Analisa Peran Manajemen Stres Sebagai Me 58b98331

Anda mungkin juga menyukai

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

ANALISA PERAN MANAJEMEN STRES SEBAGAI MEDIASI PENGARUH

STRES DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA


Renny Resiana1, Maria Widyarini2
1
Perusahaan Keuangan Swasta, Bandung
2
Dosen, Bandung
1
renny.resiana@gmail.com
2
widya@unpar.ac.id

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh stres dan kepuasan kerja karyawan terhadap
kinerja yang dimediasi oleh manajemen stres di PT Bank X Region Jawa Barat.Penelitian ini menggunakan metode
studi kasus dalam bentuk metode kuantitatif berupa penyebaran kuesioner dan triangulasi dengan carasemi-structured
interview. Teknik analisis data menggunakan software SPSS dengan tingkat kepercayaan 90% dan pengujian model
menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) jenis PLS (Partial Least Square). Sampel yang digunakan dalam
penelitian berjumlah 33 responden yang merupakan jumlah staff Relationship Funding Manager PT Bank X di Region
Jawa Barat
Funding Relationship Manager merupakan ujung tombak industri perbankan yang dalam jangka panjang
memiliki jenjang karir cukup potensial untuk menjadi calon-calon pimpinan wilayah bahkan menjadi seorang grup head
maupun jajaran direktur, seperti direktur retail banking. Atas pengalaman tersebut maka perusahaan seharusnya dapat
melihat bahwa para karyawan muda yang mengisi jabatan Funding Relationship Manager dapat dipertahankan, dibina
dan diberikan pelatihan sebaik mungkin dengan untuk dijadikan calon pemimpin perusahaan. Namun pada kenyataan
di lapangan, perbankan mengalami peningkatan turnover yang terus menerus dan tak terkendali untuk posisi jabatan
sales.Tingginya tingkat turnover karyawan di PT Bank X ditunjukkan dengan tingginya stres dan rendahnya kepuasan
kerja yang dirasakan oleh para karyawan terutama di bagian Funding Relationship Manager.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa manajemen stres berperan signifikan dalam memoderasi pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja
terhadap kinerja di PT Bank X. Oleh karena itu, diperlukan peran Divisi Sumber Daya Manusia dan para pemimpin
perusahaan untuk dapat merealisasikan peran manajemen stres dalam aktivitas sehari-hari untuk meningkatkan kinerja
karyawan.
Kata kunci: manajemen stres, kepuasan kerja, kinerja
ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the effect of stress and employee job satisfaction on performance
mediated by stress management in PT Bank X West Java Region. This research uses a case study method in the form of
a quantitative method by distributing questionnaires and triangulation by means of semi-structured interviews. The
data analysis technique used SPSS software with a 90% confidence level and model testing using the PLS (Partial Least
Square) Structural Equation Modeling (SEM). The sample used in the study amounted to 33 respondents who are the
number of Relationship Funding Manager staff at PT Bank X West Java Region.
Funding Relationship Manager is the spearhead of the banking industry, which in the long run has a
sufficiently potential carrer path to become regional leader candidates and even become a group head or BOD. With
this experience, the company should be able to see that young employees who fill the sales position can be maintained,
nurtured and given the best possible trainingto become prospective company leaders. However, in reality banks
experience a continuous and uncontrollable increase turnover especially for sales position. The high level of employee
turnover at PT Bank X is indicated by the high stress and low job satisfaction felt by employees. The results showed
that stress management plays a significant role in moderating the effect of job stress and job satisfaction on
performance at PT Bank X. Therefore, the role of the Human Resources Division and company leaders is needed to
realize the role of stress management in daily activitiesto improve employee performance.
Keywords: stress management, job satisfaction, job performance

PENDAHULUAN dan beradaptasi dengan lingkungan pasar yang


Perubahan kondisi lingkungan yang penuh dengan persaingan.Agar dapat
menyesuaikan diri dalam lingkungan persaingan
dialami oleh sebuah organisasi mendorong
organisasi tersebut untuk merespon dengan cepat yang semakin hari semakin kompetitif, organisasi

185
harus mampu berjalan secara fleksibel. berinovasi dan memberikan pelayanan dengan
Fleksibilitas organisasi ditentukan oleh cepat (Alferaih, 2015; Kaur & Kang, 2019;
sumberdaya yang memiliki kemampuan dan Nandan dkk., 2018; van Gelderen & Bik, 2016).
ketrampilan yang tinggi sehingga organisasi Selain persaingan teknologi, karyawan bank
memiliki keunggulan kompetitif untuk dapat masih memegang peranan penting terhadap
memenangkan persaingan. Agar dapat melakukan service quality dan service delivery dalam
hal tersebut, organisasi harus melakukan evaluasi menjembatani interaksi antara bank dengan
terhadap sistem kerja maupun kinerja yang selama nasabah (George & Zakkariya, 2014).
ini telah berjalan untuk dapat menyesuaikan diri Perkembangan teknologi saat ini sangat
dengan perkembangan ekonomi global dan berpengaruh besar terhadap carapelayanan
persaingan digital saat ini. industri perbankan. Dimana pada era tahun 1990
Saat ini sumber daya manusia dipandang hingga tahun 2000 hampir seluruh industri
sebagai salah satu faktor terpenting yang perbankan berlomba-lomba meningkatkan jumlah
mempengaruhi produktivitas dalam suatu kantor cabang operasional agar dapat memberikan
organisasi (George & Zakkariya, 2014). Tujuan layanan transaksi nasabah tanpa banyaknya
organisasi akan sulit terwujud apabila didalamnya antrian di counter. Namun sejak tiga tahun
tidak ada peran serta manusia meskipun ditunjang terakhir seiring perkembangan teknologi digital
dengan peralatan dan mesin yang canggih karena yang mempermudah transaksi perbankan secara
peran manusia sangat dibutuhkan sebagai online dan dapat dilakukan tanpa harus antri ke
perencana, pelaksana dan penentu utama terhadap cabang, mengakibatkan kebutuhan kantor cabang
terwujudnya tujuan suatu organisasi. operasional semakin berkurang. Untuk dapat
Untuk mencapai kinerja yang optimal, melakukan transaksi perbankan, nasabah tidak
perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber harus selalu datang ke kantor cabang. Hampir
daya (George & Zakkariya, 2014) yang ada seluruh transaksi perbankan dapat dilakukan
didalamnya termasuk memaksimalkan fungsi dirumah melalui jaringan nirkabel. Sejak transaksi
sumber daya manusia. Akan tetapi perubahan online banking dikembangkan oleh seluruh
kondisi lingkungan organisasi ternyata dapat perusahaan perbankan, maka rata-rata transaksi
memberikan pengaruh terhadap tingkat stres harian di cabang mengalami penurunan drastis
karyawan yang berdampak pada penurunan sementara transaksi online banking melesat tajam
kepuasan kerja yang mengarah pada timbulnya (Gupta & Xia, 2018). Fakta di lapangan
keinginan untuk pindah kerja hingga menunjukkan bahwa hingga 2016 lalu, industri
mengakibatkan turnover pada perusahaan (Anjum perbankan banyak melakukan pembukaan cabang
& Ming, 2017; Koopmann dkk., 2015; Mirabito & operasional baru di berbagai daerah.Namun sejak
Berry, 2015).Ditambah dengan sering munculnya tahun 2017, industri perbankan justru mulai
kesenjangan antara realita dengan tujuan dan mengurangi cabang operasional dengan mulai
harapan karyawan terhadap perusahaan yang menutup sebagian cabang.
berakibat pada munculnya masalah-masalah yang PT Bank X merupakan bank swasta
berhubungan dengan Sumber Daya Manusia terbesar ke-9 di Indonesia yang berdiri sejak lebih
(SDM) di dalam perusahaan. dari 60 tahun lalu danmempekerjakan 28,000
Salah satu industri yang masih karyawan. Saat ini PT Bank X memiliki asset
menjadikan sumber daya manusia sebagai salah dana kelolaan sebesar IDR 200 Triliun dengan
satu aset utama adalah industri perbankan. didukung oleh lebih dari 464 jaringan kantor
Keberadaan bank pada era saat ini memiliki peran cabang konvensional yang tersebar di 34 provinsi
yang cukup vital (George & Zakkariya, 2014). di Indonesia. Dengan tersebarnya kantor
Saat ini peran bank dalam industri keuangan operasional PT Bank X dari Aceh hingga Papua
bergerak dengan berfokus pada layanan untuk maka manajemen membagi wilayah operasional
nasabah, berlomba memberikan kenyamanan cabang menjadi 12 region dan masing-masing
kepada nasabah mengutamakan service,

186
region berada dibawah komando seorang Region Seorang staf Funding Relationship
Head. Manager diharapkan untuk dapat mencapai target
PT Bank X merupakan salah satu bank dengan mampu menjual seluruh produk yang
nasional dengan posisi aset berada di urutan 10 dimiliki oleh perusahaan kepada para nasabah.
besar skala nasional.PT Bank X saat ini turut Perusahaan menuntut setiap staf yang menduduki
mengikuti perkembangan teknologi dan layanan jabatan Funding Relationship Manager untuk
produk di bidang Wealth Management dengan selalu meningkatkan product knowledge dari
tujuan meningkatkan pendapatan berbasis biaya. setiap produk yang tersedia, memiliki kemampuan
Salah satu langkah dan strategi yang dilakukan dalam menangani setiap keluhan nasabah yang
oleh PT Bank X adalah dengan membentuk divisi berkaitan dengan simpanannya, memiliki
Consumer Banking yang didalamnya terdapat kemampuan untuk menggali kebutuhan nasabah,
posisi Funding Relationship Manager sebagai mengetahui dengan detail bisnis yang dikelola
ujung tombak keberhasilan perusahaan dalam oleh nasabah, dan selalu mengikuti informasi
menjaring pendapatan dari Fee Base Income. terbarumengenai kondisi perekonomian dan
Kantor cabang operasional PT Bank X kondisi pasar setiap hari. Beragam tuntutan
dipimpin oleh seorang Kepala Cabang.Kepala pekerjaan tersebut tentunya dapat mengakibatkan
cabang tersebut membawahi 2 tim yaitu tim stres bagi karyawan yang berada pada posisi
service dan tim sales. Tim service dikepalai oleh Funding Relationship Manager.
seorang supervisor yaitu Branch Service Manager Funding Relationship Manager
(BSM).BSM membawahi beberapa orang merupakan ujung tombak industri perbankan yang
Customer Service dan beberapa orang Teller.Tim dalam jangka panjang memiliki jenjang karir
sales atau Relationship Manager dibagi menjadi 2 cukup potensial untuk menjadi calon-calon
bagian yaitu Relationship Manager (RM) Lending pimpinan wilayah / region head bahkan menjadi
dan Relationship Manager (RM) Funding. RM seorang grup head maupun jajaran direktur,
Lending memiliki tugas utama untuk mencari seperti direktur retail banking. Atas pengalaman
nasabah debitur atau peminjam dana dengan tersebut maka perusahaan seharusnya dapat
memberikan kredit perbankan. Sedangkan RM melihat bahwa para karyawan muda yang mengisi
Funding memiliki tugas utama mencapai target jabatan Funding Relationship Manager dapat
produk pendanaan. Jabatan RM Lending di PT dipertahankan, dibina dan diberikan pelatihan
Bank X disebut dengan Business Relationship sebaik mungkin dengan untuk dijadikan calon
Manager sedangkan jabatan RM Funding dikenal pemimpin perusahaan. Namun pada kenyataan di
dengan nama Funding Relationship Manager. lapangan, perbankan mengalami peningkatan
Funding Relationship Manager turnover yang terus menerus dan tak terkendali
merupakan staf yang ditempatkan disetiap cabang untuk posisi jabatan sales (Cheng & Chang,
untuk mengelola dana nasabah agar selalu 2016). Tingginya tingkat turnover karyawan pada
meningkat dan bertumbuh. Semakin erat industri perbankan di Indonesia mengalami
hubungan antara staf Funding Relationship peningkatan sejak 2 tahun terakhir dan dapat
Manager dengan nasabah maka kepercayaan dilihat pada Tabel 1 dimana tingkat turnover
nasabah terhadap bank semakin industri perbankan di Indonesia pada tahun 2018
meningkat.Dengan demikian, nasabah akan dan 2019 berada diatas rata-rata industri.
merasa nyaman menyimpan dana di bank tersebut
Tabel 1.Tingkat Turnover Rata-rata Industri dan Sektor Jasa
dan berpotensi menambahkan dana kelolaannya Keuangan di Indonesia tahun 2018 dan 2019
untuk dikelola oleh Funding Relationship Rata-rata Industri
Tahun
Industri Perbankan
Manager tersebut. Semakin meningkat
2018 8% 12%
pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) nasabah
2019 7% 14%
pada sebuah cabang dapat mengindikasikan
Sumber : Mercer Indonesia
bahwa cabang tersebut semakin baik kinerjanya
(Paais, 2018).

187
Penelitian ini melibatkan variabel stres Habeeb, 2019; Jung & Yoon, 2019; Kunasegaran
kerja, kepuasan kerja dan manajemen stres. dkk, 2016) yang dialami karyawan terhadap
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pekerjaannya, yang dihasilkan dari hasil evaluasi
bagaimana variabel independen stres kerja dan terhadap karakteristik pekerjaannya (Robbins &
kepuasan kerja dapat membentuk variabel Judge, 2017). Sebuah pekerjaan bukan hanya
dependen kinerja dengan adanya variabel semata-mata menyusun kertas-kertas, menjaga
mediator manajemen stres. kemanan, merancang kode pemrograman atau
mengemudikan mobil.Sebuah pekerjaan
KAJIAN TEORI membutuhkan interaksi antara seorang atasan
dengan team dibawah komandonya, menaati
Stres Kerja (Work Stress)
Stres adalah kondisi ketegangan fisik atau aturan dan kebijakan perusahaan, merumuskan
mental seseorang yang disebabkan oleh standar kinerja, mampu menghadapi situasi
ketidakmampuan seseorang dalam menyesuaikan pekerjaan yang biasanya jauh dari kondisi ideal,
diri terhadap faktor-faktor yang terjadi di dan lain-lain. Menurut Andrade & Westover
lingkungan sekitar sehingga mengakibatkan (Andrade & Westover, 2019) dalam penelitiannya
terhadap para pekerja dari 37 negara berdasarkan
ketegangan atau tekanan fisiologis (Chaudhary &
Lodhwal, 2016). Stres secara psikologis data ISSP (International Social Survey Program)
didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang menungkapkan bahwa negara dengan tingkat
dirasakan individu ketika menghadapi tuntutan, kepuasan kerja tertinggi adalah Venezuela,
kendala, dan atau peluang dengan ketidakpastian Austria, Swiss dan Meksiko (Robbins & Judge,
hasil yang signifikan (Amiruddin, 2018). 2017) (p.201). Sedangkan negara dengan tingkat
Mengenali penyebab stres dan gejala-gejala stres kepuasan terendah adalah Polandia, China dan
sangat penting sehingga setiap orang mampu Jepang. Kepuasan kerja ditandai dengan perasaan
positif yang dirasakan seorang karyawan
mengontrol stres yang dialami, terutama stres
yang berhubungan dengan pekerjaan sehari- mengenai pekerjaannya berdasarkan evaluasi
hari.Perusahaan juga harus berperan seoptimal terhadap karakteristik beban kerja yang
mungkin dalam membantu karyawan untuk dapat dialaminya (Jonasson dkk, 2017).
Indikator kepuasan kerja karyawan terbagi
mengontrol stres yang berhubungan dengan
menjadi 5 bagian, yaitu (Robbins & Judge, 2017):
pekerjaan sehingga tidak memberikan dampak
buruk terhadap produktivitas. 1. Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri.
Penelitian tentang stres dan kinerja telah 2. Kepuasan terhadap gaji dan tunjangan.
dilakukan berulang kali di banyak negara dan 3. Kepuasan terhadap apresiasi dan promosi.
hubungan yang dihasilkan dari penelitian tersebut 4. Kepuasan terhadap pekerjaan secara
memberikan hasil yang konsisten (Robbins & keseluruhan
Judge, 2017). Akibat yang dihasilkan dari gejala
stres diantaranya adalah penurunan produktivitas, Manajemen Stres (Stress Management)
meningkatnya absensi (Ling & Wong, 2015; Manajemen stres adalah keterampilan
Nandan dkk, 2018; Sakr dkk, 2019) dan turnover seseorang untuk mengantisipasi, mencegah
karyawan (George & Zakkariya, 2014; Sharma mengeloladan memulihkan diri dari tekanan yang
dkk, 2016), perubahan terhadap kebiasaan pola muncul akibat adanya ancaman ketidakmampuan
makan, peningkatan terhadap konsumsi alkohol dalam menghadapi masalah (Alferaih, 2015;
dan rokok, gelisah dan sering mengalami Smith & Ascough, 2016; Srivastava & Dey, 2019;
gangguan tidur (Anjum & Ming, 2017; Srivastava Tagoe & Amponsah-Tawiah, 2019). Manajemen
& Dey, 2019). stres merupakan kemampuan seseorang untuk
melakukan perubahan dari stres yang berdampak
Kepuasan Kerja (Job Satisfaction) negatif menjadi stres kerja yang berdampak positif
Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah bagi seseorang dan pada akhirnya akan
suatu perasaan positif (Anjum & Ming, 2017;

188
menampilkan hasil kerja yang optimal (Hakim & pola U-terbalik seperti pada Gambar 1. Dijelaskan
Sugiyanto, 2017). bahwa stres dapat menstimulasi tubuh untuk
Setiap orang pernah merasakan meningkatkan kemampuan dalam memberikan
kecemasan dan stres, yang apabila tidak dapat reaksi (Cheng & Chang, 2016). Seseorang dapat
diatasi maka akan menimbulkan masalah bagi melakukan tugas dengan lebih baik, lebih intens
mereka pribadi maupun organisasi dimana mereka atau lebih cepat ketika ada tekanan (Gong &
berada (Anjum & Ming, 2017; Habeeb, 2019). Wang, 2019; Nandan dkk, 2018). Namun stres
Stres dapat berupa kecemasan atau ketegangan berlebih yang dialami seseorang dapat menjadi
sarafyang dapat dikelola dengan baik (Corbett, kendala sehingga kinerja justru menjadi semakin
2014; Dipboye, 2018). Stres dibedakan menjadi 2 rendah (Nasr dkk, 2015). Pola U – terbalik ini
jenis yaitu distress (Ahmad & Afgan, 2016; juga menggambarkan reaksi terhadap stres dalam
Kozusznik dkk, 2015; Tagoe & Amponsah- kurun waktu tertentu.
Tawiah, 2019) yang berhubungan dengan
perasaan negatif yang mengganggu kesehatan dan
eustres yang berhubungandengan stres positif
yang mendorong kinerja seseorang (George &
Zakkariya, 2014). Salah satu cara untuk mengatasi
stres adalah dengan mengadopsi emosi (Connelly
& Torrence, 2018) dan mengubah cara pandang
bahwa stres adalah energi yang justru dapat
menjadikan fenomena positif untuk lebih
Gambar 1. Hubungan U Terbalik antara Stres dengan Kinerja
produktif (Strutton & Tran, 2014). Beberapa
tekanan emosi diperlukan untuk mendapatkan Kinerja karyawan dipengaruhi oleh
hasil kinerja yang optimal (Corbett, 2014; banyak aspek seperti motivasi, lingkungan kerja
Mellifont dkk, 2016) dan kepemimpinan dalam organisasi (Anjum &
Ming, 2017). Kemampuan seseorang dalam
Kinerja (Performance)
beradaptasi di tempat kerja juga dapat
Kinerja adalah kualitas dan kuantitas
berpengaruh terhadap kinerja individu yang
pekerjaan yang dihasilkan oleh karyawan dalam
bersangkutan (Jyoti & Kour, 2017; Kunasegaran
suatu periode berdasarkan keterampilan,
dkk, 2016).
pengalaman dan keunggulan sesuai tanggung
jawab yang diberikan perusahaan kepada setiap METODOLOGI
individu karyawan (Paais, 2018). Perilaku yang
tepat terhadap pekerjaan seringkali menjadi salah Jenis Penelitian
satu faktor utama untuk mencapai prestasikerja Penelitian ini menggabungkan metode
secara maksimal (Moustaghfir dkk, 2016). Ketika kuantitatif dalam bentuk penyebaran kuesioner
seseorang kurang stimulasi atau tidak termotivasi dan triangulasi dengan cara semi-structured
(Nasr dkk, 2015) maka secara psikologis interview, dengan melakukan studi kasus pada
seseorang tersebut tidak tampil semaksimal untuk menjawab hipotesis penelitian di Bank X.
mungkin atau sebaliknya justru tampil dengan Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian
buruk apabila diberikan tekanan melebihi mix-method(Clark & Creswell, 2015). Pemilihan
kemampuan (Corbett, 2014; Sharma dkk., 2016; mixed-method pada penelitian ini ditujukan agar
Srivastava & Dey, 2019). diperoleh hasil yang lebih lengkap, reliabel, dan
Dalam penelitiannya, Ahmad dan Afgan objektif (Clark & Creswell, 2015; Schoonenboom
(2016) menemukan korelasi bahwa peningkatan & Johnson, 2017) dengan validitas yang tinggi
stres kerja dapat mengakibatkan penurunan dalam menjawab hipotesis.
kinerja. Robbins & Judge (2017) menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara stres dengan
kinerja.Hubungan tersebut digambarkan dalam

189
Metode Pengumpulan Data primer yang diperoleh melalui penyebaran
Penelitian ini dilakukan di Bank X di kuesioner. Data kuantitatif yang digunakan berupa
Indonesia yang menjadi populasi penelitian. kuesioner dengan skala likert berdasarkan lima
Sampel dalam penelitian ini berupa perusahaan kategori yaitu: 1 = sangat setuju, 2 = setuju, 3 =
Bank X wilayah Jawa Barat di Indonesia, dengan netral/ragu-ragu, 4 = tidak setuju, dan 5 = sangat
teknik purposive sampling dengan menetapkan tidak setuju (kuesioner dapat dilihat pada
kriteria sampel yang digunakan adalah seluruh Lampiran 1). Kuesioner dibuat dalam dan
karyawan dengan jabatan Funding Relationship disebarkan dalam bentuk “google form”.
Manager di Region Jawa Barat yang tersebar di Kuesioner disebarkan kepada 33 karyawan
33 cabang operasional di 9 kota yang berjumlah dengan jabatan Funding Relationship Manager
33 orang. Yin (2018) mendefinisikan penelitian yang menjadi responden. Setelah data kuantitatif
dengan menggunakan teknik purposive sampling terkumpul, dilakukan triangulasi sebagai bentuk
dimana sampel yang dipilih didasarkan pada dari pengumpulan data kualitatif, yang ditujukan
karakteristik populasi dan tujuan penelitian kepada professional dan praktisi di bidang
(teknik pemilihan non-probabilitas).Penelitian perbankan dengan tujuan untuk verifikasi
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada sehingga memperkuat temuan yang diperoleh dari
seluruh team sales di bagian Funding Relationship hasil olahan kuesioner (Yin, 2015).
Manager Region Jawa Barat sejumlah 33 orang.
Rancangan Manifest
Sumber Data Keseluruhan manifest serta indikator yang
Data yang dikumpulkan dari 33 cabang dirancang menjadi kuesioner pada masing-masing
Bank X di wilayah Jawa Barat merupakan data variabel dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rancangan manifest serta indikator masing-masing variabel
Variabel Manifest Indikator Sumber Kuesioner
1. Stres 1.1. Efek 1.1.1. Stres Baik (Berry, 2018; Chou 1. Karyawan mampu mempertahankan
Kerja Psikologis (Eustress) dkk, 2014; tingkat energi yang dibutuhkan di
Schonstrom, 2005) sepanjang hari kerja.
2. Karyawan merasa pekerjaan yang
dilakukan sehari-hari cukup menantang
dan menyenangkan
3. Karyawan merasa suasana hati gembira
ketika beraktivitas di kantor.
1.1.2. Stres Buruk (Cheng & Chang, 4. Karyawan merasa tidak cocok dan merasa
(Distress) 2016; Gong & jenuh dengan pekerjaannya.
Wang, 2019)
1.1.3. Iklim Organisasi (Aryee dkk, 2015; 5. Karyawan merasakan suasana lingkungan
Cheng & Chang, kerja yang nyaman di kantor.
2016; Jyoti & Kour, 6. Karyawan merasa budaya kerja di
2017; Mirabito & perusahaan memiliki kualitas yang baik
Berry, 2015; Tagoe dan berdampak positif bagi para karyawan.
& Amponsah-
Tawiah, 2019)
1.2. Adaptive 1.2.1. Degree of Feeling (Berry, 2018; 7. Karyawan merasa dipercaya dan dianggap
Response Reidolf, 2016; mampu oleh atasan dan manajemen untuk
Schonstrom, 2005; melaksanakan tugas dan tanggung jawab
Utami dkk, 2017) sesuai jabatan.
8. Karyawan merasa memiliki hubungan
yang baik dan saling percayadi dalam tim.
1.3. Tugas & 1.3.1. Beban Kerja (Alhashmi dkk, 9. Karyawan merasa beban kerja yang
Tanggung 2017; Garg & Garg, diberikan perusahaan sesuai dengan
Jawab 2018; George & kapasitas dan kemampuan.
(Job Zakkariya, 2014; 10. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari
Descriptio Koopmann dkk, karyawan jarang merasa kelelahan.
n) 2015; Ling & Wong, 11. Karyawan merasa memiliki kondisi badan

190
2015; Nasr dkk, yang fit dan sehat.
2015)
1.3.2. Penugasan (Doe dkk, 2020; 12. Karyawan merasa tugas yang dibebankan
(Assignment) Gyensare dkk, 2016; jelas dan sesuai dengan jabatan.
Jyoti & Kour, 2017; 13. Karyawan merasakan atasan selalu
Tsai, 2018) memberikan solusi dan bimbingan dalam
melakukan tugas sehari-hari. Perusahaan
dan rekan bisnis secara aktif bekerja sama
dalam mempelajari pengetahuan baru
1.4. Adaptasi 1.4.1. Interaksi Internal (He dkk, 2016; Jung 14. Karyawan merasakan hubungan sosial
Lingkunga & Yoon, 2019; Jyoti yang baik dengan rekan-rekan di kantor.
n Kerja & Kour, 2017; Jay 15. Karyawan merasa nyaman bekerja di
Prakash Mulki dkk, kantor setiap hari dan tidak pernah
2015; Nasr dkk, mengalami kekerasan fisik / mental dari
2015; Sharma dkk, rekan kerja.
2016; Swalhi dkk,
2017)
1.4.2. Interaksi Eksternal (Gong & Wang, 16. Karyawan merasakan hubungan sosial dan
2019; Jay P. Mulki & komunikasi yang baik dengan nasabah
Wilkinson, 2017; sebagai pihak eksternal.
Nandan dkk, 2018; 17. Karyawan merasa diberikan kepercayaan
Nasr dkk, 2015; oleh para nasabah untuk mengelola
Sharma dkk, 2016) rekening nasabah.

1.4.3. Bekerja dalam tim (Alferaih, 2015; Rao 18. Karyawan merasa memiliki peran di dalam
dan berkolaborasi dkk, 2017) team untuk membangun semangat kerja
(Teamwork satu sama lain.
&Collaboration) 19. Karyawan merasa diberikan kepercayaan
didalam team untuk mengambil peran
dalam mencapai tujuan bersama.
20. Karyawan merasa dapat bekerja sama dan
berkolaborasi yang baik antar tim dengan
tim/unit lain.
2. Kepuas 2.1. Penghargaan 2.1.1. Kepuasan (Fabi dkk, 2014; 21. Karyawan merasa total kompensasi (gaji
an (Reward) terhadap gaji & George & Zakkariya, tetap, bonus/insentif, tunjangan) yang
Kerja tunjangan 2014; Sharma dkk, dibayar perusahaan cukup adil atas
2016) pekerjaan yang telah dilakukan.
22. Karyawan tidak merasa terpaksa mencari
tambahan pendapataan diluar pekerjaan
saat ini.
23. Karyawantidak/belum mempertimbangkan
untuk pindah kerja karena alasan finansial.
2.1.2. Kepuasan 24. Karyawan memiliki gambaran yang cukup
terhadap baik tentang kemungkinan peningkatan
promosi dan jalur karir di perusahaan.
apresiasi 25. Karyawan memiliki dorongan motivasi
untuk naik jabatan.
26. Karyawan merasa sering menerima
apresiasi dari perusahaan berupa hadiah,
penghargaan atau perjalanan wisata.
2.2. Relationshi 2.2.1. Kepuasan 27. Karyawan merasa dapat bekerja sama
p terhadap rekan dengan baik dan saling mendukung sesama
kerja rekan kerja dalam mencapai tujuan.
28. Karyawan merasa nyaman dan menikmati
suasana kerja yang menyenangkan dengan
rekan kerja di kantor.
2.2.2. Kepuasan 29. Karyawan merasa nyaman dan dapat
terhadap bekerja sama dengan atasan yang menjadi

191
pimpinan pimpinan saat ini.
30. Karyawan percaya atasan saat ini sangat
mendukung kemajuan karir bawahan.
2.3. Kepuasan 2.3.1. Kepuasan (Chaudhary & 31. Karyawan merasa tugas dan tanggung
Psikologis terhadap Lodhwal, 2016; jawab yang dipercayakan perusahaan
(Psychological pekerjaan George & Zakkariya, cukup menantang untuk dicapai.
Satisfaction) 2014; Sharma dkk, 32. Karyawan memiliki semangat dalam
2016) memberikan kontribusi melampaui apa
yang diwajibkan perusahaan.
2.3.2. Kepuasan (Aryee dkk, 2015; 33. Karyawan merasa bangga bekerja di
terhadap Badawy dkk, 2016; perusahaan saat ini.
perusahaan Sahadev dkk, 2016) 34. Karyawan merasa diberikan semangat
untuk berusaha lebih baik lagi.
3. Manaje- 3.1. Strategi 3.1.1. Manajemen (Aryee dkk, 2015; 35. Karyawan memiliki keleluasaan untuk
men Waktu Grissom dkk, 2015; mengatur jadwal dalam melakukan
Stres Sarfraz, 2017) pekerjaan.
36. Karyawan memiliki jadwal kerja yang
teratur setiap hari sehingga jarang lembur
hingga malam.
3.1.2. Perencanaan & 37. Karyawan
Penataan memilikiperlengkapan/peralatan/sumber
(Planning & daya untuk melakukan pekerjaan secara
Organizing) efektif dan terencana.
3.2. Dukungan 3.2.1. Dukungan dari (Jyoti & Kour, 2017; 38. Atasan memberikan saran yang berguna
Sosial pimpinan Kunasegaran dkk, untuk mencari jalan keluar dari setiap
2016; Ling & Wong, kendala yang dihadapi di lapangan.
2015; Jay Prakash 39. Atasan melakukan pengambilan keputusan
Mulki dkk, 2015; yang bijaksana.
Srivastava & Dey, 40. Atasan memberikan dorongan dan
2019; Swalhi dkk, semangat kerja yang positif.
3.2.2. Dukungan dari 2017; van Gelderen 41. Karyawan memiliki rekan kerja yang dapat
rekan kerja & Bik, 2016) diandalkan ketika menghadapi masalah
yang berat.
42. Karyawan memiliki rekan kerja yang dapat
mendengarkan permasalahan yang
dihadapi.
43. Karyawan memiliki rekan kerja yang mau
memberikan bantuan ketika menghadapi
masalah yang berhubungan dengan
pekerjaan.
4. Ki- 4.1. Finansial 4.1.1. Key (Badawy dkk, 2016; 44. Karyawan memiliki keinginan dan niat
nerja Performance Sahadev dkk, 2016) berusaha untuk dapat mencapai minimal
Indicator 70% dari target bulanan yang sudah
ditetapkan perusahaan.
45. Kinerja pekerjaan karyawan dievaluasi
dengan sangat adil.
4.1.2. Absensi (Anjum & Ming, 46. Karyawan jarang absen bekerja.
2017; George &
Zakkariya, 2014;
Ling & Wong, 2015;
Sakr dkk, 2019;
Sharma dkk, 2016)

