Anda di halaman 1dari 44

WORKSHOP “PERAN APOTEKER DALAM MENINGKATKAN MUTU

PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) SESUAI


STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT KEMENKES RI”

PPRA
L. ENDANG BUDIARTI
HISFARSI PD IAI NUSA TENGGARA BARAT
23-24 JULI 2022

90 mnt
Nama Lengkap : Dra. Louisa Endang Budiarti,M.Pharm.,Apt
Tempat, Tangal Lahir Semarang : Blora, 12 Agustus 1964

cv Alamat Sekarang
Telepon
e-mail
: Kadisoka RT005/RW002 Purwomartani, Sleman
: 081391027999
: endang.budi64@gmail.com

Master Farmasi Kinik, USM, 1997


Apoteker, UGM, 1989
Sarjana Farmasi, UGM, 1988

Apoteker klinis, 200-sekarang


Koordinator Pusat Peracikan Obat, 2014-sekarang
Audit mutu Internal, 1997-sekarang
Surveior KARS

ORGANISASI :
HISFARSI, PP, 2020-2023, Koord Bidang Farmasi KLinik
IAI, PP, Sub Bid Advance&Spesialis

STAF PENGAJAR PARUH WAKTU :


MMF, UGM LEB
L
ENDAN
G
BUDIA
OUTLINE
› PENGANTAR
› PROGRAM PPRA
– SDM
– FASILITAS
– SPO
› PENATAGUNAAN ANTIMIKROBA
› Third level
– Fourth level
› Fifth level
PKPO 8
Rumah sakit menyelenggarakan program pengendalian resistansi antimikroba
(PPRA) sesuai peraturan perundang-undangan.

Elemen Penilaian PKPO 8


› a. Rumah sakit menetapkan kebijakan pengendalian resistansi
antimikroba sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
› b. Rumah sakit menetapkan komite/tim PPRA dengan melibatkan unsur
terkait sesuai regulasi yang akan mengelola dan menyusun program kerja
program pengendalian resistansi antimikroba dan bertanggungjawab
langsung kepada Direktur rumah sakit,
› c. Rumah sakit melaksanakan program kerja sesuai maksud dan tujuan.
› d. Rumah sakit melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan PPRA
sesuai maksud dan tujuan.
› e. Memiliki pelaporan kepada pimpinan rumah sakit secara berkala dan
kepada Kementerian Kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan
ANTI MICROBIAL RESISTANCE
L.ENDANG BUDIARTI 6
Resistant bacteria of international concern
antibiotic MISUSE or OVERUSE or UNDERUSE

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK -RESISTENSI

There have even been reports of resistance before some newer


antimicrobials have been approved for human use

2012 : 109 →phase 2 (31) → Phase 3 (9) → ?


Figure 3. Time lag between an antibiotic being introduced to
clinical use and the first appearance of resistance (27)
Resisten bacteria of international concern
Escherichia coli Resistance to third-generation cephalosporins;
Resistance to fluoroquinolones
Klebsiella pneumoniae Resistance to third-generation cephalosporins;
Resistance to carbapenems
Staphylococcus aureus Resistance to meticillin (MRSA)
Streptococcus pneumoniae Resistance, or non-susceptibility, to penicillin
Non-typhoidal salmonella (NTS) Resistance to fluoroquinolones
Shigella species Resistance to fluoroquinolones
Neisseria gonorrhoeae Decreased susceptibility to third-generation
cephalosporins
Enterococcus faecalis Resistance to vancomycin (VRE), to aminopenicillins
Pseudomonas aeruginosa Resistance to carbapenems, to amikacin, to
ceftazidime
Acinetobacter baumannii Resistance to carbapenems, to third-generation
cephalosporins
Di Indonesia : AMRIN STUDY (2000-2005)
MASYARAKAT Ampisilin 34%
(N= 2494)
Resisten
Cotrimoksazole 29%
E.Coli 43% Chloramphenicol 25%

PASIEN Ampisilin 73%


(N=781)
Resisten Cotrimoksazole 56%
E.Coli 81% Ciprofloksasin 22%
Gentamisin 18%
L.ENDANG BUDIARTI 11
Masalah Penggunaan Antibiotik

› BAKTERI RESISTEN
› Missuse
› Overuse
› Underuse
› Mekanisme
• Efflux
•Degradation enzim
• Altering enzim
• Biofilm
L.ENDANG BUDIARTI 12
The solution to the current approaches to
antimicrobial resistance :

to preserve the effectiveness of the


drugs presently available by
antibiotic stewardship

to limit the spread of resistance


and to maximize hospital infection-
control practices,. (WHO)

L.ENDANG BUDIARTI 13
REGULASI

L.ENDANG BUDIARTI 14
STRATEGI PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIBIOTIK
Pengendalian
berkembangnya mikroba :
Penggunaan antibiotic secara
bijak

Mencegah penyebaran : taat


prinsip PPI
Tahap : penggunaan antibiotiK bijak
a. meningkatkan pemahaman dan ketaatan staf medis fungsional dan tenaga
kesehatan dalam penggunaan antibiotik secara bijak
b. meningkatkan peranan pemangku kepentingan di bidang penanganan
penyakit infeksi dan penggunaan antibiotik
c. mengembangkan dan meningkatkan fungsi laboratorium mikrobiologi dan
laboratorium penunjang lainnya yang berkaitan dengan penanganan
penyakit infeksi
d. meningkatkan pelayanan farmasi klinik dalam memantau penggunaan
antibiotik
e. meningkatkan pelayanan farmakologi klinik
f. meningkatkan penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terpadu;
g. surveilans pola penggunaan antibiotic
h. surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya terhadap
antibiotik L.ENDANG BUDIARTI 16
Prinsip PPI
› Peningkatan kewaspadaan standar : Hand Hygiene, APD,
dekontaminsai, pengendalian lingkungan…
› Pelaksanaan kewaspadaan transmisi
– Kontak
– Droplet
– Udara ( airborne)
– Common vehicle (makanan,alat, peralatan, air, obat)
– Vektor
› Dekolonisasi pengidap mikroba resisten ex: mupirocin pada
MRSA
› Penangnan KLB mikroba resisten
KPRA

Kebijakan,
Panduan
Penggunaan
AB
Program
PPRA
Pelaksanaan
PGA

Pelaksanaan
PPI
Kebijakan Pengendalian resistensi antimikroba
Tugas
dan Panduan Penggunaan antibiotik

Fungsi Program pengendalian Resistensi antimikroba

Evaluasi pelaksanaan program


KPRA
Forum kajian terintegrasi

Surveilans pola penggunaan antibiotic

Surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan yg masih peka

Penelitian

Pelaporan akhir tahun program kepada Direktur →Dikes Prop/Kota


Regulasi
Evaluasi pelaksanaan program
› Penggunaan AB :
– Audit kuantitas penggunaan AB
– Audit kualitatis penggunaan AB
› Pemantauan multiresisten AB :
– surveilans mikroba multiresisten

iNDIKATOR

1. PERBAIKAN KUANTITATIS ANTIBIOTIK


2. PERBAIKAN KUALITAS PENGGUNAAN AB

5 3. PERBAIKAN KEPEKAAN AB, PENURUNAN POLA


RESISTENSI
4. PENURUNAN KEJADIAN INFEKSI MIKROBA
MULTIRESISTEN
5. PENINGKATAN MUTU PENANGNAN KASUS INFEKSI
Audit kuantitatif
Untuk memperoleh data yang baku dan dapat diperbandingkan dengan data di tempat lain,
maka badan kesehatan dunia (WHO) menganjurkan klasifikasi penggunaan antibiotik secara
Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) Classification dan pengukuran jumlah penggunaan
antibiotik dengan defined daily dose (DDD)/100 patient-days
Defined daily dose (DDD) adalah
› dosis harian rata-rata antibiotik yang digunakan pada orang
dewasa untuk indikasi utamanya.
Audit kualitatif
Standar PKPO 8.1
Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan penggunaan antimikroba secara
bijak berdasarkan prinsip penatagunaan antimikroba (PGA)

Elemen Penilaian PKPO 8.1


› a. Rumah sakit melaksanakan dan mengembangkan penatagunaan
antimikroba di unit pelayanan yang melibatkan dokter, apoteker,
perawat, dan peserta didik.
› b. Rumah sakit menyusun dan mengembangkan panduan praktik
klinis (PPK), panduan penggunaan antimikroba untuk terapi dan
profilaksis (PPAB), berdasarkan kajian ilmiah dan kebijakan rumah
sakit serta mengacu regulasi yang berlaku secara nasional. Ada
mekanisme untuk mengawasi pelaksanaan penatagunaan
antimikroba.
› c. Rumah sakit melaksanakan pemantauan dan evaluasi ditujukan
untuk mengetahui efektivitas indikator keberhasilan program
PENATAGUNAAN ANTIBIOTIK di rumah sakit
Penatagunaan antimikroba (PGA), atau
antimicrobial stewardship (AMS)
› Kegiatan strategis dan sistematis, yang terpadu dan
terorganisasi di rumah sakit, untuk tujuan mengoptimalkan
penggunaan antimikroba secara bijak, baik kuantitas maupun
kualitasnya.
› Penggunaan antimikroba secara bijak ini diharapkan dapat
menurunkan tekanan selektif terhadap mikroba, sehingga
dapat mengendalikan resistensi antimikroba
CHECKLIST
SIAPA SAJA
TERLIBAT
ANGGOTA : TELAH
DILATIH
1. Tata laksana
penyakit infeksi,
2. pengendalian
resistensi
antimikroba,
3. penggunaan
antimikroba secara
bijak
4. penatagunaan
antimikroba;
KELOMPOK ANTIBIOTIK
› 1. ACCESS :
– Harus tersedia sebagai ilihan pertama
– Diresepkan oleh semua dokter, direviu oleh apoteker Klinis
› WATCH :
– AB harus diawasi
– Diresepkan oleh DPJP, direviu oleh apoteker kliinis dan disetujui oleh
Konsultan infeksi/Tim PGA-KSM
› RESERVE
– AB yang harus disimpan atau dicadangkan
– Diresespkan oleh DPJP, direviu oleh apoteker klinis dan disetujui oleh
TIM PGA-KPRA
WHY ENSURING APPROPRIATE TREATMENT
ASSIST POLICY MAKERS
Penatagunaan antimikroba
Menurunkan kuantitas
penggunaan antimikroba

Menurunkan LOS dan biaya

Menurunkan HAIs

Meningkatkan kualitas
penggunaan antimikroba

Meningkatkan kesembuhan pasien

Mencegah, mengendalikan resistensi


antimmikroba
✓ MEMBATASI JENIS ANTIMIKROBA (FORMULARIUM)

✓ PENGHENTIAN OTOMATIS

✓ PRA OTORISASI

✓ REVIE PROSPEKTIF

✓ UMPAN BALIK
Telaah resep → PRA OTORISASI
ANTIBIOTIK

Auto stop
BERLEBIH
SWITCHING
CEPAT
DE-ESKALASI RISISTEN
Indikasi infeksi
Sesuai formularium RUJUK TIM PGA
RESERVE

A WARE ? EDUKASI
MAHAL
Rejimen optimal FORKIT
Bentuk sediaan iv/oral
EVALUASI :
KUANTITATIF,
KUALITATIF
PROSES KOMUNIKASI APOTEKER TERHADAP
ASESMEN AWARE dalam PRA-OTORISASI
PERAN APOTEKER dalam REVIEU PROSPEKTIF

1. REVIEU AB EMPIRIK
2. HARI KE 3-5 REVIEU AB
EMPIRIK APAOKAH STOP,
LANJUT?
3. HARI KE 7 REVIEU AB DEFINIT
APAKAH STOP SESUI PPK ATAU
DPJP AKAN EVALUASI ULANG
4. ANALISIS ROTD
DE ESKALASI antibiotik

Suatu prosedur yang dilakukan ketika efektivitas terapi antibiotik sudah


tercapai, terutama pada kasus sepsis berat

TUJUAN : untuk menghindari penggunaan antibiotik berlebihan dapat


memicu resistensi

TARGET De -eskalasi :
– mempersempit spektrum : EMPIRIK → DEFINIT
– menghentikan penggunaan
Results: A total of 23 studies were included in the analysis. There was no difference in
mortality for most infections, and some studies favored de-escalation over non-de-
escalation for better survival. The quality of most studies included was not high.

Sebanyak 23 penelitian dimasukkan dalam analisis. Tidak ada perbedaan dalam


kematian untuk sebagian besar infeksi, dan beberapa penelitian lebih menyukai de-
eskalasi daripada non-de-eskalasi untuk kelangsungan hidup yang lebih baik. Kualitas
sebagian besar studi yang disertakan tidak tinggi.

Conclusions: This review and analysis suggests that de-escalation therapy is safe and
effective for most infections, although higher quality studies are needed in the future.
Perubahan rute pemberian intravena ke per oral
› setelah 2-4 hari evaluasi
penggunaan intra vena Kriteria :
– Dengan efikasi antibiotic sama - Toleran terhadap pemberian oral
– Tidak mengalami efek samping - Suhu tubuh < 38°C selama 24-48
› Bioavailabilitas yang tidak jam
berbeda bermakna - Tidak ada tanda sepsis
– Fluconazole (>90%) - Tersedia antibiotic per oral
– Ciprofloxacin (70‐80%) - Bukan dalam pengobatan jangka
– Metronidazole (>95%) Panjang
– Moxifloxacin (~90%)
– Clindamycin (~90%) PERHATIAN
Gram negative bacteraemia
Hospital acquired infections
Intra‐abdominal infections
Pneumonia
Infeksi kulit dan soft tissue
ISK
SWITCHING
IV TO ORAL
PERTIMBANGAN TEMPAT PRIORITAS PENERAPAN
PGA
› Hasil surveilans audit kuantitatif dan kualitatif
› Hasil surveilans pola mikroba
› Target ab yg banyak dipakai
› Tujuan penggunaan : empiric/profilaksis
› Jenis penyakit (sepsis, pneumonia…)
› Ruang rawat pasien
EDUKASI
INFORMASI

“Drugs don't work in patients who don't take them.”


C. Everett Koop, M.D.
L.ENDANG BUDIARTI 43
APOTEKER
› RESISTENSI ANTIMIKROBA MASALAH GLOBAL
› KOLABORASI DALAM SISTEM NASIONAL
› POSISI STRATEGIS DALAM PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA
– POLICY
– PRAKTIS
– EVALUASI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai