TELEMATIKA
Hukum Telematika merupakan definisi dari Hukum Telekomunikasi, konten
multimedia dan informatika yang disingkat menjadi Hukum Telematika.
Sederhananya, Hukum Telematika atau yang dikenal dengan cyber law adalah
keseluruhan asas-asas, norma atau kaidah lembaga-lembaga, institusi-institusi
dan proses yang mengatur kegiatan virtual yang dilaksanakan dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (disingkat menjadi TIK).
Modus Kejahatan
Ruang Lingkup Sifat Kejahatan Perilaku Kejahatan Modus Kejahatan dari Cybercrime,
Kejahatan
adalah modus operand. Dimana
Ruang Lingkup Kejahatan Pelaku Kejahatan dari modus tersebut hanya bias
Sifat Kejahatan dari Cybercrime,
Cybercrime, bersifat global, Cybercrime, tidak mengenal dimengerti oleh orang-orang yang
tidak menimbulkan kekacauan
melintasi batas negara sehingga usia dan bersifat universal. menguasai pengetahuan tentang
yang mudah terlihat.
sulit untuk dideteksi pelaku dan Bahkan beberapa diantaranya Komputer, teknik pemrograman dan
hukum yang berlaku. masih anak-anak dan remaja. seluruh bentuk dunia cyber.
Berbagai kasus yang menyangkut Cyber Crime yangterjadi di Indonesiadan dapat dideteksi oleh
Polri sampai saat ini, pada umumnya terbatas pada kejahatan dibidang Perbankan dengan
menggunakan Komputer sebagai alat kejahatan dengan modus Operandi yang dikenal dengan
istilah “DATA DIDLING “,yaitu perbuatan memanipulasi transaksi input dengan mengubah data, antara
lain berupa mengubah / menghapus transaksi,memasukan transaksi tambahan dan mengubah
transaksi penyesuaian.
Hal ini dapat dilakukan apabila pelaku mengetahui system pengaman berupa “USER ID “dan
“PASSWORD “, namun demikian tidak menutup kemungkinan timbulnya kejahatan dibidang lain
seperti Ponografi dan perbuatan menghasut, memfitnah yang dilakukan melalui jaringan internet dan
sulit melacak pelakunya.
Peranan Undang-Undang Dunia Maya (cyberlaw)
Cyberr Law adalah aspek hukumyang istilahnya berasal dari Cyberspace Law, yang ruang lingkupnya meliputi setiap
aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan
teknologi internet yang dimulai pada saat mulai "online" dan memasuki dunia cyber atau maya.
Dalam penerapan hukum positif di Indonesia terhadap tindak pidana cyber terrorism dalam transaksi elektronik kami
akan membahas bagaimana efektif peraturan perundang-undangan yang masih berlaku di Indonesia. Peraturan
perundang-undangan yang masih berlaku dan efektif untuk di hubungkan agar dapat menjerat pelaku tindak pidana
cyber terrorism seperti yang sudah di bahas diatas yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2003
tentang Tindak Pidana Terorisme dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik.
Kasus Cybercrime
Pencurian dan penggunaan account internet milik orang lain. Pencurian account ini berbeda dengan
pencurian secara fisik karena pencurian dilakukan cukup dengan menangkap "user_id" dan
"password" sajaTujuan dari pencurian itu hanya untuk mencuri informasi saja. Pihak yang kecurian
tidak akan merasakan kehilangan. Namun, efeknya akan terasa jika informasi tersebut digunakan
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut akan membuat semua beban biaya
penggunaan account oleh si pencuri dibebankan kepada si pemilik account yang sebenarnya. Kasus
ini banyak terjadi di ISP (Internet Service Provider). Kasus yang pernah diangkat adalah penggunaan
account curian yang dilakukan oleh dua Warnet di Bandung.
Beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap negara
dalam penanggulangan cybercrime adalah: