Anda di halaman 1dari 8

 Apa itu berpikir ilmiah?

Proses berpikir non-ilmiah lebih mementingkan ISI


 What is “science”? pengetahuan (apa yang diketahui) daripada PROSES
memperoleh pengetahuan.
suatu metode atau cara yang digunakan untuk mengetahui
tentang fenomena alam (sosial) yang melahirkan ISI > PROSES
pengetahuan yang dapat diandalkan atau
Berpikir non ilmiah : isi pengetahuan lebih besar > dari
dipertanggungjawabkan
pada proses (metode) yang diguakan untuk
reliable knowledge (pengetahuan yang dapat diandalkan) mendapatkan pengetahuan, Isi pengetahuan yang
diperoleh melalui metode non-ilmiah cenderung
pengetahuan yang memiliki probabilitas tinggi menjadi mengandalkan hasil olahan inderawi yang berwujud
benar karena telah diuji (diverifikasi) oleh metode atau cara experiental reality (realitas adalah cerminan pengalaman
yang dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan. empirik) atau agreement reality (realitas adalah
Sebenarnya, ada metode lain untuk menemukan dan cerminan konsistensi logika).
mempelajari pengetahuan tentang suatu realitas (alam Experiental reality adalah pengetahuan atas realitas yang
ataupun sosial), namun hanya ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari pengalaman hidup yang kemudian
berbasis pada prinsip ilmiah adalah satu-satunya metode membentuk suatu keyakinan yang kokoh.
yang mampu menghasilkan pengetahuan yang dapat
diandalkan. Contoh : Anak kecil mengetahui bahwa api itu panas dan
tidak boleh dipegang karena dengan tidak sengaja ia pernah
 What is “scientific thinking”? menyentuh bara api.
Berpikir ilmiah adalah cara berpikir di mana si pemikir Seorang anak hidup dalam keluarga yang tidak harmonis.
meningkatkan kualitas pemikirannya secara terampil dengan Setiap hari selalu melihat kedua orang tuanya bertengkar
menggunakan pola pikir yang tepat dan memaksakan dan tidak ada yang saling mengalah. Pengalaman ini
standar intelektual*nya atas pola pikirnya tersebut kemudian menimbulkan keyakinan bahwa dalam
menyelesaikan masalah tidak dapat dilakukan jika pihak-
Intelektual secara umum dapat diartikan sebagai kecerdasan
pihak yang bertengkar tidak mau mengalah.
(pikiran dan akal), pemikiran kritis, atau pemikiran analitis.
Maka, kaum intelektual, termasuk mahasiswa, adalah: Agreement reality adalah pengetahuan atas realitas yang
kelompok orang yang memiliki kecerdasan dan berpikir diyakini ada berdasarkan transformasi pengetahuan yang
secara kritis atau analitis atas berbagai realitas alam maupun terjadi dalam masyarakat.
sosial (atau realitas komunikasi bagi intelektual
komunikasi). Contoh : Di dunia ini, jumlah orang yang mengetahui bahwa
bentuk bumi adalah bulat tidak banyak, mereka adalah para
 Is there any “non-scientific thinking”? astronot yang pernah bertugas ke luar angkasa. Namun, kita
semua percaya bahwa bumi itu bulat.
Penggunaan metode-metode non-ilmiah seperti akal sehat
membantu manusia untuk secara cepat memahami Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera.
fenomena-fenomena yang terjadi di sekitarnya. Benarkah fakta ini? Apakah kalian pernah melihat bahwa
letak geografis Indonesia di antara dua benua dan dua
Tetapi kaum akademisi (sosial) menyadari bahwa akal
samudera? Namun, kita percaya akan kebenaran letak
sehat tidak sepenuhnya menjamin bahwa pengetahuan
geografis Indonesia ini.
yang diperoleh didapat melalui proses penalaran yang
sahih. (Andi Widjajanto, Ph.D., 2001) Proses atau cara berpikir untuk mendapatkan pengetahuan
yang diperoleh melalui experential atau agreement reality
tidak mensyaratkan adanya prosedur yang sistematis yang
 Apa bedanya berpikir ilmiah dengan non-ilmiah? harus dipenuhi pada saat menggali pengetahuan.
 So, waht is the different?
Tidak adanya prosedur yang sistematis membuat proses
1. Proses berpikir non-ilmiah cenderung tidak tepat berpikir non-ilmiah mengandung beberapa kesalahan
untuk memahami fenomena sosial “klasik”, sebagai berikut:

