Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 12, No.

1, 2024: 137 - 142

Studi Pendahuluan Potensi Carbon Capture Storage (CCS) Melalui


Identifikasi Sumber Emisi CO2 beserta tinjauan geologi di Daerah
Probolinggo, Jember, dan Bondowoso, Jawa Timur

Riska Laksmita Sari1*, Haeruddin2


1.Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Jember
2.Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Jember
*E-mail: riskalaksmita@unej.ac.id

Abstract

Carbon dioxide (CO2) is a gas compound that causes the greenhouse effect. The majority of carbon dioxide
gas production is dominated by large industrial industries such as Coal Steam Power Plants (PLTU), the
cement industry and fossil fuel motorized vehicles (Hydrocarbons). Several technologies have been
implemented and developed, in an effort to reduce the negative impact of CO2 accumulation on the earth's
surface. One of them which is currently a topical topic is Carbon Capture Storage (CCS). CCS is a storage
system used to receive and store carbon releases from industry and power plants into geological formations
safely and permanently with a certain capacity for a long period of time. CCS is seen as a very efficient
method because it can balance achieving net zero emissions while maintaining energy security. In this
research, a preliminary study was carried out in the initial step of identifying potential sources of CO2
emissions along with a review of geology as a potential CO2 storage. In the Probolinggo, Jember and
Bondowoso areas. From the identification results, it was concluded that the Paiton PLTU area in
Probolinggo has the largest potential for CO2 production, around 1.98 million tons/year. The grological
scope of the Paiton PLTU area meets one of the CO2 Storage criteria because the formation is included in
the East Kendeng sedimentary zone. However, further studies need to be carried out to validate the
potential for CO2 storage in further geological, petrophysical and fault analysis.
Keywords: Carbon dioxide; Carbon Capture Storage (CCS).

Abstrak

Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu senyawa gas yang menjadi penyebab efek rumah kaca.
Produksi gas karbondioksida mayoritas didominasi oleh Industri industri besar seperti Pembangkit Listrik
Tenaga Uap Batu Bara (PLTU), Industri semen serta kendaraan bermotor tenaga fosil (Hidrokarbon).
Beberapa teknologi telah diterapkan serta dikembangkan, dalam upaya menekan dampak negatif
terkumpulnya CO2 di permukaan bumi. Salah Satunya yang sedang menjadi topik aktual adalah Carbon
Capture Storage (CCS). CCS merupakan sistem penyimpanan yang digunakan untuk menerima dan
menyimpan lepasan karbon dari industri maupun pembangkit listrik ke dalam formasi geologi secara aman
dan permanen dengan kapasitas tertentu dalam jangka waktu yang panjang. CCS dipandang sebagai salah
satu metode yang sangat efisien karena dapat menyelaraskan antara tercapainnya net zerro emission dengan
tetap mempertahankan ketahanan energi. Pada penelitian ini, dilakukan studi pendahuluan dalam Langkah
awal identifikasi potensi sumber emisi CO2 beserta tinjauan geologi sebagai potential storage CO2. Di
daerah Probolinggo, Jember dan Bondowoso. Dari hasil identifikasi, didapatkan kesimpulan, Kawasan
PLTU Paiton di Probolinggo, memiliki potensi produksi CO2 yang terbesar, sekitar 1,98 juta ton/Tahun .
Lingkup grrologi kawasan PLTU Paiton memenuhi salah satu kriteria Storage CO2 karena formasinya
masuk dalam zona sedimen Kendeng Timur. Namun Kajian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memvalidasi
potensi Storage CO2 dalam tinjauan geologi lanjut, petrofisik dan analisa sesar patahan.
Kata Kunci: Karbondioksida; Carbon Capture Storage (CCS).

137
Submitted :17-10-2023 Revised : 12-03-2023 Accepted : 21-12-2023
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 12, No. 1, 2024: 137 - 142

PENDAHULUAN
Gas Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu unsur senyawa yang memiliki
kontribusi besar dalam peningkatan emisi dan pemanasan global. Gas CO2 dijumpai pada
proses pembakaran termodinamika yang melibatkan penggunaan hidrokarbon seperti
pada kendaraan bermotor, Industri-Industri skala kecil sampai besar, Pembangkit Listrik
Tenaga Uap serta kegiatan eksploitasi migas. Beberapa teknologi telah diterapkan serta
dikembangkan, dalam upaya meminimalisir penumpukan CO2 di permukaan bumi. Salah
satu teknologi yang sedang dikembangkan di berbagai negara terkait hal ini adalah
Carbon Capture Storage (CCS).
Beberapa penelitian terkait pemanfaatan teknologi CCS telah dilaksanakan di
berbagai belahan dunia. Salah satu hasil pemanfaatan teknologi CCS yang telah berhasil
diterapkan adalah Pelaksanaan CCS pada cekungan Ordos di China yang telah terbukti
memberikan potensi penyimpanan CO2 yang besar. Proyek ini bertujuan untuk
pelaksanaan Enhanced Oil Recovery yang melibatkan injeksi CO2 untuk meningkatkan
produksi minyak bumi. Sedangkan di Indonesia sendiri, ada 10 Proyek Inisiasi CCS yang
sedang berjalan yaitu Vorwata EGR, Kaliberau-Sakakemang, Abadi-Masela. Kemudian,
Jatibarang, Sukowati, Gemah, Ramba, Air Sedang, Guruh, dan Mudi. Proyek CCS
merupakan proyek jangka Panjang yang memiliki runtutan analisa yang cukup kompleks
meliputi analisa sumber CO2 yang signifikan, Tempat penyimpanan yang sesuai serta
memenuhi kriteria kelayakan ekonomi, dan sosial politik.
Sebagai salah satu tahapan penting dalam proyek pengembangan teknologi CCS,
identifikasi dan evaluasi keberadaan sumber CO2 perlu dilakukan secara sistematis.
Mengingat hal ini dapat mempengaruhi keekonomian dan metode transportasi yang akan
dipakai. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian yang dilaksanakan penulis. Pada
penelitian ini, berfokuskan pada identifikasi dan evaluasi sumber – sumber emisi CO2 di
daerah Probolinggo, Jember dan Bondowoso, Jawa Timur. Sebagai studi awal dalam
pengembangan teknologi CCS mengingat bahwa salah satu proyek nasional CCS ada di
daerah Jawa Timur tepatnya di Bojonegoro. Pemilihan daerah sasaran penelitian juga
didasari bahwa pada daerah daerah tersebut terdapat industri – industri besar seperti
PLTU Batu Bara, Pabrik Semen, dan Lapangan Panas Bumi.

METODE PENELITIAN
Kajian diawali dengan pengumpulan data yang berkaitan sumber potensial CO2 di
daerah Probolinggo, Jember dan Bondowoso yang meliputi posisi/koordinat serta
estimasi besarnya produksi CO2 yang dapat dihasilkan industri/pabrik tersebut. Selain itu,
analisa secara geologi kawasan sumber CO2 juga dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui potensi penyimpanan CO2 hasil emisi di sekitar industri tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Identifikasi Potensi Sumber Gas CO2
Hasil identifikasi pada daerah Probolinggo, Bondowoso dan Jember menunjukan
bahwa ada tiga macam industri yang memiliki potensi produksi CO2 yang cukup
signifikan, yaitu :
• Industri Pembangkit Tenaga Lisrik Tenaga Uap (PLTU Paiton, Probolinggo)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton 3 yang berlokasi di Desa Binor,
Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, saat ini merupakan PLTU
berkapasitas terbesar di Indonesia, yakni 815 MW. Investasi PLTU Paiton 3 sebesar US
$1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun dan secara efektif telah beroperasi tanggal 18
Maret 2012. PLTU Paiton 3 milik PT Paiton Energy. Beroperasinya PLTU Paiton 3 ini
semakin memperkuat sistem kelistrikan Jawa-Bali menjadi 29.231 MW, sementara beban
puncak 19.700 MW, sehingga surplus 9.531 MW. PLTU Paiton memiliki potensi emisi
138
Submitted :17-10-2023 Revised : 12-03-2023 Accepted : 21-12-2023
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 12, No. 1, 2024: 137 - 142

gas Buang CO2 sebesar 1,98 Juta ton/Tahun. Hasil pembakaran Batu Bara dari PLTU
PAITON ini berpotensi menjadi CCS dengan tambahan instalasi khusus untuk
penangkapan CO2 serta transmisi menuju ke Reservoir (CO2 Storage) Potensial.

