Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pahlawan Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019

ISSN :2615-5583 (Online)

PERKEMBANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DI INDONESIA

Rian Prayudi Saputra


Fakultas Hukum Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
e-mail: rianprayudi@gmail.com

Abstrak

Pencurian adalah salah satu jenis kejahatan terhadap kekayaan manusia yang diatur dalam Bab XXII
Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan merupakan masalah yang tak ada habis-habisnya
termasuk di Indonesia. Pencurian tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga dapat terjadi di dunia maya
atau secara online. Salah satunya adalah pencurian data yang dilakukan menggunakan perangkat komputer
atau gadget. Unsur-unsur Tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok seperti yang diatur dalam pasal 362
KUHP dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik itu terdiri
dari unsur subjektif dan unsur objektif. Ancaman hukuman bagi pelaku tindak pidana pencurian itu ada
berupa pencurian biasa, pencurian dengan pemberatan, dan pencurian ringan, Pencurian secara online
berupa pencurian data, cyber terrorism, dan Hacking. Faktor pemicu tindak pidana pencurian itu ada faktor
internal dan faktor eksternal, faktor internal itu seperti niat pelaku dalam melakukan pencurian dan faktor
eksternal seperti pengaruh dari lingkungan tempat tinggal.

Kata kunci: Tindak Pidana, Pencurian

Abstract

Theft is a type of crime against human wealth which is regulated in Chapter XXII Book II of the
Criminal Code (KUHP) and is an endless problem, including in Indonesia. Theft does not only occur in the
real world, but also occur in cyberspace or online. One of them is data theft that is carried out using a
computer or gadget. The elements of the crime of theft in its principal form as regulated in Article 362 of the
Criminal Code and Law Number 11 of 2011 concerning Information and Electronic Transactions consist of
subjective elements and objective elements. The threat of punishment for the perpetrators of the crime of theft
is in the form of ordinary theft, theft with weight, and light theft, online theft in the form of data theft, cyber
terrorism, and hacking. Factors triggering the crime of theft there are internal factors and external factors,
internal factors such as the perpetrator's intention to commit theft and external factors such as the influence
of the living environment.
Keywords: Criminal, theft

1. PENDAHULUAN melainkan merupakan bagian dari unsur yang


lain, yaitu unsur pertanggungjawaban pidana.
Tindak pidana secara sederhana dapat
dikatakan sebagai perbuatan yang pelakunya Dengan demikian, terdapat dua macam
seharusnya dapat dipidana. Moeljatno konsep dasar tentang struktur tindak pidana, yaitu:
menggunakan istilah perbuatan pidana. Menurut (1) konsep penyatuan antara perbuatan dan
Moeljatno, perbuatan pidana hanya mencakup pertanggungjawaban pidana (kesalahan) yang
perbuatan saja, sebagaimana dikatakannya bahwa membentuk tindak pidana; (2) konsep pemisahan
“perbuatan pidana hanya menunjuk kepada antara perbuatan pidana dan pertanggungjawaban
sifatnya perbuatan saja, yaitu sifat dilarang pidana (kesalahan) yang keduanya merupakan
dengan pidana kalau dilanggar”. 1 Dari sudut syarat-syarat untuk dapat dipidananya pelaku.2
pandang Moeljatno, unsur pelaku dan hal-hal Tindak pidana pencurian adalah gejala
yang berkenaan dengannya seperti kesalahan dan sosial yang senantiasa dihadapi oleh masyarakat,
mampu bertanggung jawab, tidak dapat berbagai upaya yang dilakukan oleh pihak yang
dimasukkan ke dalam definisi perbuatan pidana;
2
Frans Maramis, S.H., M.H., Hukum Pidana Umum dan Tertulis di
1
Moeljatno, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta: Bina Aksara, 1984, Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013, cetakan ke-2, hlm.
cetakan ke-2, hlm. 56. 59.

45
Jurnal Pahlawan Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019
ISSN :2615-5583 (Online)

berwajib maupun warga masyarakat sendiri untuk Menurut KUHP pencurian adalah
menghapusnya, akan tetapi upaya tersebut tidak mengambi sesuatu barang yang merupakan
mungkin akan terwujud secara keeluruhannya, milik orang lain dengan cara melawan hak
karena setiap kejahatan tidak akan dihapuskan orang lain, untuk lebih jelasnya dapat kita
dengan mudah melainkan hanya dapat dikurangi lihat dalam pasal 362 KUHP.
tingkat intensitasnya maupun kualitasnya. Pasal 362 KUHP berbunyi:
Perkembangan kejahatan terutama tindak “Barangsiapa mengambil sesuatu benda
pidana pencurian semakin meningkat, suatu hal yang sebagian atau seluruhnya merupakan
yang merupakan dampak negatif dari kemajuan kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
yang telah dicapai oleh Negara kita. Sebagai menguasai benda tersebut secara melawan
contoh tindak pidana pencurian yang banyak hukum, karena bersalah melakukan
dilakukan oleh seseorang dikarenakan struktur pencurian, dipidana dengan pidana selama-
ekonomi yang semakin memburuk yang lamanya lima tahun atau dengan pidana
disebabkan oleh seringnya terjadi kenaikan harga denda setinggi-tingginya Sembilan ratus
barang dan inflasi yang cukup tinggi sedangkan rupiah”.3
pembagian pendapatan bagi masyarakat tidak Yang dilarang dan diancam dengan
merata, dan juga tingginya angka pengangguran hukuman di dalam kejahatan ini adalah
yang disebabkan oleh sulitnya mendapatkan perbuatan “mengambil”, yaitu membawa
pekerjaan. sesuatu benda di bawah kekuasaannya secara
Hal lain yang mendukung seorang mutlak dan nyata. Menurut Memorie Van
melakukan tindak pidana pencurian juga Toelichting mengenai pembentukan pasal
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya 362 ini, yang dapat dijadikan objek dari
adalah pengaruh lingkungan, adanya kesempatan tindak pidana pencurian ini hanyalah terbatas
untuk melakukan tindak pidana tersebut, pada “benda-benda yang berwujud dan dapat
kurangnya kesadaran terhadap hukum dari si bergerak”, akan tetapi di dalam
pelaku serta dapat disebabkan oleh faktor sosial perkembangannya Hoge Raad memberikan
lainnya. penafsirannya yang lebih luas, sehingga juga
2. RUMUSAN MASALAH benda-benda yang tidak berwujud
dimasukkan kedalam pengertian benda
Adapun Rumusan Masalah pada latar belakang di menurut pasal 363 KUHP ini.4
atas Adalah Tindak pidana pencurian dalam bentuk
1. Apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam pokok seperti yang diatur dalam pasal 362
tindak pidana pencurian dan pencurian secara KUHP itu terdiri dari unsur subjektif dan
online? unsur objektif.
2. Bagaimana ancaman atau hukuman bagi a. Unsur subjektif
pelaku tindak pidana pencurian dan met het oogmerk het zich
pencurian secara online? wederrechtlijk toe te eigenen atau
3. Apa saja faktor-faktor yang dapat menjadi dengan maksud untuk menguasai
pemicu tindak pidana pencurian dan benda tersebut secara melawan
pencurian secara online? hukum. Perkataan “menguasai”
4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari dalam pasal 362 KUHP merupakan
tindak pidana pencurian dan pencurian secara terjemahan dari “zich toeeinenen”
online? yang menurut Memorie Van
Toelichting mempunyai arti sebagai
“menguasai sesuatu benda seolah-
3. PEMBAHASAN olah ia adalah pemiliknya”, yaitu
A. Unsur-unsur Pencurian misalnya perbuatan-perbuatan
Pencurian adalah salah satu jenis memiliki bagi dirinya sendiri,
kejahatan terhadap kekayaan manusia yang memberikan kepada orang lain,
diatur dalam Bab XXII Buku II Kitab menjual atau menggadaikan, yang
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan
merupakan masalah yang tak ada habis- 3
P.A.F Lamintang dan Theo Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan
habisnya. Pencurian sudah merajalela Terhadap Harta Kekayaan Edisi Kedua, Jakarta: Sinar Grafika, 2009,
hlm 2
dikalangan masyarakat. 4
Drs. P.A.F Lamintang, S.H., Hukum Pidana Indonesia, Bandung: Sinar
Baru, cetakan ketiga, 1990, hlm. 213.

46
Jurnal Pahlawan Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019
ISSN :2615-5583 (Online)

semuanya itu tidak boleh ia lakukan atau seluruhnya kepunyaan orang


karena ia bukanlah pemiliknya. lain.
Perbuatan “zich toeeinenen” ini Barang harus seluruhnya atau
merupakan tujuan dari kejahatan sebagian kepunyaan orang lain.
pencurian akan tetapi perbuatan Barang tidak perlu kepunyaan
tersebut tidaklah perlu telah orang lain seluruhnya, sedangkan
terlaksana pada saat perbuatan itu sebagian dari barang saja dapat
telah selesai, akan tetapi harus menjadi objek pencurian, jadi
dibuktikan bahwa si pelaku sebagian lagi kepunyaan pelaku
mempunyai maksud tersebut. sendiri. Barang yang tidak ada
Perbuatan “zich toeeinenen” pemiliknya tidak dapat menjadi
itu haruslah dilakukan secara objek pencurian.5
“melawan hukum” atau secara
“wederrechtlijk”, yang menurut Bukan hanya pencurian biasa pencurian
Profesor Mr T.J. Noyon berarti secara online sekarang sudah banyak
“bertentangan dengan hak pribadi merebak di Indonesia, dimana pelaku tidak
orang lain”, menurut Profesor Mr perlu melakukan action untuk melakukan
D. Simons berarti “bertentangan tindak pidananya cukup hanya dengan duduk
dengan hukum pada umumnya”, didepan gadget dan komputer.
demikianlah pula pendapat lama Tindak pidana secara online terbagi beberapa
dari Hoge Raad dan menurut Jenis Cyber Crime yaitu:
Profesor Mr W.P.J. Pompe
mempunyai arti yang sama dengan 1. Pencurian Data
“onrechtmatig”. Aktivitas cyber crime yang satu ini
b. Unsur objektif biasanya dilakukan untuk memenuhi
1. hij atau barangsiapa kepentingan komersil karena ada pihak
2. wegnemen atau mengambil lain yang menginginkan data rahasia
Perbuatan mengambil itu telah pihak lain. Tindakan ini tentu bersifat
selesai, apabila benda tersebut telah ilegal masuk ke dalam aktifitas kriminal
berada di tangan si pelaku karena bisa menimbulkan kerugian
walaupun seandainya benar bahwa materil yang berujung pada kebangkrutan
ia kemudian telah melepaskan suatu lembaga atau perusahaan.
kembali benda tersebut karena 2. Cyber Terorism
ketahuan oleh orang lain. Cyber terorism merupakan tindakan
cyber crime yang sedang banyak
3. eenig goed atau sesuatu benda diperangi oleh negara-negara besar di
Termasuk kedalam “benda” dunia, termasuk Indonesia. Pasalnya,
adalah “benda-benda yang aktivitas cyber terorism kerap kali
berwujud dan dapat bergerak”, juga mengancam keselamatan warga negara
benda-benda yang tidak atau bahkan stake holder yang mengatur
mempunyai nilai ekonomis, jalannya pemerintahan.
misalnya: sebuah karcis kereta api 3. Hacking
yang sudah dipakai, sebuah kunci Jenis cyber crime berikutnya adalah
yang dipakai oleh pelaku untuk Hacking. Tindakan berbahaya yang kerap
memasuki rumah lain, sepucuk kali dilakukan oleh para programer
surat dan sepucuk surat keterangan profesional ini biasanya secara khusus
dokter. Termasuk ke dalam mengincar kelemahan atau celah dari
pengertiannya adalah juga tenaga sistem keamanan untuk mendapatkan
listrik, akan tetapi tidak termasuk keuntungan berupa materi atau kepuasan
hak-hak atau hasil-hasil pemikiran pribadi.
seperti hak cipta atau hak oktroi. Jika menilik dari kegiatan yang
dilakukan, hacking sebenarnya tidak
4. dat geheel of gedeeltelijk aan selalu memiliki konotasi buruk karena ada
een ander toebehoort atau sebagian
5
Ibid., hlm. 213-215.

