Anda di halaman 1dari 11

Falah: Jurnal Ekonomi Syariah

Jil. 6 No.2 (Agustus 2021) hlm.29-43


ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824
Beranda Jurnal: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/JES

Kinerja Perusahaan Asuransi Syariah Berbasis


pada Indeks Maqashid Syariah di Indonesia, Malaysia, dan
Bahrain: Studi Komparatif

Falikhatun 1, sebuah, *
, Dhanti Shofia 2, dgn B
1, 2, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Sebelas Maret, Indonesia
Jl. Ir. Sutami No. 36, Kentingan, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, 57126

Surel: Afalie.feuns17@gmail.com,Bdhantishofia07@gmail.com

*Penulis yang sesuai

DOI: https://doi.org/10.22219/jes.v6i1.15651

ABSTRAK
Kata kunci: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan Asuransi syariah
Pertunjukan; menurut indeks Maqashid Syariah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
Pengukuran; Pembobotan Aditif Sederhana (SAW). Populasi dan sampel dalam hal ini
syariah Studi berasal dari Indonesia, Malaysia dan Bahrain dari tahun 2016 hingga 2018. The
Pertanggungan;
hasil analisis menunjukkan bahwa Asuransi Syariah di Indonesia, Malaysia dan
Maqashid Syariah
Bahrain memiliki rasio kinerja berbeda yang diukur dari peringkat:
1) PT Asuransi Ramayana, Tbk (IDN), 2) AmMetLife Takaful Berhad
(MYS), 3) Hannover Retakaful BSC (BHR), 4) PT Asuransi Ekspor
Indonesia (IDN), 5) Takaful International Co.BSC (MYS), dan 6) Etiqa
Takaful Berhad (BHR). Penelitian ini menyiratkan bahwa kinerja rata-rata
Rasio Asuransi Syariah di Indonesia adalah yang terbaik dengan 57,9%, disusul oleh
Info Artikel: Bahrain dengan 29,8% dan Malaysia dengan 27,2%. Hasil penelitian ini adalah
Dikirim: diharapkan memiliki implikasi terhadap metode penilaian kinerja
10/06/2021
asuransi syariah yang tidak hanya fokus pada kinerja keuangan,
Diperbaiki:
18/07/2021 namun juga kinerja berdasarkan Maqashid Syariah. Selain itu, hasilnya
Dikirim: Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu ekonomi Islam, khususnya yang berkaitan dengan hal tersebut
05/08/2021 untuk pengukuran kinerja asuransi syariah.
Diterbitkan:
23/08/2021

Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-


BerbagiSerupa 4.0 Internasional (CC BY-SA 4.0)

Cara mengutip: Falikhatun, F., Shofia, D. (2021). Kinerja Perusahaan Asuransi Syariah
berdasarkan Indeks Maqashid Syariah di Indonesia, Malaysia, dan Bahrain: Studi Komparatif. Falah:
Jurnal Ekonomi Syariah, 6(2), 29-43. https://doi.org/10.22219/jes.v6i1.15651

29

30 Falah: Jurnal Ekonomi Syariah


Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

PERKENALAN
Peran lembaga keuangan khususnya asuransi syariah saat ini sedang hangat diperbincangkan
kalangan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan minat masyarakat terhadap produk asuransi halal
yang memenuhi persyaratan syariah (Nugraheni & Muhammad, 2019; Fathonih, et. al., 2019;
Rusydiana, Hasib & Rani, 2019; Mulyany, dkk. al., 2021; Dabrom & Shaheen, 2021;
Adinugraha, dkk. al., 2021). Asuransi syariah memerlukan alat ukur kinerja
ditinjau dari tujuan syariah (maqashid syariah) untuk menilai sejauh mana asuransi syariah
kinerja dilaksanakan sesuai prinsip syariah (Khalid, et. al., 2017;
Nugroho, dkk. al., 2019; Maspupah & Hasanah, 2020; Azmi, dkk. al., 2020; Mashfufah, &
Yasid, 2021). Hal ini untuk memberikan kepastian bagi seluruh aktivitas perusahaan atas risiko dan risikonya
melindungi kehidupan yang lebih layak (Wijayanti & Mohamed, 2021; Hassan, et. al., 2021; Hassan,
Muneeza & Saraç, 2021). Asuransi syariah juga disebut sebagai Takaful, dalam syariah
Konsep asuransi, peserta sepakat untuk menyumbangkan dana tabarru' untuk memenuhinya
kewajiban untuk saling membantu dan menjadi jaminan bersama apabila salah satu darinya
peserta mengalami kerugian (Firdaus & Dewi, 2019; Puad, et. al., 2019; Ali, et. al.,
2019; Owais & Rahman, 2019; Malik & Ullah, 2019; Abdeen, dkk., al., 2019; Puad, dkk.
al., 2020). Tujuan dari asuransi syariah adalah untuk mengurangi beban kerugian di kalangan
j y g g g g
peserta atau perusahaan dan untuk memastikan bahwa semua operasi perusahaan dilakukan
dengan prinsip syariah (Ismail, 2013; bin Nik Abdul, dkk., 2020; Fendi, 2020; Rahim,
Bakar & Nor, 2021).
Beberapa fenomena yang terjadi akhir-akhir ini seputar asuransi syariah di
Indonesia seperti kasus PT Asuransi Bumiputera pada akhir tahun 2018 yang lalu
mengalami gagal bayar untuk membayar pelanggannya pada tanggal jatuh tempo polis asuransinya.
Laporan dari Bank Dunia menyebutkan ada sekitar 7 juta nasabah yang menderita penyakit ini
lebih dari 18 juta polis asuransi mengalami gagal bayar. Diperkirakan begitu
ada lebih dari 7 juta pelanggan yang tidak menerima pembayarannya bahkan setelahnya
polisnya sudah jatuh tempo atau kontraknya sudah habis (Merdeka.com, 2019) . Kasus ini menyebabkan
pelanggan tidak menerima pembayarannya pada saat jatuh tempo atau mengalami keterlambatan klaim
pembayaran, sehingga PT Asuransi Bumiputera tidak dapat melindungi pelanggannya dalam bentuk
asuransi jiwa, rawat inap, pengobatan penyakit kritis, hingga asuransi kesehatan
periode tidak produktif.
Fenomena terkini yang mengguncang dunia adalah masalah kesehatan global
mengenai penyakit virus corona. Kementerian Kesehatan Bahrain telah mengkonfirmasi yang pertama
kasus Covid-19 di Bahrain pada 24 Februari 2020, dan pemerintah berusaha menutupinya
biaya kesehatan melalui asuransi kesehatan (Minews, 2020).