Gambar 1. Peta Geologi Wilayah Probolinggo, Lingkup PLTU Paiton


Sumber: Peta Geologi ESDM, 2023

Wilayah kerja PT Paiton Probolinggo berbatasan langsung dengan selat Madura di


sebelah utara dan Kabupaten situbondo dan Kabupaten Jember di sebelah timur. PLTU
Paiton Probolinggo termasuk pada zona kendeng lebih tepatnya di kendeng timur. Ciri
morfologi Zona Kendeng berupa jajaran perbukitan rendah dengan morfologi
bergelombang, dengan ketinggian berkisar antara 50 hingga 200 meter. Jajaran yang
berarah barat-timur ini mencerminkan adanya perlipatan dan sesar naik yang berarah
barat-timur pula. Intensitas perlipatan dan anjakan yang mengikutinya mempunyai
intensitas yang sangat besar di bagian barat dan berangsur melemah di bagian timur.
Akibat adanya anjakan tersebut, batas dari satuan batuan yang bersebelahan sering
merupakan batas sesar. Lipatan dan anjakan yang disebabkan oleh gaya kompresi juga
berakibat terbentuknya rekahan, sesar dan zona lemah yang lain pada arah tenggara-barat
laut, barat daya-timur laut dan utara-selatan.
Wilayah PLTU ini berada pada dataran rendah dengan ketinggian 0 – 100 mdpl,
yang merupakan wilayah pesisir dari barat sepanjang garis pantai utara ke arah timur
kemudian membujur ke arah selatan. Kendeng Timur terdiri dari endapan-endapan
Kenozoikum akhir yang tersingkap di antara Gunung Pandan dan Mojokerto. Di daerah
ini hanya endapan Pliosen dan Plistosen. Struktur geologinya adalah antiklin yang
sumbunya menggeser ke utara dan menunjam ke timur.
Keadaan geologi pada wilayah PLTU Paiton mayoritas disusun oleh formasi batuan
aluvial dan young quartenary. Wilayah Probolinggo memiliki zona terendah karena
disebabkan oleh pengaruh pertemuan simpang tiga (lempeng) diwilayah indonesia. Pada
wilayah paiton terdapat bukit tinggi yang terdiri dari batuan keras dekat laut. Al ini
menunjukkan pengaruh lempeng samudra dan lempeng benua yang saling konvergen
(mendekat). Lempeng samudra yaitu lempeng pasifik mengalami subduksi sehingga
terdapat patahan disepanjang jalan paiton menghadap ke samudra pasifik, dan juga
terdapat tebing tebing dan bukit yang rendah. Dari tinjauan geologi Kawasan PLTU
Paiton, yang masih dalam zona Kendeng Timur yang didominasi cekungan sedimen,
dimungkinkan menjadi tempat penyimpanan CO2. Namun hal ini perlu penelitian lebih
lanjut terkait prasyarat suatu lapisan sedimen menjadi storage CO2 salah satunya kajian
petrofisik batuan dan analisa sesar patahan.

139
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 12, No. 1, 2024: 137 - 142

• Industri Semen (PT Imasco Asiatic, Semen Merah, Puger Jember)


PT Semen, Imasco Asiatic berlokasi di desa Puger Wetan, Kec Puger, Kab Jember
Jawa, Timur. PT. Semen Imasco Asiatic merupakan proyek semen skala besar pertama
Hongshi Holdings Group yang telah diselesaikan dan mulai produksi di Indonesia yang
berlokasi di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Hongshi Holdings Group
(selanjutnya disebut Hongshi Group) adalah peringkat ke 8 kapasitas terbesar industri
semen internasional. Terdiri dari 3 bisnis utama yaitu industri semen, perlindungan
lingkungan dan investasi keuangan. Pada tahun 2020, telah menjual 105 juta ton semen
dan klinker, dengan total aset 9,6 miliar US dollar. Potensi Emisi CO2 PT IMASCO
sebesar 500.000 ton/tahun.
Tinjauan Potensi daerah sekitar PT IMASCO sebagai Storage CO2 , diawali dengan
studi geologi Jember. Wilayah Jember diapit oleh beberapa gunung yang memiliki
pergerakan lempeng yang cukup besar. Wilayah Jember dikelilingi oleh Taman Nasional
Meru Betiri, Gunung Watu Pecah, Gunung Manggar, Gunung Argopuro, Gunung Sadden
dan Lempeng Samudra Indonesia. Kondisi tersebut yang menyebabkan permukaan atas
bumi berubah menjadi lipatan – lipatan di wilayah Jember. Kabupaten Jember memiliki
permukaan tanah yang bergelombang karena sebagian besar merupakan wilayah
perbukitan. Formasi yang terbentuk di Jember merupakan formasi vulkanik muda yang
dihasilkan oleh kelompok Gunung Api Lamongan, Hyang-Argopuro, Ringgit Besar, Ijen-
Raung dan Baluran. Formasi batuan kecamatan Puger tersusun atas 39,3% batugamping;
27,76% batupasir; 25,04% endapan alluvium dan 7,9% breksi vulkanik.

Gambar 2. Peta Geologi Wilayah Jember, Lingkup PT Imasco Asiatic Semen Merah, Puger
Sumber: Peta Geologi ESDM, 2023

Formasi puger terdiri dari batu gamping terumbu yang bersisipan dengan breksi
batu gamping dan batu gamping tuffan. Batu gamping terumbu dan batu gamping tuffan
memiliki warna abu – abu, struktur yang padat, dan memiliki lapisan ketebalan sekitar 40
cm. Sebarannya terdapat pada pantai selatan bagian barat daya pada lembar peta Jember
serta terus menuju arah lembar Lumajang. Beberapa tempat kemudian memiliki
kandungan mangan yang telah terendapkan dalam batu gamping. Formasi ini
diperkirakan berumur Miosen tengah sampai Miosen akhir. Ketebalan dari formasi ini
mencapai 400 meter yang diestimasikan menumpuk dengan tidak sejajar dengan Formasi
Sukamade. Menurut tinjauan geologi yang telah dilakukan, formasi daerah PT Imasco
Asiatic Semen Merah, didominasi oleh Batu Gamping dimana bila dijadikan storage CO2
tidak cocok karena memiliki senyawa dominan CaCO3 yang reaktif terhadap CO2.

140
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 12, No. 1, 2024: 137 - 142

• PT MEDCO CAHAYA GEOTHERMAL (Supplier energi Panas Bumi Bakal Calon


PLTP Blawan , Ijen, Bondowoso)
Medco Power Indonesia melalui anak perusahaan yang dimiliki 100% PT. Medco
Cahaya Geothermal (“MCG”) sedang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi Blawan Ijen 110 MW di Blawan Ijen, Jawa Timur, Indonesia. MCG berhak atas
Pengusahaan Panas Bumi selama 35 tahun berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (“ESDM”) (IPB No. 2683 K/30/ESDM/2015).
Selanjutnya pada Februari 2013 MCG telah menandatangani PPA (Power Purchase
Agreement) dengan PT. PLN Persero (Perusahaan Listrik Negara Indonesia) untuk
kontrak 30 tahun. Sebagaimana tercantum dalam PPA, COD (Commercial Operation
Date) diharapkan pada tahun 2020 – 2021. Proyek ini akan memiliki pembangkit listrik
2 x 55 Megawatt (MW) dan sekitar 28 km jalur transmisi ke gardu terdekat (Gardu induk
Banyuwangi). Data Potensi MCG sedang dalam proses penggalian informasi, tetapi
diestimasi sekitar 750.000 ton/tahun.
Secara umum daerah PT. Medco Cahaya Geothermal terletak di Blawan Ijen
Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Blawan terletak di dinding Kaldera Ijen bagian
Utara. Pembentukan Kompleks Kaldera Ijen terjadi pada masa pleistosen di Pulau Jawa.
Pra-kaldera terjadi akibat adanya endapan aliran piroklastik, runtuhan piroklastik, dan
aliran lava sehingga mengakibatkan terbentuknya bahan strato-vulkanik pada 0.29 Ma ±
0.003 yang dapat juga ditemukan pada bagian utara Kaldera Ijen .

Gambar 3. Peta Kaldera Ijen

Komplek Ijen termasuk kedalam Zona Solo (sensu latto). Zona Solo adalah suatu
depresi yang bentuknya memanjang pada median atau bagian tengah di Pulau Jawa
(cekungan yang berada diantara dua lajur pegunungan). Stratigrafi Zona Solo mirip
dengan stratigrafi Zona Kendeng. Penyusun utama stratigrafi Zona Kendeng yaitu pada
bagian bawah terdapat endapan laut dari dalam namun akan berubah menjadi endapan
laut dangkal jika semakin keatas akan menjadi endapan non laut. Kandungan endapan
pada Zona Kendeng yaitu berisi karbonat, endapan turbidit klastik dan vulkaniklastik.
Secara tinjauan geologi, kawasan PT Medco Cahaya Geothermal memiliki karakteristik
batuan sedimen yang potensial untuk storage CO2, namu keberadaannya yang berada di
sekitar gunung api Ijen menjadi batasan secara geologi karena rawan terhadap kegiatan
tektonik vulkanik yang membuat tidak stabil.

PENUTUP
Identifikasi sumber potensial CO2 di kawasan Probolinggo, Jember dan Bondowoso
menghasilkan tiga industri besar yang cukup potensial untuk menghasilkan CO2, yaitu

141
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 12, No. 1, 2024: 137 - 142

PLTU Paiton Probolinggo dengan estimasi produksi CO2 sebesar 1,98 Juta Ton/Tahun,
PT Imasco Asiatic Semen Merah Jember dengan estimasi produksi CO2 sebesar 500.000
Ton/Tahun serta PT Medco Cahaya Geothermal , Bondowoso dengan estimasi produksi
CO2 sebesar 750.000/Tahun. Sedangkan dari tinjauan geologi dari 3 kawasan sumber
produksi CO2 tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa Kawasan PLTU Paiton yang masih
masuk zona Kendeng timur dapat dilakukan studi lanjut terkait karakteristik petrofisik
dan analisa sesar sebagai potensial storage CO2.

DAFTAR PUSTAKA
Bachu, S. (2015). Review of CO2 Storage Efficiency in Deep Saline Aquifers.
International Journal of Greenhouse Gas Control, 40, 188–202.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ijggc.2015.01.007.
Cho. J. , Jeong, M.S. , Lee, Y.W. , Lee, H.S. and Lee, K.S. (2020). Techno-economic
analysis of intermediate hydrocarbon injection on coupled CO2 storage and
enhanced oil recovery. Energy Exploration & Exploitation 0(0) 1–19 The Author(s)
2020 DOI: 10.1177/0144598720927078. journals.sagepub.com/home/eea.
De Silva, G., Ranjith, P., & Perera, M. (2015). Geochemical Aspects of CO2
Sequestration in Deep Saline Aquifers: A Review. Fuel, 155, 128–143.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/J.FUEL.2015.03.045.
Gonzales, V., Krupnick, A., & Dunlap, L. (2020). Carbon Capture and Storage 101.
Resources for The Future.
Me-imurec, N.G., Mavar, K.V.(2017). Depleted hydrocarbon reservoirs and CO2
injection well– CO2 leakage assessment, The Mining-Geology- Petroleum
Engineering Bulletin, UDC: 553.9:622.8, DOI: 10.17794/rgn.2017.2.3.
Schmoker, J.W. Volumetric Calculation of Hydrocarbons Generated in Magoon, L.B,
W.G. Dow, eds., The Petroleum system – from source to trap AAPG Memoir 60.
1994.
Sule, R., dkk., Gundih. (2018). CCS pilot project: Curren status of the first carbon
capture and storage project in South and Southeast Asia regions ghgt-14, 21-25
October 2018 Melbourne, Australia.
Untung, M., Sato, Y., (1978), Gravity and Geological Studies in Jawa, Indonesia.
Geological Survey of Indonesia & Geological Survey of Japan.
Widianto, E.,2008, Penentuan Konfigurasi Struktur Batuan Dasar dan Jenis Cekungan
dengan Data Gaya berat serta Implikasinya pada Target Eksplorasi Minyak dan
Gas Bumi di Pulau Jawa, Disertasi S-3 ITB, Bandung.

142

Anda mungkin juga menyukai