47
Jurnal Pahlawan Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019
ISSN :2615-5583 (Online)

pula hacker positif yang menggunakan Salah satu tujuan dari cyber
kemampuannya untuk kegiatan typosquatting adalah untuk menjatuhkan
bermanfaat dan tidak merugikan. citra baik dari brand bersangkutan dengan
Misalnya, seorang hacker yang diberi cara melakukan tindakan penipuan atau
tugas untuk melacak keberadaan seorang hal-hal ilegal lain yang melanggar
buronan atau hacker yang bekerjasama undang-undang.
dengan pihak bewenang untuk 8. Menyebarkan Konten Ilegal
memberantas aktivitas ilegal di ranah Menyebarkan konten ilegal yang
digital. melanggar undang-undang menjadi kasus
4. Carding cyber crime paling banyak diperhatikan.
Carding adalah istilah yang Pasalnya, aktivitas ini biasanya
digunakan untuk menyebut melibatkan tokoh terkenal atau konten
penyalahgunaan informasi kartu kredit yang mampu memancing kontroversi.
milik orang lain. Para carder (pelaku Beberapa contoh konten llegal yang
carding) biasanya menggunakan akses masuk dalam ranah cyber crime di
cartu credit orang lain untuk membeli antaranya adalah video porno, penjualan
barang belanjaan secara online. senjata api ilegal, jual beli narkotika, dan
Kemudian, barang igratisan tersebut lain sebagainya.
dijual kembali dengan harga murah untuk 9. Malware
mendapatkan uang. Seperti yang sudah kami jelaskan di
Tindak kejahatan digital dengan cara dalam artikel tentang bahaya malware,
carding biasanya kerap terjadi di luar Anda harus lebih waspada jika tidak ingin
negeri, sementara untuk pengguna di komputer atau website mengalami
Indonesia angka kasus yang tercatat kendala. Secara umum, malware terdiri
belum terlalu besar seiring masih dari beragam jenis, ada virus, trojan
minimnya pengguna kartu kredit yang horse, adware, worm, browser hijacker,
gemar bertransaksi di dunia maya. dan lain sebagainya.
5. Defacing
Di antara tindakan cyber crime B. Bagaimana ancaman atau hukuman bagi
sebelumnya, Defacing bisa dibilang pelaku tindak pidana pencurian?
menjadi aktivitas kejahatan online yang 1. Pencurian biasa
paling ringan. Hal tersebut salah satunya Pencurian biasa ini perumusannya diatur
karena para pelaku deface biasanya dalam Pasal 362 KUHP yang menyatakan:
menyasar website-website non-profit “Barangsiapa mengambil sesuatu benda yang
seperti situs pemerintahan, sekolah, atau sebagian atau seluruhnya merupakan
universitas. kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
6. Cybersquatting menguasai benda tersebut secara melawan
Istilah cybersquatting mungki belum hukum, karena bersalah melakukan pencurian,
begitu familiar di kalangan pengguna di dipidana dengan pidana selama-lamanya lima
Tanah Air. Wajar memang pasalnya tahun atau dengan pidana denda setinggi-
tindakan penyerobotan nama domain tingginya Sembilan ratus rupiah”.
sendiri memang memerlukan modal serta Walaupun pembentuk undang-undang tidak
kejelian yang tidak dimiliki banyak orang. menyatakan dengan tegas bahwa tindak pidana
Hasil cyber crime ini biasanya berupa pencurian seperti yang dimaksud dalam pasal
uang tebusan yang nilainya tidak wajar. 362 KUHP harus dilakukan dengan sengaja,
7. Cyber Typosquatting tetapi tidak dapat disangkal lagi kebenarannya
Hampir mirip dengan cybersquatting, bahwa tindak pidana pencurian tersebut harus
tindakan cyber typosquatting sama-sama dilakukan sengaja, yakni karena undang-
mengincar nama domain milik perusahaan undang pidana yang berlaku tidak mengenai
terkenal untuk dijadikan sasaran. lembaga tindak pidana pencurian yang
Bedanya, aktivitas ini memanfaatkan dilakukan dengan tidak sengaja.6
kemiripan nama domain serta kelalaian
pengguna yang jarang memeriksa ulang 2. Pencurian dengan pemberatan
URL website perusahaan.
6
P.A.F Lamintang dan Theo Lamintang, Loc.Cit.

48
Jurnal Pahlawan Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019
ISSN :2615-5583 (Online)

Istilah “pencurian dengan pemberatan” kunci-kunci palsu, perintah palsu


biasanya secara doctrinal disebut sebagai atau seragam palsu.
“pencurian yang dikualifikasikan”. Pencurian (2) Apabila pencurian seperti yang
yang dikualifikasikan ini menunjuk pada suatu dimaksud no. 3 disertai dengan hal-hal
pencurian yang dilakukan dengan cara-cara seperti yang diatur dalam no. 4 atau 5,
tertentu, sehingga bersifat lebih berat dan dihukum dengan hukuman penjara
karenanya diancam dengan pidana yang lebih selama-lamanya sembilan tahun.8
berat pula dari pencurian biasa.7
Pencurian dengan pemberatan atau b. Pencurian dengan pemberatan yang diatur
pencurian yang dikulifikasikan diatur dalam dalam Pasal 365 KUHP
Pasal 363 dan 365 KUHP. Oleh karena Pencurian dengan pemberatan kedua
pencurian yang dikualifikasikan tersebut adalah pencurian yang diatur dalam Pasal
merupakan pencurian yang dilakukan dengan 365 KUHP. Jenis pencurian ini biasa
cara-cara tertentu dan dalam keadaan tertentu disebut dengan istilah “pencurian dengan
yang bersifat memberatkan, maka pembuktian kekerasan”. Adapun unsur-unsur dalam
terhadap unsur-unsur tindak pidana pencurian Pasal 365 KUHP ini adalah:
dengan pemberatan harus diawali dengan 1. Dihukum dengan hukuman penjara
membuktikan pencurian dalam bentuk selama-lamanya sembilan tahun,
pokoknya. pencurian yang didahului, disertai
a. Pencurian dengan pemberatan yang diatur atau diikuti dengan kekerasan atau
dalam Pasal 363 KUHP ancaman kekerasan terhadap orang
Pencurian yang diatur dalam Pasal 363 yang dilakukan dengan maksud
KUHP dirumuskan sebagai berikut: untuk mempersiapkan atau
(1) Dihukum dengan hukuman penjara mempermudah pencurian tersebut
selama-lamanya tujuh tahun: atau apabila kepergok untuk
a) Pencurian ternak; memungkinkan bagi dirinya atau
b) Pencurian yang dilakukan pada lain-lain peserta di dalam kejahatan
waktu terjadi kebakaran, peledakkan, melarikan diri ataupun untuk
bahaya banjir, gempa bumi atau menjamin pemilikannya atas benda
gempa laut, peletusan gunung berapi, yang telah dicurinya itu.
kapal karam, kapal terdampar, 2. Dihukum dengan hukuman selama-
kecelakaan kereta api, huruhara, lamanya duabelas tahun:
pemberontakan atau bahaya perang; 1. Apabila perbuatan itu dilakukan
c) Pencurian pada waktu malam yang pada waktu malam di dalam
dilakukan di dalam suatu tempat sebuah tempat kediaman atau di
kediaman atau di atas suatu atas pekarangan tertutup yan
pekarangan tertutup yang di atasnya diatasnya berdiri sebuah tempat
berdiri sebuah tempat kediaman, kediaman, atau dilakukan di
atau oleh orang yang berada di situ jalan umum, ataupun dilakukan
tanpa pengetahuan atau tanpa izin di atas kereta api atau trem yang
dari orang yang berhak; sedang bergerak;
d) Pencurian yang dilakukan oleh dua 2. Apabila perbuatan itu
orang atau lebih secara bersama- dilakukan oleh dua orang atau
sama; lebih secara bersama-sama;
e) Pencurian, di mana orang yang 3. Apabila orang yang bersalah
bersalah telah mengusahakan jalan telah mengusahakan jalan
masuk ke tempat kejahatan atau masuk ke tempat terjadinya
untuk mencapai benda yang hendak kejahatan dengan melakukan
diambilnya itu dengan jalan pembongkaran atau pemanjatan,
pembongkaran, pengrusakan atau dengan mempergunakan kunci-
pemanjatan, dengan mempergunakan kunci palsu atau perintah palsu
ataupun dengan
mempergunakan seragam palsu;
7
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia,
8
Bandung: Eresco, 1986, hlm. 19. Drs. P.A.F Lamintang, S.H., Op.Cit., hlm. 216.