Teknik Analisis Data ini.Tahapan pertama adalah mengumpulkan hasil


Pengujian hipotesis dilakukan pada kuesioner kemudian dilakukan uji validitas dan uji
keempat variabel yang diteliti dan terdapat dua reabilitas menggunakan software SPSS, dengan
tahapan dalam pengolahan data pada penelitian tingkat kepercayaan 90%. Selanjutnya dilakukan

192
pengujian model menggunakan Structural (3) reliabilitas indikator dengan syarat faktor
Equation Modelling (SEM) jenis PLS (Partial loading > 0,5
Least Square) dikarenakan jumlah sampel kurang
dari seratus (100) dalam penelitian ini. Selanjutnya dilakukan pengujian inner
Tahap kedua adalah konfirmasi data model dengan melihat effect sizedari setiap
dengan melakukan perbandingan antara hasil variable. Kriteria penentuan efek dari variabel
hipotesis dengan triangulasi kepada karyawan dan independen terhadap dependen adalah hubungan
pimpinan senior perusahaan dengan skema semi- effect size sebagai berikut (Wong, 2013) :
structured interview. Tujuan dilakukannya (1) 0,02 – 0,14 adalah kecil
konfirmasi adalah untuk memperkuat validitas (2) 0,15 – 0,35 adalah menengah
dari hasil temuan pengolahan data dan untuk (3) > 0,35 adalah besar
memberikan masukan bagi perusahaan.
Tahapan dalam pengolahan data kuesioner Ketiga kriteria efek tersebut digunakan
dilakukan dengan uji validitas, uji reliabilitas dan untuk mendukung hasil uji hipotesis setelah
uji hipotesis. Setiap pertanyaan kuesioner mempertimbangkan tingkat signifikansi dan nilai t
dinyatakan valid jika nilai r hitung lebih besar r stat. Selain itu, dilihat juga pengaruh masing-
tabel dan reliable jikanilai Cronbach Alpha diatas masing variabel independent terhadap variabel
0,7. Dalam penelitian dengan total responden dependen yang ditentukan dari nilai R
sebanyak 33 orang maka ditetapkan r tabel yang Square.Semakin besar R Square maka semakin
digunakan adalah 0,2913 dengan tingkat besar variasi dalam variabel dependen yang dapat
kepercayaan 90% menggunakan software SPSS dijelaskan oleh variabel independen.
(Statistical Package for the Social Sciences).
OperasionalisasiVariabel
Penentuan tingkat kepercayaan ini dilakukan Penelitian ini melibatkan variabel stres
dengan mempertimbangkan bahwa preferensi
kerja, kepuasan kerja dan manajemen
manusia yang dinamis dan studi literatur. stres.Penelitian ini bertujuan untuk
Tahap lanjutan setelah uji validitas, mengeksplorasi bagaimana variabel independen
reliabilitas, dan hipotesis adalah uji model stres kerja dan kepuasan kerja dapat membentuk
Structural Equation Modelling (SEM)SmartPLS.
variabel dependen kinerja dengan adanya variabel
Uji model dalam penelitian ini menggunakan mediator manajemen stres.Berdasarkan studi
program perangkat lunak SmartPLS dengan literatur yang telah dilakukan maka model
mempertimbangkan perangkat ini cukup penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
komprehensif untuk melakukan analisis SEM
untuk uji model statistik (Sarstedt & Cheah, STRES
KERJA
2019). Pengujian terhadap model dengan
menggunakan analisis SEM SmartPLS dilakukan H1
MANAJEMEN
H3 KINERJA
dalam 2 (dua) tahap evaluasi yaitu outer model STRES
H2
dan inner model. Evaluasi outer model dilakukan
dengan menguji validitas konvergen, reliabilitas KEPUASAN
KERJA
konsistensi internal, dan reliabilitas indikator.
Gambar 2. Model Penelitian
Setiap indikator harus memenuhi 3 Keterangan :
kriteria pengujian outer model yaitu convergent H1 : stres kerja berpengaruh signifikan terhadap manajemen
validity, Average Variance Extracted (AVE) dan stres
composite reliability dengan detail berikut ini H2 : kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap
manajemen stres
(Bewick dkk, 2003) :
H3 : manajemen stres memediasi pengaruh stres kerja dan
kepuasan kerja terhadap kinerja
(1) validitas konvergen dengan syarat AVE > 0,5
(2) reliabilitas konsistensi internal dengan syarat
komposit reliabilitas > 0,7

193
Operasionalisasi variabel yang terdapat Sejalan dengan visi perusahaan yaitu
pada penelitian ini dijelaskan dalam tabel sebagai “Peduli dan Membantu Jutaan Orang Mencapai
berikut : kesejahteraan,” PT Bank X terus berupaya
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di semua
Tabel 3.OperasionalisasiVariabel segmen usahanya melalui jaringan distribusi PT
Variabel Manifest Indikator Bank X di Indonesia. PT Bank X
Stress baik
Efek mengembangkan beragam bisnis perbankan,
Stress buruk
Stress kerja
Psikologis meliputi perbankan usaha kecil dan menengah
Iklim organisasi
(UKM), perbankan komersial, perbankan
Adaptive
Degree of feelings korporasi, perbankan ritel, perbankan konsumer,
Response
Tugas & Beban kerja perbankan mikro melalui Bank X Simpan Pinjam,
Tanggung
jawab Penugasan pembiayaan perdagangan (trade finance),
Stress kerja Internal manajemen kas (cash management), layanan
Adaptasi
Lingkungan Eksternal valuta asing dan produk treasury serta pasar
Kerja Bekerja dalam tim modal, layanan lembaga keuangan serta
Kepuasan terhadap gaji perbankan syariah. Selain itu, PT Bank X juga
dan tunjangan menyediakan pembiayaan otomotif dan barang-
Penghargaan
Kepuasan terhadap
promosi dan apresiasi barang konsumen melalui X Finance.
Kepuasan terhadap rekan PT Bank X senantiasa meningkatkan
Kepuasan kerja
Relationship produk, layanan serta penjualan silang (cross-sell)
kerja Kepuasan terhadap
pimpinan kepada nasabah dalam memperkuat hubungan
Kepuasan terhadap dengan nasabah. Pada tahun 2015, PT Bank X
Kepuasan pekerjaan
psikologis Kepuasan terhadap
meluncurkan layanan pembayaran e-commerce
perusahaan atau transaksi belanja online melalui Bank X
Manajemen waktu Online Banking, seiring meningkatnya transaksi
Strategi
Manajemen Perencanaan & penataan berbelanja melalui internet yang telah menjadi
stress Dukungan Dukungan pimpinan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat.
sosial Dukungan rekan kerja PT Bank X dan anak perusahaan memiliki
Key Performance total jumlah karyawan sejumlah 50.226 orang,
Finansial
Kinerja Indicator
Non Finansial Absensi
terdiri dari 36.653 orang karyawan berjenis
Sumber : Pengolahan Data kelamin pria dan 13.573 orang karyawan berjenis
kelamin wanita. Berdasarkan status kepegawaian,
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN PT Bank X mempekerjakan karyawan permanen
sejumlah 35.606 orang dan karyawan non
Profil PT Bank X
permanen sejumlah 14.620 orang. Sedangkan
Didirikan pada tahun 1956, PT Bank X
berdasarkan masa kerjanya, karyawan yang telah
merupakan salah satu lembaga keuangan terbesar
memiliki masa kerja diatas 20 tahun sejumlah
di Indonesia, dengan jaringan tersebar di wilayah
1.429 orang, masa kerja 10 hingga 20 tahun
Aceh hingga Papua. Per 31 Desember 2019, Bank
sejumlah 7.450 orang, masa kerja 5 hingga 10
X mencatatkan aset sebesar Rp203 triliun,
tahun sejumlah 12.576 orang, masa kerja 3 hingga
didukung 856 kantor cabang dan pusat pelayanan,
5 tahun sejumlah 10.391 orang dan karyawan
terdiri dari kantor cabang konvensional, unit Bank
dengan masa kerja 0 hingga 3 tahun sebanyak
X Simpan Pinjam, unit Syariah, serta kantor
18.380 orang.
cabang anak perusahaan. Bank X menyediakan
Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah
akses ke 1.454 ATM dan 70 CDM, serta puluhan
karyawan PT Bank X dengan tingkat pendidikan
ribu ATM melalui kerja sama dengan jaringan
Pasca Sarjana sebanyak 445 orang, karyawan
ATM Bersama, ALTO, dan Prima yang tersebar
dengan tingkat pendidikan Sarjana sejumlah
di 34 provinsi di Indonesia.
31.963 orang, karyawan dengan tingkat

