PENDAHULUAN
ekonomi dan populasi. Diperkirakan total permintaan energi akan meningkat dari 238,8
MTOE (Setara Juta Ton Minyak) pada tahun 2025 menjadi 682,3 MTOE tahun 2050
energi Indonesia ke depan akan dikelola melalui konservasi energi dan diversifikasi
penggunaan energi. Salah satu metode untuk melakukan konservasi energi adalah
konversi batubara secara in-situ dengan cara menyuntikkan udara atau oksigen melalui
sumur injeksi untuk membakar lapisan batubara, yang kemudian dihasilkan gas untuk
dialirkan melalui sumur produksi, selanjutnya diolah menjadi bahan bakar gas dan
bahan penggunaan industri kimia lainnya (Burton et al., 2006). Sampai saat ini
Dari sekian banyak lapangan uji coba UCG di dunia, baru satu lokasi yang terbukti
dapat dikembangkan secara komersial dan bertahan hingga saat ini, yaitu di Angren,
pemanfaatan batubara yang tercantum dalam UU no 3 2020. Hingga saat ini, kajian
masih sangat terbatas. Evaluasi awal potensi UCG ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui lokasi potensi batubara yang cocok untuk pengembangan UCG. Evaluasi
dilakukan pada wilayah dengan potensi batubara bawah permukaan (100-500 meter) di
beberapa lokasi pada Cekungan Barito. Cekungan Barito dipilih karena merupakan
salah satu cekungan penghasil batubara terbesar di Indonesia dan belum terdapat studi
potensi secara menyeleruh di daerah tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian
Dwitama, E.P., Ramdhani, M.R., Ulfa, R.M. (2021). Evaluasi pendahuluan potensi
Nomor 2 – 2021.
Purnama, A.B., Huda, M. (2019). A Preliminary study of Indonesian Coal Basins for