Anda di halaman 1dari 5

Observasi Penggunaan Tipografi

Di era modern yang terus berkembang ini, kehidupan kita tidak dapat terlepas dari
penggunaan teknologi. Bahkan, benda-benda yang ada di sekitar kita banyak bergantung pada
teknologi. Contohnya seperti media yang menjadi alat untuk menyalurkan informasi kepada
pembaca. Media yang dipublikasikan tidak bisanya hanya sekedar dipublikasikan secara
langsung tetapi, pembuat juga harus membentuk media agar menarik untuk dilihat. Salah satu
bagian yang paling penting dalam membuat sebuah media adalah tipografi. Tipografi
merupakan suatu seni cetak huruf yang berguna untuk menata proporsi suatu huruf atau
tulisan. Beberapa kegunaan tipografi ini antara lain, dijadikan sarana untuk menyampaikan
informasi melalui poster, banner, packaging produk, quotes, rambu lalu lintas, dan lainnya.
Maka dari itu, di dalam esai ini kami akan membahas dan menganalisis pentingnya
penggunaan tipografi dalam media publikasi.

Pentingnya peran tipografi dalam pembuatan media publikasi juga harus


memperhatikan hal-hal penting yang mempengaruhi estetika dari tipografi. Karena itu,
pemilihan tipografi juga harus sesuai dengan kegunaanya, dengan memperhatikan warna,
jenis huruf, ukuran, dan komposisi. Pertama, yaitu jenis huruf. Huruf tipografi dibagi menjadi
4 jenis, yaitu serif, sans serif, script, dan dekoratif. Masing-masing dari jenis tipografi ini
memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Contohnya, sans serif yang memiliki tipe huruf yang
jelas, bersih dan mudah untuk dibaca, cocok untuk menyampaikan informasi yang cukup
intens, biasanya ada di situs web, aplikasi, dan media sosial. Serif memiliki karakter huruf
yang lebih formal, terkesan tradisional, dan biasanya digunakan pada media cetak seperti
buku, majalah, dan surat kabar. Begitu juga dengan jenis script dan dekoratif. Masing-masing
huruf memiliki karakternya masing-masing.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membuat tipografi adalah ukuran dan warna,
kedua hal ini juga menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam tipografi. Ukuran tipografi yang
terlalu kecil dan dicantumkan ke dalam poster akan menghambat penyampaian informasi
kepada pembaca karena huruf yang terlalu kecil dan akan susah untuk terbaca. Begitu juga
dengan huruf yang terlalu besar, jika tipografi yang dicantumkan terlalu besar akan
mengganggu estetika dalam sebuah poster. Selanjutnya adalah warna. Warna yang dipilih
juga tidak boleh asal karena hal ini penting dalam penerapan tipografi. Seperti contohnya
hanya menggunakan warna hitam dan putih pada poster. Poster akan kurang menarik untuk
dilihat karena tidak memiliki warna yang bervariasi dan akan terkesan membosankan. Karena
itu, kita juga bisa mengandalkan colorwheel dalam menerapkan warna di tipografi.

Komposisi dalam tipografi juga tak kalah penting karena mempengaruhi cara kita
menyampaikan pesan agar teks dapat dibaca dengan mudah. Komposisi tipografi juga dapat
membantu membangun identitas visual yang kuat untuk sebuah brand dan dapat
meningkatkan estetika visual dalam sebuah desain. Untuk menganalisis lebih lanjut tentang
pentingnya penggunaan tipografi dalam media publikasi, kami akan menganalisa penggunaan
tipografi yang benar dan yang kurang benar.

Contoh tipografi yang benar :


1.

Poster film horor ini menggunakan font dekoratif yang cenderung memberikan kesan
seram untuk judul filmnya. Sehingga, para pembaca mendapatkan kesan ‘seram’
ketika membaca judul dari film tersebut.

2.
Dalam poster ini bisa dilihat jika penempatan tipografi banyak menggunakan
komposisi. Dan komposisi yang digunakan menyamakan dengan karakter dari kata
tersebut. Sehingga, penyampaian kata untuk poster tersebut terkesan lebih hidup.

3.
Pada iklan ini, penempatan tipografi untuk harganya lebih besar untuk memberikan
kesan menonjol dan membuat kesan jika dibaca,, hal pertama yang tertuju adalah
harganya.

4.
Iklan yang terdapat pada baliho ini menggunakan jenis tipografi sans serif agar
memberikan kesan simple dan menyesuaikan dengan tema posternya serta
menggunakan ukuran font yang besar agar dapat dibaca dari jarak jauh.

5.
Web ini menggunakan tipografi sams serif agar mudah dilihat oleh mata usernya.
Contoh tipografi yang kurang benar :
1.

Dalam poster film tersebut pemakaian font dan warna kurang digunakan dengan tepat.
Contohnya pengunaan jenis font sans serif yang memiliki karakteristik kaku dan jelas
untuk dibaca kurang cocok untuk dijadikan font poster film horor. Begitu juga
pemilihan warna font yang terlihat menabrak. Seperti font dengan nuansa warna
merah yang dicantumkan dengan gambar berwana merah.

2.

Begitu juga dengan larangan lalu lintas ini yang menggunakan font dekoratif. Font
dekoratif kurang cocok untuk ditempatkan di tanda larangan lampu lalu lintas. Dan
membuat pesan yang ingin disampaikan tidak tersampaikan dengan baik. Font sans
serif akan lebih cocok untuk digunakan untuk larangan lampu lalu lintas.

3.
Penempatan komposisi yang kurang baik pada suatu benda akan mengakibatkan
kesalahpahaman kepada pembaca. Alih-laih memberikan peringatan, pesan yang
ditujukan menjadi membingungkan.

4.

Poster quotes dengan warna yang terlalu banyak dan terlalu kontras, dan warnanya
terlalu bertabrakan satu dengan lainnya. Lalu, penempatan jarak dari setiap huruf juga
tidak diperhatikan. Dna terlalu banyak huruf yang di desain ulang sehingga jauh
berbeda dari aslinya. Beberapa hal tersebut membuat pesan yang ikin disampaikan
tidak dapat terbaca dengan baik.

5.

Spanduk ini bertujuan untuk melakukan promosi pada masa pemilihan umum untuk
2024. Tetapi pemilihan ukuran font belum diperhatikan dengan benar sehingga ada
beberapa tulisan-tulisan penting yang tidak bisa terbaca dengan jelas. Menghambat
kegiatan promosi dari spanduk ini kurang tersampaikan dengan baik

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah elemen kunci dalam media publikasi yang
mempengaruhi estetika, daya tarik, dan efektivitas komunikasi. Pemilihan jenis huruf,
ukuran, warna, dan komposisi yang tepat sangat penting untuk mencapai kesan yang
diinginkan dan memaksimalkan dampak pesan yang disampaikan kepada pembaca.

Anda mungkin juga menyukai