2. Kesalahan dalam metode berpikir non-ilmiah 1. Proses berpikir non-ilmiah cenderung tidak tepat
dapat dikurangi dengan menggunakan metode karena observasi inderawi yang dilakukan terhadap
yang dikembangkan oleh ilmu pengetahuan suatu fenomena cendrung tidak akurat dan bersifat
(ilmiah) ─ yang mementingkan sistematisasi, terbatas.
keteraturan, dan keketatan proses berpikir ─ yang
2. Proses berpikir non-ilmiah terhadap realitas yang
digunakan secara optimal untuk memahami
kompleks cenderung menghasilkan generalisasi
fenomena sosial.
yang berlebihan.
 Apa yang menyebabkan proses berpikir non-ilmiah
3. Proses berpikir non-ilmah yang lebih
(metode non-ilmiah) cenderung tidak tepat dalam
mementingkan isi pengetahuan dapat
memahami fenomena sosial?
“merekayasa” terbentuknya suatu informasi tanpa
memperhatikan lagi “kebenaran” isi pengetahuan.
4. Faktor subyektif pemikir cenderung sulit untuk > jawaban sementara : Jawaban dari pertanyaan penelitian
dihindari. yang dari proses deduksi ini karena masih harus
dikombinasikan dengan hasil temuan empirik yang
5. Proses penalaran non-ilmiah masih menyediakan mengandalkan prinsip induktif
ruang bagi nuansa-nuansa mistik untuk
dilibatkan dalam mencari pengetahuan yang  Penggunaan prinsip induktif
akhirnya menyebabkan proses berpikir menjadi
irasional. > jawaban sementara > metode penelitian > data >
analisis data = uji statistic > kesimpulan
6. Proses berpikir non-ilmiah cenderung
menggunakan jalan pintas untuk memperoleh Prinsip diawali dengan menyusun suatu metode penelitian
pengetahuan yang bisa jadi mengorbankan berbagai yang memungkinkan peneliti untuk menggunakan suatu
upaya sistematis yang “seharusnya” dilakukan. prosedur guna “membenturkan” jawaban logis proses
deduktif dengan realitas empiris yang ada, yang dilakukan
Berbagai kelemahan proses berpikir non-ilmiah tersebut melalui tahapan:
dapat diatasi melalui metode ilmiah dengan
membangun satu prinsip bahwa: Cara ilmuwan 1. Menyusun instrumen penelitian
memperoleh pengetahuan (PROSES) akan 2. Memilih berbagai sumber data
menentukan apa yang diketahuinya (ISI). 3. Memilih cara menyaring data

Setelah memiliki data, peneliti tetap harus


menggunakan cara-cara yang transparan, logis dan
PROSES > ISI teratur untuk memilih teknik-teknik analisis data, dala
penelitian kuantitatif umumnya menggunakan statistik,
Dengan demikian, bagaimana cara memperoleh
sebagai alat bantu peneliti agar secara akurat dapat
pengetahuan (PROSES) merupakan informasi penting
mengukur dan menemukan pola-pola sebaran data
bagi kalangan akademisi, karena dengan memahami
bagaimana cara peneliti memperoleh pengetahuan,
kalangan akademisi lain bisa mendiskusikan isi
pengetahuan (ISI) yang diperoleh.

PROSES >< ISI

Berangkat dari prinsip PROSES mempengaruhi ISI dan ISI


merupakan hasil PROSES di atas kemudian dibangun suatu
metode (prosedur) ilmiah yang sistematis untuk memperoleh
pengetahuan.

Pertanyaannya, bagaimana caranya metode ilmiah yang


sistematis dibangun?

EXPERIENTAL REALITY = Berpikir melalui experiental


reality terus dikembangkan, diuji dan dibentuk melalui  PRINSIP BERPIKIR ILMIAH
prinsip2 pembuktian induktif > Dalam metode deduktif, logika adalah otoritas. Jika
AGREEMENT REALITY = Berpikir melalui agreement pernyataan logis, hal ini pasti benar. Namun, dalam metode
realitu terus dikembangkam, diuji dan dibentuk melalui ilmiah, pengamatan terhadap realitas adalah otoritas. Jika
prinsip2 pembuktian deduktif > ada konflik antara logika (ide/gagasan) dengan apa yang
terjadi di dalam realitas empiris, logika tersebut harus
PRINSIP DEDUKTIF > PRINSIP INDUKTIF > diubah atau ditinggalkan.
BERPUTAR DI 4 METODE
 PENGERTIAN PARADIGMA
Kombinasi antara prinsip deduksi dan induksi inilah yang a. Paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas
menjadi dasar dalam proses penalaran ilmiah. Khun, seorang ahli fisika teoritik, dalam bukunya “The
Struktur Of Scientific Revolution.
 BERPIKIR ILMIAH DAN LOGIKA PENELITIAN b. T.S. Kuhn (1962) used the term 'paradigm' to refer to the
 Penggunaan prinsip deduktif conceptual frameworks and/or worldviews of various
> pernyataan penelitian : Prinsip deduktif dilakukan pada scientific communities.
saat peneliti berupaya secara logis dan sistematis c. For Kuhn, a scientific paradigm includes models and
menganalisa fenomena sosial yang menjadi tema theories, concepts, knowledge, assumptions, and
penelitiannya. values.