194
pendidikan Diploma sejumlah 9.719 orang, lebih besar dari r tabel.Hasil uji validitas dapat
karyawan dengan tingkat pendidikan SLTA dilihat pada tabel 5 dan tabel 6.
sejumlah 8.065 orang dan karyawan dengan
tingkat pendidikan SLTP/SD adalah sejumlah 34 Tabel 5.Hasil Uji Validitas
r r sig.
orang.Sedangkan dari komposisi usia, jumlah sig. Validitas
tabel hitung (2 tailed)
karyawan yang berada pada usia kurang dari 25 sk1 0,2913 0,695 0,10 0,000 Valid
tahun adalah sejumlah 4.655 orang, usia 25 - 34 sk2 0,2913 0,732 0,10 0,000 Valid
sk3 0,2913 0,678 0,10 0,000 Valid
tahun sejumlah 29.616 orang, usia 35 - 44 tahun
sk4 0,2913 0,664 0,10 0,008 Valid
sejumlah 12.996 orang, dan karyawan dengan usia sk5 0,2913 0,696 0,10 0,000 Valid
45 tahun keatas sejumlah 2.959 orang. Sedangkan sk6 0,2913 0,687 0,10 0,016 Valid
demografi responden yang bekerja di Region Jawa sk7 0,2913 0,779 0,10 0,000 Valid
Barat dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 6.Hasil Uji Validitas (Lanjutan)
Tabel 4.Demografi Responden r sig. (2
r tabel sig. Validitas
hitung tailed)
Demografi responden (n = 33)
sk8 0,2913 0,710 0,10 0,000 Valid
Keterangan n %
sk9 0,2913 0,785 0,10 0,000 Valid
Lokasi Kerja
sk10 0,2913 0,590 0,10 0,000 Valid
Bandung 26 78,79%
sk11 0,2913 0,811 0,10 0,000 Valid
Di luar Bandung 7 21,21%
sk12 0,2913 0,688 0,10 0,000 Valid
Masa kerja
sk13 0,2913 0,705 0,10 0,000 Valid
< 3 tahun 4 12,12%
sk14 0,2913 0,674 0,10 0,000 Valid
3-5 tahun 16 48,48%
sk15 0,2913 0,585 0,10 0,000 Valid
5-10 tahun 11 33,33%
sk16 0,2913 0,753 0,10 0,000 Valid
> 10 tahun 2 6,06%
sk17 0,2913 0,635 0,10 0,000 Valid
Level Jabatan
sk18 0,2913 0,763 0,10 0,000 Valid
Officer 9 27,27%
sk19 0,2913 0,688 0,10 0,000 Valid
Supervisor 11 33,33%
sk20 0,2913 0,853 0,10 0,000 Valid
Manager 9 27,27%
ms1 0,2913 0,709 0,10 0,000 Valid
Senior Manager 4 12,12%
ms2 0,2913 0,660 0,10 0,000 Valid
Jenis Kelamin
ms3 0,2913 0,726 0,10 0,003 Valid
Pria 11 33,33%
ms4 0,2913 0,828 0,10 0,000 Valid
Wanita 22 66,67%
ms5 0,2913 0,851 0,10 0,000 Valid
Usia
ms6 0,2913 0,877 0,10 0,000 Valid
< 25 tahun 6 18,18%
ms7 0,2913 0,744 0,10 0,000 Valid
25 - 34 tahun 19 57,58%
ms8 0,2913 0,560 0,10 0,000 Valid
35 - 45 tahun 5 15,15%
ms9 0,2913 0,817 0,10 0,001 Valid
> 45 tahun 3 9,09%
kk1 0,2913 0,715 0,10 0,000 Valid
kk2 0,2913 0,636 0,10 0,000 Valid
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas kk3 0,2913 0,668 0,10 0,000 Valid
Dalam penelitian dengan total responden kk4 0,2913 0,818 0,10 0,000 Valid
sebanyak 33 orang maka ditetapkan r tabel yang
kk5 0,2913 0,662 0,10 0,000 Valid
digunakan adalah 0,2913. Berdasarkan hasil
kk6 0,2913 0,738 0,10 0,000 Valid
pengujian data, dapat disimpulkan bahwa seluruh
kk7 0,2913 0,650 0,10 0,000 Valid
variabel yang digunakan dalam penelitian ini
dinyatakan valid karena memiliki r hitung yang kk8 0,2913 0,741 0,10 0,000 Valid
kk9 0,2913 0,756 0,10 0,000 Valid

195
Tabel 8.Hasil Uji Faktor Loading
kk10 0,2913 0,697 0,10 0,000 Valid

Composite
Reliability
Cronbach
Indikator
Variabel
kk11 0,2913 0,820 0,10 0,000 Valid

loading
Faktor

Alpha

AVE
kk12 0,2913 0,794 0,10 0,000 Valid
kk13 0,2913 0,697 0,10 0,000 Valid
kk14 0,2913 0,796 0,10 0,000 Valid SK1 0,690
kin1 0,2913 0,856 0,10 0,000 Valid SK2 0,743
kin2 0,2913 0,858 0,10 0,000 Valid SK3 0,669
kin3 0,2913 0,694 0,10 0,000 Valid SK4 0,639
Sumber : Pengolahan Data
SK5 0,679
Keterangan : SK6 0,670
sk = stres kerja
ms = manajemen stres SK7 0,766
kk = kepuasan kerja SK8 0,709
kin = kinerja
SK9 0,775
Pengujian berikutnya adalah pengujian SK10 0,579
Stres Kerja 0,948 0,953 0,508
reliabilitas.Untuk menilai tingkat reliabilitas SK11 0,816
variabel yang digunakan pada penelitian ini dilihat SK12 0,695
berdasarkan rekapitulasi nilai Cronbach Alpha. SK13 0,687
Berdasarkan rekapitulasi nilai Cronbach
SK14 0,701
Alpha pada tabel 7, diketahui bahwa nilai
SK15 0,602
Cronbach Alpha untuk masing-masing variabel
SK16 0,773
adalah lebih besar dari 0,700 (Bewick dkk, 2003)
sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh SK17 0,655
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini SK18 0,786
telah memenuhi uji reliabilitas. SK19 0,711
SK20 0,847
Tabel 7.Hasil Uji Reliabilitas MS1 0,763
Min.
Cronbrach MS2 0,605
Variabel Cronbrach Reliabilitas
Alpha
Alpha MS3 0,701
sk 0,700 0,948 Reliabel MS4 0,844
Manajemen
ms 0,700 0,906 Reliabel MS5 0,881 0,918 0,924 0,579
Stress
kk 0,700 0,933 Reliabel MS6 0,901
kin 0,700 0,728 Reliabel MS7 0,748
Syarat reliabilitas : Cronbach Alpha > 0,7 MS8 0,535
MS9 0,791
Evaluasi Outer Model
Evaluasi outer model dilakukan dengan KK1 0,690

menguji validitas konvergen, reliabilitas KK2 0,565


konsistensi internal, dan reliabilitas indikator. Uji KK3 0,658
model dalam penelitian ini (seperti digambarkan KK4 0,836
pada gambar 3) menggunakan program perangkat KK5 0,625
Kepuasan Kerja 0,933 0,942 0,541
lunak SmartPLS dengan mempertimbangkan KK6 0,741
perangkat ini cukup komprehensif untuk KK7 0,670
melakukan analisis SEM untuk uji model statistik
KK8 0,771
(Sarstedt & Cheah, 2019). Hasil uji tersebut dapat
KK9 0,784
dilihat pada tabel 8 di bawah ini :
KK10 0,724

196
KK11 0,844 (3) > 0,35 adalah besar
KK12 0,795
Ketiga kriteria efek tersebut digunakan
KK13 0,711 untuk mendukung hasil uji hipotesis setelah
KK14 0,816 mempertimbangkan tingkat signifikansi dan nilai t
KIN1 0,835 stat. Selain itu, dilihat juga pengaruh masing-
Kinerja KIN2 0,900 0,728 0,848 0,653 masing variabel independent terhadap variabel
KIN3 0,672 dependen yang ditentukan dari nilai R
Square.Semakin besar R Square maka semakin
besar variasi dalam variabel dependen yang dapat
Evaluasi Model Struktural (Inner Model) dijelaskan oleh variabel independen.
Dilakukan pengujian inner model dengan Hasil pengolahan kuesioner dapat dilihat
melihat effect size yang dapat dilihat pada Tabel pada Tabel 8 dengan didasarkan pada perhitungan
10. Kriteria penentuan efek dari variabel persentase kuesioner dari responden yang
independen terhadap dependen adalah hubungan menyatakan setuju (jawaban pada skala Likert 4
effect size sebagai berikut (Wong, 2013): dan 5) sehingga diperoleh persentase dari masing-
(1) 0,02 – 0,14 adalah kecil masing manifest.
(2) 0,15 – 0,35 adalah menengah

Gambar 3.Pengujian Model

197
Tabel 9.Pengolahan Hasil Kuesioner bahwa stres kerja berpengaruh positif terhadap
Persent
Manifest Indikator
ase
manajemen stres dapat diterima.
Stress baik 45,96% Dari hasil pengolahan data kuesioner pada
Efek Tabel 10 terlihat bahwa stres paling tinggi
Stress buruk 10,10%
Psikologis
Iklim organisasi 29,80% ditemukan pada indikator adaptasi lingkungan
Adaptive Degree of kerja dimana hanya 25,97% karyawan yang
83,33%
Response feelings mampu beradaptasi terhadap lingkungan eksternal
Stress Tugas & Beban kerja 48,48%
kerja Tanggung dengan mudah dan hanya 27,27% karyawan yang
jawab Penugasan 33,33% merasakan kemudahan dalam beradaptasi dengan
Internal 27,27% lingkungan internal. Dengan kata lain, lebih dari
Adaptasi
Lingkungan Eksternal 25,97% 70% karyawan merasakan ketidaknyamanan
Kerja Bekerja dalam
36,36% dalam beradaptasi baik terhadap lingkungan
tim
Kepuasan eksternal maupun lingkungan internal perusahaan.
terhadap gaji 38,38% Hal ini perlu menjadi perhatian bagi perusahaan
dan tunjangan
Penghargaa
Kepuasan
agar dapat memperbaiki situasi yang ada menjadi
n
terhadap lebih baik lagi. Diperlukan peran para leaders dan
42,93%
promosi dan dukungan dari departemen SDM di perusahaan
apresiasi
Kepuasan untuk dapat membangun budaya kerja yang lebih
Kepuasan
terhadap rekan 40,91% positif dan memperbaiki suasana bekerja dikantor
kerja
kerja Relationship
Kepuasan
agar lebih nyaman baik bagi karyawan lama
terhadap 40,15% maupun bagi para karyawan baru.
pimpinan Tingkat stres yang tinggi atau tingkat stres
Kepuasan
terhadap 34,09% yang rendah namun berkepanjangan dapat
Kepuasan pekerjaan mendorong penurunan kinerja karyawan sehingga
psikologis Kepuasan diperlukan tindakan dari manajemen untuk dapat
terhadap 40,15%
perusahaan mengatasinya.Dimana terdapat dua pendekatan
Manajemen dalam mengelola stres yaitu pendekatan
53,54%
waktu
Strategi
Perencanaan &
individual dan pendekatan organisasional.
31,31%
Manajeme penataan Pendekatan secara individual dalam mengelola
n stress Dukungan stres dapat dilakukan oleh masing-masing
43,94%
Dukungan pimpinan
sosial Dukungan rekan individu diantaranya dengan melakukan
41,92%
kerja manajemen waktu, meningkatkan latihan fisik,
Key meditasi dan memperluas jaringan dukungan
Finansial Performance 48,48%
Kinerja Indicator sosial. Banyak pekerja memiliki pengelolaan
Non waktu yang kurang baik dan hal tersebut
Absensi 31,31%
Finansial
Sumber : Pengolahan data, 2020
diantaranya dapat dilihat dari jam kerja di kantor
yang sering lembur atau pulang malam untuk
Uji Hipotesis menyelesaikan pekerjaan.
Hasil rekapitulasi pengujian hipotesis Pendekatan secara organisasional dalam
dapat dilihat pada Tabel 10. Hipotesis 1 pengelolaan stres perlu dilakukan oleh perusahaan
menyatakan bahwa stres kerja memiliki hubungan untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja
signifikan terhadap manajemen stres.Pada tabel 11 perusahaan. Pendekatan tersebut tidak hanya
dapat dilihat tstat sebesar 1,924 sedangkan nilai dapat dilakukan oleh divisi Sumber Daya Manusia
ttabel pada tingkat signifikan 90% dan degree of (SDM) namun juga dapat dilakukan oleh level
freedom 30 adalah 1,699 maka tstat > ttabel sehingga pimpinan di kantor sebagai perwakilan dari
hasil analisis dinyatakan signifikan. Dengan organisasi. Pengelolaan stres secara
demikian maka hipotesis 1 yang menyatakan organisasional yang umumnya diselenggarakan
oleh divisi sumber daya manusia diantaranya

198
dapat dilakukan dengan menyediakan fasilitas Dari hasil olah data pada Tabel 10
klub olahraga dan seni serta mengadakan acara kepuasan terendah yang dirasakan oleh responden
kebersamaan secara berkala. Namun kegiatan ini adalah kepuasan terhadap pekerjaan dimana hanya
biasanya dilakukan berskala besar di 34,09% karyawan yang merasa puas dengan
regional.Sedangkan pengelolaan stres secara pekerjaan yang dijalani. Dan hanya 38,38%
organisasional dalam skala kecil dapat dilakukan karyawan yang merasa sudah cukup puas dengan
oleh masing-masing pimpinan unit kerja. gaji dan tunjangan yang diberikan oleh
Misalnya dengan mengadakan program pulang perusahaan. Kondisi ini menjelaskan bahwa
tepat waktu setiap hari Jumat atau dikenal juga karyawan merasa tugas dan tanggung jawab yang
dengan istilah TGIF day, melakukan rapat kerja dipercayakan perusahaan tidak mudah untuk
diluar kantor yaitu di tempat terbuka dengan dicapai dan rendahnya semangat karyawan dalam
suasana santai, dan mengadakan kontes bulanan usaha memberikan kontribusi melampaui apa
dengan hadiah berupa apresiasi. yang diharapkan perusahaan. Dari hasil tersebut
Hipotesis 2 menyatakan bahwa kepuasan perusahaan dapat menentukan strategi selanjutnya
kerja berpengaruh terhadap manajemen stres. agar kepuasan karyawan terhadap pekerjaan
Pada Tabel 11 dapat dilihat tstat sebesar 2,368 menjadi lebih meningkat. Kepuasan terhadap
sedangkan nilai ttabel pada tingkat signifikan 90% apresiasi dan promosi karyawan di PT Bank X
dan degree of freedom 30 adalah 1,699, maka menduduki peringkat paling tinggi yaitu hanya
hasil ini menunjukkan kondisi tstat > ttabel sehingga 42,93% responden menyatakan puas dengan
hasil analisis dinyatakan signifikan. Dengan apresiasi dan promosi yang diberikan perusahaan
demikian maka hipotesis 2 yang menyatakan kepada karyawan. Namun angka kepuasan ini
bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif masih dibawah 50% karyawan yang merasakan
terhadap manajemen stres dapat diterima. hal yang sama.

Tabel 10.Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis α Sig. R R square t tabel t stat Effect size Hasil


0,1 0,000 0,868 0,753 1,699 1,924 0,015 Diterima
H1 : SK → MS
0,1 0,000 0,804 0,646 1,699 2,368 0.013 Diterima
H2 : KK →MS
0,1 0,000 0,715 0,511 1,699 12,894 0,688 Diterima
H3 : MS → KIN

Hipotesis 3 menyatakan bahwa manajemen stres menjadi mediator bagi stres kerja
manajemen stres berpengaruh terhadap dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Keberadaan
kinerja.Pada Tabel 11 dapat dilihat tstat sebesar manajemen stres di perusahaan dapat memberikan
12,894 sedangkan nilai ttabel pada tingkat dampak positif bagi karyawan dalam
signifikan 90% dan degree of freedom 30 adalah meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini
1,699, maka hasil tersebut menggambarkan didukung oleh pernyataan bahwa akomodasi dari
kondisi tstat > ttabel sehingga hasil analisis perusahaan dapat meningkatkan kinerja karyawan
dinyatakan signifikan. Manajemen stres dengan menjaga stres pada tingkat yang dapat
dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap dikelola (Mellifont dkk, 2016). Dari hasil uji
kinerja (H3), dilihat dari nilai signifikansinya hipotesis yang terdapat pada Tabel 11 dan hasil uji
yaitu 0,000. Pernyataan ini didukung juga oleh model pada Gambar 2 menjelaskan bahwa
effect size yang bernilai > 0,35 yaitu 0,688 pengaruh manajemen stres dalam perannya
sehingga menunjukkan adanya efek yang cukup sebagai mediator antara stres kerja dan kepuasan
besar terhadap variabel kinerja. Berdasarkan kerja terhadap kinerja cukup tinggi. Hal ini
pemaparan yang ada, dapat disimpulkan bahwa tercermin dalam hasil perhitungan t stat yang
dihasilkan dari hasil uji model.

199
Kesadaran mengenai manajemen stres 1. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa
perlu dipahami dan disadari baik oleh karyawan, peranan manajemen stres memediasi hubungan
karyawan yang menjadi pimpinan (leader) antara stres kerja dan kepuasan kerja terhadap
maupun divisi SDM perusahaan. Berdasarkan kinerja karyawan di PT Bank X khususnya di
jawaban responden pada Tabel 10, perencanaan bagian Funding Relationship Manager. Dari
kerja staf di perusahaan menduduki peringkat hasil uji hipotesis yang terdapat pada Tabel 11
terendah dimana hanya 31,31% staf yang dan hasil uji model pada Gambar 3
melakukan perencanaan kerja berkala. Disarankan menjelaskan bahwa pengaruh manajemen stres
kepada masing-masing karyawan agar dalam dalam perannya sebagai mediator antara stres
keseharian melaksanakan tugas dapat melakukan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja
perencanaan kerja yang lebih terstruktur, memiliki peran yang sangat tinggi. Hal ini
mengatur waktu kerja agar lebih efektif dan dibuktikan juga dengan adanya effect size
optimal sehingga tidak perlu pulang larut sebesar 0,688.
malam.Sehingga karyawan memiliki lebih banyak 2. Dari hasil temuan berdasarkan jawaban
waktu untuk keluarga dirumah, memiliki waktu responden dalam variabel stres ditemukan
istirahat dan tidur yang cukup, memiliki waktu permasalahan sebagai berikut :
untuk melakukan olah raga rutin agar stamina dan 2.1 Hanya 25,97% karyawan pada perusahaan
kesehatan fisik tetap terjaga. Selain peran yang menyatakan setuju bahwa mereka
individu, peran pimpinan (leader) dalam merasa hubungan yang baik dengan pihak
mengelola manajemen stres di kantor juga sangat eksternal.
diperlukan. Pimpinan yang dipercaya oleh 2.2 Hanya 27,27% karyawan pada perusahaan
perusahaan diharapkan mampu memberikan yang menyatakan setuju merasakan
dukungan terhadap tim dibawah supervisinya. hubungan sosial yang baik dengan rekan
Dukungan sosial, kepedulian dan empati dari di kantor dan merasa nyaman bekerja di
seorang pimpinan sangat dibutuhkan bagi para kantor setiap hari.
karyawan sehingga ketika seorang bawahan 2.3 Hanya 29,80% karyawan yang merasakan
mengalami stres akibat tekanan kerja, karyawan suasana lingkungan kantor yang nyaman
tersebut tidak merasa harus menyelesaikan tugas untuk bekerja dan merasakan kualitas
sendiri, melainkan berjuang bersama-sama tim budaya kerja yang positif di lingkungan
nya. Perbaikan selanjutnya adalah manajemen perusahaan.
stres pada indikator dukungan rekan kerja dan 2.4 Hanya 33,33% staf merasa bahwa tugas
dukunan pimpinan. Dimana dari hasil kuesioner yang dibebankan cukup jelas.
ditemukan bahwa hanya 41,92% karyawan yang 2.5 Hanya 36,36% karyawan merasa memiliki
merasa setuju bahwa mereka memiliki rekan kerja peran di dalam tim kerja untuk
yang dapat diandalkan dan saling membantu berkolaborasi saling membangun
ketika menghadapi permasalahan dalam semangat kerja satu sama lain dan
pekerjaan. Dan hanya 43,94% karyawan diberikan kepercayaan oleh tim kerja
merasakan dukungan sosial dari atasan, dimana untuk ambil peran dalam mencapai tujuan
karyawan merasa memiliki atasan yang dapat bersama.
memberikan saran dan solusi dari setiap 2.6 Hanya 45,96% karyawan setuju bahwa
permasalahan di lapangan, atasan yang bijaksana, pekerjaan yang dilakukan setiap hari
dan atasan yang memberikan dorongan semangat cukup menantang dan menyenangkan
kerja yang positif terhadap timnya. sehingga merasakan suasana hati pada
saat beraktivitas dikantor dan energy yang
KESIMPULAN dibutuhkan sepanjang hari tercukupi tanpa
merasa kelelahan berkepanjangan.
Penelitian ini dilakukan untuk mendorong 2.7 Hanya 48,48% karyawan merasakan
para karyawan dan para profesional yang bergerak bahwa beban kerja yang diberikan
di bidang usaha perbankan mengenai :
200
perusahaan sesuai dengan kapasitas dan sekitar 51,52% sisanya sering tidak
kemampuan individu. mampu mencapai target yang ditentukan
3. Dari hasil temuan berdasarkan jawaban oleh perusahaan dan tidak mendapatkan
responden dalam variabel kepuasan kerja penghasilan tambahan dalam bentuk
ditemukan permasalahan sebagai berikut : insentif tunai.
3.1 Hanya 34,09% karyawan yang merasa 6. Ditemukan cukup banyak permasalahan yang
puas dengan pekerjaan yang dibebankan harus dihadapi oleh perusahan dan
saat ini. membutuhkan perbaikan. Hal ini ditunjukkan
3.2 Hanya 38,38% karyawan yang merasa dengan hasil kuesioner dimana hanya 2 dari 21
puas dengan gaji dan tunjangan yang indikator yang direspon oleh responden
diterima dari perusahaan. memberikan angka diatas 80%. Yaitu variabel
3.3 Hanya 40,15% karyawan yang merasakan stres buruk dan variabel degree of feelings.
kepuasan terhadap pimpinan dan Dimana hanya 10,10% karyawan yang merasa
perusahaan. tidak cocok dengan pekerjaan saat ini. Artinya,
3.4 Hanya 40,91% karyawan yang merasa karyawan yang direkrut oleh perusahaan untuk
puas dengan sesame rekan kerja. penempatan posisi sales Funding Relationship
3.5 Hanya 42,93% karyawan yang merasa Manager sebenarnya sudah sesuai. Ditemukan
puas dengan kebijakan promosi dan pula bahwa 83,33% merasa memiliki
apresiasi yang ditentukan oleh hubungan kerja yang baik dalam tim serta
perusahaan. diberikan kepercayaan oleh atasan dan
4. Dari hasil temuan berdasarkan jawaban dianggap mampu oleh manajemen untuk
responden dalam variabel manajemen stres memenuhi tugas dan tanggung jawab sesuai
ditemukan permasalahan sebagai berikut : jabatan.
4.1 Hanya 31,31% karyawan yang memiliki
kebiasaan perencanaan dan penataan kerja SARAN
setiap waktu.
4.2 Hanya 41,92% karyawan yang Manajemen stres di perusahaan dalam
mendapatkan dukungan sosial dari rekan tujuan meningkatkan kinerja di perusahaan nyata
kerja. sangat diperlukan, karena semakin optimal
4.3 Hanya 43,94% karyawan yang manajemen stres yang dilakukan akan berdampak
mendapatkan dukungan sosial dari atasan. terhadap kinerja karyawan. Pihak yang harus
4.4 Hanya 53,54% karyawan yang memiliki mengupayakan manajemen stres tersebut adalah
kemampuan berstrategi terhadap pihak karyawan sebagai individu dan perusahaan
manajemen waktu untuk menyelesaikan sebagai organisasi.
tugas sehari-hari. Dalam menerapkan peran manajemen
5. Dari hasil temuan berdasarkan jawaban stres secara optimal di perusahaan, penulis
responden dalam variabel kinerja ditemukan menyarankan beberapa hal :
permasalahan sebagai berikut : 1. Perusahaan menghapuskan ketentuan jam kerja
5.1 Hanya 31,31% karyawan yang jarang baku Senin hingga Jumat mulai pukul 08.00 –
sekali tidak masuk, kecuali sedang sakit. 17.00 menjadi jam kerja yang lebih fleksibel.
Sedangkan sisanya terindikasi sering ijin 2. Perusahaan menerapkan sistem anti-lembur
tidak masuk kerja dengan berbagai alasan yang dapat dilakukan serentak sekali dalam
diluar kondisi sakit. seminggu, yaitu pada hari Jumat dengan
5.2 Hanya 48,48% karyawan yang mampu mematikan server sistem internet di
mencapai minimal 70% dari target perusahaan pada pukul 17.00 tepat sehingga
bulanan dan mendapatkan insentif karyawan dapat pulang lebih awal dan
tambahan dalam bentuk tunai dari memiliki waktu yang lebih banyak untuk
pencapaian target tersebut. Artinya bahwa beristirahat di rumah atau melakukan aktivitas
lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
201
3. Perusahaan memperbaiki fasilitas ruang stress on the influence of time pressure,
meeting di setiap kantor dengan menambahkan work–family conflict and role ambiguity
fasilitas mesin pembuat kopi otomatis, on audit quality reduction behavior.
microwave dan lemari pendingin berisi International Journal of Law and
makanan kecil dan minuman ringan sehingga Management, 61(2), 434–454.
pada saat meeting karyawan dapat sambil https://doi.org/10.1108/IJLMA-09-2017-
menikmati kopi. 0223
4. Perusahaan menambahkan tunjangan ulang Andrade, M. S., & Westover, J. H. (2019). Global
tahun kepada karyawan tetap yang diberikan comparisons of job satisfaction across
satu tahun sekali di bulan ulang tahun occupational categories. Evidence-Based
karyawan. HRM, 8(1), 38–59.
5. Perusahaan memberikan cuti ulang tahun https://doi.org/10.1108/EBHRM-09-2019-
kepada karyawan yang berulang tahun. 0086
6. Perusahaan menyediakan fasilitas wifi di setiap Anjum, A., & Ming, X. (2017). Combating toxic
kantor cabang sehingga karyawan dapat workplace environment: An empirical
menikmati akses internet dengan lebih mudah. study in the context of Pakistan. Journal
7. Perusahaan membangun dan menyediakan of Modelling in Management, 13(3), 675–
sarana khusus sport center di kantor cabang 697. https://doi.org/10.1108/JM2-02-
sehingga karyawan dapat melakukan olah raga 2017-0023
di kantor saat tidak bertugas. Aryee, S., Walumbwa, F. O., Mondejar, R., &
8. Perusahaan menyediakan fasilitas ruang baca Chu, C. W. L. (2015). Accounting for the
dan ruang musik untuk karyawan. influence of overall justice on job
performance: Integrating self-
DAFTAR PUSTAKA determination and social exchange
theories. Journal of Management Studies,
Ahmad, A., & Afgan, S. (2016). The Relationship 52(2), 231–252.
of Job Stress and Turnover Intention in https://doi.org/10.1111/joms.12067
Commercial Banks of Pakistan by Badawy, M., El-Aziz, A. A. A., Idress, A. M.,
Assessing the Mediating Role of Burnout. Hefny, H., & Hossam, S. (2016). A
Journal of Business Strategies, 10(1), 1– survey on exploring key performance
23. indicators. Future Computing and
http://search.proquest.com.ezproxy.saintle Informatics Journal, 1(1–2), 47–52.
o.edu/docview/1815437465?accountid=48 https://doi.org/10.1016/j.fcij.2016.04.001
70 Berry, H. (2018). The Influence of Multiple
Alferaih, A. (2015). Conceptual model for Knowledge Networks on Innovation in
measuring Saudi banking managers’ job Foreign Operations. Organization
performance based on their emotional Science, 29(5), 855–872.
intelligence (EI). International Journal of https://doi.org/10.1287/orsc.2018.1203
Organizational Analysis, 25(1), 123–145. Bewick, V., Cheek, L., & Ball, J. (2003).
https://doi.org/10.1108/IJOA-10-2014- Statistics review 7: Correlation and
0807 regression. Critical Care, 7(6), 451–459.
Alhashmi, M., Jabeen, F., Al-Nasser, A. D., & https://doi.org/10.1186/cc2401
Papastathopoulos, A. (2017). The Chaudhary, P., & Lodhwal, R. K. (2016). An
antecedents of employee turnover analytical study of organizational role
intentions in the police force in the United stress (ORS) in employees of nationalized
Arab Emirates: A conceptual framework. banks: A case of Allahabad Bank. Journal
International Journal of Business and of Management Development, 36(5), 671–
Society, 18(S3), 449–462. 680. https://doi.org/10.1108/JMD-09-
Amiruddin, A. (2018). Mediating effect of work
202
2015-0137 Journal of Manpower, 36(5), 772–790.
Cheng, C. Y., & Chang, J. N. (2016). Job https://doi.org/10.1108/IJM-01-2014-0005
embeddedness as a modulation: Goal Garg, R., & Garg, R. (2018). Organizational
orientation and job stress in the life Factors That Affect Service Delivery in
insurance M & A. Journal of the Hospitality Sector. IUP Journal of
Organizational Change Management, Marketing Management, 17(3), 50–84.
29(4), 484–507. http://proxy.library.tamu.edu/login?url=ht
https://doi.org/10.1108/JOCM-10-2014- tps://search.proquest.com/docview/21049
0184 63535?accountid=7082%0Ahttp://linkreso
Chou, L. F., Chu, C. C., Yeh, H. C., & Chen, J. lver.tamu.edu:9003/tamu?url_ver=Z39.88
(2014). Work stress and employee well- -
being: The critical role of Zhong-Yong. 2004&rft_val_fmt=info:ofi/fmt:kev:mtx:j
Asian Journal of Social Psychology, ournal&genre=article&sid=ProQ:ProQ%3
17(2), 115–127. Aabiglobal&atitle=Orga
https://doi.org/10.1111/ajsp.12055 George, E., & Zakkariya, K. A. (2014). Job
Clark, V. L. P., & Creswell, J. W. (2015). related stress and job satisfaction: A
Understanding Research (Second). comparative study among bank
Pearson Education Inc. employees. Journal of Management
Connelly, S., & Torrence, B. S. (2018). The Development, 34(3), 316–329.
relevance of discrete emotional https://doi.org/10.1108/JMD-07-2013-
experiences for human resource 0097
management: Connecting positive and Gong, T., & Wang, C. Y. (2019). How does
negative emotions to HRM. Research in dysfunctional customer behavior affect
Personnel and Human Resources employee turnover. Journal of Service
Management, 36, 1–49. Theory and Practice, 29(3), 329–352.
https://doi.org/10.1108/S0742- https://doi.org/10.1108/JSTP-04-2018-
730120180000036001 0081
Corbett, M. (2014). From law to folklore: Work Grissom, J., Loeb, S., & Mitani, H. (2015).
stress and the Yerkes-Dodson Law. Principal time management skills:
Journal of Managerial Psychology, 30(6), explaining patterns in principals’ time use,
741–752. https://doi.org/10.1108/JMP-03- job stress, and perceived effectiveness In.
2013-0085 Journal of Educational Administration,
Dipboye, R. L. (2018). Occupational Stress. In 8(5), ebi-ebi.
The Emerald Review of Industrial and https://doi.org/10.1080/2159676x.2016.12
Organizational Psychology. 21912
https://doi.org/10.1108/978-1-78743-785- Gupta, A., & Xia, C. (2018). A paradigm shift in
220181008 banking: Unfolding asia’s fintech
Doe, F., Puplampu, B. B., & Preko, A. (2020). adventures. In International Symposia in
Causes of coercive management Economic Theory and Econometrics (Vol.
behaviour, dimensions and occupations. 25). https://doi.org/10.1108/S1571-
International Journal of Organizational 038620180000025010
Analysis. https://doi.org/10.1108/IJOA- Gyensare, M. A., Anku-Tsede, O., Sanda, M.-A.,
01-2019-1640 & Okpoti, C. A. (2016). Transformational
Fabi, B., Lacoursière, R., & Raymond, L. (2014). leadership and employee turnover
Impact of high-performance work systems intention. World Journal of
on job satisfaction, organizational Entrepreneurship, Management and
commitment, and intention to quit in Sustainable Development, 12(3), 243–
Canadian organizations. International 266. https://doi.org/10.1108/wjemsd-02-

203
2016-0008 270. https://doi.org/10.1108/IJPPM-01-
Habeeb, S. (2019). Assessment of behavior-based 2019-0035
performance in banking and insurance Koopmann, J., Wang, M., Liu, Y., & Song, Y.
sector. International Journal of (2015). Customer mistreatment: A review
Productivity and Performance of conceptualizations and a multilevel
Management, 69(7), 1345–1371. theoretical model. Research in
https://doi.org/10.1108/IJPPM-02-2019- Occupational Stress and Well Being, 13,
0074 33–79. https://doi.org/10.1108/S1479-
Hakim, L., & Sugiyanto, E. (2017). Manajemen 355520150000013002
Stres Kerja Pengusaha Untuk Kozusznik, M. W., Rodríguez, I., & Peiró, J. M.
Meningkatkan Kinerja Perusahaan Di (2015). Eustress and distress climates in
Industri Batik Laweyan Surakarta. teams: Patterns and Outcomes.
Benefit: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, International Journal of Stress
2(1), 45. Management, 22(1), 1–23.
https://doi.org/10.23917/benefit.v2i1.3198 https://doi.org/10.1037/a0038581
He, K., Zhang, J., Feng, J., Hu, T., & Zhang, L. Kunasegaran, M., Ismail, M., Mohd Rasdi, R.,
(2016). The Impact of Social Capital on Arif Ismail, I., & Ramayah, T. (2016).
farmers’ Willingness to Reuse Talent development environment and
Agricultural Waste for Sustainable workplace adaptation: The mediating
Development. Sustainable Development, effects of organisational support.
24(2), 101–108. European Journal of Training and
https://doi.org/10.1002/sd.1611 Development, 40(6), 370–389.
Jonasson, C., Lauring, J., Selmer, J., & Trembath, https://doi.org/10.1108/EJTD-07-2015-
J. L. (2017). Job resources and demands 0060
for expatriate academics: Linking teacher- Ling, F. Y. Y., & Wong, D. M. G. (2015).
student relations, intercultural adjustment, Redesigning facility management
and job satisfaction. Journal of Global operatives’ jobs to increase work
Mobility, 5(1), 5–21. outcomes. Journal of Facilities
https://doi.org/10.1108/JGM-05-2016- Management, 14(1), 50–68.
0015 https://doi.org/10.1108/JFM-11-2014-
Jung, H. S., & Yoon, H. H. (2019). The effects of 0036
social undermining on employee voice Mellifont, D., Smith-Merry, J., & Scanlan, J. N.
and silence and on organizational deviant (2016). Pitching a Yerkes–Dodson curve
behaviors in the hotel industry. Journal of ball?: A study exploring enhanced
Service Theory and Practice, 29(2), 213– workplace performance for individuals
231. https://doi.org/10.1108/JSTP-06- with anxiety disorders. Journal of
2018-0131 Workplace Behavioral Health, 31(2), 71–
Jyoti, J., & Kour, S. (2017). Factors affecting 86.
cultural intelligence and its impact on job https://doi.org/10.1080/15555240.2015.11
performance: Role of cross-cultural 19654
adjustment, experience and perceived Mirabito, A. M., & Berry, L. L. (2015). You Say
social support. Personnel Review, 46(4), You Want a Revolution? Drawing on
767–791. https://doi.org/10.1108/PR-12- Social Movement Theory to Motivate
2015-0313 Transformative Change. Journal of
Kaur, N., & Kang, L. S. (2019). The costs and Service Research, 18(3), 336–350.
benefits of going beyond the call of duty. https://doi.org/10.1177/109467051558203
International Journal of Productivity and 7
Performance Management, 69(2), 252– Moustaghfir, K., Schiuma, G., & Carlucci, D.

204
(2016). Rethinking performance learning: study from a large public sector
management: A behaviour-based organization in UAE. Measuring Business
perspective. International Journal of Excellence, 21(4), 291–308.
Innovation and Learning, 20(2), 169–184. https://doi.org/10.1108/MBE-03-2017-
https://doi.org/10.1504/IJIL.2016.077848 0010
Mulki, Jay P., & Wilkinson, J. W. (2017). Reidolf, M. (2016). Knowledge networks and the
Customer-directed extra-role performance nature of knowledge relationships of
and emotional understanding: Effects on innovative rural SMEs. European Journal
customer conflict, felt stress, job of Innovation Management, 19(3), 317–
performance and turnover intentions. 336. https://doi.org/10.1108/EJIM-06-
Australasian Marketing Journal, 25(3), 2015-0043
206–214. Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2017).
https://doi.org/10.1016/j.ausmj.2017.04.0 Organizational Behavior (17th ed.).
02 Sahadev, S., Purani, K., & Kumar Panda, T.
Mulki, Jay Prakash, Jaramillo, F., Goad, E. A., & (2016). Service employee adaptiveness:
Pesquera, M. R. (2015). Regulation of Exploring the impact of role-stress and
emotions, interpersonal conflict, and job managerial control approaches. Employee
performance for sales people. Journal of Relations, 39(1), 54–78.
Business Research, 68(3), 623–630. https://doi.org/10.1108/ER-11-2015-0213
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2014.08.0 Sakr, C., Zotti, R., & Khaddage-Soboh, N. (2019).
09 The impact of implementing fun activities
Nandan, S., Halkias, D., Thurman, P. W., on employee’s engagement: The case of
Komodromos, M., Alserhan, B. A., Lebanese financial institutions.
Adendorff, C., Yahaya Alhaj, N. H. Y., International Journal of Organizational
De Massis, A., Galanaki, E., Juma, N., Analysis, 27(5), 1317–1335.
Kwesiga, E., Nkamnebe, A. D., & https://doi.org/10.1108/IJOA-09-2018-
Seaman, C. (2018). Assessing cross- 1527
national invariance of the three- Sarfraz, H. (2017). Differentiated time
component model of organizational management skills between leadership
commitment: A cross-country study of styles: simplified with a cross-cultural
university faculty. EuroMed Journal of approach. Development and Learning in
Business, 13(3), 254–279. Organizations, 31(6), 14–18.
https://doi.org/10.1108/EMJB-09-2017- https://doi.org/10.1108/DLO-02-2017-
0031 0009
Nasr, L., Burton, J., & Gruber, T. (2015). When Sarstedt, M., & Cheah, J. H. (2019). Partial least
good news is bad news: the negative squares structural equation modeling
impact of positive customer feedback on using SmartPLS: a software review.
front-line employee well-being. Journal Journal of Marketing Analytics, 7(3),
of Services Marketing, 29(6–7), 599–612. 196–202. https://doi.org/10.1057/s41270-
https://doi.org/10.1108/JSM-01-2015- 019-00058-3
0052 Schonstrom, M. (2005). Creating knowledge
Paais, M. (2018). Effect of work stress, networks: lessons from practice. Journal
organization culture and job satisfaction of Knowledge Management, 9(6), 17.
toward employee performance in Bank https://doi.org/DOI
Maluku. Academy of Strategic 10.1108/13673270510629936
Management Journal, 17(5), 1–13. Schoonenboom, J., & Johnson, R. B. (2017). How
Rao, A. S., Kareem Abdul, W., & D’souza, N. to Construct a Mixed Methods Research
(2017). Perceived outcomes of action Design. Kolner Zeitschrift Fur Soziologie

205
Und Sozialpsychologie, 69, 107–131. psychosocial safety climate. International
https://doi.org/10.1007/s11577-017-0454- Journal of Bank Marketing, 38(2), 310–
1 331. https://doi.org/10.1108/IJBM-04-
Sharma, P., Kong, T. T. C., & Kingshott, R. P. J. 2019-0136
(2016). Internal service quality as a driver Tsai, S. pei. (2018). Innovative behaviour of
of employee satisfaction, commitment and knowledge workers and social exchange
performance: Exploring the focal role of attributes of financial incentive:
employee well-being. Journal of Service implications for knowledge management.
Management, 27(5), 773–797. Journal of Knowledge Management,
https://doi.org/10.1108/JOSM-10-2015- 22(8), 1712–1735.
0294 https://doi.org/10.1108/JKM-07-2017-
Smith, R. E., & Ascough, J. C. (2016). Promoting 0293
emotional resilience. Utami, T. L. W., Indarti, N., Sitalaksmi, S., &
Srivastava, S., & Dey, B. (2019). Workplace Makodian, N. (2017). The Effect of
bullying and job burnout: A moderated Knowledge Sources on Innovation
mediation model of emotional intelligence Capabilities Among Restaurants and Cafe
and hardiness. International Journal of Business in Indonesia. Journal of
Organizational Analysis, 28(1), 183–204. Indonesian Economy and Business, 32(1),
https://doi.org/10.1108/IJOA-02-2019- 33–50.
1664 van Gelderen, B. R., & Bik, L. W. (2016).
Strutton, D., & Tran, G. A. (2014). How to Affective organizational commitment,
convert bad stress into good. Management work engagement and service
Research Review, 37(12), 1093–1109. performance among police officers.
https://doi.org/10.1108/MRR-06-2013- Policing, 39(1), 206–221.
0139 https://doi.org/10.1108/PIJPSM-10-2015-
Swalhi, A., Zgoulli, S., & Hofaidhllaoui, M. 0123
(2017). The influence of organizational Wong, K. K. K.-K. (2013). 28/05 - Partial Least
justice on job performance: The mediating Squares Structural Equation Modeling
effect of affective commitment. Journal of (PLS-SEM) Techniques Using SmartPLS.
Management Development, 34(1), 1–5. Marketing Bulletin, 24(1), 1–32.
https://doi.org/Journal of Management http://marketing-
Development The influence of bulletin.massey.ac.nz/v24/mb_v24_t1_wo
organizational justice on job performance: ng.pdf%5Cnhttp://www.researchgate.net/
The mediating effect of affective profile/Ken_Wong10/publication/268449
commitment Abdelaziz Swalhi, Saloua 353_Partial_Least_Squares_Structural_Eq
Zgoulli, Mahrane Hofaidhllaoui, Article uation_Modeling_(PLS-
information: To cite this document: SEM)_Techniques_Using_SmartPLS/link
Abdelaziz Swalhi, Saloua Zgoulli, s/54773b1b0cf293e2da25e3f3.pdf
Mahrane Hofaidhllaoui, (2017) “The Yin, R. K. (2015). Qualitative Research from
influence of organizational justice on job Start to Finish (2nd ed.). The Guilford
performance: The mediating effect of Press.
affective commitment”, Journal of Yin, R. K. (2018). Designing Case Studies. In
Management Development, Vol. 36 Issue: Case Study Research and Applications:
4, pp.542-559, https://doi.org/10.1108 Design and Methods.
Tagoe, T., & Amponsah-Tawiah, K. (2019).
Psychosocial hazards and work
engagement in the Ghanaian banking
sector: The moderating role of

206

Anda mungkin juga menyukai