Anda di halaman 1dari 10

86 Z. D. Zaini, Et.

al Analisis Penjatuhan Sanksi Pidana

ANALISIS PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU


TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN
(STUDI PUTUSAN NOMOR : 329/PID.B/2021/PN.TJK)

ANALYSIS OF CRIMINAL SANCTIONS FOR VIOLENT THEFT

Zulfi Diane Zaini, Program Studi Hukum, Fakultas Hukum,


Muhammad Rifky Hendrian Universitas Bandar Lampung
Korespondensi: Zulfi Diane Zaini.
e-mail: m.rifky.18211120@student.ubl.ac.id

Jurnal Abstract: The crime of theft with violence is different from ordinary theft, criminal
Living Law, acts of theft with violence such as vandalism, beatings, beatings and others, the threat
Vol. 15, of punishment is heavier than ordinary theft. The problem in this research is what are
No. 1,
the factors that cause the crime of theft with violence? Criminal liability of
2023
hlm. 86-95 perpetrators of theft with violence in Decision Number: 329/Pid.B/2021/PN.Tjk?
Judge's consideration in the decision of the criminal act of theft with violence in the
decision Number: 329/Pid.B/2021/PN.Tjk?. Research method The method used in the
preparation of this journal is a normative legal approach and an empirical approach.
Based on research on the causative factors are economic factors, malicious intent, the
environment, the negligence of the victim. the accountability of the perpetrators is
very little and does not provide a deterrent effect to the perpetrators of crimes, so that
cases like this can arise again. The judge's consideration by considering the
aggravating and mitigating actors in the judicial process.

Keywords: Criminal Sanctions; Theft; Violent.

Abstrak: Tindak Pidana Pencurian dengan kekerasan ini berbeda dengan


pencurian biasa, tindak pidana pencurian dengan kekerasan seperti pengrusakan,
pemukulan, pengkroyokan dan lain-lain, maka ancaman hukumannya pun berat
dari pada pencurian biasa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apa Faktor-
Faktor Penyebab terjadinya Tindak Pidana Pencurian dengan kekerasan?
Pertanggungjawaban pidana Pelaku pencurian dengan kekerasan dalam Putusan
Nomor 329/Pid.B/2021/PN.Tjk? putusan No. 329/Pid.B/2021/Pertimbangan
Hakim terhadap delik penggelapan penggunaan kekerasan oleh PN.Tjk?. Metode
penelitian Metode yang digunakan dalam penyusunan jurnal ini adalah pendekatan
hukum normatif dan pendekatan empiris. Berdasarkan penelitian tentang faktor
penyebab ialah faktor ekonomi, niat jahat, lingkungan, kelalaian korban.
pertanggungjawaban pelaku sangat sedikit dan tidak memberikan efek jera kepada
pelaku tindak kejahatan, sehingga kasus seperti ini dapat suatu waktu dapat timbul
Kembali. Pertimbangan hakim dengan mempertimbangkan memberatkan dan
meringankan pelaku di proses peradilan.

Kata Kunci: Sanksi Pidana; Pelaku Pencurian; Kekerasan

PENDAHULUAN tindak pidana menjadi suatu perbuatan yg


tidak boleh sang suatu anggaran Hukum,
Indonesia adalah negara hukum, jadi
pada mana embargo tadi menggunakan
setiap orang yang melakukan kejahatan
harus mempertanggungjawabkan ancaman (hukuman) yg berupa pidana
eksklusif bentuk pemidanaannya. Dalam hal
perbuatannya di pengadilan. hukum adalah
ini terdapat interaksi menggunakan asas
wahana terhadap pemidanaan, pada mana
legalitas, yaitu tiada suatu tindak pidana yg
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208, Volume 15, Nomor 01, Januari 2023 87

bisa dipidana sebelum terdapat undang- pada waktu melakukan perbuatan dilihat
undang yg mengatur sebelumnya. sang dari segi masyarakat menunjukan
karenanya para pelaku bisa dikenai pandangan normatife mengenai kesalahan
hukuman atau hukuman, sedangkan yang telah dilakukan orang tersebut.2
ancaman pidananya pada tunjukkan pada Menurut teori hukum pidana, tindak
orang yang mengakibatkan peristiwa itu, pidana dibagi menjadi beberapa konsep:
terdapat interaksi yang erat pula. tindak pidana, tindak pidana dan kejahatan.
Setiap rakyat Negara harus menjunjung Istilah "kejahatan" diterjemahkan dari
tinggi dan mentaati aturan, seorang yang bahasa Belanda sebagai "strafbaar feit"
melanggar aturan wajib (perbuatan atau perbuatan) atau dari
mempertanggungjawabkan perbuatannya bahasa Inggris sebagai "crime" atau
sinkron menggunakan anggaran aturan. "kejahatan". Dari sudut hukum pidana,
Tindak pidana adalah perbuatan yang perbuatan Strafbaar diartikan sebagai
melanggar aturan yang ditetapkan oleh kejahatan, perkara pidana, perbuatan
undang-undang dan harus dihukum sesuai pidana atau perbuatan pidana.
dengan kesalahan yang dilakukan oleh Pengertian tindak pidana (strafbaar feit
seseorang. atau delict atau criminal act dirumuskan
Masalah kriminal merupakan gejala secara tegas dalam Rancangan Undang-
yang lumrah bagi penduduk perkotaan dan Undang. Pasal 11 ayat (1) menetapkan
pedesaan, selama pengendalian menurut bahwa: Tindak Pidana adalah perbuatan
aturan yang berlaku tidak melebihi tingkat melawan atau tidak melakukan sesuatu
kejadiannya. Kejahatan dapat terjadi yang oleh peraturan perundang undangan
sebagai akibat dari dampak ketidakpuasan dinyatakan sebagai perbuatan yang
individu atau kelompok terhadap dilarang dan diancam dengan pidana .
pemenuhan kebutuhan penting. Jenis Tindak pidana merupakan kelakuan
kejahatan yang dihadapi masyarakat, serta insan yang dirumuskan pada undang-
bertambahnya jumlah penduduk, terus undang melawan hukum, yang patut
meningkatkan jumlah masalah kejahatan dipidana dan dilakukan menggunakan
yang dihadapi masyarakat. Salah satu kesalahan. Orang yang melakukan
kejahatan yang paling banyak dilaporkan di perbuatan pidana akan
Indonesia selama satu dekade terakhir mempertanggungjawabkan perbuatan
adalah pencurian. Laporan di media cetak menggunakan bila beliau memiliki
dan online menunjukkan bahwa pencurian kesalahan, seorang memiliki kesalahan bila
yang sering terjadi sebagian disebabkan dalam saat melakukan perbuatan ditinjau
oleh kebutuhan biologis yang tidak menurut segi rakyat membuktikan
memadai.1 pandangan normative tentang kesalahan
Secara umum tindak pidana merupakan yang dilakukan.3
kelakuan manusia yang dirumuskan dalam Salah satu kejahatan yang paling umum
Undang-Undang, melawan hukum, yang di antara orang-orang adalah pencurian.
patut di pidana dan dilakukan dengan Pencurian merupakan kejahatan yang
kesalahan. Orang yang melakukan sering terjadi dikalangan masyarakat dan
perbuatan pidana akan mempertanggung dapat dikatakan sebagai kejahatan yang
jawabkan perbuatan tersebut dengan paling banyak menimpa. Ketakutan akan
pidana apabila ia mempunyai kesalahan, pencurian memungkinkan setiap orang
seseorang mempumyai kesalahan apabila untuk melakukan segala upaya untuk

1 Ida Bagus Nararya Prayascita Adnyana. (2020). 2 Leden Marpaung. 1992. PROSES PENANGANAN
Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian PERKARA PIDANA, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 26.
Dengan Kekerasan (Studi Di Wilayah Hukum 3 Andi Hamzah. 2016. Bunga Rampai Hukum
Polisi Resor Kota Mataram). Jurnal Kertha Pidana dan Acara Pidana, Gramedia Pustaka,
Semaya, Vol. 8 No. 7 Tahun 2020, Hlm. 1080. Jakarta. hlm. 22.
88 Z. D. Zaini, Et. al Analisis Penjatuhan Sanksi Pidana

menghindari pencurian, dan pencurian menggunakan polisi secara kolektif untuk


dilakukan dengan menyembunyikan mencegah pencurian dengan kekerasan.
sesuatu yang bisa dicuri, Juga dapat mungkin. Baru-baru ini, kata lari telah
dilakukan dengan memasang alat diciptakan untuk merujuk pada kejahatan
pengaman di tempat penyimpanan barang kekerasan.
(uang) atau di tempat tinggal. Misalnya Pemahaman rakyat terhadap jenis
memasang kunci yang sulit dibobol maling. kejahatan ini nampaknya bervariasi
Seringkali tidak berhasil karena pencuri persepsi. Terakhir timbul kata begal buat
telah mempelajari berbagai cara untuk menyebut kejahatan yg dilakukan
berhasil melakukan tindakan mereka dalam menggunakan kekeraan. Sebenarnya Kitab
kondisi yang paling sulit.4 Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Hukum pidana mengakui pencurian. telah mengatur mengenai pencurian
Pencurian adalah tindakan mengambil menggunakan kekerasan. Agar diperoleh
barang milik orang lain secara tidak sah pemahaman yang sama mengenai
tanpa seizin pemiliknya. Kata "pencurian" pencurian menggunakan kekerasan, maka
juga digunakan secara informal untuk perlu duduk perkara ini dikaji
merujuk pada berbagai pelanggaran menggunakan melihat balik anggaran
terhadap properti orang lain, seperti aturan yg ada (KUHP).6
pencurian dengan kekerasan dalam rumah Dari uraian di atas, maka ada beberapa
tangga, pencurian, pencurian, perampokan, masalah yang perlu dikaji, yaitu:
pencurian toko, penipuan, dan terkadang a. Faktor-Faktor Penyebab terjadinya
pertukaran kriminal. Di beberapa Tindak Pidana Pencurian dengan
yurisdiksi, pencurian dan perampokan kekerasan?
dianggap mirip dengan menggunakan b. Pertanggungjawaban pidana pelaku
kandang, sementara yang lain menjelaskan pencurian dengan kekerasan dalam
bahwa pencurian dapat menggantikan Putusan Nomor:
kandang. Seseorang yang mencuri dianggap 329/Pid.B/2021/PN.Tjk?
pencuri dan tindakannya dianggap c. Pertimbangan Hakim Tindak Pidana
mencuri. 5 Pencurian dengan Kekerasan
Pencurian disertai dengan kekerasan Berdasarkan berkas Putusan Nomor
berupa ancaman kekerasan. Misalnya, 329/Pid.B/2021/PN.Tjk?
ketika korban dipukul, diikat, atau
dibahayakan agar tetap diam dan diam. Jika METODE PENELITIAN
Anda melihat keadaan orang, Anda dapat Penelitian ini memakai pendekatan yg
menemukan jalan pintas bagi seseorang bersifat yuridis normatif dan realitas,
untuk melakukan pencurian, dan lebih dari Pendekatan yuridis normatif artinya
itu, dimungkinkan untuk menggunakan menggunakan memakai perundang-
kekerasan semacam ini. Terlihat bahwa undangan yang terkait, Pendekatan realitas
pencurian dengan menggunakan kekerasan yaitu dilakukan menggunakan melihat
seringkali dilatarbelakangi oleh ekonomi secara langsug terkait objek penelitian
tidak hanya di media tetapi juga di media menggunakan cara observasi dan
elektronik, sehingga masyarakat wawancara data yang dipakai artinya

5 R.M. Suharto. 2002. Hukum Pidana Materiil Cet. II,


4 Toto Hartono, M. Ansori Lubis,Syawal Amry Jakarta, Sinar Grafika, hlm. 37.
Siregar. (2021). Penegakan Hukum Terhadap
6 Basri, Heni Hendrawati, Yulia Kurniaty.
Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan (2015). KAJIAN YURIDIS UNSUR TINDAK
(Studi Pada Kepolisian Resor Kota Besar Medan), PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN.
Jurnal Retentum, Vol 2 No 1. hlm. 33. Jurnal Prosiding. The 2nd University Research
Coloquium 2015. hlm. 154.
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208, Volume 15, Nomor 01, Januari 2023 89

analisis yuridis kualitatif, yaitu terdakwa Y dengan menggunakan tangan


menggunakan menaruh pengertian sebelah kiri langsung mencekik leher saksi
terhadap data yg diperoleh dilapangan yang P dari arah belakang dan tangan sebelah
lalu disusun, diuraikan pada bentuk kalimat. kanan mengambil paksa 1 (satu) unit
Handphone Merk Iphone X warna hitam
PEMBAHASAN kasing abu-abu No Imei: 354873093597716
A. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB icloud: pu***@icloud.com (Puspita/19) dari
TERJADINYA TINDAK PIDANA genggaman tangan kanan saksi P, setelah
PENCURIAN DENGAN KEKERASAN. berhasil lalu terdakwa Y dan Ar langsung
pergi melarikan diri.
Tindak pidana adalah perbuatan yang Selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 23
dilakukan oleh seseorang yang diatur oleh Januari 2021 terdakwa Y ditangkap saksi Du
undang-undang, yang melawan hukum dan Oktariansyah (Anggota kepolisian Sektor
dapat dipidana karena melanggar hukum. Kedaton) Bandar Lampung); Bahwa akibat
Orang yang melakukan kejahatan harus perbuatan Terdakwa Y Sanjaya Bin Yusuf
bertanggung jawab atas apa yang dia Arifin bersama dengan Ar (DPO), saksi
lakukan dengan pelaku. Pengertian delik korban Putri Fina Puspita Binti Maryon
jika membuktikan norma-norma dari sudut mengalami kerugian kurang lebih sejumlah
pandang masyarakat saat melakukan Rp8.000.000,00 (Delapan juta rupiah);
kejahatan sedangkan melakukan kejahatan Perbuatan Y Sanjaya Bin Yusuf Arifin
jika ada kejahatan. Pencurian adalah bersama dengan Ar (DPO) sebagaimana
kejahatan umum di masyarakat dan bisa yang di atur dalam KUHP dalam Pasal 365
dibilang menjadi perhatian terbesar Ayat (1),Ayat (2) ke-1, ke-2.
masyarakat. Ada beberapa Faktor yang
Berbicara mengenai faktor-faktor menyebabkan terjadinya tindak kejahatan
terjadinya tindak pidana dapat dilihat dari pencurian dengan kekerasan. Agar
kronologi kejadian Berawal pada hari Senin mengetahui penyebab tindak pidana maka
tanggal 26 Oktober 2020 Terdakwa Y ada beberapa tahap yang dilakukan para
Sanjaya Bin Yusuf Arifin bersama dengan Ar penegak hukum, dengan cara melihat dari
(DPO) pergi dengan menggunakan 1 (satu) kronologi kejadian kasus diatas tersebut.
unit sepeda motor Honda Beat warna biru
putih milik Ar (DPO), kemudian sekitar 1. Faktor Ekonomi
pukul 23.00 Wib saat melintas di depan
pintu gerbang kosan Hidayah jalan ZA Pagar Faktor ekonomi sangat menentukan diri
Alam Gg. Harapan Kec. Labuhan Ratu Kota seseorang untuk melakukan kejahatan,
Bandar Lampung terdakwa Y bersama Ar dengan alasan keadaan ekonomi yang
(DPO) bersepakat mengambil Handphone. menuntut kebutuhan finansial dimana
Arpi (DPO) melihat saksi P sedang dengan keadaan ekonomi yang kurang
memegang Handphone berada didepan memadai untuk kebutuhan hidupnya
gerbang kosan Hidayah jalan ZA Pagar Alam mampu membuat orang bertindak diluar
Gg. Harapan Kec. Labuhan Ratu Kota Bandar batas yakni seseorang mampu berbuat
Lampung, kemudian Ar menyuruh kejahatan hanya untuk memenuhi
terdakwa Y mengambil handphone kebutuhan hidupnya. Keterbelakangan
tersebut, lalu terdakwa Y turun dari motor ekonomi akibat kebiasaan buruk yang
sedangkan Ar menunggu diatas motor bersumber dari budaya “kemiskinan”
sambil mengawasi keadaan sekitar, berkontribusi pada keterbelakangan
kemudian terdakwa Y mendekati saksi mental orang miskin. Penghasilan yang
korban P dan bertanya “kenal putri gak” lalu tidak mencukupi atau tidak proporsional
dijawab saksi P “ tidak”, lalu terdakwa Y untuk memenuhi kebutuhan hidup
pergi kearah belakang saksi P kemudian menyebabkan pencurian dengan
kekerasan.
90 Z. D. Zaini, Et. al Analisis Penjatuhan Sanksi Pidana

