AMR DI INDONESIA

SITUASI SEKARANG DAN PERKEMBANGAN PPRA

ANIS KARUNIAWATI
HARRY PARATHON
KO M I T E P E N G E N D A L I A N R E S I S T E N S I A N T I M I K R O B A ( K P R A ) - KEMENKES RI
PERMENKO PMK no.7/2021Tentang RAN 2021-2024

SITUASI AMR DI INDONESIA

2022
 Resistance of top 3 pathogens
(isolated from blood specimen)
Bacteria 3rd Cephalosporine (%R) Fluroquinolone (%R) Carbapenems (%R)
2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021
Escherichia coli 62% 67% 61% 54% 66% 63% 6% 4% 4%

Klebsiella
62% 74% 59% 35% 53% 50% 12% 16% 20%
pneumoniae
Acinetobacter
- - - - - - 24% 44% 56%
baumannii
Surveilans AMR 2021, PAMKI
RS Awal Bros (RSAB) Pekanbaru RS St. Carolus
RS Bhayangkara Tk 1 Raden Said Sukanto POLRI RS Universitas Gadjah Mada
RS EKA BSD RS Universitas Hasanuddin
RS Eka Hospital Bekasi RS Universitas Indonesia
RS Eka Hospital Cibubur RS Wava Husada Kepanjen Malang
RS Eka Hospital Pekanbaru RSI A. Yani Surabaya
RS Grandmed RSI Siti Hajar Sidoarjo
RS Hermina Bekasi *RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
RS Husada Jakarta RSU Payangan
RS Mayapada Jakarta Selatan RSU Sanjiwani
RS MRCCC Siloam Hospital Semanggi RSUD Bali Mandara
RS Panti Rapih Yogyakarta RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Prov. Lampung
RS Paru M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor RSUD dr. Iskak Tulungagung
RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
RS PKU Muhammadiyah Surakarta *RSUD Dr. Kariadi
RS Premier Bintaro *RSUD Dr. Moewardi Surakarta
RS Pusat Pertamina *RSUD Dr. Saiful Anwar
RS Royal Taruma *RSUD Dr. Soetomo Surabaya
RS Santa Maria Pekanbaru RSUD Kota Yogyakarta
RS Santosa Bandung Sentral RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar
RS Sari Asih Cipondoh RSUD ULIN Banjarmasin
RS Sari Asih Ciputat *RSUD Zainoel Abidin
RS Sari Asih Sangiang *RSUP dr. M. Djamil
RS Sari Asih Serang RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
RS Siloam Yogyakarta *RSUP H. Adam Malik

*data sudah tergabung GLASS 2019-2021

PATOGEN PRIORITAS UNTUK PENGEMBANGAN OBAT

GLOBAL CRITICAL HIGH MEDIUM

• M.tuberculosis • Acinetobacter • Enterococcus • S.pneumoniae PNS

baumannii CR faecium VR • Haemphillus
• Pseudomonas • Helycobacter pylori influenzae AR
aeruginosa CR CLR-R • Shigella sp. FQ-R
• Enterobacteriales • Salmonella sp FQ-R
Ceph3R dan CR • S.aureus VR dan
MR
• Campylobacter FQ-
R
• N.gonorrhoeae
Ceph3-R; FQ-R

The Journal of Antibiotics (2020) 73:329–364

 PATOGEN PRIORITAS - WHO
Spesimen: darah Spesimen: urin

Jumlah RS: 16 RS Kelas A, 30 RS Kelas B dan 5 RS Kelas C.

• 96 (96%) produced Metalobetalactamase (MBL) → blaNDM positive
4861 Urine specimens→ 700 GNB
resistant to 3rd gen Cephalosporin
and/or IPM or MEM

• From 700 GNB:

• 116: Non-susceptible to IPM or
MEM
• 22 among 116 are CR-GNB → 4
strains produced ESBL
 Challenge against blaNDM-1-bacteria
Comparative antibiotic sensitivity in blaNDM-1-
Expected activity of β-lactams against common β-lactamase
positive bacteria and blaNDM-1-negative bacteria

Mulla, S. et al. Int J Appl Basic Med Res. 2016 Jan-Mar; 6(1) The Journal of Antibiotics (2020) 73:329–364
 Gonococcal Resistance to
Antimicrobials Surveillance Penurunan kepekaan N.gonorrhoeae
Programme (GRASP 2020) – terhadap ceftriaxon
England and Wales

UK Health Security Agency. June 2021

 Report from BPOM (FDA Indonesia)
Percentage of qualified antimicrobials in circulation:
◦ Target 2024: 98%
◦ Achievement 2022: 99.97% (N=3030 samples)

Sales of antibiotics without prescription (Pharmacies): 72.32%

The client who bought antibiotics:
◦ Patients
◦ Midwifes: 6.38%
◦ Doctors: 2.66%
◦ Nurses: 1.37%

The highest number of antibiotics sold (with and without prescription):

◦ Amoxicillin; Cefadroxil; Cefixime

Presented by Ferry Tri A., BPOM on ASP’s talk: One health approach on AMR. 23 November 2022
 Antibiotics Prescribing Monitoring at
Primary Health Care Centers, Indonesia

Acute respiratory infections

non-pneumonia Diarrhoea non specific
Target 2024: ≤20% Target 2024: ≤8%

-Juni
Limato, R., et al. 2021. JAC Antimicrob Resist doi:10.1093/jacamr/dlab047
 cv cv

Limato, R., et al. 2021. JAC Antimicrob Resist doi:10.1093/jacamr/dlab047

 Random effects model meta-analysis for consumption and prescribing appropriateness, effect
direction analysis for antimicrobial stewardship (AMS) interventions, and qualitative synthesis for
perception surveys (year 2000-2021; 97 studies, 100 reports)
The most consumed antibiotics in
◦ inpatients: Ceftriaxone, levofloxacin, and ampicillin
◦ outpatients: amoxicillin, ciprofloxacin, and cefadroxil
Pooled estimates for overall appropriate prescribing (according to Gyssens method):
◦ Hospitals: 33.5%
◦ Primary care: 49.4%
Pooled estimates for appropriate prescribing (according to reference guidelines):
◦ Hospitals: 99.7% for indication, 84.9% for drug choice, and 6.1% for overall appropriateness
◦ Primary care: 98.9% for indication, 82.6% for drug choice and 10.5% for overall appropriateness.

The Lancet Regional Health - Southeast Asia 2022;2: 100013 https://doi.org/10.1016/j.lansea.2022.05.002

www.thelancet.
 ESBL producing E. coli across sector

cv cv
cv cv

ESBL producing E.coli 40% 57,7% 67,1% 12,8%

Average E.coli 2,0x108 CFU/100ml 20

 Perkembangan PPRA

World Health Assembly Keynote speech, 20 May 2019

 STRATEGI 3:REGULASI PENGENDALIAN AMR DI INDONESIA
Coordinating Minister
for Human
MOH Decree No. Development and
MOH Regulation No. MOH Regulation Antimicrobial MOH Regulation No
6460/2021 : Culture Regulation No.
8/2015 : No.28/2021 : Stewardship 1128/2022 Hospital
National AMR 7/2021
AMR Control Antibiotics Use Program in Hospital Accreditation
Control Committee Guideline AMR National Action
Program in Hospital Guideline Plan 2020-2024
Standard
2017-2019
 RENCANA AKSI NASIONAL AMR 2020-2024
TUJUAN STRATEGIS
1. meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pengendalian
resistensi antimikroba melalui komunikasi efektif, pendidikan, dan
pelatihan;
2. meningkatkan pengetahuan dan bukti ilmiah melalui surveilans
dan penelitian;
3. mengurangi insidens infeksi melalui tindakan sanitasi, higiene,
serta pencegahan dan pengendalian infeksi;
4. mengoptimalkan penggunaan antimikroba pada manusia,
hewan, ikan, dan tanaman;
5. membangun investasi untuk menemukan tata cara pengobatan,
metode diagnostik, dan vaksin baru dalam upaya mengurangi
berkembangnya masalah resistensi antimikroba;
6. membangun tata kelola dan koordinasi terpadu dalam rangka
pengendalian resistensi antimikroba.
 Mekanisme koordinasi gugus tugas
Ketua : Menko PMK
Hubungan kerja antara pengarah dan
pelaksana bersifat arahan dan instruksi Pengarah : Para Menteri Anggota : Menkes, Mentan, MenKP, Mendagri, Menkeu,
Mendikbud, MenLHK, Menhan, KaBappenas, KaBPOM,

Penunjukan Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes sesuai

Ketua : Dirjen Pelayanan Kesehatan, Kemenkes
dengan amanat Inpres No. 4/2019, di mana Kemenkes menjadi
Koordinator dalam penyelenggaraan implementasi penuh RAN Pelaksana : Para Eselon 1 Anggota : Para eselon I lintas K/L
PRA secara komprehensif dan terintegrasi

Dibentuk dengan Kepmenko melalui

usulan Deputi III Menko PMK Panel Ahli

Sekretariat bersifat ex-officio yang secara fungsional dikoordinasikan oleh Hubungan kerja sekretariat beersifat
salah satu unit kerja di lingkungan Kementerian yang menyelenggarakan Sekretariat fasilitatif dan akomodatif
urusan pemerintahan di bidang kesehatan

Dibentuk dengan Keputusan Dirjen Terdiri dari Koordinator dan

Pokja Pokja
Pelayanan Kesehatan selaku Ketua anggota Pokja yang ditugaskan
Kapasitas Pokja Pokja Lainnya
Pelaksana Gugus Tugas oleh Anggota Pelaksana (Lintas K/L
Sumber Surveilans Intervensi (sesuai
dan dapat melibatkan mitra kerja)
Daya kebutuhan)

Hubungan kerja kelompok kerja bersifat koofinatif fungsional

 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
NOOR HK.02.02 / 1 /4126 /2022
Kelompok Kerja Gugus Tugas Pengendalian Resistansi Antimikroba Tahun 2022-2024

DIRJEN YANKES
KETUA

• DIR. MUTU YANKES-KEMENKES

• DIR KESWAN. KEMENTAN

KELOMPOK KERJA KELOMPOK KERJA KELOMPOK KERJA KELOMPOK KERJA

SUMBER DAYA SURVEILLANS INTERVENSI ADVOKASI
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor HK.01.07/MENKES/6460/2021
Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba

PENASEHAT
PELINDUNG
DAN
MENKES
PENGARAH

SEKRETAR
KETUA
IS

POKJA POKJA
POKJA POKJA
PENGENDALIAN PENATAGUNAAN
AWARENESS SURVEILLANS
INFEKSI ANTIMIKROBA
PENATAGUNAAN
ANTIMIKROBA TUJUAN STRUKTUR ORGANISASI
DI RUMAH SAKIT

• Mencegah dan
mengendalikan resistensi
antimikroba
• Meningkatkan kualitas
penggunaan antimikroba
• Meningkatkan
kesembuhan pasien
(patient’s outcome), serta
meningkatkan mutu
pelayanan dan
PGA
keselamatan pasien
(patient’s safety)
INDIKATOR DAN TARGET RAN
AMR 2020-2024 99,97%

100%

2021
24.18%
60%

20.97%

77.64%

30
 KEGIATAN PRA SEKTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Rapat Monitoring Evaluasi Capaian Indikator RAN PRA Tahun 2020-2024 dan Rencana Kerja PRA Tahun 2022
KEGIATAN PRA SEKTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Rapat Monitoring Evaluasi Capaian Indikator RAN PRA Tahun 2020-2024 dan Rencana Kerja PRA Tahun 2022
KEGIATAN PRA SEKTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Rapat Monitoring Evaluasi Capaian Indikator RAN PRA Tahun 2020-2024 dan Rencana Kerja PRA Tahun 2022
KEGIATAN PRA SEKTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Rapat Monitoring Evaluasi Capaian Indikator RAN PRA Tahun 2020-2024 dan Rencana Kerja PRA Tahun 2022
KEGIATAN PRA SEKTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Rapat Monitoring Evaluasi Capaian Indikator RAN PRA Tahun 2020-2024 dan Rencana Kerja PRA Tahun 2022
 CALL TO ACTION ON AMR 2022
1. We call for reaffirmed commitment from G20 Member States to lead by example and implement our own AMR
National Action Plans (NAPs) across all sectors, in line with the Global Action Plan on AMR and to consider the
integration of AMR action track of the OH JPA when updating NAPs.
2. We call for Member States to address AMR with One Health AMR surveillance implementation and
contribute to achieving the SDGs.
3. We call for collaboration on strengthening surveillance systems among G20 countries.
4. We call for commitment to enhance the coverage and quality of diagnosis of infections and resistant
infections at all levels of the health system among the G20 countries.
5. We call upon the United Nations Secretary General and the Quadripartite to establish the Independent Panel
on Evidence for Action against AMR, as recommended by the IACG, with a scope agreed by UN Member
States.
6. We call for strengthened engagement with the Global AMR R&D Hub, OECD, the Quadripartite and
other international antimicrobial research and development organizations whenever possible and relevant.
7. We call for improved infectious disease prevention and control.
8. We call for the advancement of antimicrobial stewardship as a priority area across the One Health
spectrum.
TANTANGAN
a. Penerapan kebijakan dan peraturan
b. Penerapan kolaborasi multisektor (pendekatan one health)
masih belum optimal
c. Biaya pemeriksaan mikrobiologi tidak selalu ditanggung
dengan biaya BPJS
d. Pandemi COVID-19:
▪ penggunaan antibiotik yang meningkat
▪ kepatuhan pemeriksaan mikrobiologi menurun
▪ anggaran fokus pada penanganan pandemic
e. Surveilans berbasis komunitas: N.gonorrhoeae, M.leprae
TANTANGAN
f. Sumber daya terbatas:
• RS yang menyediakan Laboratorium Mikrobiologi dengan kualitas baik masih
terbatas. Lab mikrobiologi dianggap cost center (persepsi diubah menjadi tempat
“cost saving”)
• Reagen: mahal dan tidak tersedia
• Jumlah SDM yang kurang: SpMK, SpFK, Farmasi Klinik, Klinisi konsultan infeksi
g. Perlunya sistem rujukan pemeriksaan mikrobiologi yang terjangkau dari semua
wilayah
h. Antimikroba:
• Distribusi: toko obat, warung
• Penjualan tanpa resep
• Profesi selain dokter yang masih meresepkan antimikroba
• Beberapa jenis antibiotik tidak tersedia tapi masih sangat berguna: kotrimoksasol IV,
polimiksin E, nitrofurantoin, dsb.
 ANTIBIOTIK
GUNAKAN ANTIBIOTIK SECARA BIJAK
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/6460/2021
TENTANG
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/6460/2021
TENTANG
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/6460/2021
TENTANG
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/6460/2021
TENTANG
KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA