NRP : 1121820004 Prodi : Teknik Mesin Mata Kuliah : Proses Produksi
Mesin Pengering Daging Gepuk
-Bagian : Rangka Tray & Bushing Shaft- Pendahuluan Pada mesin pengering daging gepuk yang dibuat kali ini, terdapat bagian yang cukup vital dan amat sangat penting untuk dijelaskan serinci mungkin dikarenakan part ini membutuhkan perhitungan dan analisa yang cukup banyak dalam mendesainnya. Komponen yang akan dijelaskan di bagian ini yaitu Rangka Tray dan Bushing Shaft. Rangka Tray, merupakan suatu komponen yang terdapat pada mesin pengering daging gepuk ini, yang memiliki fungsi untuk menopang beban nampan dimana nampan tersebut berisikan produk- produk -dalam hal ini yakni daging- yang selanjutnya rangka tray ini akan bekerja sebagai perantara gerak pada shaft yang bersumber dari motor listrik, dimana gerak putarnya adalah searah sumbu vertikal. Bushing Shaft, bagian ini sangat erat kaitannya dengan rangka tray yang telah dijelaskan sebelumnya, karena rangka tray tidak bisa begitu saja untuk bisa berputar sesuai dengan gerakan shaft. Dalam hal ini dibutuhkan suatu perantara/pengunci antara rangka dengan shaft agar rangka mampu berputar sebagai mana shaft berputar. Dari segi material yang digunakan pada proses produksi komponen Bushing Shaft dan Rangka Tray digunakanlah jenis material SUS 304 karena material ini mempunyai ketahanan terhadap korosi, mempunyai daya tahan terhadap temperatur tinggi, aman bagi lingkup industri makanan, dan juga ekonomis dari segi harga Proses Produksi Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai proses produksi yang dilakukan untuk pembuatan Bushing Shaft dan Rangka Tray. A. Bushing Shaft 1. Material mula-mula berupa As SUS 304 dengan diameter 70 mm yang kemudian dipotong yakni 810 mm. 2. As SUS 304 yang telah dipotong kemudian dilakukan pemotongan menggunakan mesin bubut, dimana dalam hal ini membutuhkan pahat untuk memotong logam menjadi ukuran 800 mm. 3. Setelah didapatkan ukuran panjang yang sesuai, maka tahap selanjutnya yaitu membentuk diameter yang awalnya 70 mm menjadi 60 mm. Pada proses ini mesin yang digunakan adalah masih menggunakan mesin bubut, guna mendapatkan hasil yang presisi. 4. Selanjutnya adalah membuat lubang pada As SUS 304 dengan diameter 30 mm. 5. Setelah didapat As SUS 304 dengan ID 30 x OD 60 x 800 mm, maka tahap seanjutnya adalah memotong As tersebut menjadi 2 bagian, yang mana satu bagian dari hasil potongan tersebut akan dimilling untuk dibuat alur spie. Alur spie ini merupakan tempat untuk spie/key yang nantinya sebagai pengunci antara shaft dengan bushing shaft. 6. Setelah tahapan As SUS 304 telah selesai, proses produksi dilanjutkan dengan pemotongan plat SUS 304 dengan ketebalan 10 mm sebesar 30 x 800 mm. Plat SUS 304 ini akan berfungsi sebagai tempat untuk menyatukan satu sisi As yang telah dibuat tadi dengan satu sisi As yang lainnya. 7. Plat kemudian ditentukan titik pengeborannya (Lihat gambar), dan dilakukan pengeboran dengan menggunakan mata bor besi 12 mm. Atau bisa juga melakukan pengeboran tersebut secara berurutan dari mata bor yang kecil hingga yang berukuran 12 mm. 8. Tahap terakhir dalam pembuatan bushing yakni proses pengelasan antara As Shaft yang sebelumnya telah dibentuk sedemikian rupa dengan plat SUS 304. Pada proses pengelasan ini dilakukan pengelesan menggunakan las listrik dengan elektroda khusus las stainless, yakni Kawat Las NC / Zenith 911. B. Rangka Tray 1.Pembuatan sock connector, sock connector ini dibuat dengan menggunakan plat SUS 304 dengan ketebalan 1 mm dikarenakan langkanya ukuran hollow SUS 304 ukuran 22 mm, maka jalan ini diambil sebagai langkah alternatifnya. 2. Pertama Plat SUS 304 Thk. 1 mm dipotong dengan ukuran sesuai gambar tertera, yakni 88 x 110 mm. 3. Kemudian plat diberi alur menggukan gergaji besi sesuai dengan jarak yang telah ditentukan pada gambar sebagai acuan untuk selanjutnya dilakukan ditekuk dengan sudut 90 derajat. 4. Plat yang telah ditekuk hingga membentuk kotak tersebut kemudian disatukan dengan cara dilas. 5. Kemudian setelah plat terbentuk layaknya besi hollow, dilakukan pengeboran untuk membuat lubang 12 mm yang tembus dari satu sisi ke satu sisi lainnya. 6. Pembuatan Bearing Support, pada tahapan ini digunakan beberapa potong besi hollow dengan ukuran 20 x 20 x 1.5 mm dengan menggunakan proses pengelasan. 7. Potong besi hollow sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar detail drawing. 8. Kemudian pada bagian tertentu (Lihat gambar), dilakukan pengeboran dengan diameter lubang yang diinginkan yakni 12 mm. 9. Setelah lubang selesai dibuat, maka dilanjutkan dengan proses pengelasan menggunakan las listrik dengan elektroda khusus stainless steel. 10. Sesuai namanya Bearing support, komponen ini akan digunakan sebagai dudukan bearing unit (menggunakan bearing unit type flange - 4 bots - inner bore 12 mm) yang mana akan berguna untuk perantara tatakan nampan agar ikut berputar dan tidak terbalik (tumpah). 11. Pembuatan Stabilisator Rangka, Bagian ini berfungsi untuk menahan lendutan yang terjadi akhibat adanya beban pada satu sisi rangka, yaitu pada ujung dudukan bearing saat mesin berputar. 12. Bahan yang digunakan adalah sama yakni besi hollow 20 x 20 x 1.5 mm, lalu dipotong sesuai ukuran pada gambar. Namun untuk koneksinya nanti, komponen ini hanya menggunakan baut mur SUS 304, agar memudahkan dalam proses bongkar-pasang, sehingga sangat praktis jika ingin melakukan perbaikan/pergantian part. 13. Pembuatan Plate Support, plate support ini dibuat dengan menggunakan plat SUS 304 dengan ketebalan 4 mm, kemudian dipotong menggunakan mesin gurinda potong sesuai ukuran yang tertera pada gambar. 14. Setelah dipotong, pada jarak tertentu dibuat alur menggunakan gergaji besi untuk kemudian ditekuk dengan sudut tertentu (Lihat Gambar). 15. Pemasangannya nanti adalah pada dudukan bearing dengan diberikan kerenggangan untuk tempat bagi Stabilisator Rangka dan dikoneksikan menggunakan baut mur agar lebih kuat. C. Assembly