2. Faktor niat jahat pidana pencurian menggunakan


kekerasan tetapi faktor ini nir terlihat
Ditengah masyarakat di kota Bandar lantaran dalam biasanya korban nir sadar
Lampung banyak tuntutan diri mereka tak bahwa benda berharganya telah sebagai
tercapai, oleh karena itu jalan satu-satunya sentra perhatian pelaku. Lantaran dalam
ialah dengan melakukan Tindak kejahatan setiap masalah pencurian ini sudut
seperti memeras, mencuri, penganiayaan. pandang warga hanya penekanan
Apalagi terdakwa sudah memasuki terhadap pelaku tindak pidana pencurian.
dewasa keinginan untuk bergaul ataupun
kebutuhan pribadi sangat banyak dan Berdasarkan uraian diatas dapat di
tidak adanya pekerjaan yang tetap maka analisis bahwa faktor-faktor terjadinya
ada timbul niat jahat untuk melakukan tindak pidana pencurian dengan kekerasan
kejahatan, di iringi oleh kesempatan di yaitu faktor ekonomi, adanya niat, faktor
lapangan sangat terbuka maka niat sudah lingkungan, dan kelalaian korban. ada
tercapai tidak ada lagi pertimbangan dari beberapa hal yang menunjang terjadinya
para pelaku melakukan gerak cepat tindak kejahatan pencurian dengan
mencuri barang korban. kekerasan adalah Pendidikan agama dan
etika yang lemah, kurangnya pendidikan
3. Faktor Lingkungan etika dan moral, kondisi lingkungan dan
Lingkungan keluarga yang terbentuk dan warga negara yang berkontribusi terhadap
terus berfungsi di dalam lingkungan tindakan kriminal. Dapat disimpulkan
tersebut tentu saja mengarah pada bahwa faktor dominan dalam pencurian
eksploitasi. model terkecil pada dengan kekerasan adalah faktor ekonomi,
masyarakat, famili adalah peletak dasar dan faktor ekonomi juga sangat berperan
terbentuknya kepribadian seorang. dalam mendorong terjadinya kejahatan.
Keluarga yang tidak cocok didukung oleh
kelompok kriminal di tempat tinggal B. PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA
penjahat sebagai salah satu faktor yang PELAKU PENCURIAN DENGAN
berkontribusi terhadap kejahatan. KEKERASAN DALAM PUTUSAN
Lingkungan Pendidikan adalah hal yang NOMOR: 329/PID.B/2021/PN.TJK.
sangat krusial sebagai akibatnya setiap
orang berhak buat menerima pendidikan Setelah melihat dari tuntutan penuntut
berdasarkan Sekolah Dasar hingga umum yaitu:
Perkuliahan. Tetapi kenyatannya 1. Menyatakan Terdakwa Yiko Sanjaya Bin
merupakan masih ada beberapa orang Yusuf Arifin Dalam penuntutan
yang nir menerima pendidikan PRIMAIR, suatu tindak pidana
menggunakan banyak sekali macam “pencurian dengan kekerasan” yang
alasan. Alasan yang paling acapkalikali kita dilakukan dan diancam akan dilakukan
temui merupakan orang tua beralasan suatu tindak pidana ditetapkan secara
porto pendidikan mahal sehingga nir sah dan meyakinkan berdasarkan Pasal
sanggup buat membiayai pendidikan 365 ayat (1), (2) ke-1,ke-2, ke- 3
anaknya sebagai akibatnya dampak nir KUHPidana;
menerima pendidikan maka berpengaruh 2. Menjatuhkan pidana terhadap
terhadap tingkah laris anaknya. Terdakwa Yiko Sanjaya Bin Yusuf Arifin
dengan pidana penjara selama 1 (Satu )
4. Faktor Kelalaian Korban Tahun dan 10 (Sepuluh) Bulan,
dikurangi selama Terdakwa berada
Faktor kelalaian korban dalam dasarnya dalam tahanan dengan perintah agar
pula adalah galat satu faktor yang sangat Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
berpengaruh terhadap terjadinya tindak
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208, Volume 15, Nomor 01, Januari 2023 91

3. Barang bukti berupa: - 1 (satu) unit Perbuatan yang dilakukan oleh dua orang
Handphone Merk Iphone X warna hitam atau lebih dalam persekutuan, Tempat
kasing abu-abu No Imei : melakukan kejahatan dengan merusak
354873093597716 icloud : putifina18 atau memanjat atau memakai kunci
@icloud.com (Puspita / 19); palsu, pesanan palsu atau seragam
Dikembalikan Kepada Pemiliknya Lili kantor palsu;
Purwati Binti Mulyadi. Berdasarkan wawancara dengan
4. Menetapkan agar Terdakwa supaya Penyidik, Jaksa Penuntut Umum dan
dibebani membayar biaya perkara Majelis Hakim dan dari kronologi diatas
sebesar Rp2.000,00 (dua ribu rupiah); Ada beberapa hal yang dapat dijadikan
pedoman dalam penuntutan pidana.
Dan setelah mendengar tuntutan
a. Tindakan yang diambil / Tindakan
penuntut umum terdakwa meminta agar
hukuman yang seringan-ringannya sedang berlangsung
dengan alasan terdakwa menyesali b. Akibat yang ditimbulkan
perbuatannya dan tidak akan c. cara penjahat melakukannya
mengulanginya kesalahan, Kesalahan d. sisi berat / sisi ringan
merupakan unsur penting dalam e. fakta di pengadilan.
menentukan adanya suatu f. Terdakwa menyesali perbuatannya
pertanggungjawaban Pidana. dan tidak mengulanginya.
Pertanggungjawaban dalam Hukum
Pidana dalam hal untuk memidana Berdasarkan uraian diatas dapat
seseorang disamping orang tersebut dianalisis bahwa Pertanggung jawaban
melakukan perbuatan yang dilarang Pidana Pelaku Pencurian dengan Kekerasan
dikenal pula Asas GEEN Strafzonder Schuld dalam Perkara Nomor
dan Tiada Pidana tanpa kesalahan. 329/Pid.B/2021/Pn.Tjk sangat sedikit dan
Berdasarkan Pasal 365 KUHP memiliki tidak memberikan efek jera kepada pelaku
unsur-unsur: tindak kejahatan, sehingga kasus seperti ini
1. Barangsiapa; dapat suatu waktu dapat timbul Kembali.
2. Mengambil barang sesuatu yang Tapi majelis hakim mempertimbangkan
seluruhnya atau sebagian kepunyaan hal-hal yang meringankan pelaku fakta
orang lain; persidangan, sehingga Hakim memutuskan
3. Dengan maksud untuk dimiliki secara jauh lebih ringan dibandingkan Tuntutan
melawan hukum; Jaksa. Dan terdakwa harus
4. Disertai atau disertai dengan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
kekerasan atau ancaman kekerasan
terhadap orang-orang dengan maksud C. PERTIMBANGAN HAKIM TINDAK
untuk mempersiapkan atau PIDANA PENCURIAN DENGAN
memfasilitasi pencurian atau, dalam KEKERASAN BERDASARKAN BERKAS
hal penangkapan, untuk PUTUSAN NOMOR
memungkinkan pelarian sendiri atau 329/PID.B/2021/PN.TJK.
peserta lain, atau mempertahankan Pengertian hakim sebagaimana
kendali atas barang-barang curian; tertuang pada KUHAP, mengungkapkan
bahwa seseorang hakiim adalah aparat
Apabila kejahatan itu diperbuat pada
penegak aturan yang diberi kewewenangan
malam hari di rumah atau halaman
dan kekuasaan sang undang-undanng buat
berpagar di mana rumah itu berada, di
tetapkan suatu masalah. Memutus masalah
jalan umum, atau di kereta api atau trem
atau menggunakan istilah lain mengadili
yang sedang berjalan;
adalah proses penerimaan masalah,
mempelajari dan menaruh keputusan suatu
92 Z. D. Zaini, Et. al Analisis Penjatuhan Sanksi Pidana

kasus aturan sinkron menggunakan asaas terhadap orang dengan maksud untuk
bebaas, jujuur dan berlaku adil selama mempersiapkan atau mempermudah
persidangan pada peradilan misalnya yang pencurian atau dalam hal tertangkap
telah ditetapkan pada Kitab Undang- tangan, untuk memungkinkan
Undang Hukum Acara Pidana Pasaal 1 ayat melarikan diri sendiri atau peserta
(9) (Indonesia, 1981). lainnya, atau untuk tetap menguasai
Dari beberapa pertimbangan hakim barang yang dicuri; Sudah terpenuhi.
dalam berkas putusan terdakwa bahwa e. Unsur apabila perbuatan dilakukan
penulis merangkum pertimbangan- dalam saat malam pada sebuah tempat
pertimbangan Hakim adalah sebagai tinggal atau perkarangan tertutup yg
berikut: terdapat rumahnya, pada jalan umum,
a. Unsur barang siapa; atau pada kereta barah atau trem yg
sedang berjalan; Sudah terpenuhi.
Majelis Hakim berpendapat bahwa f. Unsur perbuatan dilakukan sang 2
seseorang yang saat ini dihadapkan untuk orang atau lebih menggunakan
diadili di persidangan adalah benar-benar bersekutu, Ketempat melakukan
subjek hukum yang bernama Yiko Sanjaya kejahatan menggunakan Mengganggu
Bin Yusuf Arifin, sesuai dengan identitas atau memanjat atau menggunakan
yang dikemukakan dalam surat dakwaan menggunakan anak kunci palsu.
dan sebagaimana surat-surat yang ada
dalam berkas perkara atas nama yang Bahwa dalam proses persidangan
bersangkutan, sehingga dengan demikian Majelis tidak menemukan alasan yang dapat
tidak terdapat kesalahan terhadap orang, menghapuskan pertanggungan jawab
Unsur ini Terpenuhi. Terdakwa baik alasan pemaaf maupun
pembenar maka Terdakwa harus
b. Unsur mengambil barang sesuatu yang dijatuhkan pidana sesuai dengan rasa
seluruhnya atau sebagian kepunyaan keadilan.
orang lain; Oleh sebab itu bahwa untuk
menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa,
bahwa dengan demikian perbuatan
maka perlu dipertimbangkan terlebih
Terdakwa telah memenuhi kualifikasi
dahulu keadaan yang memberatkan dan
mengambil karena barang tersebut telah
yang meringankan Terdakwa;
berpindah ke dalam kekuasaan Terdakwa
Keadaan yang memberatkan:
dan Saksi Muhammad Fadilah Bin Mansur;
a. Perbuatan Terdakwa meresahkan
Sehingga dengan demikian unsur kedua
telah terpenuhi. masyarakat;
Keadaan yang meringankan:
c. Unsur dengan maksud untuk dimiliki a. Terdakwa mengakui perbuatannya;
secara melawan hukum; b. Terdakwa menyesali
Terdakwa sebagai orang yang sudah perbuatannya;
dewasa dan sehat akalnya tentunya c. Terdakwa belum pernah dihukum;
memahami bahwasannya perbuatannya d. Antara terdakwa dan saksi korban
tersebut bertentangan dengan hukum sudah ada surat perdamaian
namun dengan pengetahuan yang Menimbang, bahwa oleh karena
dimilikinya tersebut, Terdakwa tetap Terdakwa dijatuhi pidana maka
melakukannya, bahwa dengan demikian haruslah dibebani pula untuk
unsur ketiga telah terpenuhi. membayar biaya perkara;

d. Unsur disertai atau diikuti dengan


kekerasan atau ancaman kekerasan
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208, Volume 15, Nomor 01, Januari 2023 93

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat perkara, setelah itu harus menggunakan
dianalisis bahwa dasar pertimbangan hakim putusan hakim terhadap terdakwa.
dalam menjatuhkan pidana pada perkara Sebelum menjatuhkan putusan, hakim
putusan Nomor 329/PID.B/2021/PN.TJK harus mempertimbangkan keadaan yang
yang mana terdakwa dijatuhi hukuman dapat menambah atau meringankan sanksi
penjara selama 1 (satu) tahun dan 8 terdakwa. Hal ini untuk memungkinkan
(delapan) bulan dengan hakim mengambil keputusan tidak hanya
mempertimbangkan memberatkan dan pada pertimbangan hukum, tetapi juga pada
meringankan pelaku di proses peradilan. faktor-faktor lain di luar hukum. Keseriusan
Suatu perbuatan baru dapat dikategorikan dan pelonggaran sanksi terhadap pelaku
sebagai tindak pidana apabila perbuatan kejahatan diatur langsung oleh KUHP.
tersebut telah memenuhi seluruh Menurut Penulis, Perbuatan yang
unsurunsur dari Pasal atau aturan yang dilakukan terdakwa wajib pada aturan yang
mengatur dimana perbuatan tersebut sempurna supaya bisa Memberi dampak
diyatakan dilarang. Dalam hal adanya suatu jera bagi pelaku & sanggup meminimalisir
dugaan tindak pidana, penegak hukum kejahatan yg tidak sporadis terjadi
harus dapat menyidik untuk memperoleh dilingkungan masyarakat. Sedangkan
kejelasan bahwa oerbuatan yang dilakukan alasan yg meringankan hukuman terdakwa,
pelaku benar merupakan suatu tindak menurut Penulis, merupakan alasan
pidana. Proses hukum lalu berlanjut dengan sosiologis yg bukan berdari berdasarkan
upaya pebuktian untuk mengethui ketentuan Undang-Undang. Selain itu,
peraturan apa saja yang lebih dilanggar alasan sosiologis sifatnya hanya pelengkap.
serta sejauh mana perbuatan pelaku
melanggar peraturan tersebut. Pada KESIMPULAN
akhirnya, setelah melalui proses 1. Dari beberapa faktor diatas terdapat
pembuktian, diputuskanlah tindakan Upaya penanggulangan tindak pidana
hukum yang akan diterapkan kepada pencurian yaitu tindakan punitif,
pelaku. Kasus yang penulis uraikan diatas merupakan upaya penanggulangan
merupakan kasus pencurian dengan kejahatan (perbuatan) opresif terhadap
kekerasan yang dilakukan oleh Yiko Sanjaya pelaku atau pelaku kejahatan. Tindakan
terbukti secara sah dan meyakinkan preventif (pembinaan), tindakan
bersalah melakukan Tindak pidana preventif (pencegahan) dan
pencurian dengan kekerasan. pembalasan.
Pencurian dengan kekerasan oleh Yiko 2. Perbuatan yang dilakukan oleh
Sanjaya dengan temannya Arpi (DPO). terdakwa harus di hukum yang tepat
Namun, dalam kasusnya kasus mereka agar dapat memberi efek jera bagi
dipertimbangkan secara terpisah di sumber pelaku dan dapat meminimalisir
lain. Suatu “pembagian” atau tuntutan demi kejahatan yang sering terjadi
pembagian adalah hal biasa dalam dilingkungan masyarakat. Tapi hakim
penuntutan kasus-kasus yang melibatkan memiliki pertimbangan juga oleh
lebih dari satu terdakwa atau deelneeming. karena itu sudah tepat karena Hakim
Putusan majelis hakim terhadap pelaku mempertimbangkan hal-hal yang
tindak pidana harus berdasarkan surat meringankan pelaku.
dakwaan yang dibuat oleh jaksa. Selain 3. Perbuatan yang dilakukan oleh
kewajiban untuk mematuhi penuntutan, terdakwa harus di hukum yang tepat
penerapan aturan dalam putusan hakim agar dapat memberi efek jera bagi
harus dimodifikasi untuk mencerminkan pelaku dan dapat meminimalisir
ruang lingkup aplikasi yang ditemukan di kejahatan yang sering terjadi
persidangan. Dalam mengambil keputusan, dilingkungan masyarakat.
hakim harus mengikuti hasil pemeriksaan
94 Z. D. Zaini, Et. al Analisis Penjatuhan Sanksi Pidana

SARAN para penjahat untuk melakukan tindak


pidana karena kadang masyarakat
1. Kepada Aparat Penegak Hukum Polisi sendiri yang menimbulkan niat
hendaknya melakukan Sosialisasi agar melakukan kejahatan.
Tindak Pidana pencurian dengan 3. Kepada Hakim Dalam kasus pencurian
kekerasan, Kami akan melakukan yang dengan kekerasan dan tindak pidana
terbaik untuk mencegah pencurian di lainnya, agar lebih bijaksana dalam
komunitas lokal. Peran keluarga dalam menghukum atau memberikan sanksi
lingkungan baik karena memberikan kepada terdakwa, sanksi harus
norma-norma yang baik bagi setiap proporsional dengan bentuk perbuatan
orang untuk menghindari dampak yang pada gilirannya harus
buruk yang dapat mengarah pada memberikan efek jera bagi pelaku, dan
kejahatan. tidak terdapat pelaku ulangan yang lain
2. Kepada Masyarakat di harapkan untuk dan bisa mencegah pelaku potensi buat
tidak membuat kesempatan kepada melakukan tindak pidana tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku.

Ali Zaidan. (2015). Menuju Pembaruan Hukum Pidana. Sinar Grafika, Jakarta.

Andi Hamzah. (2016). Bunga Rampai Hukum Pidana Dan Acara Pidana. Gramedia Pustaka,
Jakarta.

Leden Marpaung. (1992). Proses Penanganan Perkara Pidana. Sinar Grafika, Jakarta.

P.A.F. Lamitang. (1984). Hukum Penintentier Indonesia. Armico, Bandung.

R.M. Suharto. (2002). Hukum Pidana Materiil Cet. Ii, Sinar Grafika, Jakarta.

R. Soesilo. (1988). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Kuhp) Serta Komentar-


Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal. Politeia, Bogor.

PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERATURAN LAIN:

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (Hasil Amandemen)

Kitab Undang Undang Hukum Pidana

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

SUMBER LAIN:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2000). KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA.
Balai Pustaka, Jakarta.
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208, Volume 15, Nomor 01, Januari 2023 95

Yan Pramadya Puspa. (2008). KAMUS HUKUM BELANDA-INDONESIA-INGGRIS. Aneka Ilmu,


Semarang.

Toto Hartono, Mhd Ansori Lubis, Syawal Amry Siregar. (2021). PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN (STUDI PADA
KEPOLISIAN RESOR KOTA BESAR MEDAN), Jurnal Retentum, Vol 2 No 1. hlm. 33.

Ida Bagus Nararya Prayascita Adnyana. (2020). Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian
Dengan Kekerasan (Studi di Wilayah Hukum Kota Mataram). Jurnal Kertha Semaya,
Vol. 8 No. 7 Tahun 2020, Hlm. 1080.

Anda mungkin juga menyukai