Tabel 1. Jumlah Aset Asuransi Syariah dan Konvensional di Indonesia (Miliar


Rp)

Perbedaan Tahun Syariah Konvensional


2016 33.244 944.576 27%
2017 40.520 1.132.602 27%
2018 41.959 1.209.627 28%
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 2020

Selisih aset asuransi syariah dan konvensional pada tahun 2016 adalah
27%, tahun 2017 sebesar 27% dan tahun 2018 sebesar 28% (Otoritas Jasa Keuangan, 2016-2018).
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa aset asuransi syariah masih tergolong rendah dibandingkan

Falah: Jurnal Ekonomi Syariah 31


Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

ke asuransi konvensional. Hal ini disebabkan rendahnya sosialisasi dan kurangnya akses
informasi, bebas pasar dan rendahnya kualitas sumber daya manusia (Ramadhani, 2015).
Pertumbuhan keuangan syariah global menjadi salah satu indikator perekonomian global
kesuksesan. Indonesia di posisi keempat dengan 68 poin, Malaysia di peringkat pertama
posisi dengan 115 poin, dan Bahrain di posisi kedua dengan 71 poin (Islamic Finance
Indikator Pembangunan, 2019). Pertumbuhan aset asuransi syariah global
mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2017 total aset mencapai USD 46 miliar yaitu
hanya 2% dari total 324 operator di 47 negara (Islamic Finance Development
Laporan, 2018).

Gambar 1. Pertumbuhan Aset Asuransi Syariah (Takaful)

Gambar 1 menunjukkan bahwa Asuransi Syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 22% pada tahun
2016-2017 dan 4% pada 2017-2018 (Otoritas Jasa Keuangan, 2018) (Maksum, (2011).
Takaful di Malaysia mengalami pertumbuhan 5% pada tahun 2016-2018 dan 5% pada tahun 2017-2018
(Bank Sentral Malaysia, 2018). Takaful di Bahrain mengalami pertumbuhan 17% pada tahun 2016-
2018 dan 1% pada 2017-2018 (Bank Sentral Bahrain, 2018) . Pertumbuhan rata-rata sebesar
Aset Asuransi Syariah di Indonesia, Malaysia dan Bahrain pada tahun 2016-2018 sebesar 3-15%.
Mengingat pentingnya kinerja dalam proyeksi masa depan, semua perusahaan
operasionalnya harus berdasarkan prinsip-prinsip sosial dan lingkungan. Bedoi & Mansur
(2013) menyebutkan bahwa pandangan Islam tentang prinsip-prinsip sosial dan lingkungan adalah
berkaitan erat dengan etika dan tidak terbatas pada keuangan. Ini juga mencakup seluruh pemangku kepentingan dan
masyarakat pada umumnya; Inilah puncak kinerja berbasis Maqashid Syariah di tahun ini
lembaga keuangan.
Maqashid Syariah adalah tujuan ekonomi Islam untuk mewujudkan pendidikan,
keadilan
memecahkan dan rasa kemanusiaan.
masalah Maqashid
ekonomi dan Syariah
keuangan menjadi
syariah. point Syariah
Maqashid utama dalam ijtihad gagasan dari
merupakan
Hukum Islam yaitu syariah diturunkan oleh Allah SWT untuk mencapai tujuan tertentu. Ini
Tujuan merupakan landasan utama dalam mencapai maslahat bagi umat manusia karena di dalamnya terkandung
semua unsur yang berhubungan dengan hakikat manusia. Mohammad & Shahwan (2013) menyatakan bahwa
maslahat dapat diwujudkan dengan lima cara, perlindungan jiwa (al-Hayah), perlindungan agama
(al-Diin), perlindungan harkat dan martabat (al-Muru’ah), perlindungan akal (al-’Aql) dan harta benda
perlindungan (al-Mal).

32 Falah: Jurnal Ekonomi Syariah


Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

Beberapa penelitian sebelumnya terkait pengukuran kinerja berdasarkan


Indeks Maqashid Syariah telah diteliti. Menurut Azmi, dkk. al., (2020) syariah
kepatuhan terbukti memoderasi pengaruh indeks pelaporan sosial Islam terhadap
nilai indeks maqhasid syariah. Selain itu, Khoiriyah & Salman (2020) menemukan
indeks maqashid syariah, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan berpengaruh positif
pelaporan sosial Islam. Nasution, dkk. al., (2019) menemukan adanya perbedaan risiko
antara modal (RBC) asuransi syariah Indonesia dan Malaysia. Di RBC
rasio likuiditas dan keseimbangan investasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas
Asuransi Syariah di Indonesia, sedangkan hasil investasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan.
Namun Pramono (2019) menemukan bahwa penelitian secara simultan menunjukkan hal itu secara bersama-sama
Indeks Islamic Social Reporting dan Pengungkapan Kepatuhan Syariah mempunyai pengaruh yang signifikan
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah yang diproksikan dengan
indeks maqasid syariah. Sebaliknya pada hasil uji parsial indeks pemberitaan Islam
variabel dan pengungkapan kepatuhan syariah tidak berpengaruh.
Antonio, dkk. (2012) melakukan penelitian mengenai pengukuran perbankan syariah
berdasarkan Indeks Maqashid Syariah dengan Simple Additive Weighting (SAW)
metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata Indeks Maqashid Islam bank syariah di
Indonesia lebih baik dibandingkan perbankan syariah di Yordania. Sebaliknya Nugraha, dkk. al, (2020)
menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan maqashid Islam
di Indonesia dan penerapan maqashid Islam di Bahrain. Bahkan berbeda
kebijakan atau peraturan pemerintah karena setiap negara mempunyai konstitusi tertentu.
Muhammad & Taib (2015) dalam mengembangkan Maqasid Al-Syariah berbasis Islam
ukuran kinerja perbankan di Malaysia pada 24 bank terpilih, menemukan bahwa
pengukuran kinerja perbankan syariah meningkat bila diukur dengan Maqasid
Al-Syariah (Fauzi & Rasyid, 2016). Mega, et.al., (2019) menemukan bahwa kinerja
Bank Umum Syariah Indonesia berdasarkan indeks maqasid syariah tahun 2013 hingga 2017 berada di bawah
30%, bahkan pada tahun pengamatan terjadi peningkatan. Di samping itu,
Sukardi, dkk. al., (2019) menemukan bahwa di Indonesia perusahaan syariah menduduki peringkat lima tertinggi
perhitungan kinerja Indeks Maqashid Syariah yaitu DPLK Muamalah, Reindo
Syariah, Asuransi Takaful Indonesia, Sarana Multigriya Finansial, dan yang terakhir adalah
Pegadaian Indonesia.
Di sisi lain, Hidayat & Abdulla (2015) tentang perbandingan
kinerja keuangan perusahaan asuransi Takaful dan konvensional di Bahrain
menggunakan solvabilitas, likuiditas, profitabilitas, kinerja underwriting dan efisiensi
Pengukuran. Menemukan bahwa perusahaan asuransi konvensional lebih menguntungkan dan
efisien dibandingkan Takaful.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja Asuransi Syariah berdasarkan Maqashid
Indeks Syariah di Indonesia, Malaysia dan Bahrain. Penelitian ini mempunyai beberapa perbedaan dengan
penelitian sebelumnya yang mengacu pada penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut mempunyai perbedaan dengan
penelitian sebelumnya, termasuk sampel yang digunakan adalah asuransi syariah di beberapa negara,
yaitu Indonesia, Malaysia dan Bahrain untuk laporan tahunan periode 2016-2018.
Penelitian dengan objek penelitian mengenai asuransi masih sangat sedikit dibandingkan dengan

Falah: Jurnal Ekonomi Syariah 33


Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

objek perbankan Islam. Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai implikasi bagi
metode penilaian kinerja asuransi syariah yang tidak hanya fokus
pada kinerja keuangan, namun juga kinerja berdasarkan Maqashid Syariah. Selain itu,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu ekonomi Islam, khususnya yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja asuransi syariah.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan skor Maqashid
Indeks Syariah pada Asuransi Syariah dengan cara membandingkan rangking suatu variabel dengan menggunakan metode Sederhana
Metode Pembobotan Aditif (SAW). Menggunakan Simple Additive Weighting (SAW)
metode yang mengacu pada penelitian Antonio, Sanrego & Taufiqa (2012) dan
Muhammad & Taib (2015) berdasarkan Indeks Maqashid Syariah dengan Sederhana
Metode Pembobotan Aditif (SAW). Metode SAW merupakan metode pengambilan keputusan untuk
menentukan bobot atribut. Konsep dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kelipatan
Attribute Decision Making (MADM) yang merupakan alat manajerial yang digunakan dalam mengevaluasi
perbandingan alternatif. Populasi sasaran penelitian ini adalah Asuransi Syariah di
Indonesia, Malaysia dan Bahrain periode 2016-2018 beserta sampelnya
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.
Pertimbangan yang digunakan untuk memilih sampel adalah: pertama, asuransi syariah yang mana
menerbitkan laporan tahunan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan -
OJK), Bank Sentral Malaysia (CBM) dan Bank Sentral Bahrain (CBB) yang bisa
dapat diakses melalui situs web mereka https://www.ojk.go.id, https://www.bnm.gov.my,
https://www.cbb.gov.bh.
Kedua, Perusahaan tidak melakukan merger dan akuisisi. Ketiga, datanya
dikumpulkan berdasarkan nilai aset tertinggi di setiap negara. Data dianalisis dalam hal ini
Kajian dengan data sekunder yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari yang tersedia
sumber.
Hasil pendataan Asuransi Syariah di Indonesia ditemukan 54 perusahaan
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 12 perusahaan terdaftar di Bank Sentral
Malaysia (CBM), dan 10 perusahaan terdaftar di Bank Sentral Bahrain (CBB). Setelah data
pengumpulan dan seleksi mengikuti beberapa pertimbangan sampel, berikut ini
sampel yang dipilih berdasarkan perkembangan aset di masing-masing negara:

Tabel 2. Data Aset Asuransi Syariah di Indonesia, Malaysia dan Bahrain

Nama Negara 2016 2017 2018


PT Asuransi
IND (Rp) 200.013.955.646 175.979.551.082 204.718.124.883
Ramayana, Tbk
PT Asuransi Ekspor
IND (Rp) 53.412.442.871 61.944.218.828 74.317.088.901
Indonesia
AmMetLife Takaful
MYS (RM) 217.822.895 228.050.024 222.518.303
Berhad
Etiqa Takaful Berhad MYS (RM) 14,167,592 14,916,940 16,340,281
Reasuransi syariah Hannover
BHR (BHD) 154.788.808 159.828.950 155.470.526
BSC
Takaful Internasional
BHR (BHD) 39.490.203 34.814.596 39.792.340
Co.BSC

34 Falah: Jurnal Ekonomi Syariah


Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

Dari pengembangan data aset, penelitian ini mengambil beberapa Asuransi Syariah
perusahaan, di Indonesia PT Asuransi Ramayana, Tbk dan PT Asuransi Ekspor Indonesia; di dalam
Malaysia, AmMetLife Takaful Berhad dan Etiqa Takaful Berhad, dan di Bahrain,
Hannover Retakaful BSC dan Takaful International Co.BSC
Setelah disesuaikan dengan ketersediaan dan kelengkapan data, tidak semua sampel dapat diambil
Asuransi Syariah memenuhi sepuluh rasio dalam Indeks Maqashid Syariah. Hal ini membuat para peneliti
gunakan lima rasio kinerja:
1) Biaya Publikasi/Total Biaya (R14)
2) Bagi Hasil yang Tidak Didistribusikan/Pendapatan Investasi Bersih (R21)
3) Pendapatan Bebas Bunga/Total Pendapatan (R23)
4) Laba Bersih/Total Aset (R31)
5) Investasi Sektor Riil/Total Investasi (R33).
Tahap perkalian dimensi dan rasio kinerja dengan masing-masing bobot adalah
disesuaikan dengan rasio kinerja yang digunakan dalam penelitian, untuk memastikan hasil akhir akan tercapai
secara akurat mewakili data yang disajikan.
Ukuran kinerja berdasarkan Indeks Maqashid Syariah diproksikan dengan
tiga unsur, mendidik individu, menjunjung tinggi keadilan, dan mencapai maslahat. Ada
beberapa tahapan untuk menghasilkan hasil pengukuran Indeks Maqashid Syariah: Pertama,
menentukan rasio keuangan yang merupakan perbandingan antara sampel sebagai awal
penilaian Indeks Maqashid Syariah dalam laporan tahunan Asuransi Syariah. Berikut ini adalah
rasio kinerja berdasarkan Indeks Maqashid Syariah:
1) Hibah Pendidikan/Total Pendapatan (R11)
2) Biaya Pendidikan/Total Biaya (R12)
3) Biaya Pelatihan/Total Biaya (R13)
4) Biaya Publikasi/Total Biaya (R14)
5) Bagi Hasil yang Tidak Didistribusikan/ Hasil Investasi Bersih (R21)
6) Pembiayaan Mudharabah & Musharakah/Total Investasi (R22)
7) Pendapatan Bebas Bunga/Total Pendapatan (R23)
8) Laba Bersih/Total Aset (R31)
9) Zakat Dibayar/Harta Bersih (R32)
10) Investasi Sektor Riil/Total Investasi (R33)

Berikut daftar variabel operasional yang mendukung penelitian ini:

Tabel 3. Definisi dan Operasional Variabel

Konsep
Dimensi Elemen Kinerja Keuangan
(Tujuan)
D1. Untuk memajukan E1. Pendidikan R1. Bantuan Pendidikan
pengetahuan Pendampingan Biaya total
Mendidik E2. Penelitian R2. Biaya/Total Penelitian
Individu Biaya
D2. Menerapkan dan Meningkatkan
E3. Pelatihan R3. Biaya Pelatihan/Total Biaya
Keterampilan Baru
D3. Ciptakan Kesadaran padaE4. Publikasi R4. Biaya/Total Publikasi
Asuransi Syariah Biaya
D1. Pengembalian Adil E1. Pengembalian Wajar R1. Keuntungan yang Tidak Didistribusikan
Menegakkan Bagi Hasil/Hasil Investasi Bersih

Falah: Jurnal Ekonomi Syariah 35


Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

Keadilan D2. Produk Terjangkau E2. Distribusi R2. Mudharabah &


dan Layanan Fungsi Pembiayaan Musyarakah/Total
Pembiayaan
D3. Hilangkan Negatif E3. Bebas Bunga R3. Pendapatan/Total Bebas Bunga
Elemen yang dapat Menciptakan Produk Penghasilan
Ketidakadilan
D1. Profitabilitas E1. Rasio Pendapatan R1. Laba Bersih/Total Aset
Meraih D2. Retribusi Pendapatan & E2. Pendapatan Individu R2. Zakat Berbayar/Harta Bersih
Maslahat Kesejahteraan
D3. Investasi di Real E3. Sektor Riil R3. Sektor Riil
Sektor Rasio Investasi Investasi/Jumlah Investasi
Sumber: Muhammad & Taib (2015)

Dari rasio kinerja yang telah ditetapkan, kemudian diproksikan kembali sesuai
bobot setiap pertunjukan. Berikut bobot masing-masing variabel pada
Indeks Maqashid Syariah:

Tabel 4. Variabel Tertimbang pada Indeks Maqashid Syariah

Rata-rata berat badan Rata-rata berat badan


Tujuan Elemen
(Dari 100%) (100%)
E1. Hibah/donasi Pendidikan 24
E2. Penelitian 27
1. Pendidikan 30 E3. Pelatihan 26
E4. Publikasi 23
Jumlahnya 100
E1. Pengembalian yang Adil 30
E2. Harga Wajar 32
41 E3. Produk Bebas Bunga 38
2. Keadilan
Jumlahnya 100
E1. Rasio Profitabilitas 33
E2. Ekuitas Pendapatan 30
3. Maslahat
29 E3. Investasi Sektor Riil 37
Jumlahnya 100
Sumber: Muhammad & Taib (2015)

HASIL DAN DISKUSI


Rasio Kinerja berdasarkan Indeks Maqashid Syariah
Indeks Maqashid Syariah menjadi salah satu hal terpenting dalam sebuah perusahaan
mencapai kesejahteraan Asuransi Syariah. Hal ini patut mendapat perhatian dalam mengukur
kinerja Indeks Maqashid Syariah dengan tiga indikator utama sebagai berikut:
rasio kinerja, laba bersih, investasi sektor riil.
Hasil rasio kinerja menurut indeks maqashid syariah pada syariah
asuransi di Indonesia, Malaysia, dan Bahrain tercantum pada Tabel 5. Hal ini menunjukkan bahwa
rata-rata rasio publikasi normal (R14) sebesar 46%, maka tercapai rasio publikasi tertinggi
oleh PT Asuransi Ramayana, Tbk dengan 0,94249 karena biaya publikasi pada
laporan tahunan dimasukkan dalam biaya bisnis.
Tertinggi kedua diraih oleh AmMetLife Takaful Berhad dengan 0.71294
yang membuktikan bahwa publikasi telah dilaksanakan dengan baik karena telah mencapai tujuan
36 Falah: Jurnal Ekonomi Syariah
Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

nilai rata-rata normal, disusul Etiqa Takaful Berhad dengan 0,55578 yang membuktikan hal tersebut
publikasi telah dilaksanakan dengan baik karena telah mencapai rata-rata normal
nilai dengan 0,26022.
Sebaliknya Hannover Retakaful BSC dengan 0.17026 membuktikan bahwa
Publikasi belum dilakukan secara maksimal karena perusahaan mengalokasikan lebih banyak untuk qardh
biaya pinjaman hassan dan terakhir PT Asuransi Ekspor Indonesia dengan terbukti 0,10177
bahwa publikasi tersebut belum dilakukan secara maksimal karena sebagian besar biayanya
dialokasikan untuk biaya komisi. Tabel 5 menunjukkan bahwa publikasi asuransi syariah
antar perusahaan adalah signifikan. Namun asuransi syariah disarankan untuk tampil lebih
publikasi produknya dan informasi yang ditawarkan sampai ke konsumen.

Tabel 5. Rasio Kinerja Berdasarkan Indeks Maqashid Syariah

Nama Asuransi R14 R21 R23


PT Asuransi Ramayana, Tbk 0,94249 5,20371 0,89964
PT Asuransi Ekspor Indonesia 0,10177 1,11726 0,94427
AmMetLife Takaful Berhad 0,71294 2,07589 0,82650
Etiqa Takaful Berhad 0,55578 0,58994 0,02533
BSC Reasuransi syariah Hannover 0,17026 2,40118 0,74357
Takaful International Co.BSC 0,26022 0,80962 0,06828

Pada variabel bagi hasil yang tidak dibagikan (R21), menunjukkan bahwa rasio yang paling tinggi adalah
dimiliki oleh PT Asuransi Ramayana, Tbk. dengan 5.20371, diikuti oleh Hannover
Reasuransi BSC sebesar 2,40118 dibagikan kepada pemegang saham. Sedangkan AmMetLife Takaful
Berhad dengan 2.07589 dibagikan kepada seluruh peserta/pelanggan, pengelola dan pool of
dana tabarru’ yang bertujuan untuk saling membantu (ta’awun) diantara para peserta.
PT Asuransi Ekspor Indonesia dengan 1.11726 namun tidak menyebutkan tujuan
bagi hasil yang tidak dibagikan, kelima dimiliki oleh Takaful International Co.BSC dengan
0,80962 dibagikan kepada peserta/nasabah dan kumpulan dana tabarru' untuk membantu masing-masing
lainnya di antara peserta dan terakhir dimiliki oleh Etiqa Taqaful Berhad dengan 0,58994
dibagikan kepada peserta/pelanggan, pengelola dan kumpulan dana tabarru' untuk membantu masing-masing
lainnya di antara peserta.
Pada variabel Pendapatan Bebas Bunga (R23) yang dijelaskan pada tabel 5 paling tinggi
Rasionya adalah PT Asuransi Ekspor Indonesia dengan 0,94427 yang menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai
pendapatan bebas bunga yang sangat besar.
Disusul oleh PT Asuransi Ramayana, Tbk. dengan 0.82650 yang menunjukkan telah
pendapatan bebas bunga yang sangat besar. Ketiga dimiliki oleh AmMetLife Takaful Berhad
dengan 0,82650 yang menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai pendapatan bebas bunga yang besar secara signifikan.
Dan selanjutnya adalah Hannover International BSC dengan 0.74357 yang menunjukkan hal tersebut
perusahaan mempunyai pendapatan bebas bunga yang sangat besar. Anf kelima dimiliki oleh Takaful
International Co.BSC dengan 0,06828 yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sangat rendah
pendapatan bebas bunga, keenam dimiliki oleh Etiqa Takaful Berhad dengan 0,02533 yang menunjukkan
perusahaan tersebut memiliki pendapatan bebas bunga yang sangat rendah.

Falah: Jurnal Ekonomi Syariah 37


Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

Rasio Pendapatan Bersih


Tabel 6 menggambarkan variabel rasio laba bersih (R31), PT Asuransi Ramayana,
Tbk di Indonesia rasio tertinggi dengan 0,09677 yang menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan keuntungan.
Sedangkan PT Asuransi Ekspor Indonesia 0,05145 menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan keuntungan. Diikuti
oleh Hannover Retakaful BSC dengan 0.02717 yang menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan laba yang rendah
dan Etiqa Takaful Berhad dengan 0,01995 menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan keuntungan. Di sisi lain
di sisi lain, Takaful International Co.BSC dengan 0,01973 yang menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan
laba. Terakhir AmMetLife Takaful Berhad dengan -0.07244 yang menunjukkan perusahaan tersebut
mengalami kerugian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total laba bersih Asuransi Syariah adalah
dianggap rendah di semua negara karena industri Asuransi Syariah berada pada posisi teratas
tahap pengembangan.

Tabel 6. Rasio Kinerja Berdasarkan Indeks Maqashid Syariah Ketiga

Nama Asuransi R31 R33


PT Asuransi Ramayana, Tbk 0,09677 0,06061
PT Asuransi Ekspor Indonesia 0,05145 0,00367
AmMetLife Takaful Berhad -0,07244 0,01187
Etiqa Takaful Berhad 0,01995 0,00003
Hannover Reasuransi syariah BSC 0,02717 0,00170
Takaful International Co.BSC 0,01973 0,37202

Investasi Sektor Riil


Investasi sektor riil (R33) adalah investasi atau pembelian aset-aset produktif
untuk menghasilkan produk tertentu melalui proses produksi yang diharapkan dapat menghasilkan
manfaatnya di masa depan.
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa Takaful International Co.BSC mencapai
Nilai tertinggi sebesar 0.37202 menunjukkan bahwa investor sektor riil adalah investor yang tepat dan paling sesuai
investasi lain yang dialokasikan ke simpanan wajib dan investasi tersedia untuk dijual.
Disusul oleh PT Asuransi Ramayana, Tbk. dengan 0,06061 yang menunjukkan sektor riil
investasi dinilai rendah karena sebagian besar dialokasikan pada investasi pada
sektor keuangan termasuk deposito berjangka dan sukuk. AmMetLife Takaful Berhad di
posisi ketiga sebesar 0,01187 poin yang menunjukkan bahwa investasi sektor riil dipertimbangkan
rendah karena sebagian besar dialokasikan pada sektor keuangan termasuk pengumpulan
pengumpulan dana ta'awun untuk investasi dari para peserta.
Sebaliknya, PT Asuransi Ekspor Indonesia dengan poin 0,00367 menunjukkan hal tersebut
investasi sektor riil dinilai rendah karena sebagian besar dialokasikan pada sektor riil
investasi di sektor keuangan termasuk deposito berjangka dan surat berharga, dan diikuti
oleh Hannover Retakaful BSC dengan poin 0,00170 yang menunjukkan bahwa investasi pada
sektor riil dinilai rendah karena sebagian besar dialokasikan pada sektor non-riil
investasi termasuk simpanan wajib dan surat berharga investasi.

38 Falah: Jurnal Ekonomi Syariah


Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

Terakhir adalah Etiqa Takaful Berhad dengan 0,00003 yang menunjukkan bahwa investasi pada
sektor riil dinilai sangat rendah karena sebagian besar dialokasikan pada sektor non-riil
investasi termasuk pengumpulan dana ta'awun untuk investasi dari
peserta.

Kinerja Asuransi Syariah berdasarkan Indeks Maqashid Syariah di Indonesia,


Malaysia dan Bahrain
Tabel 7 menunjukkan hasil kinerja asuransi syariah berdasarkan Maqashid
Indeks Syariah. Kinerja tertinggi adalah PT Asuransi Ramayana, Tbk (IDN) dengan
86,1%, diikuti oleh AmMetLife Takaful Berhad (MYS) dengan 42,8% dan Hannover
Reasuransi syariah BSC (BHR) sebesar 42,6%.