49
Jurnal Pahlawan Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019
ISSN :2615-5583 (Online)

4.Apabila perbuatan itu telah KUHP sendiri merupakan lex generali


menyebabkan luka berat pada dalam hukum pidana. Artinya apabila
tubuh seseorang. terdapat undang-undang lain di luar
3. Dihukum dengan hukuman penjara KUHAP dan KUHP yang memiliki hukum
selama-lamanya limabelas tahun acara khusus dan sanksi pidana yang
apabila perbuatan itu menyebabkan spesifik, maka ketentuan tersebut berlaku
meninggalnya seseorang. secara lex specialis.
Dihukum dengan hukuman mati atau
hukuman penjara seumur hidup atau Sayangnya, sepanjang penelusuran kami,
dengan hukuman penjara sementara seluruh regulasi yang berkaitan dengan
selama-lamanya duapuluh tahun, perlindungan data pribadi tidak ada yang
apabila perbuatan itu dilakukan oleh mengatur sanksi pidana bagi pelaku
dua orang atau lebih secara bersama- pencurian data pribadi. Meski demikian,
sama dan juga disertai dengan salah saat ini pemerintah dan Dewan Perwakilan
satu hal seperti yang diatur di dalam Rakyat (“DPR”) sedang dalam proses
no. 1 dan 3, dan menyebabkan pengesahan rancangan undang-undang
seseorang mendapat luka berat atau (“RUU”) Perlindungan Data Pribadi. RUU
meninggal dunia.9 ini telah menjadi prioritas oleh DPR agar
3. Pencurian ringan segera disahkan menjadi undang-undang
Pencurian ringan di dalam KUHP sehingga tidak terjadi kekosongan hukum.
diatur dalam ketentuan Pasal 364.
Termasuk dalam pengertian pencurian ini Permenkominfo 20/2016 sendiri hanya
adalah pencurian dalam keluarga. Jenis memuat sanksi administratif bagi setiap
pencurian ini diatur dalam Pasal 364 KUHP orang yang memperoleh, mengumpulkan,
yang menyatakan: mengolah, menganalisis, menyimpan,
“perbuatan-perbuatan seperti yang menampilkan, mengumumkan,
diatur dalam Pasal-pasal 362 dan 363 no. 4, mengirimkan, dan/atau menyebarluaskan
demikian pula yang diatur di dalam Pasal data pribadi tanpa hak. Sanksi administratif
365 no. 5, apabila dilakukan di dalam suatu tersebut dapat berupa:10
tempat kediaman atau diatas suatu a. peringatan lisan;
pekarangan tertutup yang diatasnya berdiri b. peringatan tertulis;
sebuah tempat kediaman dan apabila nilai c. penghentian sementara kegiatan;
dari benda yang dicuri itu tidak lebih dari dan/atau
duaratus limapuluh rupiah, sebagai d. pengumuman di situs dalam jaringan
pencurian ringan, dihukum dengan (website online).
hukuman penjara selama-lamanya tiga
bulan atau dengan hukuman denda setinggi- C. Apa saja faktor-faktor yang dapat
tingginya sembilanratus rupiah”. menjadi pemicu tindak pidana pencurian?

Sanksi Pencurian Data Pribadi 1. Faktor internal


a. Niat pelaku
Pada umumnya proses peradilan suatu Niat merupakan awal dari
tindak pidana didasarkan pada Undang- suatu perbuatan, dalam melakukan
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang tindak pidana pencurian niat dari
Hukum Acara Pidana (“KUHAP”). pelaku penting dalam faktor
KUHAP sebagai hukum acara berisi tata terjadinya pencurian. Pelaku
tertib proses penyelesaian atau penanganan sebelum melakukan pencurian
perkara pidana yang dimuat dalam Kitab biasanya sudah berniat dan
Undang-Undang Hukum Pidana merencanakan bagaimana akan
(“KUHP”), mulai dari penyelidikan, melakukan perbuatannya.
penyidikan, penuntutan, peradilan, acara b. Moral dan pendidikan
pemeriksaan, upaya hukum banding, kasasi, Moral disini berarti tingkat
dan peninjauan kembali. KUHAP dan kesadaran akan norma-norma yang
9 10
Ibid., hlm. 218-219 Pasal 36 ayat (1) Permenkominfo 20/2016

