Anda di halaman 1dari 3

10 amalan

1. Kalau tiba-tiba teringat pada anak, kirimkan bacaan Al-Fatihah, sampai ke ayat
"iyya kana' budu wa iyyaka nastain" (Hanya kepada Mu kami menyembah dan hanya
kepadaMU kami memohon pertolongan), mintalah apa saja hajat saat itu yang ada
hubungannya dengan anak yang kita ingat saat itu juga.

Teruskan membaca surat al-Fatihah, doakan semoga diberi kepahaman yang


sebenarnya dalam urusan agama, memiliki ilmu yg bermanfaat dan serahkan urusan
anak kepada Allah untuk menjaganya.

2. Pandang wajahnya saat dia tidur, ucapkan: "Ibu mau (nama anak) jadi anak yg
sholeh, sayang". Coba amalkan (kata-kata ini bermakna kita bercakap dengan rohnya)
dan ucapan ini adalah doa. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha melihat.

3. Bangun shalat malam, shalat lah di sisinya. Jika kita sering melakukannya dan kita
juga selalu beritahu dia bahwa kita sering doakan dia, dia akan merasakan satu ikatan
kasih sayang. Dia akan tahu kita selalu shalat hajat untuknya dalam mendoakan dia
agar menjadi anak yang soleh dan solehah.

4. Minta dikasihani. Ucapkan setiap saat bahwa kita ini sedang menunggu panggilan
Allah. Jika dia tidak jadi anak sholeh, tentunya kita akan merana di alam Barzah
nanti.

5. Peluklah anak selalu walaupun dia sudah besar, sebagaimana kita sayang dia saat
kecilnya. Aura ciuman dan belaian ibu sambil bisikkan padanya bahwa kita bangga
mempunyai anak sepertinya.

6. Maafkan anak kita setiap waktu walaupun perbuatannya amat melukai hati kita.
Muhasabah diri, mungkin kesalahan yang anak kita lakukan, sebab itu adalah karena
dosa-dosa kita di masa lalu.

7. Yang paling penting jaga tutur kata kita, jangan sekali-kali ucapkan perkataan yang
bisa melukai hatinya. Jika ini terjadi juga karena kita khilaf, segera cari waktu yang
sesuai untuk kita minta maaf padanya. Mengakulah padanya itu kelemahan kita, kita
marah karena dia berbuat salah, bukan bermaksud membencinya.

8. Amalkan membaca ayat 40 Surat Ibrahim dan Surat Al Furqan ayat 74, supaya kita,
anak kita, dan keturunan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang tetap
mendirikan sholat berbakti kepada-Nya.

- Rabbij'alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī rabbanā wa taqabbal du'ā`

"Yaa Tuhanku, jadikanlah aku, dan anak cucuku, orang-orang yang tetap mendirikan
shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku".

- Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun waj’alna lilmuttaqina


imama
“Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa.”

9. Selalu ingatkan anak, bahwa tak ada gunanya pangkat, belajar tinggi, harta banyak,
hafal Quran sekalipun, kecuali mempunyai akhlak yg mulia. Allah tidak melihat
wajah yg cantik, tapi melihat hati yg cantik.

10. Saat mencuci beras niatkan. "Ya Allah...lembutkanlah hati anak-anakku, sebut
nama anak kita untuk paham agamanya (anak yang tak paham agama akan bawa
orang tuanya juga ke neraka) seperti engkau lembutkan beras ini menjadi nasi". Cuci
beras lawan arah jam (putar ke kiri seperti orang thawaf ) sambil sholawat kepada
Nabi Muhammad SAW.

Hati jangan lalai saat melakukan semua hal di atas, dan ingat kepada Allah selalu.
InshaAllah kita dan anak-anak kita akan menjadi orang-orang yang soleh dan solehah,
yang mulia di hadapan Allah SWT.***

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا‬ ۚ ‫ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي‬
‫َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‬ ‫َص ُّلوا‬
Artinya, "Sungguh Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi
Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kalian untuk nabi. Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Surat
Al-Ahzab ayat 56).

Adapun dalil-dalil yang dijadikan pijakan oleh para ulama adalah hadis
mengenai kewajiban membaca Al-Fatihah di dalam shalat bagi setiap
individu. Rasulullah ‫ ﷺ‬menceritakan bahwa Allah membagi surat
Al-Fatihah menjadi dua bagian, untuk Allah dan untuk hamba-Nya.

Saat orang yang shalat membaca ayat keempat surat Al-Fatihah, maka
Allah menjawab:

{ ‫َفَه ِذِه اآلَي ُة َب ْيِني َو َب ْي َن َع ْبِدي َو ِلَع ْبِدي َم ا َس َأَل َي ُقوُل اْلَع ْب ُد‬
‫َأ‬
‫اْه ِد َن ا الِّص َر اَط اْلُمْس َت ِقيَم * ِص َر اَط اَّلِذيَن ْن َع ْم َت َع َلْي ِه ْم َغ ْي ِر‬
‫اْلَم ْغ ُضوِب َع َلْي ِه ْم َو َال الَّض اِّليَن } َفَه ُؤ َالِء ِلَع ْبِدي َو ِلَع ْبِدي َم ا‬
‫َس َأَل‬
Ayat ini adalah antara aku dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang
dia minta. Saat hamba berkata “Bimbinglah kami ke jalan yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat,”
Allah menjawab Itulah bagian hamba-Ku, dan baginya apa yang ia minta
(HR. Nasa’i no. 909, Imam Ibnu Hibban menilai hadis ini shahih).

Dalil lainnya yang menjadi pijakan ulama yang menganggap aliran ini
bagian dari syariat adalah perkataan seorang malaikat kepada Rasulullah
‫ﷺ‬:

‫َأْب ِش ْر ِبُنوَر ْي ِن ُأوِتيَت ُهَم ا َلْم ُيْؤ َت ُهَم ا َن ِبٌّي َقْب َلَك َفاِتَح ُة اْلِك َت اِب َو َخ َو اِتيُم‬
‫ُسوَر ِة اْلَب َقَر ِة َلْن َت ْق َر َأ ِبَح ْر ٍف ِم ْن ُهَم ا ِإَّال ُأْع ِط يَت ُه‬
Berilah kabar gembira (wahai Muhammad ‫ )ﷺ‬dengan dua cahaya
yang diberikan kepadamu dan belum pernah diberikan kepada nabi-nabi
sebelummu. Itulah surat Al-Fatihah dan akhir surat Al-Baqarah.
Tidaklah kamu membaca satu huruf dari keduanya kecuali permintaanmu
akan dikabulkan (HR. Muslim no. 806).

Anda mungkin juga menyukai