Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nanda Winerly

NIM : 11905080
Kelas : KPI 6 C
Mata Kuliah : Desain Komunikasi Visual

Iklan Rokok
1. L.A. Lights

Iklan rokok L.A. Lights hanya menggunakan 2 font dengan tipe sans serif dalam iklan
bannernya (font logo dan peringatan tidak termasuk).Dengan warna font merah dan
background cerah membuat font ini tampak lebih hidup. Tipe font ini digunakan agar
tampilan hurufnya lebih simpel dan ringkas agar orang yang melihat tidak kesusahan
membacanya.

2. Surya
Iklan rokok Surya hanya menggunakan 2 font
dengan tipe sans serif dalam iklan bannernya
(font logo dan peringatan tidak termasuk). Warna
putih pada font sebenarnya tidak cocok, tetapi
karena ada unsur drop shadow membuat fontnya
semakin bervolume Tipe font ini digunakan agar
tampilan hurufnya lebih simple dan ringkas agar
orang yang melihat tidak kesusahan membacanya.
3. MARLBORO
Iklan rokok Marlboro hanya menggunakan 2
font dengan tipe sans serif dalam iklan
bannernya (font logo dan peringatan tidak
termasuk). Warna putih dan biru pada banner
ini menyatu dengan baik, tulisan harga 7000
pada shape segi lima membuat orang yang
membaca tau harga rokok. Penempatan
teksnya berada pada tengah desain agar
orang melihat dari atas ke bawah secara
langsung dengan alasan agar bisa dibaca
dengan cepat oleh pengendara di jalan.

4. L.A. Lights
Iklan rokok L.A. Lights hanya menggunakan
2 font dengan tipe sans serif dalam iklan
bannernya (font logo tidak termasuk).
Sayangnya antara desain, teks, dan apa yang
di iklan kan tidak berhubungan atau tidak
Nyambung. Tipe font ini digunakan agar
tampilan hurufnya lebih simpel dan ringkas
agar orang yang melihat tidak kesusahan
membacanya.
5. WIN
Iklan rokok WIN hanya menggunakan 1 font
dengan tipe sans serif dalam iklan bannernya
(font logo tidak termasuk). Desain dan typography
pada iklan ini sangat tidak menarik perhatian orang.

Iklan Partai Politik


1. Gerindra
Iklan Parpol Gerindra menggunakan
4 font dalam spanduk yang dibuatnya.
Tipografi yang terdapat dalam spanduk ini
Sangat berantakan, mau itu dalam segi peletakan
teks ataupun ukuran fontnya.
2. Golkar
Iklan Parpol Gerindra hanya menggunakan 1 font
dengan tipe sans serif dalam iklan spanduknya.
Desain seperti ini sangat ringkas dengan tujuan agar
lebih mudah dan cepat dibaca. Desain seperti inilah
yang sangat tepat digunakan pada iklan spanduk,
singkat, padat dan jelas.

3. PDI Perjuangan
Iklan Parpol PDI hanya menggunakan 2 font
dengan tipe sans serif dalam iklan balihonya.
Kekurangan dalam baliho ini terletak pada teks
yang terlalu panjang dan kecil hingga membuat
orang yang meihat harus ekstra teliti. Dan juga pada
desain foto yang terletak pada baliho ini terlalu ke atas
dan juga terlalu kebawah. Seharusnya desainer membuat
batas margin antara desain dan tepi desain agar tidak
mepet.
4. PDI Perjuangan
Iklan Parpol PDI menggunakan 4 font
dengan tipe sans serif dan script dalam iklan
spanduknya. Terlalu banyak teks dalam
spanduk ini, tetapi karena judul spanduk ini
besar membuat isi dari spanduk
tersampaikan.

5. HANURA
Iklan Parpol HANURA hanya menggunakan 2 font
dengan tipe sans serif dalam iklan balihonya.
Penempatan dan ukuran dari font nya sudah tepat,
Ini membuat tipografi dan isi dari balihonya
tersampaikan kepada orang yang melihat.
Kekurangannya terletak pada teks tanggal yang
harusnya lebih dikecilkan.
Iklan Skincare
1. Klinik Kecantikan Dr. Indah
Iklan Klinik Kecantikan ini hanya
menggunakan 1 font, dari segi desain sudah
pas tetapi jenis font yang digunakan kurang
tepat, ini membuat tulisannya sulit dibaca.

2. Demess
Iklan Demes ini hanya menggunakan 1 font,
dari segi desain sudah pas tetapi ukuran font
terlalu kcil hingga sulit dibaca.
3. Goen-Goen Refleksi
Iklan Goen-Goen ini hanya menggunakan
2 font dengan tipe sans serif dalam iklan
bannernya. Iklan ini umum dimiliki pada
usaha-usaha yang lain. Terlihat bagus tapi
biasa.

4. Sha Sha Skincare


Iklan Sha Sha Skincare ini hanya menggunakan 1 font dengan
tipe sans serif dalam iklan bannernya (font logo tidak
termasuk). Iklan ini umum dimiliki pada usaha-usaha yan
lain. Terlihat bagus tapi biasa.

5. Cassandra Skincare
Iklan Sha Sha Skincare ini hanya menggunakan 2
font dengan tipe sans serif dan retro dalam iklan
bannernya (font logo tidak termasuk). Iklan ini
umum dimiliki pada usaha-usaha yang lain.
Terlihat bagus tapi biasa saja.
Kesimpulan
Dari ke 15 iklan yang sudah dianalisis, iklan skincare adalah iklan yang paling biasa
dari segi desain grafis maupun tipografinya. Tipografi pada iklan skincare tidak memiliki
daya Tarik dalam menggait pembeli/pengunjung, tipografinya hanya bertujuan untuk
menginformasikan apa yang mereka tawarkan.
Iklan Partai Politik memang memiliki ketertarikan tersendiri, tetapi terkadang para
desainer grafis parpol lupa memberikan unsur estetika dalam segi desain ataupun tipografi
yang mereka tulis. Dari pengalaman pribadi saya membuat spanduk ataupun banner,
kurangnya daya tarik iklan parpol terletak pada customer yang kebanyakan orang tua, ini
berdampak pada standar pembuatan desain hingga desain tidak berkembang menjadi lebih
baik. Maksudnya adalah standar iklan parpol yang dibuat sesuai dengan selera orang orang
tua.
Iklan rokok memliki daya tarik yang lebih, kesatuan antara desain dan tipografi
membuat setiap orang suka menatapnya walupun tidak membeli rokok yang diiklankan. Ini
karena standar dari pembuatan desain rokok selalu berkembang sesuai dengan perkembangan
desain. Bisa dibilang para desainer rokok selalu up to date. Tetapi kekurangan iklan rokok itu
tidak nyambung, antara apa yang diiklankan dengan apa yang dijual. Masalah desain dan
tipografi sudah sangat bagus.

 Iklan Rokok terbaik menurut analaisis saya terdapat pada iklan rokok malrboro, dan
terburuk pada iklan rokok WIN
 Iklan Parpol terbaik menurut analisis saya terdapat pada iklan partai politik Golkar, dan
terburuk pada iklan partai politik Gerindra.
 Iklan Skincare terbaik dan terburuk tidak bisa saya tentukan karena konsep desainnya
sama.

Anda mungkin juga menyukai