50
Jurnal Pahlawan Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019
ISSN :2615-5583 (Online)

berlaku di dalam masyarakat. kebutuhan hidupnya dalam masa


Kesadaran hukum seseorang perkembangan global tersebut.
merupakan salah satu faktor Selain itu seseorang yang memiliki
internal yang dapat menentukan harta yang lebih dipandang sebagai
apakah pelaku dapat melakukan orang yang sukses, hal ini tentunya
perbuatan yang melanggar notma- membuat setiap orang dalam
norma di masyarakat. Tingkat masyarkat bersaing satu sama
pendidikan seseorang juga lainnya untuk menunjukkan bahwa
menentukan seseorang dapat dirinyaah yang paling unggul.
melakukan tindk pidana pencurian.
Karena kebanyakan dri pelaku D. Dampak Tindak Pidana Pencurian
pencurian memiliki tingkat 1. Dampak terhadap pelaku tindak pidana
pendidikan yang rendah. pencurian
2. Faktor eksternal Dampak yang akan dialami bagi pelaku
a. Lingkungan tempat tinggal pencurian atas perbuatannya tersebut
Lingkungan tempat tinggal antara lain:
pelaku kejahatan biasanya a. Mengalami kegelisahan batin, pelaku
merupakan lingkungan atau daerah- pencurian akan merasakan perasaan
daerah yang pergaulan sosialnya bersalah dan takut perbuatannya
rendah, rendahnya moral penduduk terbongkar.
dan seringnya norma-norma sosial b. Mendapat hukuman apabila
dilanggar dan tidak ditaati lagi. tertangkap, seorang pencuri akan
Mengenai hal ini JJH Simanjutak mendapatkan hukuman sesuai
menjelskan bahwa lingkungan undang-undang yang berlaku.
tempat tinggal juga menjadi salah c. Mencemarkan nama baik, nama baik
satu faktor penting dari terjadinya pelaku tindak pidana pencurian akan
suatu tindak pidana pencurian. Hal tecemar di mata masyarakat.
ini dapat dilihat dari penelitian d. Merusa keimanan, seseorang yang
seama ini, bahwa lingkungan juga mencuri berarti telah rusak imannya.
menjadi salah satu faktor penyebab 2. Dampak terhadap korban tindak pidana
kriminigen (penyebab kejahatan). pencurian
b. Keadaan ekonomi Dampak dari pencurian bagi korban
Keadaan ekonomi dari tindak pidana pencurian diantaranya
pelaku tindak pidana pencurian adalah:
kerap kali menjadi faktor yang a. Menimbulkan kerugian.
melatarbelakangi seseorang b. Menimbulkan ketakutan, korban dan
melakukan tindak pidana masyarakat merasa ketakutan karena
pencurian. Karena desakan mereka merasa hata bendanya
ekonomi yang menghimpit, yaitu terancam
harus memenuhi kebutuhan
keluarga, membeli sandang 4. KESIMPULAN DAN SARAN
maupun papan, atau ada keluarga 1. Pencurian adalah salah satu jenis kejahatan
yang sedang sakit, maka seseorang terhadap kekayaan manusia yang diatur dalam
dapat berbuat nekat dengan Bab XXII Buku II Kitab Undang-Undang
melakukan tindak pidana Hukum Pidana (KUHP) dan merupakan
pencurian. masalah yang tak ada habis-habisnya.
3. Perkembangan global 2. Unsur-unsur Tindak pidana pencurian dalam
Perkembangan global bentuk pokok seperti yang diatur dalam pasal
memiliki dampak positif bagi 362 KUHP itu terdiri dari unsur subjektif dan
kemajuan suatu negara, sedangkan unsur objektif.
bagi individu perkembangan global 3. Ancaman hukuman bagi pelaku tindak pidana
merupakan suatu sarana untuk pencurian itu ada berupa pencurian biasa,
menunjukkan bahwa dia adalah pencurian dengan pemberatan, dan pencurian
seseorang yang mampu memenuhi ringan

51
Jurnal Pahlawan Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019
ISSN :2615-5583 (Online)

4. Faktor pemicu tindak pidana pencurian itu ada


faktor internal dan faktor eksternal, faktor
internal itu seperti niat pelaku dalam
melakukan pencurian itu

5. DAFTAR PUSTAKA
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Buku II Bab XXII Pasal 362
Maramis, Frans. 2013. Hukum Pidana Umum dan
Tertulis di Indonesia, cetakan ke-2. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Moeljatno. 1984. Azas-azas Hukum Pidana.
Jakarta: Bina Aksara.
Lamintang, P. A. F. 1989. Delik-delik Khusus
Kejahatan-kejahatan Terhadap Harta
Kekayaan, cetakan pertama. Bandung: Sinar
Baru.
Lamintang, P. A. F. 1990. Hukum Pidana
Indonesia. Bandung: Sinar Baru.
Lamintang, P. A. F. dan Theo Lamintang. 2009.
Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap
Harta Kekayaan Edisi Kedua. Jakarta: Sinar
Grafika.
Peraturan Mentri kominfo Nomor 20 Tahun 2016

52

Anda mungkin juga menyukai