Anda di halaman 1dari 14

PROSES PEMBUATAN HOPPER STAINLESS STEEL 304

MENGGUNAKAN METODE PENGELASAN GTAW


Sandy Suryady
Email : sandy22@staff.gunadarma.ac.id
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya 100, Depok Jawa Barat Indonesia 16424

ABSTRAK

Hopper adalah salah satu komponen tambahan pada mesin penggiling atau pembubuk
yang berfungsi sebagai tempat masuknya bahan baku sebelum terjadinya proses penggilingan
atau pembubukan. Hopper sangat membantu dalam proses penggilingan karena bentuknya yang
kerucut memudahkan masuknya bahan baku dalam proses penggilingan. Hopper juga biasa
ditambahkan komponen-komponen lain untuk menambah fungsi dari hopper itu sendiri. Dalam
proses pembuatan hopper digunakan beberapa mesin seperti mesin potong, mesin roll, dan mesin
las TIG (GTAW). Material yang digunakan adalah stainless steel 304 yang memiliki ketahana
karat yang sangat baik dan juga sudah banyak digunakan pada wadah makanan, tebal pelat yang
digunakan ialah 1.5 mm. Hopper yang dibuat disini memiliki dimensi (309 x 634 x 1.5) mm.
Hopper memiliki beberapa komponen yang harus dibentuk agar dapat membentuk hopper,
adapun komponen tersebut ialah sel, conus, ring, dan pipa. Pelat, pipa, dan kawat stainless steel
304 dipotong menggunakan grinda cutting mengikuti bentuk yang sudah digambar, kemudian
pelat yang sudah dipotong diroll menggunakan mesin roll sehingga membentuk sel dan conus,
setelah itu pelat yang sudah diroll direkatkan sisinya menggunakan mesin las TIG (GTAW)
menjadi sel dan conus yang sempurna. Sel dan conus yang sudah dilas kemudian disambungkan
menggunakan mesin las TIG (GTAW) kepada komponen yang lain secara bertahap, mulai dari
penyambungan sel dengan ring, conus dengan pipa, kemudian sel dengan conus disambungkan.
Setelah proses pengelasan selesai maka bekas jejak dari pengeladan dihilangkan menggunakan
gerinda tangan sampai jejak tersebut hilang, kemudian hopper difinishing hingga permukaan
luar dan dalam hopper menjadi mirror. Setelah semua proses selasai hopper dipacking
menggunakan plastik warp, kemudian dikirim kepada pelanggan.

Kata Kunci : Hopper, Sel, Conus, Stainless steel 304, Las TIG (GTAW)

PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin majunya perkembangan dunia industri dan kemajuan
teknologi saat ini, lebih-lebih di era globalisasi ini maka kita sebagai manusia dituntut
untuk lebih kreatif dan terampil di dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi
dengan tujuan mampu menciptakan suatu alat atau mesin yang bermanfaat dan bermutu,
khususnya bidang industri. Maka timbulah sebuah ide atau gagasan bagi seseorang untuk
dapat melakukan kegiatan produksinya dengan metode yang lebih efektif dan efisien.
Sebagai upaya yang paling mudah dan tepat untuk merealisasikan hal itu adalah dengan
menggunakan teknologi tepat guna agar sesuai dengan potensi bidang usaha yang dituju.
Mesin penggiling adalah suatu alat yang diperuntukkan untuk mempermudah proses
penghancuran / menghaluskan suatu bahan yang akan diproses. Mesin penggiling tidak
hanya digunakan pada bidang industri namun banyak juga digunakan dalam bidang
pertanian dan makanan. Pada suatu mesin penggiling terdapat komponen-komponen yang
baik yang meliputi mesin penggiling, poros penghubung dan penggerak, pulley, Hopper,
dan penampung.
Hopper adalah salah satu komponen pada mesin penggiling yang berfungsi sebagai
tempat masuknya bahan baku sebelum terjadinya proses penggilingan. Hopper sangat
membantu dalam proses penggilingan karena Hopper yang berbentuk kerucut
memudahkan masuknya bahan baku dalam proses penggilingan. Hopper juga biasa
ditambahkan komponen-komponen lain untuk menambah fungsi dari hopper itu sendiri.