> kerangka teori : Sistematisasi analisa yang logis bisa PARADIGMA DALAM DISIPLIN INTELEKTUAL :
dilakukan jika peneliti dapat secara tepat memilih dan “Cara pandang seseorang terhadap diri dan
menggunakan teori-teori yang relevan dengan tema lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam
kajiannya berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah
laku (konatif).” —Vardiansyah, 2008:27
 ASUMSI PARADIGMATIK : - P. KLASIK/POSITIVIS : Critical realism: Ada
realitas yang “real” yang diatur oleh kaidah-kaidah
Asumsi adalah anggapan dasar yang sudah dianggap benar.
tertentu yang berlaku universal; walaupun kebenaran
Jadi, asumsi paradigma adalah anggapan-anggapan
pengetahuan tersebut mungkin hanya diperoleh secara
tentang suatu paradigma yang sudah dianggap benar
probabilistik
 4 ASUMSI DALAM PARADIGMA PENELITIAN Realitas adalah “kebenaran Tuhan” The truth is out
there!
1. Ontologi. 2. Epsitemologi. - P. KONTRUKTIVISME : Relativism : Realitas
merupakan konstruksi sosial di mana kebenaran suatu
3. Metodologi. 4. aksiologi
realitas sosial bersifat relatif, berlaku sesuai konteks
spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial
“Konstruksi realitas yang apa adanya”.
1. ONTOLOGI : Ontologi merupakan salah satu kajian - P. TEORI-TEORI KRITIS : Historical realism:
kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi Realitas yang teramati merupakan realitas “semu”
ontologis membahas keberadaan sesuatu yang bersifat (virtual reality) yang telah terbentuk oleh sejarah dan
konkret. Ontologi adalah ilmu tentang hakekat realitas. kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi-politik
2. EPSITEMOLOGI : Epistemologi adalah pengetahuan “Realitas merupakan pertarungan kekuasaan”
sistematik mengenai pengetahuan. Ia merupakan cabang
filsafat yang membahas tentang terjadinya pengetahuan,  PERBEDAAN EPISTEMOLOGIS
sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, sarana, metode - P.K/P : Dualist/Objectivist Ada realitas objektif,
atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran sebagai suatu realitas yang eksternal di luar dari
pengetahuan (ilmiah). Perbedaan landasan ontologik peneliti. Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak
menyebabkan perbedaan dalam menentukan metode yang dengan objek penelitian. Berkonsekuensi terhadap teori
dipilih dalam upaya memperoleh pengetahuan yang benar. pengetahuan yang digunakan
Epistemologi adalah ilmu tentang cara mengetahui realitas - P.K : Transactionalist/ Subjectivist. Pemahan suatu
realitas atau temuan suatu penelitian merupakan
3. METODOLOGI : Metodologis adalah ilmu tentang tata produk interaksi peneliti dengan yang diteliti (subyek
cara serta teknik mengetahui realitas penelitian). Berkonsekuensi terhadap teori pengetahuan
yang digunakan.
4. AKSIOLOGI : Aksiologi ilmu (nilai kegunaan ilmu) - P.T.K : Transactionalist/ Subjectivist. Hubungan
adalah nilai-nilai kegunaan yang bersifat normatif dalam antara peneliti dengan yang diteliti (subyek penelitian)
pemberian makna terhadap realitas yang dijumpai dalam selalu dijembatani nilai-nilai tertentu. Pemahaman
seluruh aspek kehidupan. Nilai-nilai kegunaan ilmu ini juga tentang suatu realitas merupakan value-mediated-
wajib dipatuhi seorang ilmuwan, baik dalam melakukan findings.Berkonsekuensi terhadap teori pengetahuan
penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu. Aksiologi yang digunakan.
adalah ilmu tentang nilai guna realitas  PERBEDAAN METODOLOGIS
 PARADIGMA DALAM ILMU KOMUNIKASI - P.K/P : Interventionist (Non-Defensif)
Pengujian hipotesis dalam struktur hyipothetico-
3 PARADIGMA ILMU SOSIAL : KLASIK/POSITIFIS, deductive method; melalui eksperimen atau survei
KONTRUKTIVISME, TEORI-TEORI KRITIS. eksplanatif dengan analisis kuantitatif
- P.K : Reflective/ Dialectical
- KLASIK/POSITIFIS : Menempatkan ilmu sosial seperti
Menempatkan empati, dan interaksi dialektis antara
halnya ilmu-ilmu alam dalam Fisika dan sebagai metode peneliti dengan subyek penelitian untuk merekonstruksi
yang terorganisir untuk mengkombinasikan deductive logic realitas yang diteliti, melalui metode-metode kualitatif
dengan pengamatan empiris, guna secara probabilistik seperti participant observation, indepth interview
menemukan – atau memperoleh konfirmasi tentang – hukum - P.T.K : Participative Mengutamakan analisis
sebab-akibat yang biasa dipergunakan memprediksi pola- komprehensif, kontekstual, dan multi-level analysis yang
pola umum gejala sosial tertentu bisa dilakukan melalui penempatan diri sebagai aktivis
- KONTUKTIVISME : Memandang ilmu sosial sebagai atau partisipan dalam transformasi sosial.
analisis sistematis terhadap socially meaningful action
melalui pengamatan langsung dan rinci terhadap pelaku  PERBEDAAN METODOLOGIS GOODNESS OF
sosial dalam setting keseharian yang alamiah, agar mampu QUALITY :
memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial - P.K/P : Objectivity, Realibility dan Validity (internal and
yang bersangkutan menciptakan dan memelihara/mengelola external validity)
dunia sosial mereka. - P.K : Autenticity and reflectivity
- TEORI-TEORI KRITIS : Mendefinisikan ilmu sosial Sejauhmana temuan penelitian merupakan refleksi otentik dari
sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha realitas yang dihayati oleh pelaku sosial
mengungkap “the real structures” di balik ilusi, false needs, - P.T.K : Historical situatedness. Sejauhmana penelitian
yang dinampakkan dunia materi, dengan tujuan membentuk memperhatikan konteks historis, sosial, budaya, ekonomi dan
suatu kesadaran sosial agar memperbaiki dan merubah politik
kondisi kehidupan manusia.
 PERBEDAAN ONTOLOGIS  PERBEDAAN AKSIOLOGIS :
- p.p/k : Observer : Nilai, etika dan pilihan moral peneliti  PENGERTIAN & CIRI PENELITIAN KUANTI
harus berada di luar proses penelitian. Peneliti berperan CIRI-CIRI KUANTI :
sebagai disinterested scientist. Tujuan penelitian: 1. Hubungan periset dengan subyek yang
eksplanasi, prediksi dan kontrol realitas sosial diteliti: Terpisah;
2. Bertujuan untuk menguji teori atau
- p.k :Facilitator : Nilai, etika dan pilihan moral peneliti hipotesis;
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penelitian.
3. Hasil riset harus dapat digeneralisasikan;
Peneliti sebagai passionate participant, fasilitator yang
4. Prosedur riset: “Rasional-Empiris”.
menjembatani keragaman subjektivitas pelaku sosial.
Tujuan penelitian: rekonstruksi realitas sosial secara Berawal dari teori dan berujung dengan
dialektis antara peneliti dan yang diteliti pembuktian data lapangan;
5. Prinsip objektivitas: Uji Statistik.
- P.T.K : Activist : Nilai, etika dan pilihan moral
peneliti merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
penelitian  PARADIGMA PENELITIAN KUANTI
Peneliti sebagai transformative intellectual, advokat - Menempatkan ilmu sosial seperti halnya ilmu-ilmu alam
dan aktivis. Tujuan penelitian: kritik sosial, dalam Fisika*, sebagai metode yang terorganisir untuk
transformasi, emansipasi dan social empowerment mengkombinasikan deductive logic dengan pengamatan
empiris (“Rasional-Empiris”).
 PERBEDAAN KUANTI&KUALI - Tujuannya: secara probabilistik menemukan hukum sebab-
akibat yang dapat dipergunakan untuk memprediksi pola-
Menurut Cook & Reichardt (1979), perbedaan antara
pola umum gejala sosial tertentu.
kuantitatif dan kualitatif dapat dijabarkan berdasarkan
- Hal ini mengingat bahwa dunia pada dasarnya diatur oleh
10 (sepuluh) hal, sebagai berikut:
hukum-hukum/pola-pola tertentu.
- Pertama, berdasarkan aliran pemikirannya, kuantitatif
Hukum fisika ialah generalisasi ilmiah yang didasarkan
mengacu pada aliran positivis, sedangkan kualitatif
pada pengamatan empiris. Hukum alam ialah kesimpulan
berbasis pada aliran phenomenological.*
yang diambil dari, atau hipotesis yang ditegaskan oleh
- Kedua, berdasarkan logika pemikirannya, penelitian
eksperimen ilmiah. Penciptaan deskripsi ringkas tentang
kuantitatif berbasis pada logika deduktif, dan logika
alam dalam bentuk sejumlah hukum ialah tujuan
induktif digunakan dalam penelitian kualitatif.
fundamental sains.
- Ketiga, berdasarkan ruang lingkup kajian, penelitian
kuantitatif bersifat partikularistik (atomic), sedangkan  Ontologis (asumsi tentang realitas): The truth is out
kualitatif berifat holistik (menyeluruh). there (objectivity): realitas objektif
- Keempat, berdasarkan fokus perhatiannya terhadap  Epistemologis (asumsi hubungan peneliti dengan
realitas, penelitian kuantitatif fokus pada objective- yang diteliti): Ada realitas objektif, maka peneliti harus
centric, dan subjective-centric merupakan perhatian mengambil jarak.
dari penelitian kuantitatif.  Metodologis (asumsi bagaimana peneliti memperoleh
- KELIMA, berdasarkan orientasi tujuannya, kuantitatif pengetahuan): Pengujian hipotesis dalam struktur
berorientasi pada hasil (result-oriented), sedangkan hypothetico-deductive method; melalui eksperimen atau
kualitatif berorientasi pada proses (process-oriented). survei eksplanatif dengan analisis kuantitatif.
- Keenam, berdasarkan sudut pandangnya, metode  Aksiologis (asumsi posisi nilai peneliti): Disinterest
kuantitatif merupakan natural science worldview, scientist (bebas nilai)
sebaliknya metode kualitatif merupakan  Goodness Criteria (kriteria keabsahan penelitian):
anthropological worldview. Objectivity, Reliability & Validity
- Ketujuh, berdasarkan tingkat kontrol, variabel-  PENGARUNG PRINSIP DEDUKTIF
variabel dalam metode kuantitatif merupakan PERTANYAAN PENELITIAN > KERANGKA TEORI
mekanisme kontrol, sedangkan dalam penelitian > JAWABAN SEMENTARA
kualitatif, masalah kontrol bukan menjadi isu utama. > Prinsip deduktif dilakukan pada saat peneliti berupaya
- Kedelapan, berdasarkan asumsi atas realitas, penelitian secara logis dan sistematis menganalisa fenomena sosial
kuantitatif dianggap sebagai static reality assumed, yang menjadi tema penelitiannya.
dan penelitian kualitatif dikatakan sebagai dynamic > Sistematisasi analisa yang logis bisa dilakukan jika
reality assumed. peneliti dapat secara tepat memilih dan menggunakan
- Kesembilan, berdasarkan orientasi atas hasil, penelitian teori-teori yang relevan dengan tema kajiannya
kuantitatif berorientasi pada pembuktian atau verifikasi > Jawaban dari pertanyaan penelitian yang dari proses
atas hasil (verification oriented), sedangkan penelitian deduksi ini karena masih harus dikombinasikan dengan
kualitatif berorientasi pada penemuan (discovery hasil temuan empirik yang mengandalkan prinsip induktif
oriented). Menurut Prof. Dedy N. Hidayat, Ph.D. (2002:6), paradigma
- Terakhir, berdasarkan hubungannya dengan teori, klasik (positivis)—atau dalam konteks ini adalah penelitian
penelitian kuantitatif bersifat confirmatory, dan kuantitatif—hingga saat ini masih tetap tampil dominan di
penelitian kualitatif bersifat explanatory. banding dua paradigma lainnya (konstruktivis dan kritis)
yang berbasis pada penelitian kualitatif.

MENGAPA DEMIKIAN?
Pertama, dilihat dari jumlah peneliti, jumlah publikasi hasil Penelitian DESKRIPTIF : Penelitian yang bertujuan untuk
penelitian, besarnya pendanaan yang diperoleh, jumlah mengeksplorasi topik yang baru: yang ditandai dengan
ilmuwan, dan jumlah profesional yang terserap di pasar sedikitnya penelitian seputar topik tersebut.Pertanyaan yang
tenaga kerja (Guba & Lincoln, 1994:112). diajukan dalam penelitian eksploratif adalah “what”

Kedua, besarnya kecenderungan dikalangan ilmuwan sendiri Tujuannya: (1) Mengenalkan topik baru; (2) Pengembangan
untuk menilai penelitian kuantitatif sebagai “satu-satunya” pemahaman dasar; (3) Generalisasi beberapa gagasan; (4)
metodologi penelitian. Di banyak perguruan tinggi, Formulasi ulang sehingga mudah dipahami; dan (5)
metodologi penelitian yang diajarkan hanyalah metodologi Memberi dasar bagi penelitian selanjutnya.
penelitian kuantitatif, dan itu kemudian dipersepsikan
sebagai “satu-satunya” metodologi.

Beberapa fakta, terutama di Indonesia, mengapa


metodologi kuantitatif lebih dominan, menurut Prof. Dedy Penelitian EXPLANATIF : Penelitian yang bertujuan
N. Hidayat, Ph.D. (2002:6), ini disebabkan oleh dua hal: untuk menjelaskan bagaimana fenomena
Pertama, metodologi kuantitatif hingga kini banyak sosial/komunikasi dapat terjadi. Menggunakan logika
digunakan dan dimengerti (karena lebih banyak diajarkan). sebab-akibat. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian
eksploratif adalah “why”
Kedua, untuk bisa memahami metodologi perspektif
(paradigma) lain, dan juga mampu untuk bersikap kritis Tujuannya: (1) Menjelaskan secara akurat sebuah teori; (2)
terhadap metodologi kuantitatif, maka pertama-tama Mencari penjelasan yang lebih baik mengenai sebuah topik;
yang harus kita kuasai adalah metodologi kuantitatif. (3) Menghubungkan topik-topik berbeda tapi memiliki
kesamaan pernyataan; (4) Membangun/memodifikasi teori
 STRATEGI PENELITIAN KUANTI sehingga lengkap; (5) Mempertahankan teori dalam topik
baru; dan (6) Menghasilkan bukti untuk mendukung suatu
Strategi penelitian adalah rancangan penelitian yang akan penjelasan.
digunakan. Strategi penelitian sering disebut juga sebagai
pendekatan penelitian 2. Berdasarkan Manfaat

STRATEGI PENELITIAN Penelitian murni : Teori menjadi fokus penelitian dan tidak
memiliki implikasi langsung (manfaat) dalam menyelesaikan
1. Penelitian Survei:
masalah nyata. Orientasi pada perkembangan ilmu
Suatu penelitian yang berusaha memaparkan secara pengetahuan. Penelitian murni seringkali dikatakan sebagai
kuantitatif kecenderungan, sikap, opini dari suatu populasi “pemuasan” kebutuhan intelektual penelitinya.
tertentu dengan meneliti pada tingkat sampel dari populasi
tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Penelitian terapan : Masalah (kasus) tertentu menjadi fokus
kuesioner (wawancara terencana berbasis kuesioner) dengan penelitian dan memiliki implikasi langsung (manfaat) untuk
tujuan generalisasi di tingkat populasi. (Creswell, 2010; menyelesaikan masalah dalam realitas sosial/komunikasi.
Babbie, 1990). Orientasi pada pragmatisme dan perubahan. Walaupun
demikian, penelitian murni pada dasarnya berguna bagi
2. Penelitian Eksperimen: penelitian terapan; demikian juga sebaliknya.
Suatu penelitian yang berusaha untuk menentukan apakah 3. Berdasarkan jumlah VARIABEL
suatu treatment (perlakuan) memengaruhi hasil sebuah
penelitian. Pengaruh ini dinilai dengan cara menerapkan Penelitian univariat : Penelitian yang menggunakan hanya
treatment tertentu pada suatu kelompok (sering disebut satu variabel (variabel tunggal). Penelitian seperti ini
sebagai kelompok treatment) dan tidak dilakukan untuk umumnya bersifat eksploratif atau deskriptif.
kelompok kontrol. Bagaimana efek yang terjadi di antara
kedua kelompok tersebut merupakan hasil yang ingin di Upayakan jika ingin melakukan penelitian yang bersifat
cari. (Creswell, 2010) univariat, konsep yang digunakan dapat dijelaskan secara
mendalam yang dilihat dari kompleksitas dimensi
 JENIS PENELITIAN KUANTI konsepnya, sehingga mampu memberikan gambaran yang
1. Berdasarkan TUJUAN komprehensif.

