Anda di halaman 1dari 11

BAB 1 KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU

Kompetensi Dasar Karakter yang Diharapkan


1.1 Terbiasa membaca Alquran dengan keyakinan Mandiri
bahwa Allah akan meninggikan derajat orang yang
Memahami dalil naqli (arti dan kandungan) tentang
beriman dan berilmu
menuntut ilmu yang mengantarkan peserta didik
2.1 Membaca Q.S. al-Muj±dalah ayat 11, Q.S. ar- menanamkan sifat mandiri dalam menuntut ilmu
Ra¥m±n ayat 33 dan Q.S. al-Alaq 1 – 5 dengan
Kreatif
tartil
Memahami dalil naqli (arti dan kandungan) tentang
3.1 Menghafal Q.S. al-Muj±dalah ayat 11, Q.S. ar-
menuntut ilmu yang mengantarkan peserta didik lebih
Ra¥m±n ayat 33 dan Q.S. al-Alaq 1 – 5 serta Hadis
kreatif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
terkait dengan lancar
keterampilan
4.1 Memahami makna Q.S. al-Muj±dalah ayat 11, Q.S.
Kerja Keras
ar-Ra¥m±n ayat 33, Q.S. al-Alaq 1 – 5 serta Hadis
terkait Memahami kewajiban menuntut ilmu bagi setiap
individu dan keutamaannya serta akan Allah naikkan
5.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan kandungan derajat manusia yang beriman dan berilmu
Q.S. al-Muj±dalah ayat 11, Q.S. ar-Ra¥m±n ayat
33, Q.S. al-Alaq 1 – 5 serta Hadis terkait
Peta Konsep

MENUNTUT ILMU

ALQURAN HADIS

Hukum
Q.S. al-Muj±dalah ayat 11

Niat
Q.S. ar-Ra¥m±n ayat 33

Keuatamaan

Q.S. al-Alaq ayat 1–5 Balasan

Membaca Memahami Perilaku

Tujuan Pembelajaran

 Menjelaskan pengertian menuntut ilmu


 Memahami pengertian memumtut ilmu
 Menjelaskan dalil Alquran berkaitan dengan menuntut ilmu
 Menjelaskan dalil Hadis berkaitan dengan menuntut ilmu
 Mengimplementasikan pemahaman menuntut ilmu pada kehidupan sehari-hari.
MUQADDIMAH

‫َو َم ا َك اَن ٱْلُمْؤ ِم ُنوَن ِلَي نِفُرو۟ا َك ٓاَّفًة ۚ َف َلْو اَل َنَف َر ِمن ُك ِّل ِفْر َقٍة ِّم ْن ُهْم َط ٓاِئَفٌة ِّلَي َتَفَّقُهو۟ا ِفى ٱلِّد يِن َو ِلُينِذُرو۟ا َق ْو َم ُهْم ِإَذ ا َر َج ُع ٓو ۟ا ِإَلْي ِه ْم َلَع َّلُهْم َي ْح َذ ُروَن‬

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya. (Surat At-Taubah Ayat 122)

Selayaknya orang-orang mukmin tidak pergi untuk berperang semuanya (Dikatakan bahwa agar pergi mencari ilmu)
dan meninggalkan Madinah dalam keadaan kosong. Dan sisa kelompok lainnya tinggal (di Madinah) untuk belajar
agama dan ilmu syariat, serta mengingatkan kaumnya ketika mereka kembali kepadanya agar diajari ilmu yang sudah
mereka pelajari berupa hukum halal haram supaya mereka mewaspadai hukuman Allah dengan mengerjakan
perintahNya dan menjauhi laranganNya. Ayat ini turun ketika orang mukmin sangat ingin berjihad saat rasulullah saw.
mengutus satu pasukan, lalu mereka pergi dan meninggalkan Nabi saw. di Madinah bersama sedikit orang.

Dalam belajar agama atau ilmu syariat, perlu diperhatikan rujukannya dan siapa gurunya. Ibnu al-Mubarak,
sebagaimana dikutip oleh Imam Muslim mengatakan bahwa:

‫اِإلْس َناُد ِمَن الِّد يِن َو َلْو َال اِإلْس َناُد َلَقاَل َم ْن َش اَء َم ا َش اَء‬

Artinya: “Isnad adalah urusan agama. Kalau urusan isnad tidak diperhatikan, maka setiap orang bisa bicara apa saja
sekehendak hatinya”.

Berkaitan dengan pentingnya seorang guru, Syekh Abu Yazid pernah berkata:

‫من َلْي َس َلُه َش ْي ٌخ َفَش ْي ُخ ُه َش ْي َط اٌن‬

Artinya: “Barang siapa yang tidak mempunyai guru, maka guru nya adalah setan”

Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa pentingnya menuntut ilmu agama dengan memperhatikan rujukan dan
gurunya. Apabila salah memilih guru, maka akan mendapat kerugian.
A. Membaca Q.S. al-Muj±dalah ayat 11, Q.S. ar-Ra¥m±n ayat 33, Q.S. al-Alaq 1 – 5 dan Hadis tentang
Menuntut Ilmu
Alquran sebagai wahyu Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai sumber ilmu,
pedoman, petunjuk hidup dan sebagai sumber hukum pertama. Di antara ayat dari Alquran yang menjadi
pokok bahasan pada bab ini adalah Q.S. al-Muj±dalah ayat 11, Q.S. ar-Ra¥m±n ayat 33 dan Q.S. al-Alaq 1–5.
Adapun Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah Alquran yang berfungsi sebagai penguat dan penjelas
Alquran. Apabila di dalam Alquran tidak ditemukan dasar hukum sesuatu permasalahan, maka dasar hukum
itu dapat dicari dan digali melalui Hadis Nabi saw.
1. Q.S. al-Muj±dalah ayat 11
‫َٰٓي َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنٓو ۟ا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُحو۟ا ِفى ٱْلَم َٰج ِلِس َف ٱْف َس ُحو۟ا َي ْف َس ِح ٱُهَّلل َلُك ْم ۖ َو ِإَذ ا ِقيَل ٱنُشُز و۟ا َفٱنُشُز و۟ا َي ْر َف ِع ٱُهَّلل ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو۟ا ِمنُك ْم َو ٱَّلِذيَن‬
.‫ُأوُتو۟ا ٱْلِع ْلَم َد َر َٰج ٍتۚ َو ٱُهَّلل ِبَم ا َت ْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر‬

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis",
maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.S. Al-Mujadalah/58:11).

2. Q.S. ar-Ra¥m±n ayat 33

. ‫ٰي َم ْع َش َر اْلِج ِّن َو اِاْلْن ِس ِاِن اْس َت َط ْع ُتْم َاْن َت ْنُفُذ ْو ا ِمْن َاْقَط اِر الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َف اْنُفُذ ْو ۗا اَل َت ْنُفُذ ْو َن ِااَّل ِبُس ْلٰط ٍۚن‬
Artinya: Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan
bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).

3. Q.S. al-Alaq 1 – 5
‫اْق َرْأ ِباْس ِم َرِّبَك اَّلِذي َخ َلَق * َخ َلَق اِإْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍق * اْق َرْأ َوَرُّبَك اَأْلْك َرُم * اَّلِذي َع َّلَم ِباْلَق َلِم * َع َّلَم اِإْل ْنَس اَن َم ا‬
. ‫َلْم َيْع َلْم‬

Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

4. Hadis Nabi saw. tentang Menuntut Ilmu


a. Menuntut ilmu hukumnya wajib

)‫ َقاَل َر ُسْو ُل ِهللا َص ّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلم َط َلُب ْالِع ْلِم َفِر ْي َض ٌة َع َلى ُك ِّل ُمْس ِلٍم ( رواه ابن ماجه‬: ‫َع ْن َأَن ٍس َر ِض َى ُهللا َع ْن ُه َقاَل‬
Artinya: dari Anas ra., dia berkata; Rasulullah saw. bersabda: menuntut ilmu diwajibkan bagi
seluruh umat Islam. (HR. Ibn Majah)

b. Niat menuntut ilmu

‫ َت َب َّو َأ َم ْق َع َدُه ِمَن‬، ‫ َأْو َي ْص ِر ُف َأْع ُيَن الَّن اِس ِإَلْي ِه‬، ‫ َأْو ُيَم اِر ي ِب ِه الُّس َفَه اَء‬، ‫َم ْن َط َلَب اْلِع ْلَم ُيَب اِهي ِب ِه اْلُع َلَم اَء‬
)‫الَّن اِر (رواه الحاكم‬
Artinya: Barangsiapa menuntut ilmu hanya ingin digelari ulama, untuk berdebat dengan orang bodoh,
supaya dipandang manusia, maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. al-Hakim
dalam Mustadroknya).
c. Keutamaan menuntut ilmu
‫ َفُه َو ِفْي َس ِبْيِل اِهلل َح َّتى‬، ‫ ﷺ َم ن َخ َر َج ِفْي َطَلِب الِعْلِم‬،‫ َق اَل َرُس وُل الَّل ِه‬: ‫َو َعْن أنٍس َر ِض اُهلل َعْن ُه َق اَل‬
‫َي‬
) ‫َيْر ِج َع (رواُه التْر ِم ذُّي‬
Artinya: dari Anas bin Malik ra., dia berkata, Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang pergi menuntut
ilmu, maka dia berjuang di jalan Allah, sampai ia pulang. (HR. at-Tirmidzi).

‫ َمْن َس‬: ‫َو َعْن َأيِب الَّدرَدا َر َي اُهلل َعْنُه َقاَل ْعُت َرُسْو َل ا ﷺ َيُقْو ُل‬
d. Balasan bagi penuntut ilmu
‫َلَك َطريًق ا َتِغي ِفيِه‬ ‫ِهلل‬ ‫ِمَس‬ ‫ِء ِض‬
‫َيْب‬
) ‫عْلًم ا َس َّه َل اُهلل َلُه َطِر ْيًق ا ِإىَل اَجلَّنِة (رواُه الْرتِم ذُّي‬
Artinya: dari Abu ad-Darda’ ra., dia berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: siapa yang
menempuh perjalan untuk menuntut ilmu, Allah memudahkan jalannya ke surga. (HR. at-Tirmidzi).

B. Kandungan Q.S. al-Muj±dalah ayat 11, Q.S. ar-Ra¥m±n ayat 33, Q.S. al-Alaq 1 – 5 dan Hadis
tentang Menuntut Ilmu
1. Q.S. al-Muj±dalah ayat 11
Surah al-Mujadalah ayat 11 menjelaskan tentang perintah dan janji Allah swt. Perintah Allah yang
pertama berkaitan dengan adab menghadiri majelis (termasuk majelis ilmu dan majelis dzikir) yakni
berlapang-lapang dan memberikan kelapangan kepada orang lain agar bisa duduk di majlis itu.
Memberi kelapangan merupakan salah satu tuntunan akhlak, guna membina hubungan harmonis antar
sesama dalam satu majelis. Allah berfirman “Hai orang-0rang yang beriman, apa bila dikatakan
kepada kamu” oleh siapa pun: berlapang-lapanglah. Yaitu berupayalah dengan sungguh-sungguh
walau dengan memaksakan diri untuk memberi tempat orang lain dalam majlis-majlis yakni satu
tempat, baik tempat duduk maupun bukan tempat duduk, apabila diminta kepada kamu agar
melakukan itu maka lapangkanlah tempat untuk orang lain itu dengan suka rela. Jika kamu melakukan
hal tersebut, niscaya Allah akan melapangkan segala sesuatu buat kamu dalam hidup ini.
Perintah Allah swt. yang kedua adalah Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah.
Yang dimaksud di sini pindah ketempat lain untuk memberi kesempatan yang lebih wajar duduk atau
berada di tempat wajar pindah itu, atau bangkit melakukan suatu aktifitas positif seperti shalat dan
berjihad. Maka berdiri dan bangkit-lah, Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara
kamu wahai yang memperkenankan tuntunan ini.
Sedangkan janji Allah dalam ayat ini adalah Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Iman yang tidak disertai
ilmu dapat membawa seseorang terperosok dalam mengerjakan perbuatan yang dilarang agama.
Sebaliknya, orang yang berilmu dan tidak disertai dengan iman, maka ilmunya bisa membahayakan
dirinya sendiri ataupun orang lain. Orang yang beriman dan berilmu, jika tidak beramal saleh, maka
ilmunya tidak menghasilkan apa-apa.

2. Q.S. ar-Ra¥m±n ayat 33


Q.S. ar-Ra¥m±n ayat 33 menyeru kepada golongan jin dan manusia jika mereka sanggup menembus
atau melintasi penjuru langit dan bumi, mereka boleh mencoba melakukannya. Akan tetapi, mereka
tidak akan dapat melakukannya tanpa izin dari Allah swt.
Menurut sebagian ahli tafsir, sulthan pada ayat ini adalah ilmu pengetahuan. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan ilmu pengetahuan manusia dapat menembus ruang angkasa.
Adapun pesan atau ajaran yang terkandung pada Q.S. ar-Ra¥m±n ayat 33 adalah:
Pertama, Allah swt. memberi keleluasaan kepada golongan jin dan manusia agar mereka mau dan
manpu bergerak maju dan berkarya. Mereka ditantang untuk menembus gugusan langit dan bumi. Hal
itu bisa dilaksanakan apabila mereka terlebih dahulu menguasai ilmu dan teknologiyang berkaitan
dengannya.
Kedua, ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan terwujudnya kesuksesan dan kemudahan-
kemudahan hidup di dunia.
Ketiga, Allah swt. telah menganugerahkan kepada manusia akal, yang tidak diberikan kepada makhluk
lain, sehingga manusia bisa berpikir kritis dan logis.
Keempat, Alquran mengajak dan membantu akal pikiran manusia untuk melakukan terobosan
terhadap batas penghalang dari alam materi dengan cara menyelidikinya.

3. Q.S. al-Alaq 1 – 5
Surah al-Alaq dimulai dengan iqra artinya membaca. Perintah membaca tersebut tidak mengharuskan
membaca suatu teks tertulis sebagai bahan bacaan, melainkan juga berbagai keadaan dalam
kehidupan. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Bismi (dengan nama) makna
pelaksaannya adalah setiap membaca apapun, maka harus diserta dengan nama Tuhanmu.
Allah yang Telah menciptakan manusia dari ‘alaq. ayat ini memperkenalkan Tuhan yang disembah
oleh manusia. Kata insan (manusia) menujukkan makna untuk memberikan gambaran sepintas tentang
potensi manusia atau sifat mahluk, yaitu memiliki sifat salah dan lupa.
Karena manusia memiliki sifat salah dan lupa, maka perlu melakuan pengulangan dalam membaca.
Sesuai dengan ayat selanjunya, Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Pemurah. Secara potensial,
manusia telah dibekali dengan keragaman kemampuan yang memungkinkan untuk membaca sehingga
menghasilkan aneka pengetahuan dan kemajuan budaya yang pada giliranya dapat mempengaruhhi
aktualitas potensi manusia.
Ayat ke 4 dan ke 5, Yang mengajarkan dengan pena, mengajar manusia apa yang belum diketahuinya,
Pena (al-qalam) mengandung arti segala hal yang berfungsi untuk mendokumentasikan hasil
pengetahuan dari membaca. Dengan adanya pena capaian pengetahuan dapat disampaikan dan
ditranformasikan dari satu ke generasi yang lainya dan dari satu kawasan ke kawasan yang lain.
Dengan etos membaca di sinilah bisa melahirkan sebuah keilmuan yang akan membuat pandai.