TINJAUAN PUSTAKA
Hopper adalah suatu komponen yang terdapat pada mesin penggiling atau pembubuk
yang berfungsi sebagai tempat awal masuknya bahan baku yang ingin digiling atau
dibubuki menuju ke dalam mesin penggiling atau pembubuk. Hopper memiliki beberapa
bentuk yang digunakan pada suatu mesin, yaitu berbentuk prisma terpancung yang
disambung dengan kubus, dan berbentuk kerucut terpancung yang disambung dengan
silinder.
Pada hopper juga sering ditambahkan komponen lain seperti magnet yang berfungsi
untuk memisahkan biji besi yang tergabung pada bahan baku, dan juga outlate yang
berfungsi untuk mengeluarkan bahan-bahan yang bukan termasuk dalam bahan yang
ingin digiling atau dibubuki.
Stainless Steel merupakan salah satu logam yang memiliki ketahanan cukup tinggi
terhadap serangan korosi. tipe 304 adalah standar "8/18" stainless, itu adalah stainless
steel yang paling serbaguna dan paling banyak digunakan, tersedia dalam berbagai
produk, bentuk dan penyelesaian yang lebih luas daripada yang lain. Memiliki
karakteristik pembentukan dan pengelasan yang sangat baik. Struktur austenitik yang
seimbang dari tipe 304 memungkinkannya untuk ditarik sangat dalam tanpa anil
menengah, yang membuat kelas ini dominan dalam pembuatan bagian-bagian stainless
yang ditarik seperti wastafel, dan panci.

MESIN LAS TIG (TUNGSTEN INERT GAS) ATAU GTAW (GAS TUNGSTEN
ARC WELDING)

Gambar 1. Las TIG


Tungsten = suatu logam yang digunakan untuk elektroda yang tidak mencair pengelasan
(non cosumable), fungsinya hanya menghubungkan arus listrik dari sumber daya ke
logam yang berbentuk busur panas.
Inert = tidak giat (aktif).
Gas = bahan salutan yang melindungi busur dan daerah cairan logam.
Pengelasan dengan gas pelindung Argon (Tungsten Iner Gas) merupakan salah satu
pengembangan dari pengelasan yang telah ada yaitu pengembangan dari pengelasan
secara manual yang khususnya untuk pengelasan non ferro (alumunium, magnesium
kuningan dan lain-lain, baja spesial (Stainless steel) dan logam-logam anti korosi lainnya.
Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) ini tidak menggunakan proses elektroda sekali
habis (non consumable electrode), temperatur yang dihasilkan dari proses pengelasan ini
adalah 30.0000F atau 16.6480C dan fungsi gas pelindung adalah untuk menghidari
terjadinya oksidasi udara luar terhadap cairan logam yang dilas, maka menggunakan gas
Argon, helium murni atau campuran salah satu sifat dari gas ini adalah bukan merupakan
bahan bakar, melainkan sebagai gas pelindung. Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG)
merupakan pengelasan yang sangat tinggi qualitasnya,juga dapat meningkatkan: [3]
1. Kontrol yang sangat baik terhadap kemampuan adanya perubahan arus listrik dalam
pengelasan.
2. Hasil pengelasan pada sambungan secara visual sangat baik.
3. Ujung elektroda terpusat pada bagian yang akan di las.

Gambar 2. Skema Pengelasan Las TIG


Pada las TIG, logam pengisi dimasukkan ke dalam daerah arus busur sehingga
mencair dan terbawa ke logam induk, tetapi untuk mengelas pelat yang sangat tipis
kadang-kadang tidak diperlukan logam pengisi. Las TIG dapat dilaksanakan dengan
tangan atau otomatis dengan mengotomatisasikan cara pengumpahan logam pengisi.
Pengunaan las TIG mempunyai dua keuntungan, yaitu pertama kecepatan
pengumpanan logam pengisi dapat diatur terlepas dari besarnya arus listrik sehingga
penetrasi ke dalam logam induk dapat diatur semuanya. Cara pengaturan ini
memungkinkan las TIG dapat digunakan dengan memuaskan baik untuk pelat baja tipis
maupun pelat yang tebal. Kedua adalah kualitas yang lebih baik dari darah las. Tetapi
sebaliknya bila dibandingkan dengan las MIG, efisiensinya masih lebih rendah dan biaya
operasinya masih lebih tinggi. Karena hal-hal di atas, maka las TIG biasa digunakan untuk
mengelas bajabaja kualitas tinggi seperti baja tahan kara, baja tahan panas dan untuk
mengelas logam-logam bukan baja.
METODE PENELITIAN
Hopper adalah salah satu komponen tambahan pada mesin pencetak/pengiling yang
berfungsi sebagai tempat masuknya bahan yang akan diproses. Untuk pembuatan hopper
digunakan rancangan seperti dibawah ini :

Gambar 3. Rancangan Hopper

Kemudian untuk Flowchart dalam pengerjaannya, yaitu:


Gambar 4. Flowchart proses produksi hopper

Stainless steel jenis 304 adalah variasi dari dasar 8-18 kelas, jenis 302, dengan
tinggi kromium dan kandungan karbon yang lebih rendah. Karbon yang lebih rendah
meminimalkan penendapan kromium karbida karena pengelasan dan kerentanan terhadap
korosi intergranular. Dalam banyak kasus, dapat digunakan dalam kondisi mengelas,
sedangkan jenis 302 harus anil untuk mempertahankan ketahanan korosi yang memadai.
Dalam proses perancangan hopper, terdapat beberapa komponen yang harus
dibuat terlebih dahulu, yaitu:

A. Proses Perancangan Sel


Sel adalah bagian atas hopper yang berbentuk tabung tanpa alas dan penutup.
Dengan diameter tabung 300 mm dan tinggi 290 mm.
Gambar 5. Sel
Membuat suatu sel dibutuhkan sebuah rancangan yang harus dibuat terlebih
dahulu, untuk mencari panjang dari pola sel menggunakan rumus keliling lingkaran.

𝐾𝑙 = 2𝜋𝑟 = 2𝜋(𝑟 − 𝑡)

Dimana:
Kl = Keliling lingkaran
D = Diameter lingkaran
r = Jari-jari lingkara
t = Tebal plat
Rancangan tersebut sebagai berikut:
Kl = 2 x 3.14 x (300 – 1,5) = 932,6 mm ≈ 933 mm
Jadi panjang pola SEL adalah 933 mm

Gambar 6. Rancanagan Sel

B. Proses Perancangan Conus


Conus adalah salah satu komponen dari hopper yang berada dibagian tengah
hopper yang berbentuk kerucut terpancung. Denga potongan plat 240 x 937 x 1.5 mm.
s

Gambar 7. Conus
Diketahui : t = 220 mm
r = 57 mm
R = 150 mm
T = 1.5 mm
s =√𝑡 2 + (𝑅 − 𝑟)2
= √2202 + 932
= √48400 + 8649
= √57049 = 238,8 𝑚𝑚 ≈ 239 𝑚𝑚
Jadi, jika conus dibuka bentuknya akan seperti dibawah ini :

Gambar 8. Rancangan Conus


Untuk menghitung besarnya sudut juring lingkaran pada kerucut dapat
r
digunakan rumus 𝛼 = (s+x) x 3600
150
𝛼 = 385 x 3600
𝛼 = 1400
r.A
x = (R−r)
114 .239
x = (300−114)
27246
x = 186 = 146 mm
x = Bidang miring kerucut kecil
α = Sudut potong juring lingkaran
Untuk keliling diameter besar kerucut :
K = π (D – T)
= 3.14 (300 – 1.5) = 937.29 mm ≈ 937 mm

C. Proses Perancangan Pipa


Pipa disini adalah bagian bawah dari rangkaian hopper. Dengan diameter 114 mm,
tinggi 120 mm, dan tebal 3 mm, seperti gambar dibawah ini:

Gambar 9. Pipa
D. Proses Perancangan Ring
Ring disini adalah bagian dari hopper yang mengelilingi bagian atas sel, ring
terbuat dari kawat stainless steel yang berdiameter 6 mm dan dipotong sepanjang 950
mm, seperti gambar dibawah ini :

Gambar 10. Kawat Ring


E. Proses Perancangan Bracked
Bracked disisni adalah salah satu bagian hopper yang berfungsi sebagai pengikat
hopper dengan mesin. Rancangan Bracked seperti gambar dibawah ini :
Gambar 11. Bracked
Untuk membuat sebuah Bracked dibutuhkan plat strip (lebar 40mm dan tebal
5mm) dan pipa (diameter luar 50mm dan diameter dalam 40mm), rancangan Bracked
seperti gambar dibawah ini :

Gambar 12. Rancangan Bracked

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam proses kerja pembuatan hopper terdapat beberapa proses, mulai dari proses
pemotongan, proses pengerolan, hingga proses penyambungan/ pengelasan.
Proses Pemotongan logam merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengubah
bentuk suatu produk dari logam dengan cara memotong, dalam proses pemotongan logam
di sini terdiri dari pemotongan sel, conus, pipa, dan kawat ring.
Pengerolan merupakan proses pembentukan yang dilakukan dengan menjepit plat
diantara dua rol. Dalam proses pengerolan ini hanya tiga komponen, yaitu : sel, conus,
dan kawat ring, dengan menggunakan material-material yang suadah dipotong pada
proses pemotongan. Setelah proses pengerolan selasai, benda kerrja yang sudah dirol
akan diperlakuakan proses penyambungan atau pengelasan.
Gambar 13. Hasil Pengerolan
Proses penyambungan plat yang digunakan dalam proses ini adalah menggunnakan
sambungan las. Setelah benda kerja dirol, benda kerja tersebut disambung membentuk
sebuah bangun.
A. Proses Penyambungan Sisi-sisi Sel dan Conus
Sel dan conus yang telah diperlakukan pengerolah kemudian sisi-sisinya
disambung agar membentuk sebuah silinder dan kerucut dengan menggunakan las
TIG (GTAW) atau biasa disebut las argon. Adapun proses penyambungan sisi sel
dan conus dengan las TIG (GTAW) adalah sebagai berikut :
1. Sebelum pengelasan dimulai mesin las TIG (GTAW) disiapkan dan dihidupkan
terlebih dahulu.
2. Kedua permukaan sel dibersihkan terlebih dahulu untuk mencegah kecacatan
pada hasil penyambungan terutama pada sisi yang akan disambung.
3. Setelah bersih, sisi yang akan disambung disatukan dan kemudian dijepit oleh
tang jepit pada sisi atas dan bawah.
4. Sisi yang sudah disatukan di las dengan las TIG (GTAW) titik demi titik hanya
untuk merekatkan (dengan jarak +10 mm).
5. Setelah di rekatkan, tang penjepit dilepas dan permukaan bagian luar sel dan
conus dilapisi pelapis berupa isolatip alumunium untuk mencegah panas keluar.
6. Kemudian bagian dalam mulai dilas dengan ditambahkan bahan penambah
(kawat las) agar bagian plat yang disambunng tidak meleleh seluruhnya.

Gambar 14. Sel dan Conus yang telah disambung sisinya

B. Proses penyambungan Ring dengan Sel


Setelah sisi-sisi sel dan conus disambung, dimulailah proses penyambungan atau
penyatuan ring dengan bagian atas sel. Proses penyambungannya masih
menggunakan las TIG (GTAW). Adapun proses penyambungan ring dengan bagian
atas sel adalah sebagai berikut :
1. Sebelum prosees penyambungan dimulai mesin las TIG (GTAW) disiapkan dan
dihidupkan terlebih dahulu.
2. Kawat dengan diameter 6 mm dipotong terlebih dahulu sepanjang +950 mm.
3. Kemudian kawat dijepit di bagian atas sel dengan menggunakan tang jepit
(dijepit +2 mm dari bagian atas sel), dijepit dengan dua tang jepit (dengan jarak
+70 mm).
4. Setelah itu kawat mulai dilas titik untuk direkatkan, kemudian tang penjepit
kedua dilepas dan menjepit kembali bagian yang ingin disambungkan, dan
seterusnya.
5. Setelang kawat yang telah disambung mengelilingi bagian atas sel, bila ada
kawat yang berlebih maka dipotong hingga sempurna membentuk ring.
6. Kemudian bagian atas sel yang sudah disambung ring dilas untuk
menyempurnakan sambuangan ring dengan sel dengan menambahkan kawat las.

Gambar 15. Ring yang Sudah Disambungkan dengan Sel

C. Proses penyambungan Conus dengan Pipa


Setelah proses penyambungan sel dengan ring, kemudian dilanjutkan dengan
proses penyambungan conus dengan pipa. Proses penyambungan ini masih
menggunakan las TIG (GTAW). Adapun proses penyambungan conus dengan pipa
adalah sebagai berikut :
1. Sebelum prosees penyambungan dimulai mesin las TIG (GTAW) disiapkan
dan dihidupkan terlebih dahulu.
2. Bagian yang akan disambung dibersihkan terlebih dahulu untuk mencegah
kecacatan dalam pengelasan.
3. Bagian atas conus atau bagian conus yang berdiameter kecil didekatkan ke
bagian atas pipa.
4. Setelah diletakkan kemudian disesuaikan untuk disambung menggunaka las
TIG (GTAW) titik demi titik untuk merekatkan bagian yang akan disambung.
5. Setelah itu baru dilas dengan tambahan kawat las mengunakan mesin las TIG
(GTAW) hingga tersambung rapat.
6. Karena diameter dalam pipa lebih kecil daripada diameter dalam conus, maka
diameter dalam pipa yang tersambung dengan conus dileburkan dengan mesin
las TIG (GTAW) hingga sekiranya menyamai diameter dalam conus.
Gambar 17. Sambungan Conus dengan Pipa

D. Proses penyambungan ring-sel dengan conus-pipa


Proses penyambungan ini adalah tahap akhir proses penyambungan dalam
proses pembuatan bagian utama hopper, dimana sel yang sudah disambungkan
dengan ring akan disatukan dengan conus yang sudah disambungkan dengan pipa.
Proses penyambungan ini masih menggunakan mesin las TIG (GTAW). Proses
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sebelum prosees penyambungan dimulai mesin las TIG (GTAW) disiapkan
dan dihidupkan terlebih dahulu.
2. Rekatkan bagian ring-sel dan conus-pipa (sel direkatkan ke conus).
3. Kemudian sambungkan bagian yang sudah direkatkan dengan las TIG (GTAW)
dengan satu titik (hanya untuk direkatkan) dan diteruskan hingga semua sisi
yang disambung merekat.
4. Sisi yang sudah direkatkan kemudian dilas dengan las TIG (GTAW) dengan
tambahan kawat las untuk mencegah peleburan yang berlebiahan.

Gambar 18. Hopper


E. Proses penyambungan Bracked
Proses penyambungan ini adalah proses pembuatan Bracked dengan
menggunakan mesin las TIG (GTAW), dengan bagian-bagian yang sudah disiapkan.
Dalam proses penyambungan ini menggunakan mal yang sudah dibuat sebelum
kegiatan pembuatan Bracked itu sendiri guna untuk mempermudah dalam proses
pengerjaannya. Proses tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sebelum prosees penyambungan dimulai mesin las TIG (GTAW) disiapkan dan
dihidupkan terlebih dahulu dan mal yang sudah disiapkan.
2. Pipa Bracked diletakan pada mal dan plat strip yang berukuran 160mm
diletakkan dibagian kanan pola kemudian dijepit dengan tang jepit kemudian
disambumgkan ke pipa Bracked menggunakan las TIG (GTAW), begitu juga
pada plat strip yang berukuran 180mm pada bagian kiri mal dan disambungkan
dengan pipa Bracked.
3. Setelah itu pipa dan plat strip yang sudah disambungkan dilepas dari mal.
4. Kemudian plat strip berukuran 60mm diletakkan diantara plat strip yang sudah
disambungkan dengan pipa Bracked dann kemudian disambungkan dengan las
TIG (GTAW).
5. Setelah itu sambungn las pada breket disempurnakan dengan dilas menggunakan
tambahan kawat las.

Gambar 19. Bracked

F. Proses penyambuangan Bracked dengan hopper


Proses ini adalah akhir dari proses penyambungan dalam pembuatan hopper
tetapi bukan berarti proses produksinya selesai. Proses ini adalah proses
penyambumbuangan Bracked ke pipa hopper, proses ini masih menggunakan mesin
las TIG (GTAW) dalam proses penyambungannya. Adapun proses tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Sebelum prosees penyambungan dimulai mesin las TIG (GTAW) disiapkan dan
dihidupkan terlebih dahulu dan mal yang sudah disiapkan.
2. Setelah itu letakkan mal pada bagian pipa pada conus-pipa dan rekatkan agar
tidak berpindah.
3. Kemudian letakkan Bracked diatas mal yang sudah direkatkan pada conus-pipa.
4. Sambung bagian Bracked yang menyentuh pipa dari conus-pipa dengan
menggunakan mesin las TIG (GTAW).
Gambar 20. Hopper dan Bracked

KESIMPULAN
Metode-metode dalam proses produksi hopper berupa metode pengerolan dan pengelasan.
Material yang sudah dipotong sesuai dengan perhitungan dari gambar kemudian diroll
membentuk tabung (sel) dan kerucut terpancung (conus). Setelah semuanya sudah
terbentuk kemudian dilakukan pengelasaan atau penyambungan pada sisi-sisi yang akan
disambungkan dengan menggunakan mesin las TIG (GTAW), pengelasan ini dilakukan
bertahap hingga membentuk hopper. Dengan diameter besar 300 mm, diameter kecil 114
mm, tinggi keseluruhan 634 mm, dan tebal plat 1.5 mm..

DAFTAR PUSTAKA
Adi Prasetyo, Andreas. 2011. Proses Pembuatan Hopper dan Penampung Pada Mesin
Pencetak Pelet : Bagian Penerbit Fakultas Teknik Universitas Negri Yogyakarta.
AZoM. 2001. Stainless Steel Grade304 (UNS S30400) : AZoM
Anni Faridah., dkk. (2008). Teknik Pembentukan Pelat Jilid 3. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen. Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
AK Steel Corporation. 2007. 304/304L Stainless Steel Data Sheet : AK Steel Corporation

Anda mungkin juga menyukai