Abstrak
Metode Sariswara merupakan metode pendidikan yang dibuat oleh Ki Hadjar Dewantara. Metode ini dibuat sebagai
refleksi Ki Hadjar Dewantara terhadap pendidikan nasional di Indonesia yang lebih mengutamakan intelektualitas
saja. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan yang hanya mementingkan intelektualitas saja akan merusakan
tujuan pendidikan nasional yaitu menjadikan manusia Indonesia yang memiliki pribadi yang memiliki budi pekerti
luhur dan berkarakter. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka Ki Hadjar Dewantara menggunakan
konsep filosofisnya yaitu Amboeka Raras Angesti Widji yang artinya adalah kesenian merupakan landasan bagi
pendidikan. Dengan landasan filosofisnya ini kemudian Ki Hadjar Dewantara menciptakan metode Sariswara yaitu
metode pendidikan yang mengkombinasikan pelajaran bahasa, lagu dan cerita. Metode ini diinspirasi dari
pelajaran tentang Sastra Gendhing yang digunakan Sultan Agung Mataram untuk mendidik anak-anak di Jawa.
Landasan filosofis dan aktivitas pembelajaran dalam metode Sariswara memiliki kesamaan dengan metode-metode
pendidikan musik barat yang hingga hari ini masih digunakan seperti metode Dalcroze, metode Orff, metode
Kodály, dan metode Suzuki. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji metode Sariswara dari pandangan
Pendidikan Musik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian
diambil dari observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mereduksi
data penelitian, menyajika data, dan menarik kesimpulan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa metode Sariswara
memiliki unsur-unsur pembelajaran yang sama dengan metode-metode pendidikan musik yang digunakan hingga
saat ini. Metode sariswara dapat dijadikan solusi bagi pengembangan kurikulum pendidikan musik di Indonesia
yang berlandaskan kebudayaan nasional Indonesia.
Kata Kunci: Sariswara, Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan Musik, Dalcroze, Orff, Kodaly, Suzuki.
Abstract
Sariswara method is an educational method created by Ki Hadjar Dewantara. This method was created to reflect Ki
Hadjar Dewantara on national education in Indonesia that prioritizes intellectuality only. According to Ki Hadjar
Dewantara, education that only attaches importance to intellectuality will damage the purpose of national education,
making Indonesian people have a person who has noble ethics and character. To realize the goal of national
education, Ki Hadjar Dewantara uses his philosophical concept, Amboeka Raras Angesti Widji, which means that art is
the foundation for education. Based on his philosophical foundation, Ki Hadjar Dewantara created the Sariswara
method, an educational method that combines language, songs and stories. This method inspired by lessons on Sastra
that Sultan Agung Mataram used to educate children in Java. The philosophical foundation and learning activities in
the Sariswara method have similarities with western methods of music education that are still used today, such as the
Dalcroze method, the Orff method, the Kodály method, and the Suzuki method. The purpose of this study was to
examine Sariswara methods from the view of music education. The research methods used are qualitative descriptive.
The data drawn from observations, interviews, literature studies, and documentation. The data analysis was done by
reducing data, display data, and conclude. The results show that the Sariswara method has the same thing, especially
150
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5 (2) (2021): 150-163
on philosophy background and learning elements. The Sariswara method can be used as a solution for developing
music education curricula in Indonesia based on Indonesian national culture.
Keywords: Sariswara, Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan Musik, Dalcroze, Orff, Kodaly, Suzuki.
How to Cite: Nainggolan, O.T.P. Ismudiati, E. Manek, B.A. (2021). Konsep Metode Sariswara Ditinjau Dari
Pendidikan Musik Dalam Upaya Pengembangan Kurikulum Pendidikan Musik Berbasis Kebudayaan
Nasional Indonesia. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Vol. 5 (2): 150-163.
151
Oriana Tio, Endang Ismudiati & Benadito Anchieto, Konsep Metode Sariswara Ditinjau dari Pendidikan
152
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5 (2) (2021): 150-163
pentingya pendidikan seni, maka barat dengan metode pendidikan yang ada
pendidikan seni hendaknya dimulai sejak di Indonesia. Hasil dari kajian ini akan
usia dini (Susanto & Jaziroh, 2017). digunakan sebagai konsep berpikir bagi
Konsep pendidikan seni yang dibuat pengembangan pendidikan seni,
oleh Ki Hajar Dewantara memiliki khususnya pendidikan musik di Indonesia
kesamaan konsep dengan konsep agar tercapaianya tujuan pendidikan
pendidikan musik yang dibuat oleh Emilie- nasional Indonesia yang berciri
Jaques Dalcroze, Carl Orff, Zoltan Kodaly, kebudayaan Indonesia untuk kepentingan
dan Sinichi Suzuki yang menyebutkan pegembangan masyarakat Indonesia
bahwa pendidikan musik bukanlah untuk dalam memajukan peradaban bangsa.
membuat peserta didik menjadi pemain Kajian yang dihasilkan pada penelitian ini
musik, melainkan untuk menjadikan diharapkan juga dapat menjadi dasar bagi
peserta didik menjadi manusia seutuhnya pengembangan kurikulum pendidikan
sesuai dengan kebudayaannya. musik di seluruh wilayah di Indonesia.
Berdasarkan deskripsi ini, maka seni Artikel ini akan mengkaji tentang
tradisi atau kebudayaan lokal dimana metode Sariswara dengan menggunakan
peserta didik tinggal memiliki peran konsep-konsep pendidikan musik.
penting dalam pendidikan musik. Namun Penelitian ini diharapkan dapat
hal ini sangat berlawanan dengan realita memberikan kajian bagi penguatan bagi
yang ada, bahwa pendidikan musik di pendidikan musik dalam kurikulum
Indonesia hampir sebagian besar pendidikan di Indonesia. Selain itu,
menggunakan sistem pendidikan musik penelitian ini dapat berkontribusi pada
barat, yang bukan merupakan seni tradisi pengembangan kurikulum pendidikan
atau kebudayaan lokal dimana peserta musik yang berbasis budaya nasional
didik tinggal (Hadliansyah & Julia, 2018). Indonesia.
Apabila hal ini dibiarkan terus menerus METODE PENELITIAN
maka pendidikan musik akan kehilangan Tujuan penelitian ini adalah
makna pentingnya dalam pendidikan mendeskripsikan metode Sariswara dalam
nasional. pandangan Pendidikan Musik, maka itu
Dalam upaya mengembalikan makna metode yang digunakan pada penelitian ini
penting pendidikan musik dalam adalah metode penelitian deskriptif
pendidikan nasional di Indonesia, maka kualitatif. Metode deskriptif kualitatif
ditawarkan sebuah kosep yang dapat adalah metode yang bertujuan untuk
digunakan sebagai dasar pengembangan mendeskripsikan gambaran sebuah objek
kurikulum pendidikan musik di Indonesia penelitian yang diteliti melalui sampel atau
yaitu dengan menggunakan metode data yang telah terkumpul dan kemudian
Sariswara yang dibuat oleh Ki Hadjara membuat kesimpulan yang berlaku secara
Dewantara. Metode Sariswara adalah umum (Sugiyono, 2013).
metode pengajaran seni yang Penelitian ini dilakukan di
mengintegrasikan wiraga (tubuh), wirama laboratorium Sariswara yang beralamat di
(irama lagu atau cerita), dan wirasa Jalan Tamansiswa Nomor 31 Yogyakarta.
(perasaan). Metode ini memadukan tubuh Sumber data penelitin ini diambil dari
dengan irama lagu atau cerita dan rasa observasi, wawancara, studi pustaka, dan
(Salsabila et al., 2021; Suharyanto, 2017). dokumentasi. Setelah data terkumpul,
Penelitian ini akan mengkaji metode dilakukan triangulasi data. Setelah data
Sariswara dalam perspektif Pendidikan ditriangulasi maka data dianalisis dengan
Musik. Hal ini dilakukan dengan tujuan cara mereduksi data, menyajian data, dan
untuk melakukan kajian terhadap metode menarik kesimpulan.
pendidikan musik yang digunakan di dunia
153
Oriana Tio, Endang Ismudiati & Benadito Anchieto, Konsep Metode Sariswara Ditinjau dari Pendidikan
154
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5 (2) (2021): 150-163
155
Oriana Tio, Endang Ismudiati & Benadito Anchieto, Konsep Metode Sariswara Ditinjau dari Pendidikan
156
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5 (2) (2021): 150-163
157
Oriana Tio, Endang Ismudiati & Benadito Anchieto, Konsep Metode Sariswara Ditinjau dari Pendidikan
Filsafat Kodály tentang pendidikan untuk dapat lancar dan mengerti bahasa
musik adalah bahwa musik adalah milik mereka (Chosky, 1981). Kodály
semua orang, maka itu setiap orang menyarankan bahwa pendidikan musik
memiliki hak untuk mendapat pengajaran harus dimulai sejak usia dini. Prinsip-
music (Houlahan & Tacka, 2015). Dari prinsip dalam metode pendidikan Kodály
pemikirannya tersebut, maka Kodály dilakukan berdasarkan tahapan
berupaya untuk membuat sistem perkembangan anak. Terdapat empat
pendidikan musiknya untuk dapat konsep pada Metode pendidikan musik
digemari semua orang karena menurut Kodály yaitu: materi pembelajaran harus
Kodály musik adalah sesuatu yang diambil dari lagu rakyat (kebudayaan
diwariskan agar perkembangan manusia lokal), menyanyi adalah hal pertama yang
agar menjadi manusia yang seutuhnya harus diajarkan, pembelajaran dimulai
(Zemke, 1977). Karena musik dapat dari materi yang sederhana ke materi yang
mempengaruhi semua orang, maka musik sulit, dan urutan pembelajaran harus
harus dapat dipahami dan dibuat dari memperhatikan perkembangan kognitif
sumber yang juga dipahami manusia. Agar dan psikomotor anak (Hudgens, 1987).
musik dapat dipahami oleh semua orang, 5. Metode Sinichi Suzuki
maka musik harus diajarkan menurut Metode Suzuki atau sering disebut
budaya dimana manusia tinggal, yaitu Talent Education dibuat oleh seorang
dengan menggunakan budaya nasional. filsuf, violist, dan pendidik musik, Sinichi
Bagi Kodály hanya musik yang memiliki Suzuki (1898-1998). Prinsip pada metode
nilai artistik yang tinggilah yang dapat ini didasarkan pada pengulangan serta
digunakan untuk mengajar anak-anak memperkenalkan gagasan pendidikan
untuk menanamkan apresiasi terhadap musik sebgagai “love education” atau
budayanya (Chosky, 1981). pendidikan cinta. “Love education” adalah
Menyanyi (tanpa iringan) dianggap pendidikan musik yang menggabungkan
merupakan dasar kebudayaan musikal. aspek keluarga untuk pendidikan musik
Menyanyi menggunakan instrumen alami dan dengan menggunakan gagasan
yang dimiliki manusia yaitu suara. pengulangan dalam pembelajaran musik
Menurut Kodály, menyanyi dapat (Hendricks & Hendricks, 2013). Metode
membantu perkembangan emosi serta pendidikan Suzuki sangat terkenal dan
intelektual dan berfungsi sebagai ekspresi banyak digunakan dalam pembelajaran
musikal, maka itu menyanyi merupakan biola, namun filsafat pendidikannya dapat
aktivitas musikal yang terbaik untuk digunakan dalam pendidikan musik untuk
mengenalkan musik pada anak. Pelajaran anak-anak. Metode Suzuki juga biasa
menyanyi harus dimulai dengan dikenal dengan “Mother Tongue” atau
mengajarakan lagu rakyat (Zemke, 1977). Bahasa Ibu. Hal ini berasal dari
Lagu rakyat atau folk song akan lebih pengamatan Suzuki terhadap anak-anak
mudah dimengerti anak (Russel-Smith, Jepang yang mempelajari ‘bahasa ibu’
1980). Lebih lanjut Kodály mengemukakan mereka tanpa kesulitan yang berarti,
bahwa lagu rakyat adalah kekayaan padahal menurut Suzuki, bahasa Jepang
budaya yang harus dilestarikan dan termasuk bahasa yang sulit untuk
disebarkan untuk dapat mengembangkan dipelajari (Suzuki & Morita, 1986).
perkembangan anak. Landasan filosofis yang utama dari
Dalam lagu rakyat, bahasa dan musik metode Suzuki adalah bahwa semua anak-
dipadukan dengan cara yang unik yang anak dapat belajar jika diajarkan dengan
terwujud dalam melodi dan ritme, yang cara yang benar. Menurut Suzuki
memungkinkan anak tidak saja belajar kemampuan bermusik bukanlah bawaan
bahasa dan musik, tetapi juga melatih anak lahir tetapi dapat dipelajari (Boomer,
158
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5 (2) (2021): 150-163
2013). Suzuki juga menjelaskan bahwa seperti pada saat belajar bahasa. Pada saat
mendengar dan bermain musik yang baik belajar bahasa, anak akan mendengarkan,
dapat membantu anak menjadi manusia kemudian menirukan, dan kemudian dapat
yang baik, serta menjadi anggota berbicara. Dalam metode Suzuki, anak
masyarakat yang baik, memiliki kepekaan disarankan mendengarkan musik selama
terhadap oran lain. Pandangannya tentang satu hingga tiga kali sehari. Dalam
memainkan musik yang berulang-ulang metodenya, anak tidak membaca notasi
adalah bahwa dengan memainkan musik lagu yang dimainkan, melainkan guru akan
yang berulang-ulang, anak-anak dapat memainkan lagu yang hendak dipelajari
“merasakan” makna musik yang dimaksud dan baru kemudian anak akan
oleh komposer untuk meningkatkan menirukannya.
ekspresi dan musikalitas. Elemen dalam metode Suzuki yang
Suzuki mengatakan bahwa pendidikan keempat adalah keterlibatan orang tua
musik harus dimulai sejak usia dini, karena yang merupakan hal penting dalam
menurut Suzuki sangat penting metode Suzuki. Menurut Suzuki anak umur
mengenalkan budaya musik sebelum anak- tiga hingga lima tahun belum dapat
anak dapat membaca dan memainkan membuat keputusan sendiri dan mudah
musik. Perbedaan metode Suzuki dengan lupa, sehingga membutuhkan orang tua.
metode pendidikan musik lainnya adalah Orang tua akan mengamati seluruh
menghafal. Suzuki percaya dengan pembelajaran musik, mendampingi guru
menghafal siswa dapat musik baik di kelas atau pada saat berlatih
menginternalisasikan musik secara dirumah, dan orang tua memastikan
mendalam. Suzuki juga menekankan bahwa anak berlatih secara teratur. Kelima
pentingya interaksi siswa dalam kelompok adalah ketekunan. Suzuki menekankan
atau bermain musik bersama dengan pentingnya ketekunan dan pengulangan
teman sebaya. Hal ini dimaksudkan agar dalam memperoleh kemampuan bermain
sejak dini, anak-anak dapat tampil di musik. Sukses dalam belajar musik dilalaui
depan umum, sehingga semakin banyak dengan rajin dan disiplin. Keenam adalah
tampil di depan umum, anak tidak dukungan dan motivasi orang tua. Dalam
merasakan gugup dan cemas lagi metode Suzuki, guru, orang tua murid, dan
dikemudian hari. murid adalah tiga hal yang tidak dapat
Dari filosofi Suzuki tentang pendidikan dipisahkan. Kunci sukses pembelajaran
musik, maka pada pendidikan musiknya musik dengan menggunakan metode
terdapat enam elemen penting yaitu: Suzuki adalah pada komunikasi antara
Pertama, setiap anak dapat belajar musik. guru, orang tua murid, dan murid yang
Metode Suzuki diperuntukkan untuk bekerjasama untuk mencapai tujuan
semua anak, tidak saja anak berbakat, pembelajaran. Komunikasi yang baik
karena menurut Suzuki semua anak dalam pembelajaran musik metode Suzuki
dilahirkan dengan kemampuan yang sama. dibangun berdasarkan kejujuran dan
Kedua, environment nurtures growth, saling menghormati. Guru, orang tua
artinya bahwa anak akan dengan mudah murid, dan murid memiliki tanggung
belajar dari lingkungan disekitar anak jawab masing-masing untuk mencapai
tumbuh. Ketiga, ability develops early, kesuksesan pembelajaran.