4. Hadis tentang Menuntut Ilmu


Menuntut ilmu adalah suatu usaha untuk mendapatkan pengetahuan dengan cara membaca, menelaah,
meneliti, memperhatikan dan mendengar. Agama memerintahkan kepada kita untuk menuntut ilmu,
karena dapat menjadikan hidup kita semakin teratur dan terarah.
Dalam menuntut ilmu hendaknya diawali dengan niat. Syekh Al-Zarjuni dalam kitabnya Ta'limul
Muta'allim menekankan niat dalam menuntut ilmu itu harus didasari keikhlasan. Menuntut ilmu
dilakukan untuk mencari rida Allah swt. dan kehidupan akhirat, menghilangkan kebodohan dari diri
sendiri dan diri orang bodoh lainnya, menghidupkan agama, dan melanggengkan Islam.
Selain itu, seorang pelajar hendaknya berniat untuk mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan.
Pelajar harus menghilangkan niat untuk dikagumi manusia, mencari kenikmatan dunia, kehormatan,
dan semacamnya. Menurutnya, menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah.

C. Memiliki Perilaku Mencerminkan Isi Kandungan Q.S. al-Muj±dalah ayat 11, Q.S. ar-Ra¥m±n ayat
33, Q.S. al-Alaq 1 – 5 dan Hadis tentang Menuntut Ilmu
Untuk mencapai kesuksesan dan kebahagian diperlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit,
baik tenaga, pikiran, waktu dan biaya. Yakinlah bahwa cita-cita kamu akan tercapai apabila tetap
berkomitmen yang tinggi dalam perjuangan dan pengorbanan untuk menuntut ilmu.
Ada banyak contoh prilaku yang menunjukkan semangat menuntu ilmu yang tinggi, yaitu:
1. Rajin membaca. Membaca akan membuka wawasan kamu terhadap dunia ini. “Buku adalah jendela
dunia”
2. Bertanya kepada orang lain, jika kamu mengalami kesulitan. “Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui” (an-Nahl ayat 43). Bertanya merupakan
pembuktian kekurangan, yang bisa mengurangi sifat sombong dan ‘ujub dalam diri kamu.
3. Mengulang pelajaran. Untuk mencapai prestasi diperlukan pengulangan pelajaran dengan tekun dan
ulet.
4. Berfikir kreatif. Hal ini dapat ditunjukkan dengan berani mencoba hal-hal baru yang belum pernah
dicoba orang lain.
5. Menulis. Tulislah hal-hal yang kamu anggap penting agar bisa dipelajari kembali. “ Ikatlah ilmu
dengan tulisan” (HR. ath-Thabarani)
WAWASAN ISLAMI
Membaca Alquran merupakan ibadah bagi umat Islam. Wajib belajar membacanya sesuai tajwid dan
makharijul huruf. Disyariatkan untuk membacanya dengan baik dan benar, men-tadabburi-maknanya,
mengamalkan isi pesan dan kandungan perintahnya dan menjauhi larangannya, serta mendakwahkannya
kepada orang yang belum mengetahuinya.
Surga sangat merindukan pembaca Alquran. Ia (Alquran) akan menjadi syafaat tersendiri bagi pembaca,
manakala pembaca tersebut bisa mengimplementasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dan ajaran
yang terkandung di dalamnya.
Di dalam sebuah hadis yang berasal dari ‘Aisyah, Rasulullah saw. bersabda: Orang yang mahir
membaca Alquran maka ia akan dikumpulkan bersama malaikat pencatat yang mulia lagi berbakti.
Sedangkan orang yang membaca Alquran dengan terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya
maka ia akan mendapat dua pahala (HR. al-Bukhari-Muslim).
Di dalam hadis yang lain, dari Ibn Mas‘ud ra., Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja membaca satu
huruf dari Kitabullah (Alquran), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan
dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif
satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf,” (HR. at-Tirmidzi).
Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkan Alquran (HR. al-
Bukhari-Muslim).

