Falikhatun 1, sebuah, *
, Dhanti Shofia 2, dgn B
1, 2, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Sebelas Maret, Indonesia
Jl. Ir. Sutami No. 36, Kentingan, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, 57126
Surel: Afalie.feuns17@gmail.com,Bdhantishofia07@gmail.com
DOI: https://doi.org/10.22219/jes.v6i1.15651
ABSTRAK
Kata kunci: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan Asuransi syariah
Pertunjukan; menurut indeks Maqashid Syariah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
Pengukuran; Pembobotan Aditif Sederhana (SAW). Populasi dan sampel dalam hal ini
syariah Studi berasal dari Indonesia, Malaysia dan Bahrain dari tahun 2016 hingga 2018. The
Pertanggungan;
hasil analisis menunjukkan bahwa Asuransi Syariah di Indonesia, Malaysia dan
Maqashid Syariah
Bahrain memiliki rasio kinerja berbeda yang diukur dari peringkat:
1) PT Asuransi Ramayana, Tbk (IDN), 2) AmMetLife Takaful Berhad
(MYS), 3) Hannover Retakaful BSC (BHR), 4) PT Asuransi Ekspor
Indonesia (IDN), 5) Takaful International Co.BSC (MYS), dan 6) Etiqa
Takaful Berhad (BHR). Penelitian ini menyiratkan bahwa kinerja rata-rata
Rasio Asuransi Syariah di Indonesia adalah yang terbaik dengan 57,9%, disusul oleh
Info Artikel: Bahrain dengan 29,8% dan Malaysia dengan 27,2%. Hasil penelitian ini adalah
Dikirim: diharapkan memiliki implikasi terhadap metode penilaian kinerja
10/06/2021
asuransi syariah yang tidak hanya fokus pada kinerja keuangan,
Diperbaiki:
18/07/2021 namun juga kinerja berdasarkan Maqashid Syariah. Selain itu, hasilnya
Dikirim: Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu ekonomi Islam, khususnya yang berkaitan dengan hal tersebut
05/08/2021 untuk pengukuran kinerja asuransi syariah.
Diterbitkan:
23/08/2021
Cara mengutip: Falikhatun, F., Shofia, D. (2021). Kinerja Perusahaan Asuransi Syariah
berdasarkan Indeks Maqashid Syariah di Indonesia, Malaysia, dan Bahrain: Studi Komparatif. Falah:
Jurnal Ekonomi Syariah, 6(2), 29-43. https://doi.org/10.22219/jes.v6i1.15651
29
PERKENALAN
Peran lembaga keuangan khususnya asuransi syariah saat ini sedang hangat diperbincangkan
kalangan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan minat masyarakat terhadap produk asuransi halal
yang memenuhi persyaratan syariah (Nugraheni & Muhammad, 2019; Fathonih, et. al., 2019;
Rusydiana, Hasib & Rani, 2019; Mulyany, dkk. al., 2021; Dabrom & Shaheen, 2021;
Adinugraha, dkk. al., 2021). Asuransi syariah memerlukan alat ukur kinerja
ditinjau dari tujuan syariah (maqashid syariah) untuk menilai sejauh mana asuransi syariah
kinerja dilaksanakan sesuai prinsip syariah (Khalid, et. al., 2017;
Nugroho, dkk. al., 2019; Maspupah & Hasanah, 2020; Azmi, dkk. al., 2020; Mashfufah, &
Yasid, 2021). Hal ini untuk memberikan kepastian bagi seluruh aktivitas perusahaan atas risiko dan risikonya
melindungi kehidupan yang lebih layak (Wijayanti & Mohamed, 2021; Hassan, et. al., 2021; Hassan,
Muneeza & Saraç, 2021). Asuransi syariah juga disebut sebagai Takaful, dalam syariah
Konsep asuransi, peserta sepakat untuk menyumbangkan dana tabarru' untuk memenuhinya
kewajiban untuk saling membantu dan menjadi jaminan bersama apabila salah satu darinya
peserta mengalami kerugian (Firdaus & Dewi, 2019; Puad, et. al., 2019; Ali, et. al.,
2019; Owais & Rahman, 2019; Malik & Ullah, 2019; Abdeen, dkk., al., 2019; Puad, dkk.
al., 2020). Tujuan dari asuransi syariah adalah untuk mengurangi beban kerugian di kalangan
j y g g g g
peserta atau perusahaan dan untuk memastikan bahwa semua operasi perusahaan dilakukan
dengan prinsip syariah (Ismail, 2013; bin Nik Abdul, dkk., 2020; Fendi, 2020; Rahim,
Bakar & Nor, 2021).
Beberapa fenomena yang terjadi akhir-akhir ini seputar asuransi syariah di
Indonesia seperti kasus PT Asuransi Bumiputera pada akhir tahun 2018 yang lalu
mengalami gagal bayar untuk membayar pelanggannya pada tanggal jatuh tempo polis asuransinya.
Laporan dari Bank Dunia menyebutkan ada sekitar 7 juta nasabah yang menderita penyakit ini
lebih dari 18 juta polis asuransi mengalami gagal bayar. Diperkirakan begitu
ada lebih dari 7 juta pelanggan yang tidak menerima pembayarannya bahkan setelahnya
polisnya sudah jatuh tempo atau kontraknya sudah habis (Merdeka.com, 2019) . Kasus ini menyebabkan
pelanggan tidak menerima pembayarannya pada saat jatuh tempo atau mengalami keterlambatan klaim
pembayaran, sehingga PT Asuransi Bumiputera tidak dapat melindungi pelanggannya dalam bentuk
asuransi jiwa, rawat inap, pengobatan penyakit kritis, hingga asuransi kesehatan
periode tidak produktif.
Fenomena terkini yang mengguncang dunia adalah masalah kesehatan global
mengenai penyakit virus corona. Kementerian Kesehatan Bahrain telah mengkonfirmasi yang pertama
kasus Covid-19 di Bahrain pada 24 Februari 2020, dan pemerintah berusaha menutupinya
biaya kesehatan melalui asuransi kesehatan (Minews, 2020).
Selisih aset asuransi syariah dan konvensional pada tahun 2016 adalah
27%, tahun 2017 sebesar 27% dan tahun 2018 sebesar 28% (Otoritas Jasa Keuangan, 2016-2018).
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa aset asuransi syariah masih tergolong rendah dibandingkan
ke asuransi konvensional. Hal ini disebabkan rendahnya sosialisasi dan kurangnya akses
informasi, bebas pasar dan rendahnya kualitas sumber daya manusia (Ramadhani, 2015).
Pertumbuhan keuangan syariah global menjadi salah satu indikator perekonomian global
kesuksesan. Indonesia di posisi keempat dengan 68 poin, Malaysia di peringkat pertama
posisi dengan 115 poin, dan Bahrain di posisi kedua dengan 71 poin (Islamic Finance
Indikator Pembangunan, 2019). Pertumbuhan aset asuransi syariah global
mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2017 total aset mencapai USD 46 miliar yaitu
hanya 2% dari total 324 operator di 47 negara (Islamic Finance Development
Laporan, 2018).
Gambar 1 menunjukkan bahwa Asuransi Syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 22% pada tahun
2016-2017 dan 4% pada 2017-2018 (Otoritas Jasa Keuangan, 2018) (Maksum, (2011).
Takaful di Malaysia mengalami pertumbuhan 5% pada tahun 2016-2018 dan 5% pada tahun 2017-2018
(Bank Sentral Malaysia, 2018). Takaful di Bahrain mengalami pertumbuhan 17% pada tahun 2016-
2018 dan 1% pada 2017-2018 (Bank Sentral Bahrain, 2018) . Pertumbuhan rata-rata sebesar
Aset Asuransi Syariah di Indonesia, Malaysia dan Bahrain pada tahun 2016-2018 sebesar 3-15%.
Mengingat pentingnya kinerja dalam proyeksi masa depan, semua perusahaan
operasionalnya harus berdasarkan prinsip-prinsip sosial dan lingkungan. Bedoi & Mansur
(2013) menyebutkan bahwa pandangan Islam tentang prinsip-prinsip sosial dan lingkungan adalah
berkaitan erat dengan etika dan tidak terbatas pada keuangan. Ini juga mencakup seluruh pemangku kepentingan dan
masyarakat pada umumnya; Inilah puncak kinerja berbasis Maqashid Syariah di tahun ini
lembaga keuangan.
Maqashid Syariah adalah tujuan ekonomi Islam untuk mewujudkan pendidikan,
keadilan
memecahkan dan rasa kemanusiaan.
masalah Maqashid
ekonomi dan Syariah
keuangan menjadi
syariah. point Syariah
Maqashid utama dalam ijtihad gagasan dari
merupakan
Hukum Islam yaitu syariah diturunkan oleh Allah SWT untuk mencapai tujuan tertentu. Ini
Tujuan merupakan landasan utama dalam mencapai maslahat bagi umat manusia karena di dalamnya terkandung
semua unsur yang berhubungan dengan hakikat manusia. Mohammad & Shahwan (2013) menyatakan bahwa
maslahat dapat diwujudkan dengan lima cara, perlindungan jiwa (al-Hayah), perlindungan agama
(al-Diin), perlindungan harkat dan martabat (al-Muru’ah), perlindungan akal (al-’Aql) dan harta benda
perlindungan (al-Mal).
objek perbankan Islam. Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai implikasi bagi
metode penilaian kinerja asuransi syariah yang tidak hanya fokus
pada kinerja keuangan, namun juga kinerja berdasarkan Maqashid Syariah. Selain itu,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu ekonomi Islam, khususnya yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja asuransi syariah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan skor Maqashid
Indeks Syariah pada Asuransi Syariah dengan cara membandingkan rangking suatu variabel dengan menggunakan metode Sederhana
Metode Pembobotan Aditif (SAW). Menggunakan Simple Additive Weighting (SAW)
metode yang mengacu pada penelitian Antonio, Sanrego & Taufiqa (2012) dan
Muhammad & Taib (2015) berdasarkan Indeks Maqashid Syariah dengan Sederhana
Metode Pembobotan Aditif (SAW). Metode SAW merupakan metode pengambilan keputusan untuk
menentukan bobot atribut. Konsep dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kelipatan
Attribute Decision Making (MADM) yang merupakan alat manajerial yang digunakan dalam mengevaluasi
perbandingan alternatif. Populasi sasaran penelitian ini adalah Asuransi Syariah di
Indonesia, Malaysia dan Bahrain periode 2016-2018 beserta sampelnya
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.
Pertimbangan yang digunakan untuk memilih sampel adalah: pertama, asuransi syariah yang mana
menerbitkan laporan tahunan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan -
OJK), Bank Sentral Malaysia (CBM) dan Bank Sentral Bahrain (CBB) yang bisa
dapat diakses melalui situs web mereka https://www.ojk.go.id, https://www.bnm.gov.my,
https://www.cbb.gov.bh.
Kedua, Perusahaan tidak melakukan merger dan akuisisi. Ketiga, datanya
dikumpulkan berdasarkan nilai aset tertinggi di setiap negara. Data dianalisis dalam hal ini
Kajian dengan data sekunder yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari yang tersedia
sumber.
Hasil pendataan Asuransi Syariah di Indonesia ditemukan 54 perusahaan
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 12 perusahaan terdaftar di Bank Sentral
Malaysia (CBM), dan 10 perusahaan terdaftar di Bank Sentral Bahrain (CBB). Setelah data
pengumpulan dan seleksi mengikuti beberapa pertimbangan sampel, berikut ini
sampel yang dipilih berdasarkan perkembangan aset di masing-masing negara:
Dari pengembangan data aset, penelitian ini mengambil beberapa Asuransi Syariah
perusahaan, di Indonesia PT Asuransi Ramayana, Tbk dan PT Asuransi Ekspor Indonesia; di dalam
Malaysia, AmMetLife Takaful Berhad dan Etiqa Takaful Berhad, dan di Bahrain,
Hannover Retakaful BSC dan Takaful International Co.BSC
Setelah disesuaikan dengan ketersediaan dan kelengkapan data, tidak semua sampel dapat diambil
Asuransi Syariah memenuhi sepuluh rasio dalam Indeks Maqashid Syariah. Hal ini membuat para peneliti
gunakan lima rasio kinerja:
1) Biaya Publikasi/Total Biaya (R14)
2) Bagi Hasil yang Tidak Didistribusikan/Pendapatan Investasi Bersih (R21)
3) Pendapatan Bebas Bunga/Total Pendapatan (R23)
4) Laba Bersih/Total Aset (R31)
5) Investasi Sektor Riil/Total Investasi (R33).
Tahap perkalian dimensi dan rasio kinerja dengan masing-masing bobot adalah
disesuaikan dengan rasio kinerja yang digunakan dalam penelitian, untuk memastikan hasil akhir akan tercapai
secara akurat mewakili data yang disajikan.
Ukuran kinerja berdasarkan Indeks Maqashid Syariah diproksikan dengan
tiga unsur, mendidik individu, menjunjung tinggi keadilan, dan mencapai maslahat. Ada
beberapa tahapan untuk menghasilkan hasil pengukuran Indeks Maqashid Syariah: Pertama,
menentukan rasio keuangan yang merupakan perbandingan antara sampel sebagai awal
penilaian Indeks Maqashid Syariah dalam laporan tahunan Asuransi Syariah. Berikut ini adalah
rasio kinerja berdasarkan Indeks Maqashid Syariah:
1) Hibah Pendidikan/Total Pendapatan (R11)
2) Biaya Pendidikan/Total Biaya (R12)
3) Biaya Pelatihan/Total Biaya (R13)
4) Biaya Publikasi/Total Biaya (R14)
5) Bagi Hasil yang Tidak Didistribusikan/ Hasil Investasi Bersih (R21)
6) Pembiayaan Mudharabah & Musharakah/Total Investasi (R22)
7) Pendapatan Bebas Bunga/Total Pendapatan (R23)
8) Laba Bersih/Total Aset (R31)
9) Zakat Dibayar/Harta Bersih (R32)
10) Investasi Sektor Riil/Total Investasi (R33)
Konsep
Dimensi Elemen Kinerja Keuangan
(Tujuan)
D1. Untuk memajukan E1. Pendidikan R1. Bantuan Pendidikan
pengetahuan Pendampingan Biaya total
Mendidik E2. Penelitian R2. Biaya/Total Penelitian
Individu Biaya
D2. Menerapkan dan Meningkatkan
E3. Pelatihan R3. Biaya Pelatihan/Total Biaya
Keterampilan Baru
D3. Ciptakan Kesadaran padaE4. Publikasi R4. Biaya/Total Publikasi
Asuransi Syariah Biaya
D1. Pengembalian Adil E1. Pengembalian Wajar R1. Keuntungan yang Tidak Didistribusikan
Menegakkan Bagi Hasil/Hasil Investasi Bersih
Dari rasio kinerja yang telah ditetapkan, kemudian diproksikan kembali sesuai
bobot setiap pertunjukan. Berikut bobot masing-masing variabel pada
Indeks Maqashid Syariah:
nilai rata-rata normal, disusul Etiqa Takaful Berhad dengan 0,55578 yang membuktikan hal tersebut
publikasi telah dilaksanakan dengan baik karena telah mencapai rata-rata normal
nilai dengan 0,26022.
Sebaliknya Hannover Retakaful BSC dengan 0.17026 membuktikan bahwa
Publikasi belum dilakukan secara maksimal karena perusahaan mengalokasikan lebih banyak untuk qardh
biaya pinjaman hassan dan terakhir PT Asuransi Ekspor Indonesia dengan terbukti 0,10177
bahwa publikasi tersebut belum dilakukan secara maksimal karena sebagian besar biayanya
dialokasikan untuk biaya komisi. Tabel 5 menunjukkan bahwa publikasi asuransi syariah
antar perusahaan adalah signifikan. Namun asuransi syariah disarankan untuk tampil lebih
publikasi produknya dan informasi yang ditawarkan sampai ke konsumen.
Pada variabel bagi hasil yang tidak dibagikan (R21), menunjukkan bahwa rasio yang paling tinggi adalah
dimiliki oleh PT Asuransi Ramayana, Tbk. dengan 5.20371, diikuti oleh Hannover
Reasuransi BSC sebesar 2,40118 dibagikan kepada pemegang saham. Sedangkan AmMetLife Takaful
Berhad dengan 2.07589 dibagikan kepada seluruh peserta/pelanggan, pengelola dan pool of
dana tabarru’ yang bertujuan untuk saling membantu (ta’awun) diantara para peserta.
PT Asuransi Ekspor Indonesia dengan 1.11726 namun tidak menyebutkan tujuan
bagi hasil yang tidak dibagikan, kelima dimiliki oleh Takaful International Co.BSC dengan
0,80962 dibagikan kepada peserta/nasabah dan kumpulan dana tabarru' untuk membantu masing-masing
lainnya di antara peserta dan terakhir dimiliki oleh Etiqa Taqaful Berhad dengan 0,58994
dibagikan kepada peserta/pelanggan, pengelola dan kumpulan dana tabarru' untuk membantu masing-masing
lainnya di antara peserta.
Pada variabel Pendapatan Bebas Bunga (R23) yang dijelaskan pada tabel 5 paling tinggi
Rasionya adalah PT Asuransi Ekspor Indonesia dengan 0,94427 yang menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai
pendapatan bebas bunga yang sangat besar.
Disusul oleh PT Asuransi Ramayana, Tbk. dengan 0.82650 yang menunjukkan telah
pendapatan bebas bunga yang sangat besar. Ketiga dimiliki oleh AmMetLife Takaful Berhad
dengan 0,82650 yang menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai pendapatan bebas bunga yang besar secara signifikan.
Dan selanjutnya adalah Hannover International BSC dengan 0.74357 yang menunjukkan hal tersebut
perusahaan mempunyai pendapatan bebas bunga yang sangat besar. Anf kelima dimiliki oleh Takaful
International Co.BSC dengan 0,06828 yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sangat rendah
pendapatan bebas bunga, keenam dimiliki oleh Etiqa Takaful Berhad dengan 0,02533 yang menunjukkan
perusahaan tersebut memiliki pendapatan bebas bunga yang sangat rendah.
Terakhir adalah Etiqa Takaful Berhad dengan 0,00003 yang menunjukkan bahwa investasi pada
sektor riil dinilai sangat rendah karena sebagian besar dialokasikan pada sektor non-riil
investasi termasuk pengumpulan dana ta'awun untuk investasi dari
peserta.
Maqashid
Nama Asuransi Syariah Negara PI(O1) PI (O2) PI (O3) Pangkat
Indeks syariah
PT Asuransi Ramayana, Tbk IDN 0,06503 0,78022 0,01576 0,86102 1
AmMetLife Takaful Berhad MYS 0,04919 0,38410 -0,00566 0,42764 2
Hannover Reasuransi syariah BSC BHR 0,01175 0,41119 0,00278 0,42572 3
PT Asuransi Ekspor Indonesia IDN 0,00702 0,28454 0,00532 0,29688 4
Takaful International Co.BSC BHR 0,01796 0,11022 0,04181 0,16998 5
Etiqa Takaful Berhad MYS 0,03835 0,07651 0,00191 0,11677 6
Dari tabel 7 juga ditemukan bahwa Indonesia mempunyai rata-rata pendidikan individu
dengan 0,36%, menjunjung keadilan 53,2% dan maslahah 0,11%. Total rata-rata
Indeks Maqashid Syariah sebesar 57,9%. hasil ini berbeda dengan penelitian Mega, et.al.,
(2019) yang menemukan bahwa kinerja Bank Umum Syariah Indonesia berdasarkan maqasid
indeks syariah tahun 2013 hingga 2017 berada di bawah 30%, bahkan pada tahun pengamatan
terjadi peningkatan. Di sisi lain, Sukardi, dkk. al., (2019) menemukan bahwa di Indonesia
perusahaan syariah, menduduki peringkat lima tertinggi kinerja Indeks Maqashid Syariah
perhitungannya yaitu, DPLK Muamalah, Reindo Syariah, Asuransi Takaful Indonesia,
Sarana Multigriya Finansial, dan terakhir adalah Pegadaian Indonesia.
Sementara Malaysia memiliki rata-rata pendidikan individu sebesar 0,44%, menjunjung tinggi
keadilan sebesar 23% dan maslahah sebesar -0,02%. Total rata-rata Maqashid Syariah
Indeks di Malaysia sebesar 27,2%. diikuti oleh Bahrain berdasarkan rata-rata individu terdidik
sebesar 0,15%, menjunjung tinggi keadilan sebesar 26,1% dan maslahat sebesar 0,22%. hasil ini opsite itu
hasil Muhammad & Taib (2015) yang menemukan bahwa pengukuran Malaysia
Kinerja perbankan syariah meningkat jika diukur dengan Maqasid Al-Syariah.
Total rata-rata Indeks Maqashid Syariah di Bahrain sebesar 29,8%. hasil ini
berbeda dengan Antonio, et, al. (2012) menyatakan bahwa rata-rata Indeks Maqashid Islam sebesar
Bank syariah di Indonesia lebih baik dibandingkan perbankan syariah di Yordania. Juga oleh Nugraha,
et. al, (2020) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapannya
Maqashid Islam di Indonesia dan penerapan maqashid Islam di Bahrain.
Juga dari Hidayat & Abdulla (2015), tentang perbandingan kinerja keuangan
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan Asuransi syariah menurut
indeks Maqashid Syariah. Hasil penelitian menemukan bahwa rata-rata terbaik
rasio kinerja Asuransi Syariah adalah Indonesia sebesar 57,9%, Bahrain sebesar 29,8% dan
Malaysia sebesar 27,2%. Rasio kinerja ini diukur berdasarkan peringkat beberapa asuransi
kinerja seperti PT Asuransi Ramayana, Tbk (IDN), AmMetLife Takaful Berhad
(MYS), Hannover Retakaful BSC (BHR), PT Asuransi Ekspor Indonesia (IDN), Takaful
International Co.BSC (BHR), dan Etiqa Takaful Berhad (MYS). Namun penelitian lebih lanjut menyarankan untuk menggunakan rasio kiner
Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada tiga negara dengan aset terbesar. Karena
Penelitian ini terletak pada keterbatasan indikator indeks maqashid syariah.
REFERENSI
Abdeen, M., Jan, S., Khan, S., & Ali, T. (2019). Mempekerjakan perbankan syariah takaful
melalui blockchain canggih: Sebuah studi kasus. Int. J.Adv. Hitung. Sains. aplikasi,
10(12), 648-654. Diperoleh dari https://www.researchgate.net/profile/Salman-
Jan/publikasi/338260391_Employing_Takaful_Islamic_Banking_through_State
_of_the_Art_Blockchain_A_Case_Study/links/5e0b53134585159aa4a72dc9/Emp
setia-Takaful-Perbankan-Islam-melalui-State-of-the-Art-Blockchain-A-Case-
Studi.pdf
Adinugraha, HH, Nasution, IFA, Faisal, F., Daulay, M., Harahap, I., Wildan, T., ...
& Purwanto, A. (2021). Pariwisata Halal di Indonesia: Dewan Indonesia
Perspektif Fatwa Dewan Syariah Nasional Ulama. Jurnal Keuangan Asia,
Ekonomi dan Bisnis, 8(3), 665-673.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no3.0665
Ali, M., Raza, SA, Puah, CH, & Amin, H. (2019). Penerimaan konsumen terhadap
takaful di Pakistan: Penerapan teori difusi inovasi. Internasional
Jurnal Pasar Berkembang. 14(4), 620-638. https://doi.org/10.1108/IJOEM-08-
2017-0275
Antonio, MS, Sanrego, YD dan Taufiq, M. (2012). Analisis Perbankan Islam
Kinerja: Implementasi Indeks Maqashid di Indonesia dan Yordania. Jurnal
Keuangan Islam, 1(2), 12-29. https://journals.iium.edu.my/iiibf-
jurnal/ndex.php/jif/article/view/2.
Azmi, F., Pramono, NH, & Wahyuni, M. (2020). Maqhasid Syariah: Pengukuran
Tujuan Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Kepatuhan Syariah sebagai a
Variabel Moderasi. Jurnal Analisis Akuntansi, 9(1), 1-7.
https://doi.org/10.15294/aaj.v9i1.38647
Azmi, F., Pramono, NH, & Wahyuni, M. (2020). Maqhasid Syariah: Pengukuran
Tujuan Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Kepatuhan Syariah sebagai a
Variabel Moderasi. Jurnal Analisis Akuntansi, 9(1), 1-7.
https://doi.org/10.15294/aaj.v9i1.38647
https://iccia.com/sites/default/files/library/files/04_RP_Muhaizam.Ismail_Determi
nants_of_Financial_Performance.pdf.
Khalid, AA, Haron, HH, & Masron, TA (2017). Hubungan antar internal
Karakteristik audit syariah dan efektivitasnya. Humanomik. 33(2), 221-238.
https://doi.org/10.1108/H-11-2016-0084
Khoiriyah, VN, & Salman, KR (2020). Pengaruh Indeks Maqashid Syariah,
Ukuran Perusahaan, dan Usia Perusahaan pada Islamic Social Reporting. Muqtasid: Jurnal
Ekonomi dan Perbankan Syariah, 11(2), 117-132.
https://doi.org/10.18326/muqtasid.v11i2.117-132
Maksum, M. (2011). Pertumbuhan Asuransi Syariah di Dunia dan Indonesia. Al-
Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 3(1), 35-47.
https://doi.org/10.15408/aiq.v3i1.2495
Malik, A., & Ullah, K. (2019). Pengantar Takaful. Pegas Singapura.
10,1007%2F978-981-32-9016-7
Mashfufah, W., & Yasid, M. (2021). Analisis Kinerja BPR Syariah
(BPRS) dengan Pendekatan Maqasid Syariah Sebagai Pengambil Keputusan Investasi
Alat. Tinjauan Keuangan dan Bisnis Islam Tazkia, 14(2), 115-141.
http://dx.doi.org/10.30993/tifbr.v14i2.194
Maspupah, I., & Hasanah, SM (2020). Perbandingan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Pengungkapan dan Pencapaian Maqashid Syariah Antara Masyarakat Indonesia dan
Bank Islam Malaysia. Tinjauan Keuangan dan Ekonomi Islam AFEBI, 3(01),
63-80. http://dx.doi.org/10.47312/aifer.v3i01.254
Mega, S., Isni, A., & Taufiq, M. (2019). Kinerja bank syariah Indonesia
berdasarkan Indeks
Ekonomi & Bisnis, Maqasid
7(25), 18-27.Syariah: Perspektif teori pemangku kepentingan. Eurasia:
https://doi.org/10.18551/econeurasia.2019-
07
Mohammad, OM & Shahwan, S. (2013). Tujuan Ekonomi Islam dan
Perbankan Islam dalam Terang Maqasid Al-Syariah: Tinjauan Kritis. Timur Tengah
Jurnal Penelitian Ilmiah 13 (Penelitian Keuangan Islam Kontemporer dan
Manajemen Kekayaan), 13(1), 75-84.
http://ddms.usim.edu.my:80/jspui/handle/123456789/15496 .
Muhammad, MO & Taib. (2015). Mengembangkan Ukuran Kinerja Perbankan Syariah
Berdasarkan Kerangka Maqasid Al-Shari'ah: Kasus 24 Bank Terpilih. Jurnal
Ekonomi dan Keuangan Moneter Islam, 1(1), 55-77.
https://doi.org/10.21098/jimf.v1i1.483
Mulyany, R., Furqani, H., Ibrahim, SHM, & Hamoudah, MM (2021). Meninjau kembali
Idealisme Audit Syariah Bagi Lembaga Keuangan Syariah. al-Uqud: Jurnal
Ekonomi Islam, 5(2), 184-202. DOI: 10.26740/al-uqud.v5n2.p184-202
Nasution, Z., Adiba, EM, & Abdulrahim, MO (2019). Analisis perbandingan risiko-
kinerja based capital (RBC) dan pengaruhnya terhadap profitabilitas asuransi syariah
di Indonesia dan Malaysia. Al-Uqud: Jurnal Ekonomi Islam, 3(2), 149-
160. https://doi.org/10.26740/al-uqud.v3n2.p149-160
Nugraha, E., Nugroho, L., Lindra, CN, & Sukiati, W. (2020). Maqashid syariah
implementasi di Indonesia dan Bahrain. Etikonomi, 19(1), 155-168.
https://doi.org/10.15408/etk.v19i1.14655
Nugraheni, P., & Muhammad, R. (2019). Inovasi dalam industri takaful: sebuah strategi
untuk memperluas pasar takaful di Indonesia. Jurnal Pemasaran Islam. 11(6),
1313-1326. https://doi.org/10.1108/JIMA-08-2018-0143
Nugroho, L., Badawi, A., & Hidayah, N. (2019). Wacana keuangan berkelanjutan
implementasi di bank syariah (Studi kasus di Bank Mandiri Syariah 2018).
Jurnal Internasional Penelitian Keuangan, 10(6), 108-117. Diterima dari
https://www.researchgate.net/profile/Lucky-Nugroho-
3/publikasi/335233208_Discourses_of_Sustainable_Finance_Implementation_i
n_Bank_Islam_Kasus_Studi_di_Bank_Mandiri_Syariah_2018/link/5d5a251f
92851cb74c760879/Wacana-Penerapan-Keuangan-Berkelanjutan-di-
Studi-Kasus-Bank-Islam-di-Bank-Mandiri-Syariah-2018.pdf
Otoritas Jasa Keuangan. (2016-2018). Statistik Asuransi Syariah Indonesia. Jakarta,
OJK.
Owais, M., & Rahman, S. (2019). Praktik pembagian surplus dalam operasi takaful:
Perspektif syariah dan implementasinya saat ini. Jurnal Internasional
Ilmu Fisika dan Sosial, 9(3), 9-23. Diterima dari
https://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijpss&volume=9&issue=3&
artikel=002
Pramono, NH (2019). “Indeks Maqasid Syariah”: Arah Baru Kinerja Keuangan
Perusahaan Asuransi Syariah Di Indonesia. IJAB: Jurnal Indonesia
Akuntansi dan Bisnis, 1(1), 60-76. https://doi.org/10.33019/accounting.v1i1.5
Puad, NAM, Abdullah, NI, & Syafii, Z. (2019). Persepsi ulama syariah tentang
Audit syariah di industri Takaful Malaysia. Jurnal Internasional Islam
Penelitian Ekonomi dan Keuangan, 2(1), 13-25. Diterima dari
http://ijiefer.kuis.edu.my/ircief/article/view/23
Puad, NAM, Shafii, Z., & Abdullah, NI (2020), Tantangan Dalam Audit Syariah
Praktik Dari Sudut Pandang Praktisi: Kasus Takaful Malaysia
Industri, Jurnal Tinjauan Kritis, 17(16), 378-388.
www.jcreview.com/fulltext/197-1593588840.pdf
Rahim, AKA, Bakar, AA, & Nor, MMM (2021). Inovasi Hibahasan
Instrumen Keuangan Islam dan Manajemen Perkebunan Islam di Malaysia.
Webology, 18 (Edisi Khusus Manajemen dan Media Sosial), 112-126.
10.14704/WEB/V18SI03/WEB18023
Ramadhani, H. (2015). Prospek dan Tantangan Perkembangan Asuransi Syariah di
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 1(1), 57-66.
https://doi.org/10.21093/at.v1i1.422.
Rusydiana, AS, Hasib, FF, & Rani, LN (2019). Strategi pengembangan untuk
industri perbankan syariah di Indonesia menggunakan metode proses jaringan analitik. Di dalam
Inovasi dan Pembangunan Bisnis di Negara Berkembang (hlm. 548-554).
Pers CRC. 10.1201/9780429433382-51
Sukardi, B., Fachrurazi, F., & Supriyanto, S. (2019). Inklusif Maqashid Syariah
Kinerja dan Kontribusi Terhadap Industri Keuangan Non Bank Syariah pada tahun
Indonesia. Ekonomi: Jurnal Ekonomi Islam, 10(2), 283-310.
doi. 10.21580/economica.2019.10.2.4325
Wijayanti, P., & Mohamed, IS (2021, Juli). Penentu Keberlanjutan
Kinerja Keuangan Mikro Islam Indonesia: Peran Informasi Akuntansi
Sistem dan Maqashid Syariah. Dalam Konferensi tentang Kompleks, Cerdas, dan
Sistem Intensif Perangkat Lunak (hlm. 484-494). Pegas, Cham.
https://doi.org/10.1007/978-3-030-79725-6_48
Falah: Jurnal Ekonomi Syariah 43
Jil. 6 No.2 (Agustus 2021)
ISSN (cetak): 2502-3918 | ISSN (dalam talian): 2502-7824
Falikahtun https://orcid.org/0000-0003-2331-0944