karena Suzuki menyakini bahwa setiap 6. Metode Sariswara Dengan Metode
anak dilahirkan dengan kemampuan yang Pendidikan Musik Barat
sama, maka kemampuan tersebut harus Metode Sariswara yang dibuat oleh Ki
dikembangkan sejak dini. Belajar musik Hadjar Dewantara memiliki kesamaan
sejak dini dilakukan dengan mengulang- konsep dengan metode-metode
ulang lagu yang sedang dipelajari, sama pendidikan musik yang dibuat oleh
159
Oriana Tio, Endang Ismudiati & Benadito Anchieto, Konsep Metode Sariswara Ditinjau dari Pendidikan
pendidik musik di negara barat. Bagian ini perasaan manusia. Melalui pembelajaran
akan menguraikan konsep metode musik, anak akan menginternalisasikan
Sariswara dengan metode pendidikan elemen-elemen musikal untuk mengasah
musik barat yang sampai saat ini masih pikiran, perasaan, dan psikomotor agar
digunakan seperti metode Dalcroze, semakin baik. Pikiran, perasaan, dan
metode Orff, metode Kodály, dan metode psikomotor adalah tiga hal pembentuk
Suzuki. Hal pertama yang akan diuraikan manusia yang memiliki budi pekerti luhur.
berkaitan dengan landasan filosofis dari Berdasarkan hal ini, maka konsep
masing-masing metode. pendidikan musik diutamakan untuk
menjadi media bagi perkembangan
Tabel 1. Perbandingan Metode Sariswara Dengan manusia.
Metode Pendidikan Musik Landasan filosofis dari pendidikan
Nama Metode Landasan Filosofis
musik tersebut melandasi metode
Metode Eurhythmics Pembelajaran musik
(Emile-Jaques Dalcroze) merupakan pembentuk pembelajaran musiknya, bahwa metode
bagi kepribadian yang digunakan harus dapat digunakan
manusia, meningkatkan untuk melatih pikiran, perasaan, dan
intelektualitas, dan psikomotor anak untuk menjadi manusia
perasaan. seutuhnya. Berikutnya akan dijabarkan
Metode Orff Schulwerk Pembelajaran musik metode-metode yang digunakan pendidik
(Carl Orff) dapat membuat manusia
menjadi humanis.
musik dalam pembelajaran musik yang
Metode Kodály (Zoltan Pembelajaran musik mereka ciptakan:
Kodály) harus diberikan kepada
semua anak agar anak Tabel 2. Metode Pendidikan Musik
dapat menjadi manusia
seutuhnya.
Metode Suzuki (Sinichi Pembelajaran musik
Suzuki) dapat membantu anak
untuk dapat menjadi
manusia yang baik.
Metode Sariswara (Ki Pembelajaran kesenian
Hadjar Dewantara) dapat membentuk budi
pekerti luhur dan
membentuk karakter
baik pada anak.
160
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5 (2) (2021): 150-163
161
Oriana Tio, Endang Ismudiati & Benadito Anchieto, Konsep Metode Sariswara Ditinjau dari Pendidikan
162
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 5 (2) (2021): 150-163
163