Tabel 7. Peringkat Asuransi Syariah Berdasarkan Indeks Maqashid Syariah

Maqashid
Nama Asuransi Syariah Negara PI(O1) PI (O2) PI (O3) Pangkat
Indeks syariah
PT Asuransi Ramayana, Tbk IDN 0,06503 0,78022 0,01576 0,86102 1
AmMetLife Takaful Berhad MYS 0,04919 0,38410 -0,00566 0,42764 2
Hannover Reasuransi syariah BSC BHR 0,01175 0,41119 0,00278 0,42572 3
PT Asuransi Ekspor Indonesia IDN 0,00702 0,28454 0,00532 0,29688 4
Takaful International Co.BSC BHR 0,01796 0,11022 0,04181 0,16998 5
Etiqa Takaful Berhad MYS 0,03835 0,07651 0,00191 0,11677 6

Dari tabel 7 juga ditemukan bahwa Indonesia mempunyai rata-rata pendidikan individu
dengan 0,36%, menjunjung keadilan 53,2% dan maslahah 0,11%. Total rata-rata
Indeks Maqashid Syariah sebesar 57,9%. hasil ini berbeda dengan penelitian Mega, et.al.,
(2019) yang menemukan bahwa kinerja Bank Umum Syariah Indonesia berdasarkan maqasid
indeks syariah tahun 2013 hingga 2017 berada di bawah 30%, bahkan pada tahun pengamatan
terjadi peningkatan. Di sisi lain, Sukardi, dkk. al., (2019) menemukan bahwa di Indonesia
perusahaan syariah, menduduki peringkat lima tertinggi kinerja Indeks Maqashid Syariah
perhitungannya yaitu, DPLK Muamalah, Reindo Syariah, Asuransi Takaful Indonesia,
Sarana Multigriya Finansial, dan terakhir adalah Pegadaian Indonesia.
Sementara Malaysia memiliki rata-rata pendidikan individu sebesar 0,44%, menjunjung tinggi
keadilan sebesar 23% dan maslahah sebesar -0,02%. Total rata-rata Maqashid Syariah
Indeks di Malaysia sebesar 27,2%. diikuti oleh Bahrain berdasarkan rata-rata individu terdidik
sebesar 0,15%, menjunjung tinggi keadilan sebesar 26,1% dan maslahat sebesar 0,22%. hasil ini opsite itu
hasil Muhammad & Taib (2015) yang menemukan bahwa pengukuran Malaysia
Kinerja perbankan syariah meningkat jika diukur dengan Maqasid Al-Syariah.
Total rata-rata Indeks Maqashid Syariah di Bahrain sebesar 29,8%. hasil ini
berbeda dengan Antonio, et, al. (2012) menyatakan bahwa rata-rata Indeks Maqashid Islam sebesar
Bank syariah di Indonesia lebih baik dibandingkan perbankan syariah di Yordania. Juga oleh Nugraha,
et. al, (2020) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapannya
Maqashid Islam di Indonesia dan penerapan maqashid Islam di Bahrain.
Juga dari Hidayat & Abdulla (2015), tentang perbandingan kinerja keuangan

Falah: Jurnal Ekonomi Syariah 39


Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

perusahaan asuransi Takaful dan konvensional di Bahrain menggunakan solvabilitas, likuiditas,


profitabilitas, kinerja penjaminan dan ukuran efisiensi. Menemukan bahwa
perusahaan asuransi konvensional lebih menguntungkan dan efisien dibandingkan Takaful.

KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan Asuransi syariah menurut
indeks Maqashid Syariah. Hasil penelitian menemukan bahwa rata-rata terbaik
rasio kinerja Asuransi Syariah adalah Indonesia sebesar 57,9%, Bahrain sebesar 29,8% dan
Malaysia sebesar 27,2%. Rasio kinerja ini diukur berdasarkan peringkat beberapa asuransi
kinerja seperti PT Asuransi Ramayana, Tbk (IDN), AmMetLife Takaful Berhad
(MYS), Hannover Retakaful BSC (BHR), PT Asuransi Ekspor Indonesia (IDN), Takaful
International Co.BSC (BHR), dan Etiqa Takaful Berhad (MYS). Namun penelitian lebih lanjut menyarankan untuk menggunakan rasio kiner

Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada tiga negara dengan aset terbesar. Karena
Penelitian ini terletak pada keterbatasan indikator indeks maqashid syariah.

REFERENSI
Abdeen, M., Jan, S., Khan, S., & Ali, T. (2019). Mempekerjakan perbankan syariah takaful
melalui blockchain canggih: Sebuah studi kasus. Int. J.Adv. Hitung. Sains. aplikasi,
10(12), 648-654. Diperoleh dari https://www.researchgate.net/profile/Salman-
Jan/publikasi/338260391_Employing_Takaful_Islamic_Banking_through_State
_of_the_Art_Blockchain_A_Case_Study/links/5e0b53134585159aa4a72dc9/Emp
setia-Takaful-Perbankan-Islam-melalui-State-of-the-Art-Blockchain-A-Case-
Studi.pdf
Adinugraha, HH, Nasution, IFA, Faisal, F., Daulay, M., Harahap, I., Wildan, T., ...
& Purwanto, A. (2021). Pariwisata Halal di Indonesia: Dewan Indonesia
Perspektif Fatwa Dewan Syariah Nasional Ulama. Jurnal Keuangan Asia,
Ekonomi dan Bisnis, 8(3), 665-673.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no3.0665
Ali, M., Raza, SA, Puah, CH, & Amin, H. (2019). Penerimaan konsumen terhadap
takaful di Pakistan: Penerapan teori difusi inovasi. Internasional
Jurnal Pasar Berkembang. 14(4), 620-638. https://doi.org/10.1108/IJOEM-08-
2017-0275
Antonio, MS, Sanrego, YD dan Taufiq, M. (2012). Analisis Perbankan Islam
Kinerja: Implementasi Indeks Maqashid di Indonesia dan Yordania. Jurnal
Keuangan Islam, 1(2), 12-29. https://journals.iium.edu.my/iiibf-
jurnal/ndex.php/jif/article/view/2.
Azmi, F., Pramono, NH, & Wahyuni, M. (2020). Maqhasid Syariah: Pengukuran
Tujuan Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Kepatuhan Syariah sebagai a
Variabel Moderasi. Jurnal Analisis Akuntansi, 9(1), 1-7.
https://doi.org/10.15294/aaj.v9i1.38647
Azmi, F., Pramono, NH, & Wahyuni, M. (2020). Maqhasid Syariah: Pengukuran
Tujuan Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Kepatuhan Syariah sebagai a
Variabel Moderasi. Jurnal Analisis Akuntansi, 9(1), 1-7.
https://doi.org/10.15294/aaj.v9i1.38647

40 Falah: Jurnal Ekonomi Syariah


Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824
Bedoui, H. & Mansour, W. (2013). Kinerja bank syariah dan Maqasid al-
syariah. Makalah dipresentasikan ke 9 Asosiasi Ekonomi Asia-Pasifik
Konferensi, 27-28 Juli, Osaka-Jepang. Doi: 10.1007/s11948-014-9561-9.
bin Nik Abdul, NAR, Ghani, MNMZ, Zakaria, Z., Yaacob, SE, Ahmad, AA,
& binti Mat, NHH (2020). Analisis Tanggung Jawab Terhadap Aset Sewa Pada Tahun
Pembiayaan Ijarah dari Perspektif Syariah: Fokus Khusus pada Al-Ijarah
Thumma Al-Bay. Jurnal Penelitian Akademik dalam Ilmu Bisnis dan Sosial,
10(10), 865-876. http://dx.doi.org/10.6007/IJARBSS/v10-i10/7896
Dabrom, FFM, & Shaheen, R. (2021). Pentingnya Rekayasa Islam Baru
Produk Keuangan. Jurnal Arkeologi Mesir/Egyptologi PalArch,
18(13), 1207-1216. Diterima dari
https://archives.palarch.nl/index.php/jae/article/view/8653
Fathonih, A., Anggadwita, G., & Ibrahimi, S. (2019). Modal ventura syariah sebagai pembiayaan
alternatif pengusaha Muslim: Peluang, tantangan dan penelitian masa depan
petunjuk arah. Jurnal Komunitas Enterprising: Orang dan Tempat di Global
Ekonomi. 13(3), 333-352. https://doi.org/10.1108/JEC-11-2018-0090
Fauzi & Rasyid. (2016). Takaful: Tinjauan Kinerja, Isu dan Tantangan di
Malaysia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmiah, 3(4), 71-76.
https://www.researchgate.net/publication/307475962.
Fendi, UA (2020). Menuju model penjaminan simpanan syariah. Jurnal Islam
Riset Akuntansi dan Bisnis. 11(1), 130-151.
https://doi.org/10.1108/JIABR-06-2017-0077
Firdaus, A., & Dewi, ET (2019), Peran Skema Al-Khairat Sebagai Bagian dari Mikro
Program Takaful untuk Tujuan Pendanaan Pemakaman; Kasus Malaysia, ke ASEAN
7
Konferensi Internasional Universitas tentang Keuangan Islam (AICIF) 2019,
Universitas Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur-Indonesia 2019, 1-15.
Diperoleh dari https://www.researchgate.net/profile/Achmad-Firdaus-
2/publikasi/348389877_Peran_Al-
Khairat_Scheme_as_Part_of_a_Micro_Takaful_Program_for_Funeral_Funding_P
urposes_Malaysia_Case/links/5ffc4a2592851c13fe036515/Peran-Al-
Skema-Khairat-sebagai-Bagian-Program-Takaful-Mikro-untuk-Pendanaan-Pemakaman-
Tujuan-Malaysia-Case.pdf
Hassan, MK, Muneeza, A., & Saraç, M. (2021). Perlunya Mendefinisikan Ulang Keuangan Islam di
Cahaya Maqasid Al-Syariah. Dalam Keuangan Islam dan Berkelanjutan
Perkembangan (hlm. 11-34). Palgrave Macmillan, Cham.
https://doi.org/10.1007/978-3-030-76016-8_2
Hidayat & Abdullah. (2015) Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
antara Takaful dan Perusahaan Asuransi Konvensional di Bahrain selama 2006-
2011. Jurnal Ekonomi Islam Perbankan dan Keuangan, 11(2), 149-162. https:
/10.12816/0024921.
Indikator Pengembangan Keuangan Islam (IFDI). (2019). 10 Negara Dengan Keuangan
Syariah Terbesar. Jakarta, Indikator Perkembangan Keuangan Syariah.
Laporan Perkembangan Keuangan Islam (IFDR). (2018). Takaful (Asuransi Islam)
Pertumbuhan Aset 2017. Jakarta, Laporan Perkembangan Keuangan Syariah.
Ismail, M. 2013. Penentu Kinerja Keuangan: Kasus Takaful Umum
Dan Perusahaan Asuransi Di Malaysia. Tinjauan Internasional Bisnis
Makalah Penelitian, 9 (6), 111-130.

Falah: Jurnal Ekonomi Syariah 41


Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

https://iccia.com/sites/default/files/library/files/04_RP_Muhaizam.Ismail_Determi
nants_of_Financial_Performance.pdf.
Khalid, AA, Haron, HH, & Masron, TA (2017). Hubungan antar internal
Karakteristik audit syariah dan efektivitasnya. Humanomik. 33(2), 221-238.
https://doi.org/10.1108/H-11-2016-0084
Khoiriyah, VN, & Salman, KR (2020). Pengaruh Indeks Maqashid Syariah,
Ukuran Perusahaan, dan Usia Perusahaan pada Islamic Social Reporting. Muqtasid: Jurnal
Ekonomi dan Perbankan Syariah, 11(2), 117-132.
https://doi.org/10.18326/muqtasid.v11i2.117-132
Maksum, M. (2011). Pertumbuhan Asuransi Syariah di Dunia dan Indonesia. Al-
Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 3(1), 35-47.
https://doi.org/10.15408/aiq.v3i1.2495
Malik, A., & Ullah, K. (2019). Pengantar Takaful. Pegas Singapura.
10,1007%2F978-981-32-9016-7
Mashfufah, W., & Yasid, M. (2021). Analisis Kinerja BPR Syariah
(BPRS) dengan Pendekatan Maqasid Syariah Sebagai Pengambil Keputusan Investasi
Alat. Tinjauan Keuangan dan Bisnis Islam Tazkia, 14(2), 115-141.
http://dx.doi.org/10.30993/tifbr.v14i2.194
Maspupah, I., & Hasanah, SM (2020). Perbandingan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Pengungkapan dan Pencapaian Maqashid Syariah Antara Masyarakat Indonesia dan
Bank Islam Malaysia. Tinjauan Keuangan dan Ekonomi Islam AFEBI, 3(01),
63-80. http://dx.doi.org/10.47312/aifer.v3i01.254
Mega, S., Isni, A., & Taufiq, M. (2019). Kinerja bank syariah Indonesia
berdasarkan Indeks
Ekonomi & Bisnis, Maqasid
7(25), 18-27.Syariah: Perspektif teori pemangku kepentingan. Eurasia:
https://doi.org/10.18551/econeurasia.2019-
07
Mohammad, OM & Shahwan, S. (2013). Tujuan Ekonomi Islam dan
Perbankan Islam dalam Terang Maqasid Al-Syariah: Tinjauan Kritis. Timur Tengah
Jurnal Penelitian Ilmiah 13 (Penelitian Keuangan Islam Kontemporer dan
Manajemen Kekayaan), 13(1), 75-84.
http://ddms.usim.edu.my:80/jspui/handle/123456789/15496 .
Muhammad, MO & Taib. (2015). Mengembangkan Ukuran Kinerja Perbankan Syariah
Berdasarkan Kerangka Maqasid Al-Shari'ah: Kasus 24 Bank Terpilih. Jurnal
Ekonomi dan Keuangan Moneter Islam, 1(1), 55-77.
https://doi.org/10.21098/jimf.v1i1.483
Mulyany, R., Furqani, H., Ibrahim, SHM, & Hamoudah, MM (2021). Meninjau kembali
Idealisme Audit Syariah Bagi Lembaga Keuangan Syariah. al-Uqud: Jurnal
Ekonomi Islam, 5(2), 184-202. DOI: 10.26740/al-uqud.v5n2.p184-202
Nasution, Z., Adiba, EM, & Abdulrahim, MO (2019). Analisis perbandingan risiko-
kinerja based capital (RBC) dan pengaruhnya terhadap profitabilitas asuransi syariah
di Indonesia dan Malaysia. Al-Uqud: Jurnal Ekonomi Islam, 3(2), 149-
160. https://doi.org/10.26740/al-uqud.v3n2.p149-160
Nugraha, E., Nugroho, L., Lindra, CN, & Sukiati, W. (2020). Maqashid syariah
implementasi di Indonesia dan Bahrain. Etikonomi, 19(1), 155-168.
https://doi.org/10.15408/etk.v19i1.14655
Nugraheni, P., & Muhammad, R. (2019). Inovasi dalam industri takaful: sebuah strategi
untuk memperluas pasar takaful di Indonesia. Jurnal Pemasaran Islam. 11(6),
1313-1326. https://doi.org/10.1108/JIMA-08-2018-0143

42 Falah: Jurnal Ekonomi Syariah


Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

Nugroho, L., Badawi, A., & Hidayah, N. (2019). Wacana keuangan berkelanjutan
implementasi di bank syariah (Studi kasus di Bank Mandiri Syariah 2018).
Jurnal Internasional Penelitian Keuangan, 10(6), 108-117. Diterima dari
https://www.researchgate.net/profile/Lucky-Nugroho-
3/publikasi/335233208_Discourses_of_Sustainable_Finance_Implementation_i
n_Bank_Islam_Kasus_Studi_di_Bank_Mandiri_Syariah_2018/link/5d5a251f
92851cb74c760879/Wacana-Penerapan-Keuangan-Berkelanjutan-di-
Studi-Kasus-Bank-Islam-di-Bank-Mandiri-Syariah-2018.pdf
Otoritas Jasa Keuangan. (2016-2018). Statistik Asuransi Syariah Indonesia. Jakarta,
OJK.
Owais, M., & Rahman, S. (2019). Praktik pembagian surplus dalam operasi takaful:
Perspektif syariah dan implementasinya saat ini. Jurnal Internasional
Ilmu Fisika dan Sosial, 9(3), 9-23. Diterima dari
https://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijpss&volume=9&issue=3&
artikel=002
Pramono, NH (2019). “Indeks Maqasid Syariah”: Arah Baru Kinerja Keuangan
Perusahaan Asuransi Syariah Di Indonesia. IJAB: Jurnal Indonesia
Akuntansi dan Bisnis, 1(1), 60-76. https://doi.org/10.33019/accounting.v1i1.5
Puad, NAM, Abdullah, NI, & Syafii, Z. (2019). Persepsi ulama syariah tentang
Audit syariah di industri Takaful Malaysia. Jurnal Internasional Islam
Penelitian Ekonomi dan Keuangan, 2(1), 13-25. Diterima dari
http://ijiefer.kuis.edu.my/ircief/article/view/23
Puad, NAM, Shafii, Z., & Abdullah, NI (2020), Tantangan Dalam Audit Syariah
Praktik Dari Sudut Pandang Praktisi: Kasus Takaful Malaysia
Industri, Jurnal Tinjauan Kritis, 17(16), 378-388.
www.jcreview.com/fulltext/197-1593588840.pdf
Rahim, AKA, Bakar, AA, & Nor, MMM (2021). Inovasi Hibahasan
Instrumen Keuangan Islam dan Manajemen Perkebunan Islam di Malaysia.
Webology, 18 (Edisi Khusus Manajemen dan Media Sosial), 112-126.
10.14704/WEB/V18SI03/WEB18023
Ramadhani, H. (2015). Prospek dan Tantangan Perkembangan Asuransi Syariah di
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 1(1), 57-66.
https://doi.org/10.21093/at.v1i1.422.
Rusydiana, AS, Hasib, FF, & Rani, LN (2019). Strategi pengembangan untuk
industri perbankan syariah di Indonesia menggunakan metode proses jaringan analitik. Di dalam
Inovasi dan Pembangunan Bisnis di Negara Berkembang (hlm. 548-554).
Pers CRC. 10.1201/9780429433382-51
Sukardi, B., Fachrurazi, F., & Supriyanto, S. (2019). Inklusif Maqashid Syariah
Kinerja dan Kontribusi Terhadap Industri Keuangan Non Bank Syariah pada tahun
Indonesia. Ekonomi: Jurnal Ekonomi Islam, 10(2), 283-310.
doi. 10.21580/economica.2019.10.2.4325
Wijayanti, P., & Mohamed, IS (2021, Juli). Penentu Keberlanjutan
Kinerja Keuangan Mikro Islam Indonesia: Peran Informasi Akuntansi
Sistem dan Maqashid Syariah. Dalam Konferensi tentang Kompleks, Cerdas, dan
Sistem Intensif Perangkat Lunak (hlm. 484-494). Pegas, Cham.
https://doi.org/10.1007/978-3-030-79725-6_48
Falah: Jurnal Ekonomi Syariah 43
Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824

Penulis yang sesuai

Falikahtun https://orcid.org/0000-0003-2331-0944

Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0


Internasional (CC BY-SA 4.0)

Anda mungkin juga menyukai