AMALAN SISWA
1. Tulislah Q.S. al-Muj±dalah ayat 11, Q.S. ar-Ra¥m±n ayat 33, dan Q.S. al-Alaq 1 – 5 beserta arti masing-
masing ayat!
2. Hafalllah Q.S. al-Muj±dalah ayat 11, Q.S. ar-Ra¥m±n ayat 33, Q.S. al-Alaq 1 – 5 beserta artinya!
3. Tulislah pemahaman kamu terhadap arti ketiga ayat tersebut!
4. Buatlah Tanya jawab dan kesimpulan dari hasil percobaan ini!

USWATUN HASANAH

Imam asy-Syafi'i (150-204 Hijriyah) bernama asli Muhammad bin Idris bin ‘Abbas bin ‘Utsman bin asy-
Syafi‘ bin Saib bin Abu Yaid bin Hasyim bin ‘Abd al-Muthalib bin ‘Abd al-Manaf bin Qushai.
Muhammad bin Idris adalah seorang anak yatim, tidak mempunyai harta yang banyak untuk biaya
belajar. Ia pelajar yang miskin, yang belanjanya hanya diberi oleh ibunya yang dalam serba kekurangan.
Sejak kecil dikenal memiliki kecerdasan luar biasa hingga menjadi seorang ulama besar pendiri Mazhab
asy-Syafi'i.
Pada usia 9 tahun, Imam asy-Syafi'i sudah hafal Alquran dengan lancar dan di usia 10 tahun sudah hafal
kitab al-Muwaththa’ karangan Imam Malik. Di usia 15 tahun, sudah diberi izin gurunya Muslim bin
1. Dari uraian kisah di atas, hal apa yang dapat kamu simpulkan?
2. Buatlah kesimpulannya dan kumpulkan kepada guru.
3.
Rangkuman
1. Menuntul ilmu hukumnya wajib bagi umat Islam dan dalam menuntut ilmu harus didasari keikhlasan
untuk mencari ridho Allah swt., serta untuk menghilangkan kebodohan.
2. Dalam belajar agama atau ilmu syariat, perlu diperhatikan rujukannya dan siapa gurunya.
3. Orang yang beriman dan berilmu, jika tidak beramal saleh, maka ilmunya tidak menghasilkan apa-apa.
4. Allah akan meninggikan derajat orang yang beriman, berilmu dan beramal saleh beberapa derajat. Iman
yang tidak disertai ilmu dapat membawa seseorang terperosok dalam mengerjakan perbuatan yang
dilarang agama. Sebaliknya, orang yang berilmu dan tidak disertai dengan iman, maka ilmunya bisa
membahayakan dirinya sendiri ataupun orang lain.
5. Allah swt. telah menganugerahkan akal kepada manusia dan memberi kesempatan untuk menembus
gugusan langit dan bumi dengan ilmu dan teknologi.

Ulangan Akhir Bab 1

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c dan d pada jawaban yang paling tepat.
1. Maksud potongan ayat ini ‫ َي ْر َف ِع ٱُهَّلل ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو۟ا ِمنُك ْم‬adalah . . . .
a. Allah akan mengangkat derajat orang beriman darimu
b. Allah akan memasukkan orang beriman dan berilmu ke surge
c. Allah memerintahkan orang beriman untuk menuntut ilmu
d. Allah akan memasukkan orang beriman ke surga
2. ‫يَٓأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنٓو ۟ا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُحو۟ا ِفى ٱْلَم َٰج ِلِس َف ٱْف َس ُحو۟ا َي ْف َس ِح ٱُهَّلل َلُك ْم ۖ َو ِإَذ ا ِقيَل ٱنُشُز و۟ا َف ٱنُشُز و۟ا َي ْر َف ِع ٱُهَّلل ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو۟ا ِمنُك ْم َو ٱَّلِذيَن‬
‫ُأوُتو۟ا ٱْلِع ْلَم َد َر َٰج ٍتۚ َو ٱُهَّلل ِبَم ا َت ْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر‬. Ayat tersebut menjelaskan tentang . . . .
a. Berlapang-lapang dan memberikan kelapangan
b. Janji dan perintah Allah swt.
c. Adab menghadiri majelis (baik majelis ilmu dan majelis dzikir)
d. Memberikan kelapangan kepada orang lain agar bisa duduk di majlis itu.
3. Memuntut ilmu wajib bagi orang beriman . . . .
a. Laki-laki c. Baligh
b. Perempuan d. Seluruh umat
‫ُك‬ ‫َل‬ ‫ٌة‬ ‫ْل‬ ‫ْا‬ ‫َل‬ ‫َط‬
4. ‫ ُب لِع ِم َف ِر ْي َض َع ى ِّل ُمْس ِلٍم‬Maksud hadis adalah . . . .
a. Menuntut ilmu akan memudahkan jalan ke surga
b. Menuntut ilmu akan mendapat kebahagiaan
c. Menuntut ilmu berjuang di jalan Allah swt.
d. Menuntut ilmu kewajiban bagi setiap muslim
5. Kewajiban menuntut ilmu harus diimplementasikan dengan niat . . . .
a. Sungguh-sungguh untuk mendapat nilai bagus
b. Sungguh-sungguh untuk mendapat juara kelas
c. Sungguh-sungguh untuk mendapat perhatian dari guru dan orang tua
d. Sungguh-sungguh untuk mendapat rida Allah swt.
6. Arti ayat : ‫ اْق َرْأ َوَرُّبَك اَأْلْك َرُم‬adalah . . . .
a. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
b. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
c. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
d. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
7. Hadis : ‫ َت َب َّو َأ َم ْق َع َدُه ِمَن‬، ‫ َأْو َي ْص ِر ُف َأْع ُيَن الَّن اِس ِإَلْيِه‬، ‫ُيَم اِر ي ِبِه الُّس َف َه اَء‬ ‫ َأْو‬، ‫َم ْن َط َلَب اْلِع ْلَم ُيَب اِهي ِبِه اْلُع َلَم اَء‬
‫ الَّن اِر‬menjelaskan tentang . . . .
a. Penuntut ilmu karena ingin digelari ulama, berdebat untuk dipandang akan masuk neraka.
b. Penuntut ilmu harus pintar supaya dipandang manusia dan bahagia dunia akhirat
c. Penuntut ilmu harus sungguh-sungguh supaya pintar dan bisa bersaing
d. Penuntut ilmu harus jadi ulama, bisa berdebat supaya dipandang manusia
‫َلَك َطريًق ا َتِغي ِفيِه عْل ا َّه ا َل َطِر ًق ا ِإىَل ا َّنِة‬
8. Arti hadis :
‫َجل‬ ‫ًم َس َل ُهلل ُه ْي‬ ‫َيْب‬ ‫َمْن َس‬ adalah . . . .
a. Orang yang menempuh jalan, diberi Allah jalannya ke surga
b. Orang yang berjalan suatu jalan, diberi Allah jalannya ke surga
c. Siapa yang menempuh perjalan untuk menuntut ilmu, Allah memudahkan jalannya ke surga.
d. Siapa yang menempuh perjalan, Allah memudahkan jalannya ke surga.
9. Niat yang benar dalam menuntut ilmu adalah . . . .
a. Ikhlas c. Menghidupkan agama
b. Terhindar dari kebodohan d. Mencari rida Allah swt.
10. Allah swt. telah menganugerahkan akal kepada manusia dan memberi kesempatan untuk menembus
gugusan langit dan bumi dengan . . . .
a. Ilmu c. Kekuatan
b. Teknologi d. Ilmu dan teknologi

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!


1. Surah al-Mujadalah ayat 11 menjelaskan tentang perintah dan janji Allah swt. Tuliskan perintah dan
janji Allah tersebut!
2. Bagaimana cara manusia agar diangkat Allah swt. derajatnya?
3. Bagaimana hukumnya orang Islam yang tidak mau menuntut ilmu?
4. Jelaskan apa cara yang dilakukan umat Islam agar tidak kalah dalam penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan dengan negara lain!
5. Tuliskan landasan hukum, niat dan tujuan menuntut ilmu!

Anda mungkin juga menyukai