Penelitian eksploratif : Penelitian yang bertujuan untuk Contoh Dimensi Konsep Media Habit: (1) Media Use; (2)
mengeksplorasi topik yang baru: yang ditandai dengan Consistency; (3) Content Monitoring; (4) Alternative
sedikitnya penelitian seputar topik tersebut. Pertanyaan Activities; dan (5) Media Knowledge
yang diajukan dalam penelitian eksploratif adalah “what”
Penelitian bivariat : Penelitian yang menjelaskan kaitan
Tujuannya: (1) Mengenalkan topik baru; (2) Pengembangan antara dua variabel. Penelitian seperti ini umumnya bersifat
pemahaman dasar; (3) Generalisasi beberapa gagasan; (4) eksplanatif. Bentuknya bisa korelasi (mencari hubungan);
Formulasi ulang sehingga mudah dipahami; dan (5) regresi (mencari pengaruh); dan uji perbedaan (mencari
Memberi dasar bagi penelitian selanjutnya. faktor pembeda). Contoh Penelitian Bivariat:
1. Hubungan antara online ticketing dengan citra low BAB 1 :
cost carrier
PENDAHULUAN : Pendahuluan dalam laporan penelitian
2. Pengaruh service quality terhadap kepuasan
merupakan landasan yang menentukan tahap-tahap
pelanggan
selanjutnya. Pendahuluan harus menjelaskan menariknya
3. Internal Media Habit berdasarkan Tingkat Manajemen
topik (judul) penelitian dalam konteks literatur yang luas.
Penelitian multivariat : Penelitian yang menjelaskan kaitan
Jawablah pertanyaan berikut: “Mengapa judul menarik
antara lebih dari dua variabel. Penelitian seperti ini
diteliti?”
umumnya bersifat eksplanatif. Umumnya mengambil
bentuknya yang berbasis regresi berganda (atau bahkan LATAR BELAKANG : Latarbelakang dalam Bab 1
path analysis) Contoh Penelitian Multivariat: Pendahuluan merupakan ruang yang terbatas dan hanya
membicarakan latarbelakang penelitian. Ruang “Latar
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian online
Belakang Masalah” terbatas, inilah tantangan utamanya!
2. Pengaruh service quality terhadap kepuasan dan
loyalitas pelanggan
3. Terpaan media sebagai moderating variable
pengaruh pengetahuan dengan sikap penonton atas MEMBANGUN PERMASALAHAN : Merumuskan
isu Libya permasalahan penelitian bukanlah tugas yang mudah!
Sumber masalah bisa dari mana saja, bisa dari perdebatan
Path analysis (analisis jalur) literatur jurnal, inkonsistensi kebijakan, kegagalan strategi
komunikasi dan sebagainya.
{penelitian berdasarkan jumlah variabel}
Mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan (rasa
Dikembangkan oleh Sewall Wright (1934) Tujuannya untuk
keingintahuan) dan data faktual mengenai topik (judul)
menerangkan akibat langsung dan tidak langsung dari
yang diangkat. Di akhiri kemudian dengan pertanyaan
seperangkat variable penyebab (variable eksogenus)
penelitian.
terhadap seperangkat variable akibat (endogenus).
Peneliti yang berkualitas dapat merumuskan masalah
Kegunaannya untuk mengetahui hubungan struktural
secara jelas dan logis (gunakan prinsip berpikir ilmiah).
antara variabel eksogen (yang mempengaruhi) terhadap
variabel endogen (yang dipengaruhi) Rumusan masalah dalam kuantitatif umumnya terkait
dengan pertanyaan-pertanyaan kaitan antar berbagai
Contoh Penelitian Multivariat: (regresi berganda seringkali
variabel yang diteliti.
tidak memperhatikan struktur hubungan berbasis time
order) Latar Belakang Masalah : Sejak lahirnya banyak televisi
nasional, iklan TV marak di Indonesia. Dalam satu hari,
 POLA UMUM PENELITIAN KUANTITATIF
masyarakat Indonesia dihujani sekitar 3.000 iklan TV dari
berbagai produk.

Permasalahan Penelitian : Mengutip Ogilvy, iklan yang baik


adalah iklan yang menjual. Dengan demikian, iklan
bertujuan memersuasi target audience untuk melakukan
tindakan pembelian. Sebelum membeli, terlebih dahulu
muncul minat beli. Minat beli ini dapat dipengaruhi oleh
iklan. Berdasarkan penelitian, menunjukkan bahwa iklan
memengaruhi minat beli, terutama iklan-iklan yang
makanan yang menampilkan kelezatan produk.

Merumuskan tujuan : Tujuan penelitian harus selaras


dengan judul, dan terutama sekali, selaras dengan
pertanyaan penelitian.

