ke bagian paling
tengah tangan kanan atas kepala.
(dactylion)

D7. Dimensi Tinggi D8. Dimensi Tinggi


Ujung Jari Dalam Posisi
Duduk
Jarak vertikal dari Jarak vertikal dari alas
alas duduk ke bagian duduk ke bagian atas bahu
luar sudut mata kanan.
kanan.

D10. Dimensi Tinggi


D9. Dimensi Tinggi Mata Bahu Dalam Posisi
Dalam Posisi Duduk Duduk

Tabel 1.2 Dimensi Antropometri Indonesia (Lanjutan)

Dimensi Keterangan Dimensi Keterangan


Jarak vertikal dari alas Jarak vertikal dari alas duduk
duduk ke bagian bawah ke bagian paling atas dari
lengan bawah tangan paha kanan.
kanan.

D11. Dimensi Tinggi D12. Dimensi


Siku Dalam Posisi Tebal Paha
Duduk
Jarak horizontal dari Jarak horizontal dari bagian
bagian belakang pantat belakang pantat (pinggul) ke
(pinggul) ke bagian bagian belakang lutut kanan.
depan lulut kaki kanan.

D13. Dimensi Panjang D14. Dimensi


Lutut Panjang Popliteal
Jarak vertikal dari lantai Jarak vertikal dari lantai ke
ke tempurung lutut sudut popliteal yang terletak
kanan di bawah paha, tepat di
bagian belakang lutut kaki
kanan.

D15. Dimensi Tinggi D16. Dimensi


Lutut Tinggi Popliteal
Jarak horizontal antara Jarak horizontal antara bahu
sisi paling luar bahu kiri atas kanan dan bahu atas kiri
dan sisi paling luar bahu
kanan.

D17. Dimensi Lebar D18. Dimensi


Sisi Bahu Lebar Bahu
Bagian Atas

Tabel 1.2 Dimensi Antropometri Indonesia (Lanjutan)

Dimensi Keterangan Dimensi Keterangan


Jarak horizontal antara Jarak horizontal dari
sisi luar pinggul kiri dan bagian belakang tubuh ke
sisi luar pinggul kanan. bagian dada untuk subyek
laki-laki atau ke bagian
buah dada untuk subyek
wanita.

D19. Dimensi Lebar D20. Dimensi


Pinggul Tebal Dada
Jarak horizontal dari Jarak vertikal dari
bagian belakang tubuh bagian bawah lengan
ke bagian yang paling bawah kanan ke bagian
menonjol di bagian atas bahu kanan
perut.

D21. Dimensi Tebal D22. Dimensi


Perut Panjang
Lengan Atas
Jarak horizontal dari Jarak dari bagian atas
lengan bawah diukur bahu kanan (acromion)
dari bagian belakang ke ujung jari tengah
siku kanan ke bagian tangan kanan dengan
ujung dari jari tengah. siku dan pergelangan
tangan kanan lurus.

D23. Dimensi D24. Dimensi


Panjang Lengan Panjang
Bawah Rentang
Tangan Ke
Depan
Jarak dari bagian atas Jarak horizontal dari
bahu kanan (acromion) bagian paling depan
ke pusat batang silinder dahi (bagian tengah
yang digenggam oleh antara dua alis) ke
tangan kanan, dengan bagian tengah kepala.
siku dan pergelangan
D25. Dimensi tangan lurus.
Panjang Bahu- D26. Dimensi
Genggaman Tangan Panjang Kepala
Ke Depan

Tabel 1.2 Dimensi Antropometri Indonesia (Lanjutan)

Dimensi Keterangan Dimensi Keterangan


Jarak horizontal dari Jarak dari lipatan
sisi kepala bagian kiri pergelangan tangan ke
ke sisi kepala bagian ujung jari tengah tangan
kanan, tepat di atas kanan dengan posisi
telinga. tangan dan seluruh jari
lurus dan terbuka.

D27. Dimensi Lebar D28. Dimensi


Kepala Panjang Tangan

Jarak antara kedua sisi Jarak horizontal dari


luar empat buku jari bagian belakang kaki
tangan kanan yang (tumit) ke bagian paling
diposisikan lurus dan ujung dari jari kaki kanan.
rapat.

D29. Dimensi Lebar D30. Dimensi


Tangan Panjang Kaki
Jarak antara kedua sisi Jarak maksimum ujung
paling luar kaki. jari tengah tangan kanan
ke ujung jari tengah
tangan kiri.

D31. Dimensi Lebar D32. Dimensi


Kaki Panjang
Rentangan
Tangan Ke
Samping
Tabel 1.2 Dimensi Antropometri Indonesia (Lanjutan)
Dimensi Keterangan Dimensi Keterangan
Jarak yang diukur dari Jarak vertikal dari lantai
ujung siku tangan ke pusat batang silinder
kanan ke ujung siku (centre of a cylindrical
tangan kiri. rod) yang digenggam oleh
telapak tangan kanan.

D33. Dimensi D34. Dimensi


Panjang Rentangan Tinggi
Siku Genggaman
Tangan Ke Atas
Dalam Posisi
Berdiri
Jarak vertikal dari alas Jarak yang diukur dari
duduk ke pusat batang bagian belakang bahu
silinder. kanan (tulang belikat) ke
pusat batang silinder yang
digenggam oleh telapak
tangan kanan.
D35. Dimensi Tinggi D36. Dimensi
Genggaman Tangan Panjang
Ke Atas Dalam Genggaman
Posisi Duduk Tangan Ke
Depan

Desain Produk dan Mekanisme Produk


A. Dimensi Manusia dalam Ruang Interior
Mendekor ruang tidur dengan mempertimbangkan antropometrik dasar (sirkulasi ruang di
sekitar tempat tidur, jarak bersih yang memadai antara tempat tidur dengan furnitur lain,
pengaruh tinggi ambang terhadap garis pandang saat orang dalam kondisi bersandar)
Gambar 1. Gambar antropometri ukuran tubuh manusia pada tempat tidur

Gambar 8. Tampak atas, depan dan samping desain


akhir

Gambar 9. Tampak potongan depan produk akhir

Anda mungkin juga menyukai