CONTOH : Berdasarkan penjabaran di atas, maka


 SISTEMATIKA PENELITIAN pertanyaan penelitian yang diajukan adalah adakah
 Membangun Judul; pengaruh Iklan TV terhadap Minat Beli?
 Membangun Permasalahan;
 Menetukan Tujuan Penelitian; Tujuan Penelitian: Penelitian ini ingin mengetahui
 Berteori; pengaruh Iklan TV terhadap Minat Beli
 Hipotesis (Konsep);
BAB 2:
 Operasionalisasi Konsep;
 Kuesioner; BERTORI (KERANGKA TEORI) : Menurut Kerlinger (Creswell,
 Kesimpulan. 2010:78-79), teori merupakan seperangkat konstruk
(variabel-variabel), definisi-definisi, dan proposisi-proposisi
yang saling berhubungan yang mencerminkan pandangan 3. INSTRUMEN PENELITIAN : Jika sampelnya probabilistik,
sistematik atas suatu fenomena dengan cara merinci maka skala datanya interval. Sehingga, di dalam kuesioner,
hubungan antar variabel yang ditujukan untuk menjelaskan pertanyaannya harus diformat dengan skala data yang
fenomena ilmiah (1979:64). bersifat interval, seperti skala semantic diferential, atau
skala likert. Skala likert: masih berbeda pandangan*
BAB 3 :
4. TEKNIK ANALISIS DATA (HIPOTESIS) : Jika skala datanya
PERUMUSAN METODE (METODOLOGI) : Dalam
interval, maka teknik analisis datanya harus sama dengan
merumuskan metode-metode yang ada di Bab Metodologi
skala data. Sehingga, teknik analisis datanya harus Regresi
dapat digunakan urutan sebagai berikut:
Linear Sederhana dengan Uji T (Fikom UP*).
1. Paradigma Penelitian;
Uji T harus ada Ho dan Ha:
2. Pendekatan penelitian;
3. Jenis Penelitian; Ho = t hitung < t tabel atau sig. > 0.05
4. Unit Analisis;
Ha = t hitung > t tabel atau sig. < 0,05
5. Definisi Operasional;
6. Operasionalisasi Konsep;
7. Populasi dan Sampel;
8. Teknik Pengambilan Sampel; Sistematika Penulisan
9. Instrumen Penelitian;
- Pedoman (Sistematika) Penulisan Skripsi;
10. Teknik Analisis Data;
- Menuliskan Sumber yang Dirujuk;
11. Validitas dan Reliabilitas
- Menulis Daftar Pustaka;
DATA PENELITIAN : Dalam penelitian kuantitatif dikenal - Menuliskan Awalan;
dengan data dari kuesioner, ini merupakan data yang - Apa Saja yang Seharusnya Italic?
utama:
PEDOMAN (SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI)
1. Siapa sampling-nya?
Buku Pedoman Skripsi yang dikeluarkan oleh fakultas.
2. Bagaimana mengambil data?
3. Apa teknik analisisnya? Bab 1 Pendahuluan: Pendahuluan, Permasalahan, Tujuan
Penelitian, Signifikansi Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab 2 Kerangka Teori: Kerangka Konsep, Penelitian


 SISTEMATIKA METODE
Terdahulu, Konseptualisasi*, Hipotesis.
Metodologi, yaitu dari paradigma penelitian sampai
Bab 3: Metodologi Penelitian Paradigma Penelitian;
validitas dan reliabilitas data, harus lurus dan sejajar.
Pendekatan penelitian; Jenis Penelitian; Unit Analisis;
Sistematika Metode Definisi Operasional; Operasionalisasi Konsep; Populasi dan
Sampel; Teknik Pengambilan Sampel; Instrumen Penelitian;
- Populasi dan Sampel; Teknik Analisis Data; Validitas dan Reliabilitas.
- Teknik Pengambilan Sampel;
- Instrumen Penelitian; Bab 4: Temuan dan Pembahasan Analisis Responden,
- Teknik Analisis Data (Hipotesis); Analisis Deskriptif, Uji Hipotesis, Pembahasan
- Analisis Data dan Hipotesis (Bab 4).
Bab 5: Kesimpulan :Kesimpulan dan Saran (Akademik dan
1. POPULASI DAN SAMPEL : Jika mengetahui berapa Praktis).
jumlah populasinya, artinya pengambilan sampel harus
MENULISKAN SUMBER YANG DIRUJUK
dilakukan secara probabilistik.
Menulis sumber yang dirujuk harus benar, sesuai dengan
Probabilistik: setiap anggota populasi berhak untuk
aturan kampus (menggunakan Apa style*).
diberikan kuesioner.
…daya tarik terbagi menjadi dua yakni, fisik dan
Populasi harus mewakili sampel, dan sampel merupakan
sekumpulan, kemampuan intelektual dari seorang brand
representasi dari populasi. Cara mendapatkan sampel
ambassador yang dapat dilihat oleh penonton, seperti
dihitung dengan rumus.*
kecakapan akademik, kekayaan, ciri gaya hidup, dan
2. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL : Jika sampelnya kecakapan atletik (Shimp & Andrews, 2013)… Kotler
probabilistik, maka teknik pengambilan sampelnya harus (1993:268) mengatakan bahwa peran MPR dalam
probabilistik. tercapainya berbagai tujuan organisasi misalnya
mengembangkan kesadaran pembeli akan produk yang
Ada beberapa penarikan dalam probability sampling: ditawarkan, antara lain sebagai berikut…
seperti Simple Random Sampling, Systematic Random
Sampling, Cluster Sampling dan Area Sampling.*
 APA ITU TEORI?
Secara khusus, teori digunakan di dalam lingkungan ilmu  VARIABEL : Konsep yg memiliki variasi nilai sehingga
atau biasa disebut teori ilmiah. Menurut Kerlinger (1973:9), bisa di ukur
Teori adalah: Serangkaian konsep atau variabel, definisi, Contoh: Jika KECANTIKAN adalah Sebuah KONSEP,
dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan Maka Variabel-nya: Tingkat Kecantikan
sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena, Variasi nilainya: Sangat cantik sampai Sangat Tidak
dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan Cantik.
maksud menjelaskan fenomena alamiah . Pemikiran yang  INDIKATOR : Ciri-ciri yang dapat diamati dari
menentukan bagaimana dan mengapa variabel-variabel sebuah KONSEP.
dan pernyataan dapat saling berhubungan. (Creswell, Contoh: Berdasarkan KONSTRUK tentang Kecantikan,
1993:120) maka INDIKATOR Kecantikan adalah: Bentuk Hidung;
 KOMPONEN PENTING DALAM TEORI Warna Kulit; serta Jenis Rambut dan lainnya.
1. Konsep Merupakan elemen paling penting yang
memungkinkan terbangunnya suatu teori  DEFINISI OPERASIONAL : Suatu pendefinisian yang
2. Hubungan-hubungan Teori pada dasarnya tidak bersifat operasional yang diturunkan dari Kerangka
hanya memuat satu konsep, namun teori merupakan Teori (Bab 2) yang bisa digunakan dalam
sistem penjelasan yang dibangun atas banyak konsep Operasionalisasi Konsep
yang saling berhubungan satu sama lain, yang bisa Contoh : DEFINISI KONSEPTUAL (BAB 2)
bersifat penjelasan, perbandingan ataupun Meja adalah: Sebuah benda yang umumnya
pembagian. berbentuk persegi empat dan memiliki kaki
3. Ruang Lingkup Teori Tidak semua konsep memiliki penyangga dan berfungsi untuk meletakkan sesuatu
tingkat abstraksi yang sama. Ada konsep yang tingkat di atasnya
abstraksinya rendah (hubungan dengan realitas tinggi) DEFINISI OPERASIONAL (BAB 3)
dan ada konsep yang memiliki abstraksi tinggi. Jika Meja adalah: Sebuah benda yang umumnya
sebuah teori dibangun dari konsep-konsep yang berbentuk persegi empat dan memiliki kaki
memiliki abstraksi tinggi, cenderung memiliki lingkup penyangga dan berfungsi untuk meletakkan sesuatu
gejala sosial yang lebih luas di banding teori dengan di atasnya
konsep-konsep yang relatif rendah tingkat
abstraksinya. OPERASIONALISASI KONSEP adalah suatu
penggambaran (penjelasan) tentang bagaimana cara
 APA ITU KONSEP? mengukur sebuah konsep
OPERASIONALISASI KONSEP adalah suatu
KONSEP merupakan elemen paling penting yang penggambaran dari suatu unit-unit ke dalam
memungkinkan terbangunnya teori. Secara sederhana, kategori-kategori
KONSEP adalah gagasan yang diartikan dalam suatu • Operasionalisasi Konsep (OK) merupakan dasar
simbol atau kata (Newman, 1997:39). dari penelitian kuantitatif dan ukuran validitas
KONSEP adalah suatu citra (gambaran) tentang suatu internal.
objek yang ada dalam pikiran kita yang diperoleh • Validitas internal adalah kelayakan penelitian
melalui pendefinisian terhadap objek tersebut. berdasarkan kesesuaian teori.
• OK mencerminkan kemampuan mahasiswa dalam
Contoh: jika Meja adalah sebuah KONSEP, memahami teori yang tepat yang dapat
digunakan untuk menjawab persoalan yang ingin
Maka KONSEP-nya: Sebuah benda yang umumnya
diteliti.
berbentuk persegi empat dan memiliki kaki
penyangga dan berfungsi untuk meletakkan sesuatu
di atasnya.
 Proses Penyusunan Operasionalisasi Konsep (OK)
Lalu… apakah, sesuatu yang sama dengan deskripsi di  Pahami konsep melalui definisinya (dalam definisi
atas namun berbentuk bulat tidak dapat dikatakan konseptual dan definisi operasional).
sebagai Meja? Ini yang disebut sebagai persoalan  Turunkan konsep ke dalam variabel, sehingga
konseptual atau abstraksi peneliti atas suatu konsep memiliki variasi nilai. Lalu, eksplorasi
fenomena. Masalah ini adanya di pemahaman atas dimensi konsep berdasarkan definisi operasional.
teori dan konsep-konsep komunikasi dari sang peneliti,  Buatlah indikator untuk mengukur konsep.
jika Ia adalah “orang komunikasi”.  Tentukan skala data (nominal, ordinal, internal
Contoh: jika Meja adalah sebuah KONSEP, maka atau rasio).
DIMENSI KONSEP-nya: Dalam ilmu sosial dan olahan statistik (SPSS),
interval dan rasio dianggap sama.
Meja Makan, Meja Belajar, Meja Biliard, Meja
Pingpong, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai